Melangkahi waktu. Tak jauh-jauh kok, hanya dari kemarin jadi sekarang.
Hari lanjut ke pagi berikutnya. Lalu..., inilah momen yang ditunggu-tunggu. Sebuah acara pernikahan, the wedding day.
Mari kita lihat apakah acara berjalan lancar atau tidak. Berlangsung sebagaimana mestinya, yang mana rasa bahagia dan suka cita.
Pasti menyenangkan. Atau justru sebaliknya, terjadi hal buruk.
Soal ini siapa yang tahu?
"Mer, aku gugup. Terus kenapa tanganmu ikut-ikutan jadi dingin begini?" Rein berwajah super polos.
Ia yang nikah, kok justru tangan Meri yang dingin?
Sementara itu begini yang Meri jawab. Ia menggosokkan tangan ke wajah, biar hangat.
"Kau tahu Rein. Rasanya aku ingin nangis. Cuman ya, masa iya aku nangis di momen bersejarahmu. Kamu tenang aja, kita baik-baik aja kok," celutuk Meri, berusaha terlihat setenang mungkin, padahal keringat halus sudah mengucur di sela-sela wajahnya.
Paling banyak di punggung, seperti air mengalir dari pegunungan.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com