Hari selanjutnya, keadaan semakin membaik saja, anak-anak kompak satu sama lain kerjasama. Saat membersihkan kamar maupun bekas makan, dua buntalan tidak segan mengajari Daren apa yang menjadi kebiasaan mereka. Kemarin aku sempat berpikir akan susah memasukkan Daren ke dalam keluarga kami.
Hati semakin lega dengan kekompakan mereka. Rasanya aku tidak membutuhkan harta apapun lagi di dunia ini kecuali mereka. Investasi terbaik selain mental adalah anak-anak yang sholeh dan sholehah, sebagai penyambung amalku nanti yang terputus ketika tiba masanya kembali ke alam barzah.
"Mami, hari ini kita mau ke mana lagi?" tanya Kiara.
"Kayaknya, cuman keliling Bogor aja, deh, Kak," jawabku.
"Masa nggak mau naik gunung, gitu. Mumpung kita ada di Bogor," bujuknya.
"Nggak mau, ah. Jangan naik-naik gunung, nanti nyasar, loh," kataku.
"Kakak mau naik gunung? Ya pergi aja," kata Bang Anton
"Hello, Bang! Jangan sembarangan kasih izin ya!" kataku.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com