webnovel

Comeback

Seorang gadis yang tampak berumur 10 tahun sedang menatap Ayahnya yang tidak jauh berada di depannya. Anak itu memiliki rambut silver panjang yang menutupi punggung belakangnya, matanya merah seperti darah, dengan bulu mata putih yang tebal, dan ekspresi lesunya yang biasa.

Orang-orang pasti akan mengira jika anak ini tidak mendapatkan kasih sayang orang tua pada pandangan pertama, namun faktanya kedua orang tuanya sangat menyayanginya. Hanya saja faktor dari anak ini sendiri lah yang membuatnya sedikit aneh.

Berada di ruangan yang sama, juga terdapat seseorang selain Ayahnya yaitu seorang gadis kecil berambut hitam yang seumuran dengannya.

Dia memakai gaun gothic lolita yang penampilannya terbilang sangat vulgar untuk anak-anak pakai. Jika seorang pria menyuruh gadis kecil untuk memakai pakaian yang sama, dapat dipastikan jika pria itu akan didatangi oleh FBI.

Bagaimana tidak, pakaian bagian depannya terbuka dan hanya beberapa utas pita yang menghubungkannya, membuatnya tidak bisa menutupi kulit putihnya sama sekali. Apalagi bagian putingnya yang hanya ditutupi oleh semacam selotip berbentuk x.

Pada saat ini, gadis berambut silver dan bermata merah itu sedang menatap bolak-balik pada sang Ayah dan seorang gadis berambut hitam yang memakai gaun gothic lolita. Sekilas, sepertinya gadis itu sedang memiliki masalah dengan Ayahnya.

Lolita kecil berambut hitam juga memiliki ekspresi acuh yang sama, tapi ada setitik dimatanya yang mengandung kemarahan pada sang Ayah.

"Jangan menaruh dendam padaku. Kau hanya terlalu lemah untuk kembali ke habitat aslimu." Sosok Ayah berbicara yang ditunjukkan kepada gadis kecil didepannya.

"....." Gadis berambut hitam itu yang sering dipanggil dengan sebutan Ophis, memasang muka samar bahwa dia ingin sekali memukulinya.

Tapi karena dia tahu tidak bisa berbuat apa-apa dengannya, dia hanya memendam amarah itu, sebelum dia menoleh untuk melihat sang Anak.

Ophis merasa jika dia sangat tertarik dengan putri dari orang yang telah memicu amarahnya. Yah, ini sebenarnya masih salah sang Ayah karena meninggalkan Ophis di tempat asing dalam keadaan dimana gadis kecil itu tidak bisa pulang ke dunia yang dianggapnya rumah.

Sementara itu, Phina, gadis berambut putih itu juga menatap balik Ophis dengan perasaan yang sama.

'Hm, sudah kuduga. Mereka akan menjadi sangat akur jika dipertemukan!' Asheel Doom, sang Ayah, hanya bisa tersenyum tipis atas kebahagiaannya melihat putrinya sepertinya memiliki teman yang akan mengerti dirinya.

Tidak ingin mengganggu momen itu, dia diam-diam pergi, tapi saat melangkah menjauh, dia merasakan jika putrinya sedang menatapnya seolah-olah meminta penjelasan.

Asheel yang mengerti apa maksud dari tindakannya lalu berhenti dan mulai memperkenalkan mereka masing-masing.

"Dia adalah Ophis Ouroboros, sepertiku, dia juga makhluk ciptaan orang tua sialan itu." Asheel memperkenalkan sambil menepuk bahu Ophis. Dia juga tidak mengkhawatirkan celaan pada seseorang saat lawan bicaranya adalah putrinya sendiri.

Terkadang, mencela seperti itu bisa membawa dampak buruk bagi orang-orang yang tidak mengerti leluconnya, terutama sangat berbahaya untuk masa depan anak kecil, dan tindakan itu bisa memicunya untuk ikut-ikutan mencontoh perilakunya.

Tapi ketiga dari mereka bahkan bukan manusia, hanya berperan sebagai manusia. Mereka lebih bijaksana dan masuk akal sebagai keberadaan yang lebih tinggi.

Oleh karena itu Asheel tidak mengkhawatirkan apapun dengan apa yang dia ucapkan. Perasaan ceroboh itu berasal dari sifat putrinya sendiri yang sangat jarang berbicara lebih dari satu kata.

"Ophis, ini adalah putriku yang kau tunggu-tunggu, Seraphina Yrillgod."

