Selesai dengan acara makan malam bertiga itu, Dimas serta Arni dan Keisha melanjutkan obrolan mereka di ruang keluarga. Banyak hal yang mereka bicarakan dan terkadang diselingi canda tawa dari ketiganya.
Sementara itu, Ira dan Agus telah berada di ruang makan tersebut, giliran mereka pula kini yang bersantap.
"Saya pikir," kata Keisha, "sebelumnya Pak Dimas tidak menyukai saya."
"Begitu, ya?" Dimas terkekeh-kekeh.
"Entahlah," sahut Keisha. "Saya hanya merasa tertekan saja setiap kali berada di dekat Anda, Pak Dimas. Mungkin, ini yang disebut sebagai wibawa seorang yang besar."
Dimas mengangguk-angguk. "Kau juga pintar dalam memuji."
"Aah…" Keisha terkekeh. "Tidak, saya tidak memuji. Saya hanya menyampaikan pada apa yang saya lihat dan saya rasakan."
Aku tidak sedang menjilat pantatmu, Dimas! Gumam Keisha di dalam hati. Tidak pula sengaja memujimu. Yang aku lakukan, hanyalah mencoba untuk memberikan sedikit kesenangan bagimu, sebelum semuanya akan aku ambil alih.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com