webnovel

Perubahan Jadwal

"Iya... Sebentar!! "

Bhie masih berada di tempat tidurnya dengan kedua matanya yang tertutup rapat ketika dia mendengar suara ketukan di pintu kamarnya terus menerus tanpa jeda.

Kedua kakinya menuruni tempat tidur menyentuh lantai yang terasa dingin oleh telapaknya.

'Ngapain pak alan pagi-pagi berisik amat! ' bhie kesal karena semalam dia harus terlambat tidur.

Dia belum terbiasa di tempat baru, dan itu semua membuat perubahan pada pola tidurnya.

Bhie berjalan menuju pintu kamar dan membukanya.

Untuk pertama kalinya juga dia melihat dosennya itu tidak memakai kemeja dan jas. Rambutnya pun sedikit acak-acakan tetapi justru itu yang membuatnya terlihat lebih muda.

"Ada apa, pak? "

Suara bhie masih terdengar serak, dia bicara dengan pak alan seraya mengucek kedua matanya dan kemudian menguap.

"Kamu siap-siap " ucap pak alan, "kita berangkat jam sepuluh "

"Ke bali pak? " tanya bhie lagi.

"Jadwal kita ke bali tetap sama, tapi ada sedikit perubahan hari ini " jawab pak alan.

"Sekarang kita sarapan dulu " sambungnya.

"Tapi pak, saya mandi dulu " bhie mengaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Biasanya saya sarapan setelah mandi "

"Itu kan biasanya " tanggap pak alan, "sekarang kita rubah kebiasaan kamu itu ikut dengan kebiasaan saya "

Bhie mengerucutkan bibir nya ketika melihat pak alan yang membelakanginya dan masih berdiri di depan pintu.

"Kenapa masih berdiri di situ? "

Ujung bibir bhie kemudian membentuk senyuman, "otewe, pak "

Bhie menggelengkan kepalanya seraya menutup pintu kamarnya dan dia bergegas menyusul pak alan yang sudah lebih dulu berjalan ke ruang makan.

Dia terkejut ketika melihat di meja makan sudah tersedia roti dan nasi goreng di satu piring saja.

"Kamu sarapan nasi goreng atau roti? " tanya pak alan yang sudah duduk di kursi dan mengoleskan selai kacang ke roti yang di pegangnya.

Bhie malah menggaruk kepalanya yang tidak gatal melihat makanan yang ada di atas meja sekarang ini.

'Biasanya tiap pagi sarapan gorengan sama lontong isi ' celetuk bhie dalam hatinya.

'Tapi sumpah bhie jangan bilang atau nanti kamu dipermalukan karena sarapan yang dinilai tidak bergizi itu oleh para orang kaya! ' bhie hanya bungkam dan terus berdiri saja.

"Saya yang sengaja buatkan nasi goreng itu, karena tidak tahu kamu biasa sarapan apa " ucap pak alan.

"Kalau kamu tidak suka buang saja " sambungnya.

"Jangan pak " dengan cepat bhie duduk dan meraih piring berisi nasi goreng buatan pak alan pagi ini.

'Buat sekarang nurut aja dulu! ' lagi-lagi bhie bicara dalam hatinya.

'Demi rumah bagus buat umma '

"Tapi pak, bapak sarapan setiap harus ada segelas susu dan kopi? " tanya bhie ketika melihat ada segelas susu dan secangkir kopi hitam.

"Kenapa gak di satuin aja jadi kopi susu? "

"Ini punya kamu " dia menyodorkan segelas susu hangat itu pada bhie.

Bhie tersenyum, "tapi saya tidak suka minum susu "

"Sekarang harus suka " jawabnya dengan memaksa.

"Badan kamu itu termasuk ukuran kurus kering " tanggapnya, "dan dari sekarang harus mulai di perbaiki gizi nya "

"Maksud bapak saya kurang gizi? " bhie merasa malu bercampur kesal kali ini dengan ucapan pak alan padanya.

"Kamu yang bilang sendiri itu " pak alan menjadi seperti seorang yang lempar batu sembunyi tangan bagi bhie yang merasa terhina.

Tapi dia memang tidak salah sampai kapanpun dan bhie harus tahu itu.

"Mau tidak mau kamu harus habiskan susu itu "

Kali ini bhie seperti seorang anak kecil yang sedang di berikan sebuah aturan oleh ayah barunya.

"Kalau kamu tidak suka akan ditambah jadi sehari dua kali minum susu "

"Jangan, pak " dengan cepat bhie meraih segelas susu itu.