Ophis mengangguk, sementara Phina hanya terus menatapnya, tidak bergerak sama sekali dari saat sebelum dia diperkenalkan. Mereka saling memandang dengan pemahamannya masing-masing.

Memastikan jika keduanya sudah lebih dekat satu sama lain, Asheel akhirnya benar-benar pergi meninggalkan mereka berdua.

Asheel sekeluarga sebenarnya sedang menginap di salah satu rumah yang berada di sebuah dunia sebelum dia pergi dan setelah beberapa waktu berlalu dia kembali ke sini. Pada malam inilah dia baru saja kembali.

Ini adalah dunia DxD, tempat Asheel diperkenalkan pada awalnya. Sekarang, dia telah kembali setelah mengurus urusannya di alam lain. Hanya saja dia belum menyapa orang-orang yang dia tinggalkan disini.

Saat ini, dia membuka salah satu pintu kamar di rumahnya.

"Mereka akan segera datang, dan keseharian penuh kesalahpahaman itu akan menjadi rutinitas kita." Asheel berbicara pada orang yang sedang berbaring malas di kasur kamar itu.

"Oh.." Seorang wanita menjawab dengan tidak tertarik, bahkan tidak memandang kedatangannya.

Asheel tidak mempermasalahkannya saat dia ikut berbaring di sebelahnya. Perlahan, dia memeluk wanita itu dari belakang.

"Ada anak-anak di luar."

Wanita itu akhirnya merespon, menatapnya dengan mata merah rubynya.

"Aku tidak akan melakukannya, Sera."

Wanita yang dipanggil Sera itu mendengus, sebelum melanjutkan memainkan gadgetnya.

Asheel tidak mengatakan apa-apa dan membiarkannya, hanya menatap ternit sambil memikirkan hal-hal lain dengan kerinduan di matanya.

Wanita ini bernama Seraria Yrillgod, Ibu dari Phina. Yang berarti, dia dan Asheel adalah sepasang kekasih.

Fakta bahwa Sera masih bersikap manja bahkan setelah dia menjadi seorang Ibu, padahal Asheel berharap Sera akan berubah walau jika hanya sedikit. Namun meskipun begitu, Asheel tidak akan pernah merasa kecewa kepada pasangan hidupnya.

Keheningan yang nyaman menyelimuti mereka untuk sesaat, sebelum Sera memutuskan mengangkat topik:

"Apakah yang kau katakan sebelumnya itu benar?"

"....." Asheel melirik Sera, saat yang terakhir menatapnya dengan penuh harap.

"Kau tidak akan menjadi dirimu lagi."

Asheel menghela napas, "Aku tahu, dan terlebih ... hanya kau yang mengerti diriku di dunia ini."

Sera tersenyum sebagai tanggapannya, "Benar juga, entah kau akan berperan sebagai siapa, hanya aku yang mengerti dirimu."

Setelah mengatakan itu, mereka kembali ke posisi sebelumnya, dimana Sera bermain dengan kesibukannya sendiri, sementara Asheel menatapnya dari samping dengan penuh kasih.

Keduanya berada dalam keheningan yang nyaman sekali lagi.

Melihat mereka begitu akrab, sudah jelas jika keduanya sering bermalas-malasan seperti ini.

Pada saat ini, Asheel tampak bingung untuk mengatakan sesuatu, yang hal itu diperhatikan oleh Sera bahkan jika yang terakhir tidak mengubah pandangannya untuk memperhatikan Asheel sama sekali. Tapi meskipun begitu, dia masih tahu.

"Apakah ini tentang putri kita, Phina?"

Asheel mengangguk menanggapi, "Ya ... aku tidak tahu apa yang akan terjadi padanya..."

"Ini masalah serius, inti Origin miliknya tidak lengkap karena dia terlahir langsung sebagai keberadaan yang dapat menyaingi kita. Ini hanya tentang waktu, seiring berjalannya waktu, inti yang berada di jantungnya akan melemah." Sera berkata sambil memasang ekspresi serius.

"Kau telah melihat sejauh itu..."

Asheel sudah tahu sejak mengamati Phina setelah mendarat di dunia inj, dan tentu saja Sera bahkan bisa langsung tahu walaupun yang dia lakukan hanyalah mengurung diri di kamar sepanjang waktu.

Putri mereka, Phina, mengalami kelainan konstitusi di tubuhnya. Asheel bahkan tidak tahu fenomena apa itu, dan dia harus bertindak untuk menyelamatkannya.

