Di tengah-tengah perbincangan mereka semua yang sedang berlangsung, datang seorang pria dengan sebuah buket bunga yang besar menghampiri Mataya. Semua mata pun lantas segera tertuju kepada pria yang sedang membawa buket bunga tersebut.
"Halo, Mataya. Apa kabar?" sapa pria tersebut sambil menunjukkan wajahnya yang sempat terhalang oleh buket bunga yang ada di genggamannya.
Mataya pun segera menatap pria yang menghampirinya tersebut. Namun saat dia menyadari wajah familiar pria tersebut, dia sedikit terkejut. Akan tetapi, Mataya tidak mau terlihat begitu terkejut akan kedatangan pria itu. Dia pun segera mengondisikan kembali raut wajahnya. "Ah, Kak Putra. Aku baik-baik saja," jawab Mataya kemudian.
"Apa kau sedang sibuk? Apa aku boleh meminta waktumu sebentar?" tanya Putra kembali.
"Ah, itu—" ucapan Mataya terpotong.
"Tidak." Biserka dengan sangat antusias menjawab pertanyaan Putra dan mewakili Mataya.
"Iya!" Benvolio menjawabnya dengan tidak senang.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com