webnovel

Bayi di Depan Rumahku

Blurb Kehidupan rumah tangga, tak lengkap jika sang malaikat kecil belum hadir. Lima tahun sudah kami mengarungi bahtera rumah tangga. Namun, tanda-tanda malaikat kecil belum hadir juga di rahimku. Segala cara sudah kami coba. Namun, tak ada satupun yang berhasil. Hingga suatu hari, seorang bayi perempuan ditinggalkan seseorang di depan rumah kami. Awalnya kami akan melaporkannya pada ketua RT. Namun, sebuah ide gila hadir di otakku. Dan suami menyetujuinya. Kami mengadopsi bayi itu dan memberikan nama keluarga suami padanya. Entah apa yang terjadi tanpa sepengetahuanku. Segala kejanggalan terjadi semenjak bayi itu datang. Mulai dari liontinku yang hilang ada pada bayi itu, sampai sikap suamiku yang tiba-tiba berubah. Bayi itu seakan menjadi pusat utama dunianya. Bukan karena aku cemburu, tetapi sikapnya sangat berlebihan. Semuanya menjadi aneh, terlebih banyak hal-hal yang disembunyikan dariku. Suamiku, Papa dan Mama mertua, dan yang lebih mengherankan pembantu di rumahku. Akankah semuanya akan terbongkar? Dan dapatkah aku bisa menghadapi semuanya?

E_Rinrien · Urbano
Classificações insuficientes
348 Chs

Saran Joe

Dadaku rasanya masih sesak mengingat kenyataan yang baru saja aku terima. Ada permainan apa antara Mas Denis, Aisha, dan Mama Amberly. Sampai mereka sebegitu tega padaku, setidak suka itukah mereka hingga berniat menyingkirkanku secara halus.

Aku tidak mau pusing karena masalah ini. Seperti biasanya cuma Danisya tempatku bersandar. Malas bertemu dengan Mas Denis, aku mengirimkan berkas via ojek online saja. Mas Denis emosi mengirimkan pesannya dan aku tidak pedulikan.

Sesampainya di kantor pikiranku kacau jangan fokus mengerjakan tugas. Menatap layar ponsel saja mataku terasa sangat pusing. Beberapa kali aku menundukkan kepala ke meja, mata berat ingin menangis. Tapi malu karena ada Pak Anton saat ini.

"Dinda, kamu sakit?" tanya Pak Anton.

"Nggak Pak," jawabku singkat.

"Kenapa dari tadi gelisah saya perhatikan," kata Pak Anton.

"Maaf, ada yang sedang saya pikirkan, Pak. Maafkan saya," ucapku.

"Hati-hati dalam bekerja," kata Pak Anton.

"Baik, Pak," jawabku.

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com