"Mungkin 'dia' tahu sesuatu...--"

"Tch, jangan bawa-bawa nama orang gila itu lagi..." Sera memotongnya dengan kesal setelah mendengar orang yang paling dibencinya dari mulut Asheel.

"Pilihan terakhir, kita harus mencangkok intinya." Setelah berpikir sejenak, Asheel memutuskan dengan tenang.

Sera tidak mengatakan apa-apa dan hanya diam-diam setuju. Dia melanjutkan kesibukannya sementara Asheel sedang tenggelam dalam pikirannya.

Sebagai latar belakang, keduanya adalah apa yang manusia sebut sebagai keberadaan yang melampaui dewa. Hanya saja, mereka mengisolasi diri di dunia yang lebih rendah atas kemauan ayah mereka.

Itulah sebabnya, Ophis yang bahkan disebut sebagai keberadaan terkuat di dunia DxD, tidak bisa dibandingkan dengan pria bernama Asheel tersebut. Bahkan jika keduanya berasal dari orang yang sama, yaitu pencipta mereka, tetap saja Asheel adalah keberadaan paling berbahaya yang pernah tercipta karena alasan tertentu.

Sementara Phina yang merupakan putri Asheel dan Sera, ikut dengan mereka ke dunia fana. Meski penampilan Phina seperti gadis berusia 10 tahun, tapi umur sebenarnya hanya 5 tahun.

Phina juga merupakan keberadaan yang lebih tinggi, bahkan Ophis juga tidak bisa dibandingkan dengannya.

Yah, mungkin ini terlalu membosankan untuk memperkenalkan karakter yang sedari awal sudah terlalu kuat dan tak terkalahkan, hanya saja semuanya sudah terlanjur.

Tidak ada yang bisa menolak fakta itu.

"Membicarakan orang-orang yang telah kutinggalkan disimi, pada akhirnya, aku harus mengambil apa yang seharusnya kuambil. Kekuasaan atas orang-orang lemah itu, aku akan bermain sebagai penguasa mereka sekali lagi. Dengan lebih serius!" Asheel menyatakan niatnya kepada seseorang di dekatnya.

Sera memutar matanya atas semangatnya yang menurutnya tidak berarti, sebelum dia merasakan dirinya ditarik oleh pria yang mengatakan hal tersebut.

Tidak lama kemudian, keduanya sampai di atap gedung tempat mereka singgah untuk sementara.

Sebagai makhluk yang melampaui manusia, mudah untuk keduanya memanipulasi kehidupan manusia itu sendiri. Seperti yang telah dilakukannya untuk menemukan tempat mereka menginap.

Asheel mengenakan pakaian sehari-harinya, yang mana merupakan sebuah kain berwarna hitam yang dibentuk seperti kimono dengan longgar, sehingga memperlihatkan sedikit kulit dadanya, sementara pakaian bagian bawahnya juga tampak tradisional dengan warna yang sama.

Di sisi lain, Sera mengenakan gaun putih biasa yang terlihat sangat cocok untuknya. Di bawah sinar bulan, Sera terlihat seperti dewi yang menyamar sebagai manusia sejak dia menyembunyikan pesona dirinya yang sebenarnya.

Apakah itu kurva tubuh yang sempurna, kulit putih tanpa cela, dan rambut peraknya yang berkibar mengikuti angin. Tatapannya memandang rendah apapun yang memasuki penglihatannya, seolah-olah segala hal di dunia ini tidak ada hubungannya dengan dirinya.

Tidak lama kemudian, beberapa sosok melesat seperti bayangan dan mendarat persis dihadapan keduanya dengan posisi berlutut.

"Selamat datang kembali, Asheel-sama dan Sera-sama. Kami siap memberikan diri kita kepada Anda untuk selamanya."

Seorang wanita berbicara kepada pasangan itu sebagai perwakilan. Senyum tipisnya, sepasang tanduk di kepalanya, sayap hitam di pinggulnya, serta mata emasnya.

Penampilan itu hanya bisa diwujudkan sebagai dewi dunia bawah, bahkan kecantikannya sendiri menyatakan jika hal itu telah melampauinya.

Sementara di belakang wanita itu juga berlutut beberapa orang dengan karakteristik unik mereka masing-masing.

Seorang lolita vampir, sepasang saudara kembar dark elf dengan mata heterocromia, serangga bertubuh biru berlian berdiri dengan dua kaki, serta seorang iblis dengan auranya yang sangat jahat.

Keenam orang itu berlutut di hadapan Asheel!

Awal yang sangat buruk, kurasa

Nobbucreators' thoughts