"Lalu," ujar Keisha, ia duduk begitu dekat dengan gadis di kirinya itu. "Ada apa sebenarnya, Arni?"
Keisha bahkan tidak berusaha menutupi sesuatu di selangkangannya yang terlihat lebih menonjol dari yang seharusnya.
Padahal, ia bisa saja melakukan itu dengan meraih bantal punggung yang ada di samping kanannya, dan menutupi selangkangannya sendiri.
Tapi tidak, Keisha tidak melakukan itu.
Biarkan saja, pikir Keisha. Anggap saja ini sebuah tes. Jika benar Arni sengaja memancing dirinya, tentu gadis itu tidak akan keberatan dengan tonjolan di selangkangannya itu. Tapi bila tidak, gadis itu pasti akan—paling tidak, menertawainya.
Ya, pasti begitu.
"Kau tadi bahkan tidak memberiku kesempatan untuk bertanya, malah langsung menutup teleponmu."
"Hemm…" Arni pura-pura berpikir.
Sang gadis duduk bertopang dagu sembari tersenyum-senyum memandangi wajah tampan di samping kanannya itu.
"Kasih tahu tidak, ya?"
Keisha tertawa pelan. Ya, ini sudah sangat jelas, pikirnya.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com