Jimin tersadar saat ia sudah tiba diasrama dengan selang infus yang menyantol pada pergelangan tangannya. Ia merasa sangat pusing dan juga lemas hingga tidak bisa bangun dari posisi tiduran. Tapi Jimin memaksakan diri.
Ia lupa apa yang terjadi dan kenapa ia bisa tiba-tiba tertidur sembari diinfus. Tidak lama kemudian, Jung Kook datang dan ia senang saat Jimin sudah duduk ditempat tidurnya.
"hyeong, apa yang kau rasakan sekarang? apa kau masih pusing?", tanya Jung Kook yang sangat cemas.
Jimin hanya mengangguk. Ia merasa semuanya berputar sehingga ia hanya memilih untuk menunduk saja.
"aku harus memanggil yang lain", Jung Kook keluar dari kamar dan memanggil yang lain.
Satu persatu masuk kedalam kamar Jimin dan Jung Kook yang tidak terlalu luas karena memang hanya untuk dua orang saja.
RM mengecek aliran selang infus, takut tersendat, "ini minum dulu", ia memberikan gelas berisi air putih dan sedotan.
Jimin menyesapnya, dan perlahan ia merasa mulai tidak terlalu pusing. Dan ia mulai bisa menegakkan kepalanya dan bersandar dikepala tempat tidur.
"maafkan aku", ucap Jimin, "sudah membuat kalian khawatir".
"kita tidak marah karena kau membuat kita khawatir tapi kita marah karena benar apa yang sudah kita bilang, dietmu terlalu ekstrem", ujar RM yang berusaha tetap bernada flat.
"mulai besok, kau akan dipastikan untuk hidup teratur lagi dan tidak ada diet alamu dan kau harus menuruti hal itu. Pak Hyun Jun dan Pak Byun yang sudah mengaturnya. Jadi kau tidak bisa memberontak dan keras kepala", tambah RM dengan tegas.
Jimin mengangguk dengan pasrah dan Jung Kook memijit-mijit kakinya. Semuanya memberikan semangat kepada Jimin dan mereka keluar satu persatu agar Jimin bisa istirahat kembali.
***
Dengan satu hari Jimin makan dan minum obat serta vitamin scara teratur sesuai petunjuk dokter, ia merasakan khasiatnya.
Saat pagi ini ia membuka mata, ia sudah tidak merasakan pusing yang berlebihan. Hanya saja ia masih merasa lemas dan saat dicek memang denyut nadinya pun masih pelan sehingga Jimin tidak boleh banyak jalan maupun kurang minum air putih.
Jimin diharuskan berjemur saat pagi hari dan sekarang ia sedang duduk ditaman belakang asrama. Asrama mereka tidak semewah rumahnya. Namun Jimin tetap nyaman karena asrama ini sangatlah bersih walaupun terbilang biasa saja dibandingnya rumahnya yang megah.
J-hope menghampirinya, "aigoo, Jiminie sudah berjemur seperti baby", goda J-hope sembari mengacak rambut Jimin.
"ahh hyeoong", Jimin merapihkan rambutnya kembali.
"kurasa hari ini dia datang ya?", tanya J-hope membuat Jimin bingung dengan kata 'dia'.
"siapa?".
Jung Kook menghampir mereka dan mengatakan hal yang sama dengan J-hope namun bukan pertanyaan, lebih tepatnya instruksi agar J-hope dan Jimin mengikutinya.
"ah Jimin Hyeong, kau tidak perlu keluar. Kau berjemur saja disini", kata Jung Kook saat ia sadar bahwa Jimin pasti masih lemas.
Jimin semakin penasaran dengan maksud J-hope dan Jung Kook. Pelan-pelan ia bangun dan menarik tiang untuk infusannya dan berjalan pelan-pelan.
Jimin mendengar tawa dan suara seseorang yang tidak asing. Saat ia melihat siapa orang itu, Jimin benar-benar terkejut. Rasanya ia ingin berlari kearah orang itu. Orang yang sudah lama ia rindukan. Namun ia masih lemas untuk berlari.
Suzy menangkap sosok Jimin yang masih tercengang dan membawa tiang infusan. Wajahnya pucat dan lebih kurus dari terakhir mereka bertemu. Tatapan Jimin sangat sedih, matanya merah seperti menahan tangis.
Tiba-tiba suasana menjadi sunyi. RM dan kawan-kawan mengerti, mereka pamit pada Suzy dan pergi ke kamar masing-masing.
Suzy menghampiri Jimin dan menuntunnya untuk duduk disofa bersamanya. Jimin menggenggam tangan Suzy dengan sangat erat. Ia menunduk.
