webnovel

Kamu adalah Milikku!

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Wei'ai berjalan kedepan sambil meraba sekitarnya, perlahan-lahan mendekati pria itu, didalam hatinya berusaha untuk tidak gelisah dan tetap tenang.

Perlahan-lahan berhenti di belakangnya.

Wei'ai terkejut, dia baru sadar---orang yang menyelamatkannya, ternyata duduk diatas kursi roda!

"Itu, terima kasih..."

Menekan rasa terkejutnya, Wei'ai mengucapkan rasa terima kasihnya.

Tetapi, pria itu tidak merespon, jarinya yang panjang menunjuk ke arah tombol yang ada di kursi roda. Setelah menyesuaikan diri melihat ke arah Wei'ai, mereka akhirnya saling berhadapan. 

Didalam kegelapan, keduanya saling bertatapan, sama sekali tidak berbicara.

Mungkin karena sudah menyesuaikan diri dengan kegelapan di sekitar, pada saat itu samar-samar Wei'ai melihat paras wajah pria itu.

Pria itu terlihat bercahaya, bahkan kegelapan juga tidak bisa menutupinya.

Parasnya yang gagah, garis wajah yang mendalam, alis mata yang seperti dilukis, bibirnya yang tipis. Tubuhnya dari atas ke bawah, terasa aura wibawa, postur tubuhnya tinggi dan ramping yang terlihat sangat sempurna.

"Kenapa berterima kasih kepadaku?"

Ucapan Shen Shaobai yang tidak terduga, seperti sedang mempermainkannya.

Setelah mendengar ucapannya, awalnya Wei'ai bingung, kemudian sambil tersenyum dia berkata: "Terima kasih, kemarin malam kamu sudah menyelamatkanku! Jika bukan karenamu, aku tidak tahu apa yang akan terjadi..."

Setelah berkata begitu, tanpa sadar Wei'ai teringat kejadian tadi malam, dia mulai berkeringat dingin. Dia tidak bisa membayangkan, jika Meng Xinlan membawanya pergi, dia akan mendapat perlakuan seperti apa.

Dalam kegelapan, Shen Shaobai dengan dingin tersenyum, sama sekali tidak ada segelintir perasaan dalam senyuman itu: "Kalau begitu, tidak perlu berterima kasih! Karena---Kamu akan menyesal, sudah aku selamatkan."

Setelah selesai berkata, Wei'ai terkejut, dia merasakan firasat buruk.

Dia baru saja hendak bertanya, pria itu mengulurkan tangannya pelan-pelan ke arahnya. Telapak tangan yang lebar lebih besar dari telapak tangannya. Tapi apa maksudnya?

Seketika, Wei'ai merasa otaknya tidak bisa digunakan, hanya bisa berpikir---Mungkin dia mau berjabat tangan dengannya?

Setelah berpikir, dia dengan ragu-ragu mengangkat tangannya dan pelan-pelan mengulurkan tangannya ke arah pria itu. Dengan cepat, tangannya yang besar menggenggam tangannya yang kecil. Kedua tangan mereka menyatu, dari genggaman tersebut dia dapat merasakan dingin dari telapak tangan pria itu, berbeda dengan tangannya yang terasa hangat.

"Kamu...Ahh..."

Wei'ai baru saja hendak membuka mulutnya, dia tidak bisa mengontrol tubuhnya dan jatuh ke depan.

Wei'ai jatuh kedalam pelukannya. Tubuhnya berada diatas kedua kakinya.

Wei'ai seketika linglung, sesaat kemudian dia sadar kemudian meronta tanpa henti. Tetapi Shen Shaobai telah mencengkramnya, lalu memakai seluruh tenaganya hingga membuat Wei'ai yang tubuhnya masih belum sembuh terasa sakit dan sulit bernafas.

Wei'ai terpaksa berbaring di dadanya sambil berulang kali meronta, lalu terdengar suara yang dingin menusuk hingga ketulang: "Mulai dari sekarang, kamu adalah milikku."

"Lepaskan aku...Cepat lepaskan aku...Kamu benar-benar gila..."

Wei'ai gemetar ketakutan. Dia sama sekali tidak mempedulikan perkataan pria itu.

Miliknya? Penyelamatnya ini, otaknya benar-benar bermasalah!

"Ucapkan, Kamu adalah milikku!"

Shen Shaobai menahan Wei'ai agar tidak meronta dan pada saat yang sama menambah tenaga kedua tangannya.

"Siapa yang mau menjadi milikmu! Cepat lepaskan aku..."

Wei'ai bersikukuh membalas ucapannya, dalam hatinya dia ingin menangis.

Dia memang kurang beruntung!

Baru saja lepas dari Meng Xinlan, mengira bahwa dia sudah selamat. Siapa sangka penyelamatnya---merupakan seekor serigala!

Karena Wei'ai dengan sekuat tenaga meronta, Shen Shaobai tidak lagi mengucapkan sepatah katapun.

Selanjutnya, kedua tangan yang menahan Wei'ai, pelan-pelan lepas.

Pada saat Wei'ai mengira dirinya sudah dilepas, tiba-tiba ada bayangan dari atas turun ke arahnya. Otaknya seketika kosong. Ciuman tanpa perasaan dari pria itu, dengan kuat menimpa bibirnya, Wei'ai merasakan perasaan asing mengalir dalam dirinya.

Ciuman dia... Ciuman pertama yang selalu dia jaga baik-baik!