Rombongan para pendekar itu, tiba di tempat tujuan ketika tepat tengah malam. Malam yang gelap, malah sedikit mendung pula.
Tidak lama setelah itu, langit mulai menurunkan air ke bumi. Gerimis. Tidak terlalu besar. Tapi terasa lebih dingin, sebab disertai pula dengan hembusan angin malam yang dingin.
Kuil Sesat ternyata terletak tepat di penghujung kota. Tidak terlalu jauh dari pusat Kota Hitam, juga tidak bisa dibilang terlalu dekat.
Rombongan pendekar berhenti di sebuah halaman hutan. Seperti yang sudah diperintahkan oleh Ketua Han sebelumnya, mereka harus berhenti apabila mulai memasuki daerah yang dijadikan tempat sebagai markas utama para musuhnya.
Ketua Han saat ini sedang duduk melingkar bersama Pendekar Jarum Hitam dan juga lima Datuk Dunia Persilatan.
Mereka tujuh orang baru saja selesai bersulang arak. Di tengah malam, di bawah guyuran air hujan, minum arak adalah suatu hal yang sangat cocok untuk dilakukan.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com