webnovel

Bayi di Depan Rumahku

Blurb Kehidupan rumah tangga, tak lengkap jika sang malaikat kecil belum hadir. Lima tahun sudah kami mengarungi bahtera rumah tangga. Namun, tanda-tanda malaikat kecil belum hadir juga di rahimku. Segala cara sudah kami coba. Namun, tak ada satupun yang berhasil. Hingga suatu hari, seorang bayi perempuan ditinggalkan seseorang di depan rumah kami. Awalnya kami akan melaporkannya pada ketua RT. Namun, sebuah ide gila hadir di otakku. Dan suami menyetujuinya. Kami mengadopsi bayi itu dan memberikan nama keluarga suami padanya. Entah apa yang terjadi tanpa sepengetahuanku. Segala kejanggalan terjadi semenjak bayi itu datang. Mulai dari liontinku yang hilang ada pada bayi itu, sampai sikap suamiku yang tiba-tiba berubah. Bayi itu seakan menjadi pusat utama dunianya. Bukan karena aku cemburu, tetapi sikapnya sangat berlebihan. Semuanya menjadi aneh, terlebih banyak hal-hal yang disembunyikan dariku. Suamiku, Papa dan Mama mertua, dan yang lebih mengherankan pembantu di rumahku. Akankah semuanya akan terbongkar? Dan dapatkah aku bisa menghadapi semuanya?

E_Rinrien · Urbano
Classificações insuficientes
348 Chs

Kenangan

148--

"Apa yang anda katakan, mungkin itu yang anda pikirkan terhadap orang lain," kataku pada Aisha.

"Tebakan yang sok tahu. Oke, sorry ya saya nggak ada waktu temani kalian. Selamat menikmati makanan mahal di rumah kami," ucap Aisha lalu bangkit meninggalkan meja makan.

"Maafkan sikap istri saya, terkadang dia memang seperti itu," kata Mas Denis.

"Tidak apa-apa Pak, sudah biasa kok bertemu orang seperti itu. Yah, bahkan yang tidak berhati juga banyak," kataku pada Mas Denis.

Joe melirik padaku, dibawah meja makan ia memegang tanganku erat. Matanya mengedip memberikan isyarat, mungkin Joe merasakan amarah dalam nada bicaraku pada Mas Denis.

"Namanya juga manusia, beragam karakter di dunia ini. Tidak ada yang bisa ditebak, Mbak Yanda," sahutnya.

"Yah jangankan kolega dalam segala aspek. Pasangan saja bisa berkhianat pada kita, Pak," jawabku sengaja menyindirnya.

"Memang tidak ada yang tulus di dunia ini. Apalagi di jaman sekarang, ketulusan cuma omong belaka," kata Mas Denis.

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com