"Ampuni kami, Nek. Kami mohon," timpal pria berbadan tinggi yang tungkai kakinya sempat di tendang dengan cukup keras oleh sang nenek sebelumnya.
"Hm, gimana ya? Aku masih belum puas bermain dengan kalian," jawab sang nenek sambil menunjukkan raut wajah meledeknya.
Tok … tok … tok ….
Seseorang mengetuk ruangan Oma Tamara dan berkata, "Eyang Putri, Nyonya telah datang."
Sang nenek kemudian menoleh ke arah pintu. Dia mengernyitkan alisnya sejenak. "Apakah Viola sudah datang?" tanya sang nenek kemudian.
"Bukan Viola, tapi aku, Bunda." Seorang wanita segera membuka ruangan sang nenek dan menampilkan wajahnya.
"Louisa? Ah, ternyata itu kamu! Kapan kamu sampai di bandara? Kenapa tidak menghubungiku dan meminta jemputan?" Sang nenek kembali bertanya, tetapi tetap melakukan gerakan kuncian kepada seorang pria asing yang ada di dalam ruangannya.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com