webnovel

Battle of Heaven

Autor: Rafaiir_
Fantasia
Concluído · 192.9K Modos de exibição
  • 280 Chs
    Conteúdo
  • 5.0
    27 Avaliações
  • NO.200+
    APOIO
Sinopse

“Bagaimana caranya aku melawan mereka? Mereka itu abadi!” Evan tak pernah menduga kalau dirinya berada di dunia paralel. Orang-orang masih menggunakan kuda sebagai alat transportasi, pedang dan panah sebagai senjata mereka. Sekilas ia seperti tengah melihat citraan jaman pertengahan secara langsung dan nyata. Dunia tersebut terbagi menjadi tiga, dunia manusia, hutan iblis, dan surga malaikat. Ketiga dunia saling bermusuhan satu sama lain dan ras manusia sebagai ras paling lemah di antara ras lainnya. Ketiga dunia terancam perang ketika pemimpin agung yang dihormati mangkat. Evan tahu ada sesuatu yang istimewa dengan dirinya, ia datang membawa kekuatan yang setara dengan para malaikat. Ia pun diminta memimpin pasukan manusia untuk perang dengan para malaikat dan iblis untuk merebut surga yang sejati. Apakah Evan mampu melakukannya? Apakah dia bisa memberikan surga yang manusia inginkan?

Tags
6 tags
Chapter 1Utusan Malaikat

***

"Pergi dan belikan aku makanan ringan di toko depan."

Evan tidak bisa menolak, sebagai pekerja dengan posisi rendah, ia hanya bisa patuh dan mengerjakan apa yang diperintahkan oleh atasannya. Pemuda berusia 23 tahun itu sudah pernah mengadukan hal ini kepada manajernya. Namun, jawaban yang ia terima sama sekali di luar harapannya.

Dengan perasaan yang sama jengkelnya, ia berangkat dengan membawa dua buah lembar uang pecahan 10.000. Sempat berpikir untuk mengundurkan diri, tetapi ia kembali terpikir bagaimana ia akan menghasilkan uang jika menganggur, pasalnya ia memiliki adik perempuan yang harus disekolahkan.

"Apa pria brengsek itu menyuruhmu?" tanya kasir toko tersebut, Evan mengulas senyum seraya menerima plastik berisi makanan ringan yang mereka pesan.

Kasir itu memberikan kembalian dari uang yang dibelanjakan Evan, "Kau tidak sepatutnya terus mendengarkan mereka. Itu bukan tugasmu."

"Jika pun aku menolaknya, mereka akan melakukan sesuatu yang lebih buruk dari ini," balas Evan.

"Mungkin ada sesuatu yang bisa kubantu untuk meringankan bebanmu, Evan?" tanya kasir tersebut.

Hubungan keduanya begitu dekat, tentu saja ini akibat dari suruhan rekan kerja Evan. Jika tidak, mungkin wanita itu akan bersikap cuek seperti halnya kepada pembeli lain. Rika tergolong wanita yang baik dan ramah, wajahnya tidak terlalu cantik tetapi cukup untuk menenangkan hati siapa pun yang memandangnya.

Sembari tersenyum, Evan berpamitan kepada Rika, "Kau tidak perlu membantuku. Aku bisa mengatasinya sendiri."

Rika mengantar Evan sampai ke depan tokonya, melambaikan tangan dengan hangat kepada Evan ketika punggung pria itu mulai menghilang dari pandangan Rika. Bekerja selama tiga tahun di toserba mendatangkan harapan baginya, terlihat ia sudah menemukan orang yang tepat untuk menanggung tanggung jawab yang besar.

Jam kerja selesai, Evan selalu pulang paling akhir, tentu setelah ia membersihkan semua ruangan dan meja kerja di sana. Arloji yang terpasang di tangannya menunjukan pukul tujuh malam, ia sudah terlambat untuk memasakan makan malam untuk adiknya.

Dengan membawa dua bungkus bakso yang ia beli di alun-alun kota, Evan mulai berjalan dengan hati riang. Setiap makan malam, adiknya selalu senang ketika Evan membawakan berbagai jenis makanan. Kebahagiaan adiknya adalah satu-satunya alasan kenapa Evan harus terus bekerja.

Melewati jalan yang sunyi, langkah Evan hanya ditemani dengan tiupan angin yang cukup kencang. Semakin lama, pemuda itu semakin menyadari jika jalan yang ia ambil tidak berujung, hal itu membuatnya kebingungan.

"Kurasa aku sudah melewati rumah ini sebelumnya," gumam Evan, melihat rumah tingkat dua dengan pagar kayu berwarna kuning.

"Kau sudah melewatinya sebanyak tiga kali."

Evan tersentak kaget, ia berbalik dan melihat seseorang yang menjawab perkataannya barusan. Ketika Evan hendak melihatnya, seketika juga cahaya terang bersinar menyilaukan pandangan pemuda tersebut.

"Siapa kau?" tanya Evan, menutup kedua matanya yang perih.

"Aku sudah mengawasimu sejak lama, Evan."

