webnovel

Bench in the Park

Tidak semua orang mendapat kesempatan kedua dalam hidup, namun tak sedikit pula yang justru menggunakan kesempatan yang diberikan itu hanya untuk memuaskan nafsu keduniawian saja. Begitupula yang terjadi pada Keisha. Mengkhianati orang yang justru berperan besar dalam mengangkat kehidupan, bahkan rasa percaya dirinya. Dan saat semua sudah terlanjur terjadi, kata maaf dan penyesalan tentu tidak lagi berguna, sebab karma itu menyakitkan.

Ando_Ajo · Fantasia
Classificações insuficientes
402 Chs

Petir di Siang Bolong

Di kampungnya Keisha, keluarga pria itu sama terperangah menonton berita yang di tayangkan oleh salah satu stasiun swasta. Adalah Shifa yang pertama kali mengetahui hal ini, dan kemudian ia menyeru, memanggil suaminya, ayahnya, dan ibunya untuk mereka sama-sama menonton dan menyaksikan berita tersebut.

Tentu saja, hal seperti ini sudah diperkirakan oleh Kurnia Anggarda sebelumnya, meskipun tidak sebesar dan sememalukan seperti yang sekarang mereka saksikan di layar televisi itu. Tapi paling tidak, Kurnia tahu, cepat atau lambat, Keisha pasti akan terkena batu dari lemparannya sendiri.

"A—apa yang sesungguhnya telah terjadi?" ucap Mutiya dengan tubuh mengigil.

Sementara itu, Shifa yang kehamilannya memasuki bulan ketiga terlihat sangat pucat dan ketakutan. Jaya memeluk istrinya itu mencoba memberikan ketenangan pada sang istri.

"Inilah yang aku takutkan," ujar Kurnia, ia merangkul bahu Mutiya, mengecup kepalanya, membawanya kepelukannya.

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com