"Pelan-pelan, Benvolio!" sentak Mataya kesal karena Benvolio memandu jalannya dengan sangat sembrono.
"Aku sudah sangat pelan ini, Mataya," jawab Benvolio sedikit putus asa karena sedari tadi terus kena omelan dari perempuan yang sedang dibantunya.
Setelah sebuah perbincangan yang terjadi di ruangan sang kakek beberapa saat yang lalu, Mataya dan Benvolio kini sudah berada di ruangan lain yang biasa digunakan untuk berlatih yoga. Benvolio sedang membantu Mataya dalam latihan berjalan. Dan Mataya pun menurutinya dengan sangat terpaksa karena dirinya kalah dalam pertaruhan kemarin.
Namun, bukan Mataya namanya jika tidak memberikan orang lain kesulitan dan memarahinya. Sejak awal mulai melakukan latihan tersebut, Benvolio sudah habis-habisan Mataya marahi lantaran tindakan Benvolio yang selalu salah di mata kepala jaksa tersebut.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com