Wanita itu terbang dengan dibantu dua buah sayap berwarna putih dengan bulu yang begitu halus. Ia terangkat cukup tinggi, bahkan lebih tinggi dari rumah tingkat dua yang sudah Evan lewati tiga kali.

"Mengawasi? Apa kau adalah Tuhan? Apa aku sudah mati?!" tanya Evan, terkejut.

"Haha! Aku orang yang mengabdi padanya," balas wanita tersebut.

"Astaga! Aku benar-benar sudah mati."

Wanita tersebut menjulurkan kedua tangannya, mengayunkannya sehingga membentuk lingkaran. Tampak dengan jelas lautan padang rumput terhampar di balik lingkaran dimensi yang tercipta olehnya.

"Kau kutugaskan untuk memimpin manusia melawan para infidel itu," jelas wanita tersebut.

Seketika angin kencang mulai menarik barang-barang yang berada di jalan kecil tersebut, termasuk Evan dan makanannya. Sebelum Evan menghilang dari dunia ini, wanita berpenampilan layaknya malaikat memberinya petuah untuk memulai hidupnya yang baru.

"Temui Pendeta Agung Altair dan beritahu padanya kalau aku, Jophiel, mengirimu sebagai utusanku."

"Aku harus menyiapkan makan malam untuk adikku!" ucap Evan lantang, mencoba bertahan dari tarikan angin yang menyeretnya perlahan demi perlahan.

Akan tetapi, kekuatan kaki-kakinya mulai melemah. Evan tersedot ke dalam dimensi baru di balik lingkaran tersebut. Ketika membuka kedua matanya, ia sepenuhnya berada di dunia yang berbeda.

Udara yang begitu bersih, hamparan padang rumput yang begitu luas dan barisan pegunungan yang terselimuti salju. Ia sungguh berada di dunia paralel seperti dalam film-film.

"Apa? Di mana aku?" tanya Evan, bingung.

Ia segera bangkit dan memerhatikan sekelilingnya, tampak tidak ada siapa pun yang berada di sana selain Evan. Ia semakin bingung dan takut tatkala melihat barisan naga terbang yang melintas tepat di atas kepalanya, rombongan tersebut mengingatkan dirinya terhadap parade pesawat jet yang diadakan negaranya.

"Naga? Tunggu! Apa yang naga lakukan di sini?"

"Apa aku sedang bermimpi?!"

Evan terus bergumam tak jelas dan kebetulan ucapannya terdengar oleh seorang wanita yang tengah berjalan, memanggul bakul berisi buah-buahan di tangan kanannya. Ia memandangi Evan dengan tatapan aneh, pakaian yang dikenakan pemuda itu tampak asing baginya.

"Kau tidak sedang bermimpi," ucap wanita, ramah.

"Bagaimana kau bisa berbicara bahasaku?" tanya Evan, seraya membalikan badan.

"Bahasamu? Kau sedang berbicara bahasa Liel, Tuan," balas wanita tersebut.

"Bahasa Liel?"

Tiba-tiba tangan Evan merasakan panas yang begitu kuat, rasa panas yang membuat Evan berteriak kesakitan seraya menggenggam pergelangan tangan kanannya. Wanita itu langsung meletakan bakul miliknya dan pergi membantu Evan.

Rasa sakit yang tak tertahankan membuat Evan tak sadarkan diri. Ia jatuh di pangkuan wanita asing di sampingnya. Tak buang waktu lama, wanita itu langsung membawa Evan dengan menggendongnya hingga ke rumah.

"Tanda itu, tidak mungkin."

***

Wanita itu terus merawat Evan dengan baik, meskipun pemuda itu masih belum bisa makan. Pandangannya terfokus kepada lambang berwarna putih yang tercetak di atas punggung tangan Evan, lambang yang begitu legendaris dan konon katanya anugerah dari malaikat agung.

"Tidak mungkin dia dianugerahi kekuatan dari Malaikat Jophiel," balas seorang pria paruh baya yang tak lain Ayah wanita tersebut.

"Aku yakin, ini bukanlah luka atau pun garis biasa. Ini adalah lambang Jophiel," jelas wanita itu, keras kepala.

Mendengar keributan mereka membuat Evan terbangun dari tidurnya. Pemuda itu melihat dengan seksama kedua orang yang tengah duduk di sampingnya. Wanita yang menolong Evan tersenyum bahagia tatkala melihat pemuda tersebut bangkit dan bertanya hal sederhana padanya.

"Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Evan, bingung.

"Tangan kananmu, apa kau mengetahui sesuatu tentang Jophiel?" tanya wanita tersebut sembari menunjuk punggung tangan kanan Evan.

"Jophiel? Aku tidak—"

Ucapannya terhenti tatkala melihat lambang aneh muncul di punggung tangan Evan, lambang yang tidak pernah ia lihat sebelumnya yang membuat kedua orang di sampingnya beradu argumen selama lima belas menit.

"Tunggu, apa ini?" tanya Evan, kaget.

