webnovel

Rasa yang Enak

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

"Uh..."

Karena masih terkejut, Wei'ai sama sekali tidak bisa berpikir jernih. Pada saat tersadar, dia berusaha meronta.

Apa daya, pria itu begitu kuat, Wei'ai sama sekali tidak bisa kabur.

Pria itu berusaha membuka mulutnya dan memasukkan lidahnya ke dalam mulut Wei'ai, lelaki itu tidak akan membiarkan Wei'ai menolaknya. 

Wei'ai tidak bisa berbuat apa-apa, dia membuka mulutnya dan menggigit bibir lelaki itu, memaksa lelaki itu untuk melepaskannya. Shen Shaobai merasa sangat sakit pada bibirnya, dia tidak menyangka gadis kecil yang ada di dalam pelukannya ini sangat berani!

Menggigitnya?

Shen Shabobai tidak hanya tidak mau menyerah, bahkan sengaja menciumnya semakin dalam. Tangannya memegang kepala Wei'ai dengan erat, sama sekali tidak memberi kesempatan mundur.

Wei'ai tidak menyangka, lelaki itu begitu keras kepala, dia sangat marah dan mencoba sekali lagi menggigit bibir lelaki itu, tetapi tidak ada kesempatan itu lagi. Bibir dan lidah mereka saling bersentuhan, dia dengan jelas merasakan, lelaki itu dengan sengaja menikmatinya tanpa ada rasa bersalah.

Beberapa saat kemudian, ketika Wei'ai merasa sesak karena tidak bisa nafas, Shen Shaobai baru melepaskannya.

"Rasanya enak, hanya saja sedikit liar, berani sekali kau menggigitku..."

Shen Shaobai menyeka bibir bawahnya, bagian atasnya terasa sedikit sakit.

Ketika dipikir kembali, reaksinya polos, gadis ini sama sekali tidak mengerti apa itu ciuman. Sepertinya dalam hal ini, dia masih perawan.

Air mata hampir keluar dari kedua bola mata Wei'ai, tetapi dia menggigit bibirnya agar air matanya tidak jatuh. Jika pelukan Ningyuan membuatnya merasa akrab dan hangat, maka lelaki di depannya ini membuatnya merasa tidak suka, bahkan bisa dibilang benci!

Penyelamatnya? Lalu kenapa!

"Plakkk---"

Suara yang keras, di ruangan yang sepi ini terdengar nyaring.

Tangan Wei'ai terangkat tinggi, menampar wajah Shen Shaobai yang tampan.

Shen Shaobai tertegun, tangannya yang menggenggam erat tangan Wei'ai tanpa terduga lepas.

"Aku tidak hanya berani menggigit, aku bahkan berani menamparmu!"

Ucap Wei'ai sambil memikirkan bagaimana cara untuk kabur dari tempat ini.

Pada saat yang sama, dalam hatinya merasa sedikit curiga. Pria ini, membiarkannya menamparnya? Kenapa dia sama sekali tidak mencoba menghentikannya?

Pada saat Wei'ai hampir bebas, satu tangan yang panjang dengan erat memegang tangannya.

"Sakit..."

Tangan Shen Shaobai menggenggamnya dengan sekuat tenaga hingga membuat tangan Wei'ai terasa sakit.

Dia kemudian jatuh sekali lagi ke atas tubuh pria itu, tepat diatas kedua kakinya. Dengan cepat telapak tangan Shen Shaobai menekan dagu Wei'ai, suaranya terdengar dingin hingga menusuk tulang : "Xia Wei'ai, kau adalah perempuan pertama yang berani menamparku!"

Dia… tahu namanya?

Wei'ai terkejut, tapi saat ini dia tidak berniat untuk bertanya.

"Lalu kenapa..."

Wei'ai menelan ludahnya, merasakan dagunya yang lemah seperti bisa hancur kapanpun.

"Heh, menarik."

Shen Shaobai tertawa dengan suara rendah, meskipun bukan tertawa dari dalam hati.

Kemudian dia mendekati bibir Wei'ai: "Bukannya ingin berterima kasih? Inikah caramu berterima kasih kepada orang yang menyelamatkanmu?"

Selesai berbicara, bibirnya perlahan-lahan mendekati bibir Wei'ai. Wei'ai dapat merasakan nafas panas dari bibir pria itu.

Seketika, telinga Wei'ai memerah, dia ingin kabur, tetapi ditahan oleh lelaki itu.

Apa daya, dia hanya bisa dengan marah memelototi Shen Shaobai, dia ingin memberontak, namun malah tanpa sengaja menatap ke dalam matanya, keberaniannya dengan aneh perlahan-lahan hilang. "Kamu... Sebenarnya apa maumu?"

"Tetap bersamaku."

Perkataan Shen Shaobai yang acuh tak acuh, terlihat sama sekali tidak mengubah niat awalnya.

"Tidak mungkin!"

Wei'ai sama sekali tidak berpikir dua kali untuk menolaknya. Dia masih tetap pada pendiriannya.

Shen Shaobai menundukkan kepalanya dan menatap Wei'ai, kemudian menarik bibirnya dan mengeluarkan kata yang membingungkannya: "Xia Wei'ai, kau pikir... Kenapa aku mau menolongmu?!"

"Kamu..."

"Karena, kamu mirip dengannya."

Wei'ai baru saja ingin membalas perkataannya, tetapi tangan Shen Shaobai menyentuh wajahnya, seperti membayangkan perempuan tersebut dari rupa wajahnya.