"maafkan aku", Jimin menahan isaknya, "seharusnya aku tidak membuatmu terjerumus hubungan denganku. Maafkan aku Lee Suzy".
Suzy menyentuh wajah Jimin dan menghapus air matanya, "Apa sih maksudmu? aku baik-baik saja. Kau tidak perlu merasa seperti ini. Sehabis kau sembuh, kita akan membicarakan hubungan kita. Dan sekarang kita harus fokus dengan kesehatanmu karena kau tidak punya banyak waktu. Kau akan debut dan kita harus bekerja keras bersama", jelas Suzy meyakinkan Jimin. Ia memeluknya dengan penuh rasa sayang. Suzy membelai kepala belakang Jimin, berharap Jimin merasakan ketulusannya dan pengorbanannya.
Suzy tidak pernah terfikir bahwa mencintai seseorang bisa memberikan kekuatan maupun kesakitan yang begitu dalam.
Suzy menyadari bahwa waktu adalah segalanya bagi mereka berdua. Dan sekarang Suzy akan memberikan seluruh waktu yang ia punya untuk mendukung mimpi orang yang ia cintai. Suzy sadar, ia melakukannya bukan karena Jimin tapi ia melakukannya untuk membuatnya semakin sadar bahwa ia harus lebih berjuang untuk mimpinya sendiri.
***
Mulai saat Suzy menandatangani kontrak untuk bekerja sebagai asisten pribadi Bangtan Flowers selama 6 bulan, Suzy bertekad untuk fokus. Ia akan mengurusi keperluan pribadi group laki-laki tersebut, termasuk Jimin.
Kebetulan ia tidak bekerja sendirian namun karena mereka sudah kenal lebih dulu, tentu membuat semuanya lebih cepat meminta bantuan kepada Suzy.
Suzy tetap sekolah dengan satu kelas bersama Jimim dan V namun diasrama, setelah mengikuti kelas ekstension, ia akan bekerja melayani kebutuhan para member.
Saat Jimin tahu bahwa Suzy akan menjadi asissten pribadi mereka, ia dengan keadaan sakit masih sempat marah dengan keputusan itu. Ia tidak mau Suzy kelelahan karena akan berada dirumah ini setiap hari dengan keadaan semuanya laki-laki dan juga punya mental berbeda-beda dan kebutuhan yang banyak.
"Aku yang meminta hal ini. Kau tidak perlu menyalahi siapapun", ucap Suzy saat Jimin ingin menelfon Pak Hyung Jun.
"iya Jimin, benar kata Suzy. Aku saja mengetahui hal ini saat Suzy datang kesini. Kita semua tidak tahu rencana ini", tambah RM.
"kenapa? Aku tidak pernah memintamu melakukan hal-hal seperti ini Lee Suzy", kata Jimin meminta penjelasan kepada Suzy yang hanya bisa menunduk.
Suzy tidak mau terlalu mengakui betapa ia khawatir kepada Jimin karena pasti laki-laki itu akan lebih marah. Suzy berfikir untuk mencari alasan.
"apa bisa kita bicara berdua saja Jimin?", tanya Suzy.
Jimin langsung menuntunnya beranjak. Mereka berada dikamar Jimin yang menyuruh Suzy duduk ditempat tidur.
"apa yang ingin kau katakan?".
"aku membutuhkan uang", ujar Suzy berbohong. Padahal ia tidak kesulitan uang. Kerja di restaurant sudah cukup untuknya dan gaji dari Madam Jane pun lebih dari cukup, "Mmm aku harus mengirimkan uang untuk adik dan nenekku. Ya pokoknya begitulah".
Jimin menyerah dan ia duduk disamping Suzy, "aku tidak mau kau kesulitan. Disini kami benar-benar fokus dan akan sangat merepotkan".
Suzy menggenggam tangan Jimin dan menatap matanya, "Percayalah padaku. Kita harus profesional. Setidaknya aku bisa bertemu denganmu".
Jimin sedikit malu mendengar ucapan Suzy, baru ia ingin mengecup Suzy tapi wanita itu langsung beranjak.
"kita harus profesional. Dan aku akan bekerja mulai sekarang. Permisi", ucap Suzy yang langsung buru-buru keluar dari kamar Jimin. Ia terkejut saat J-hope, Jung Kook dan Jin ternyata diluar kamar sedang menguping saat ia membuka pintu, Mereka terjatuh.
"apa yang kalian lakukan?", tanya Suzy spontan.
Jimin heran melihat pemandangan itu, mereka bertiga tidak bisa menjawab dan hanya tersenyum malu. Suzy pun berlalu tidak peduli. Mereka memang konyol, fikir Suzy.
***