Jika dipikir dan dibawa santai, karakter Aisha sangat lucu bagiku. Bisa-bisanya tanpa malu dia makan makanan buatanku, lalu tidak ingat semalam dia melarangku makan masakannya. Ah sudahlah, cuma perkara makanan saja, kenapa aku jadi seperti ini.
Saat tengah bersiap untuk ke kantor, kudengar teriakan Mas Denis yang memanggil Aisha. Menanyakan barang-barang miliknya yang tidak pernah diurusnya selama ini. Jujur saja hatiku jadi merasa sedih, karena melihat Mas Denis kelimpungan seperti itu, akhirnya aku luluh membantu mencari barangnya.
"Terima kasih, sayang," ucap Mas Denis.
"Sama-sama Mas," jawabku, ketika dasi dan kaos kakinya ditemukan.
"Maafkan aku Dinda, tidak seharusnya aku menyakiti dan menduakan kamu," ucap Mas Denis sambil memegang tanganku.
"Sudah terlambat Mas, apa yang harus diperbaiki sekarang?" tanyaku.
"Iya, Aisha juga sedang hamil. Yah, walaupun itu bukan anakku," kata Mas Denis.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com