webnovel

Benci tapi Kagum

"Hei " ada seorang wanita yang duduk di depan kursi bhie berbalik ke arahnya.

"Ya " bhie yang sedang melihat akun sosial media miliknya terkejut dan segera memperlihatkan senyumannya.

"Aku dengar kamu pacarnya pak alan " dia bicara dengan nada pelan bahkan hampir berbisik ke arah bhie.

Ujung bibir bhie tertarik ke atas membentuk sebuah senyuman yang tak kalah lebar dari senyuman pertama yang dia perlihatkan.

"Kejutan... " ucap bhie.

Kedua mata wanita cantik itu membulat, "sumpah demi apa? "

"Demi apa ya... " bhie sedang mencoba memikirkan jawabannya.

"Bisa-bisanya kamu dapetin pak alan " ucapnya sambil menggelengkan kepalanya, wajahnya terlihat sangat tidak percaya sekarang ini.

"Kulkas empat pintu yang paling terdingin sedingin kutub itu tertarik sama kamu " ucapnya lagi, "wajah standar, nggak fashionable, yang mungkin ukuran bra cup a dan bokong yang tidak menonjol, dia tertarik sama kamu... "

"Imposible " sambungnya, "dia itu sempurna "

"Kulkas empat pintu... " gerutu bhie sambil terus memperlihatkan senyumannya.

"Bawa-bawa ukuran bra sama bokong lagi... "

Bhie masih mencoba untuk menahan dirinya dari wanita cantik yang mungkin saja adalah fans berat dari pak alan yang sangat tidak setuju dengan gosip kedekatannya dengan pak alan.

"Jadi apa yang membuat dia tertarik sama kamu? " dia lalu bertanya pada bhie.

"Mungkin... " bhie mencoba memikirkan jawabannya, "dia suka perempuan yang polos seperti aku, jadi enak dimainin dimana aja "

"Tanpa ada perlawanan, pasrah aja gitu "

"Jadi dia merasa berkuasa sebagai lelaki "

Bhie mengatakan itu karena setelah dia bertemu dengan pak alan di tempat itu masalah mulai berdatangan, da perbudakannya dimulai tanpa bhie bisa menolak ataupun melakukan sebuah penawaran yang sedikit menguntungkan baginya.

Tapi penerimaan lain justru ditangakap oleh wanita yang sedang berbicara dengan bhie sekarang ini, terlihat sekali di wajahnya yang terlihat sangat jijik ke arah bhie.

"I see... " tanggapnya pada bhie sambil terus memandanginya.

"Kamu memang terlihat sangat polos karena tidak memakai riasan " ucapnya lagi, "tentu saja tidak sepolos yang orang pikirkan "

"Semua orang tidak tahu apa yang kalian kerjakan "

Bhie tersenyum, "jangan tahu, nanti nangis "

Wanita itu tersenyum mendengar perkataan bhie, tetapi senyuman itu memperlihatkan betapa dia tidak suka dengan bhie karena setelah itu terlihat jelas oleh bhie dia yang memutarkan bola matanya sambil berbalik arah dan kembali membelakangi bhie.

'Ngomong aja masih kayak nasi campur! ' celetuk kimi dalam hatinya.

'Kadang inggris kadang indonesia ' sambungnya, 'masih berani lawan bhie, mana bisaaa '

"Kalau tidak ada pertanyaan kita akhiri pembelajaran "

Bhie akhirnya bisa bernafas lega mendengar perkataan penutup yang menyatakan jika jam pelajaran telah selesai.

"Waktunya kita makan " bhie mengusap perutnya dengan wajah sumringah.

Dia lalu merapikan semua peralatan yang telah di pakai oleh pak alan mengajar tadi.

"Sekali lagi saya lihat kamu ajak ngobrol murid saya di kelas, waktu hukuman kamu saya tambah dua kali lipat "

Bbhie yang sedang merapikan berkas-berkas menutup kedua matanya sekilas, dia tidak tahu jika pak alan akan sejeli itu tahu dia dan salah satu mahasiswinya mengobrol ketika dia sedang menyampaikan materinya.

"Iya, maaf pak "

Padahal wanita itu yang lebih dulu mengajak bhie bicara dengan pembicaraan yang sangat menyudutkan bhie. Dia hanya tidak mau saja mengadu jika salah satu muridnya menyebutnya dengan sebuatn laki-laki kulkas empat pintu. yang walaupun harganya mahal, tapi menurut bhie dosennya itu tidak pantas disamakan dengan barang dingin itu.

"Ayo masuk " ajaknya pada bhie.

