"Ma—maafkan aku, Tom," ujar Arni.
"Untuk apa kau meminta maaf kepadaku?" sahut Tommy, dan ia kembali mengusap punggung sang gadis, semata-mata hanya untuk memberikan dukungan moril terhadap gadis tersebut.
"Se—sebab aku telah menyeret-nyeretmu ke dalam masalahku sendiri."
"Hei," Tommy menggisar lembut kepala sang gadis. "Jangan berkata seperti itu. Aku tidak keberatan sama sekali. Lagi pula…"
Tommy tidak meneruskan ucapannya, ia sadar, ia nyaris saja keceplosan untuk mengatakan bahwa ia masih sangat mencintai Arni dan tidak ingin melihat gadis itu bersedih apalagi sampai terluka.
Arni seperti dapat menangkap maksud dari Tommy itu, dan hal ini semakin membuat sang gadis tenggelam dalam kesedihannya.
"Arni, please…" ujar Tommy. "Jangan menangis lagi. A—aku tidak kuat melihatmu dalam kondisi seperti ini. Sungguh…"
Tapi Arni tetap saja menangis semakin menjadi-jadi. Dan tidak ada yang bisa dilakukan oleh Tommy selain membiarkan saja hal tersebut sampai untuk waktu yang cukup lama.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com