"Benar, kan? Sudah kubilang juga apa, dia sama sekali tidak mendapat anugerah dari Malaikat Jophiel," balas Ayah wanita tersebut.

"Anugerah? Malaikat Jophiel? Apa sebenarnya yang kalian berdua bicarakan?" tanya Evan.

Keduanya kembali saling pandang, mengernyitkan dahinya tanda kalau mereka sama herannya dengan sikap Evan. Menurut mereka, tidak ada satu orang pun di dunia ini yang tidak mengetahui siapa malaikat agung dan anugerahnya.

"Ada yang tidak beres dengan kepala anak ini," keluh Ayah wanita tersebut sembari berjalan meninggalkan Evan dan anaknya berdua di kamar tersebut.

Evan terus memerhatikan arah pergi dari Ayah wanita di sampingnya, seketika itu juga teman barunya tersebut mulai menuangkan teh hangat untuk menyegarkan tubuh Evan.

"Akan kujelaskan semuanya dengan detail."

Você também pode gostar

Penjinak Binatang Terlemah Mendapatkan Semua Naga SSS

Naga dan keturunannya menguasai langit, daratan, dan lautan... kemanusiaan bertahan di celah-celah, bermimpi untuk bangkit kembali. _____ Kekuatan berasal dari binatang yang kau jinakkan. Serigala, elang, ular, laba-laba, chimera, semakin kuat makhluk panggilanmu, semakin cerah masa depanmu. Sayangnya bagi protagonis kita. Ketika orang lain memanggil salamander, elang, anjing troll (bukan doge) atau harimau, dia mendapatkan… Yah, bisa dibilang satu-satunya makhluk yang lebih rendah dalam rantai makanan adalah tanah. Ditertawakan, dibully, dan hidup menjadi bahan lelucon, dia tidak benar-benar menang. Tapi menyerah bukanlah pilihan... Orang tuanya yang menua menjual segalanya untuk kesempatan "gagal"-nya, dan dia tidak akan membiarkan itu sia-sia. Tapi hei, ini adalah ceritanya. Penjinak binatang terlemah? Inilah hal tentang berada di dasar: itu mengajarkanmu cara mendaki. Dan naga? Ternyata mereka juga memulai dari yang kecil. Saat kerajaan runtuh di bawah keserakahan dan ancaman luar, penjinak terlemah mulai bangkit. Ikuti jalannya saat dia membuka potensi yang sangat langka, begitu menakutkan, itu membawa ke naga… Setiap garis evolusi mengarah pada 'Naga SSS' terkuat. _______ Peringatan: Mengandung naga yang dapat mengakhiri dunia, balas dendam underdog yang didorong oleh ejekan, protagonis bersisik naga, bangsawan dengan moral dipertanyakan, evolusi makhluk gila dan cukup banyak kejutan untuk membuatmu bertanya-tanya apakah 'terlemah' sebenarnya berarti paling beruntung. MC yang berniat membuktikan bahwa semua orang salah… bahkan jika itu membunuhnya. Peringatan spoiler: Tidak akan. Untuk mereka yang menyukai banyak kesenangan, yang satu ini untukmu. Jika kau mencari cerita yang lebih gelap, cari di tempat lain (Mungkin Sistem Utopian (; ) Yang ini tentang bersenang-senang dan menjinakkan ekspektasi. _______ Jika Anda ingin tahu lebih banyak tentang sampulnya: Ya, itu Luna, si FL... Kulit dan pakaiannya berubah menjadi sisik berkilauan dari kekuatan naganya. Ingat Sailor Moon? Gadis ajaib? Sekarang bayangkan jika pakaian magis itu bukan gaun imut, tetapi naga sungguhan! Naga adalah pakaian itu... Ini bukan hanya fashion; ini adalah fusi. Binatang level tinggi cenderung meninggalkan jejak mereka, dan Luna memakainya seperti bos, melakukan gerakan kekuatan pamungkas. _______ Kami akan menggunakan Discord yang sama dari buku pertama saya, ayo bergabung! https://discord.gg/W3CjfC2cw4 _______ Tag konyol yang tampaknya penting bagi beberapa pembaca: Tidak ada Yaoi, Tidak ada Yuri, Mungkin Harem (Voting! Saya bisa menulis salah satu, dan dalam hal apapun, akan ada beberapa gadis. Satu-satunya perbedaan adalah apakah dia memilih satu pada akhirnya atau pergi ke "jalur liberal".... demokrasinya milikmu!), Tidak ada NTR.

Dagzo · Fantasia
Classificações insuficientes
289 Chs
Índice
Volume 1 :Malaikat Agung
Volume 2 :Manusia dan Konflik
Volume 3 :Republik dan Aliansi
Volume 4 :Hutan Iblis
Volume 5 :Invasi dan Perang
Volume 6 :Lika Liku Liviel

Avaliações

  • Taxa Geral
  • Qualidade de Escrita
  • Atualizando a estabilidade
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo
Opiniões
Gostava
Mais recente
Rafaiir_
Rafaiir_Autor
Candrawinata_555
Candrawinata_555Lv1

APOIO