Bhie berdiri mematung tepat di depan mobil milik pak alan, dan memberikan sebuah jawaban dengan gelengan kepalanya.

"Saya naik angkot saja " bhie menunjuk ke sebuah angkutan umum yang ada di depan halaman kampusnya.

"Masuk " dia mengulangi perintahnya pada bhie.

"Kalau tidak masuk... " pak alan lebih dulu masuk ke dalam mobilnya dan kelanjutan ucapannya tidak bisa di dengar oleh bhie.

"Pasti mau nambah masa perbudakan lagi! " ketus bhie.

Dia yang masih berdiri menghentak-hentakan kedua kakinya di atas tanah dan akhirnya dengan terpaksa membuka pintu mobil.

Bhie melihat pak alan yang terkejut karena bhie akhirnya mau masuk dan ikut dengannya.

Dia melihat ke arah bhie yang berwajah muram, "kenapa wajahnya seperti itu? "

"Tidak usah pedulikan pak " jawab bhie datar.

Pak alan menghidupkan mesin mobilnya, "padahal kan tadi saya bilang kalau tidak mau ikut juga tidak apa-apa hati-hati dijalan "

Bhie mengerutkan dahinya wajahnya memerah, "saya tidak dengar bapak bilang seperti itu "

"Saya bilang tadi "

"Jadi sekarang gimana pak? " tanya bhie terdengar merengek.

"Saya turun saja di depan " sambungnya.

"Enak saja, kamu pikir saya supir angkutan umum berhenti sesuai permintaan kamu "

Bhie menundukkan wajahnya yang kemudian menghela nafas, "terserah bapak saja, saya sudah pasrah "

"Saya kan benar-benar polos dan tidak berdaya, anggap saja boneka! "

Pak alan sesekali mengusap hidung dengan jari-jarinya mencoba menahan tawanya mendengar semua ucapan dan tingkah lakunya yang benar-benar aneh jauh dari kata anggun yang selama ini dia dengar dari dosen lain yang kagum dengan kepintaran dan sikap ramahnya.

"Kenapa bengong? " tanya pak alan melihat bhie yang hanya memandangi semua makanan yang ada di atas meja.

Dia sengaja membawa bhie pergi bersama untuk memberikannya makanan, karena merasa bertanggung jawab telah mengganggu jam makan siang muridnya itu.

"Asal kamu tahu makanan ini lebih sehat dan bergizi dari bakso buatan mang andi dan tahu bulat yang di goreng di belakang mobil itu " ucap pak alan.

Bhie menganga, "bapak tahu makanan kesukaan saya? "

"Padahal saya nggak kasih tahu bapak " sambungnya.

"Ini beneran untuk saya? " lalu dia bertanya untuk memastikan kembali jika makanan yang di pesan itu untukknya.

"Iya " jawabnya pendek, "makanlah "

Bhie sumringah kali ini, "terima kasih pak, makanan ini pasti enak dan mahal "

"Padahal tadi saya sempat benci sama bapak, tapi karena makanan ini saya berubah jadi kagum "

Laki-laki itu terlihat menyeruput kopi dari cangkirnya dan kedua matanya tidak berhenti melihat ke arah bhie.

"Manusia kalau sedang lapar itu memang bawaannya selalu marah-marah dan kesal " ucapnya.

"Memangnya kenapa kamu benci saya? " dia kemudian bertanya.

"Karena bapak mengancam saya dengan perpanjangan kontrak perbudakan kalau saya salah sedikit saja " jawab bhie, "tapi ternyata bapak perhatian sekali, jadi saya berubah kagum "

"Perbudakan... " pak alan mengerutkan dahinya sambil berkata pelan.

Bhie menganggukkan kepalanya sambil tersenyum seperti anak kecil ke arah pak alan.

"Pak, makanan yang ini adalah makanan yang paling terbaik " ucap bhie menunjuk ke arah sebuah steak wagyu dengan saus barbeque dan kentang tumbuk.

"Katanya kamu pertama kali kesini, kenapa bisa tahu? "

"Pertama pergi dengan bapak kesini " jawab bhie, "tapi kalau sama malla sudah sering "

Dia tidak menahan tawanya kali ini mendengar semua yang bhie katakan, wanita yang menganggap dirinya sangat polos itu memang sepolos semua yang dikatakannya.

"Wah, saya baru pertama lihat bapak tertawa " ucap bhie, "keren pak "

"Dan saya pikir bapak itu bukan kulkas empat pintu... " bhie kembali melahap makanannya.

"Kulkas empat pintu? " guman pak alan ketika bhie menyebutnya seperti itu...