"Saya akan habiskan " lalu dia meneguknya tanpa jeda dengan kedua matanya yang terpejam untuk menahan rasa mualnya.

Kedua alis pak alan terangkat melihat tingkah bhie yang lucu pagi ini, dia sudah terbiasa untuk bisa menahan tawanya melihat kelucuan yang ada di hadapannya.

"Terima kasih " bhie memperlihatkan gelas yang pada awalnya penuh telah habis diminumnya.

"Besok pagi biar saya yang buat sarapannya " ucap bhie.

"Kamu buat saja untuk kamu sendiri " tanggap pak alan, "tidak usah pedulikan saya "

"Dan lagipula hari ini kita akan berangkat dengan mobil "

Dahi bhie berkerut, "kita ke bali naik mobil? "

Pak alan menganggukkan kepalanya, "tetapi kita akan singgah di beberapa tempat dan menginap untuk tiga hari di tempat itu "

"Rencananya jadi berubah... " ucap bhie pelan.

Sebenarnya dia sedih karena tidak akan merasakan naik pesawat terbang kali ini, tetapi dia menyembunyikan kekecewaannya kali ini.

"Bay semalam telpon, dia dapat cuti dan berencana pergi ke jogja dengan teman kuliahnya " pak alan memberikan penjelasan pada bhie.

"Kita akan bertemu dengan dia disana " sambungnya, "dan kamar hotelnya pun sudah di pesan "

"Apa ada yang mau kamu tanyakan? "

Bhie menggelengkan kepalanya, "karena pasti kamar hotelnya bersebelahan "

Pak alan menjawab tebakan bhie dengan anggukkan kepalanya secara tidak langsung mengatakan pada apa yang diucapkannya tadi itu benar.

"Sudah berapa lama bapak tidak bertemu sama pacar bapak itu? " tanya bhie.

"Empat tahun "

Bhie terkejut, "wow, bapak hebat bisa kuat tidak ketemu pacar "

"Kalau saya pasti.... "

"Memangnya kamu punya pacar? " sela pak alan.

Bhie cemberut wajahnya memerah, "tidak ada sih, tapi kalau punya saya tidak suka kalau harus berjauhan "

"Saya bayangkan ketika ketemu nanti, ada sebuah lagu mellow yang di setel... "

"Arrgghhh!!! " bhie gereget sendiri.

"Romantis pak "

Pak alan hanya menggelengkan kepalanya mendengarkan semua ucapan bhie yang tingkat pemikirannya masih terbilang remaja dengan halusinasi drama dalam kehidupannya.

"Biar saya yang cuci, pak " dengan cepat bhie meraih cangkir kopi milik pak alan.

"Ya memang harus kamu yang bersihkan, masa saya "

Dia beranjak dari duduknya berbalik untuk melangkahkan kaki nya kembali ke kamar tidurnya.

Mulut bhie komat kamit ketika pak alan membelakanginya kali ini, dia sedang memaki orang yang lebih tua darinya dalam diam.

Tangannya yang memegang lap kain sudah gatal sekali ingin dia lemparkan ke arah lelaki itu, tetapi insting pak alan begitu tepat dan berbalik ke arah bhie.

Bhie terpaksa harus berpura-pura memakai lap tersebut untuk membersihkan wajahnya.

"Itu lap kotor " ucap pak alan darikejauhan, "handuk bersih kan ada di setiap kamar mandi "

Bhie tersenyum dengan terpaksa, "tanggung pak "

"Kamu jangan bawa banyak pakaian ganti, takut nanti mobilnya penuh " ucap pak alan lagi, "dan juga kasihan nanti orang yang bawa barang kamu kalau terlalu berat "

"Bapak bisa aja becandanya!! " gerutu bhie sambil terus melebarkan senyuman di bibirnya yang terkesan sangat terpaksa.

"Bapak tenang saja, saya ini anak manis yang mudah diatur! " ucap bhie lagi, "tidak akan buat bapak pusing dan jengkel "

Dia memperlihatkan wajah manisnya dengan mata yang berkedip-kedip seperti boneka cantik.

Pak alan merasa ada sesuatu yang membuatnya harus segera berjalan meninggalkan bhie dan masuk ke dalam kamarnya.

Disitu dia menggelengkan kepalanya tidak bisa lagi menahan tawanya yang tanpa suara melihat tingkah konyol bhie di hadapannya.

Jika di kampus dia melihat bhie yang selalu serius ketika jam pelajarannya, tidak kali ini. Tingkah kekanak-kanakannya muncul secara alami dan itu untuk pertama kalinya baginya tidak dapat menahan tawanya menertawakan tingkah seseorang...