webnovel

Bad Girl VS Bad Boy

Gue Andrea Kellisha Winanta, cewek petakilan dan ga bisa diam. Senakal - nakalnya gue, gue ga suka sama yang namanya alkohol dan rokok. Kalau sampai gue liat cowok nge-rokok atau minum, sifat preman gue keluar. Hari pertama gue jadi siswi di SMA Jingga, gue lihat segerombolan cowok di kantin dan itu pun masih jam pertama. Sebenarnya waktu itu gue di hukum gara - gara terlambat sekolah. Tapi bodo amatlah, dan yah... sekarang gue di kantin lihat segerombolan cowok itu di meja pojokan, dan salah satu dari mereka nge-rokok. Gue sih ga masalah mereka bolos toh biasanya dulu pas SMP gue bolos, tapi ini salah satunya ada yang nge-rokok. Karena gue benci banget, mulai saat itu gue mulai ngibarin bendera perang. Dan saat itu hidup gue yang awalnya biasa aja, sekararang jadi luar biasa. maksud gue er... LUAR BINASA. Cover : Pinterest (Avatar Fan art)

SpringLoveyy · Adolescente
Classificações insuficientes
227 Chs

Chapter 19

"Kemarin ada tugas nggak, Kell? " tanya Nita.

"Jangan tanya gue Nit, gue mana tau kalo ada tugas," balas Kelli tanpa melihat Nita, dirinya sibuk dengan ponsel yang ada di tangannya.

Hari ini Kelli sangat tidak dalam mood yang baik untuk pergi ke sekolah. Semalam ia tidak tidur karena menunggu balasan pesan, tapi tidak ada balasan sama sekali.

"Lo kenapa sih? Kok kayak bad mood gitu," tanya Nita, Kelli hanya menggeleng. Sedari tadi ia tidak berhenti melihat ponselnya, siapa tahu ada balasan.

"Jamkos gaess! " teriak Satya senang seraya berjoget. Anak - anak yang lainnya bersorak, Kelli memutar bola matanya. Satya dan tingkah absurdnya. Sampai sekarang ia heran, bagaimana bisa laki - laki absurd seperti Satya bisa menjadi ketua kelas.

Kelli beranjak dari tempat duduknya, "Mau kemana? " tanya Nita.

Kelli tersenyum tipis, "Gue pengin jalan - jalan aja. " Nita pun mengangguk.

Koridor sangat sepi, langkah Kelli menggema. Entah kenapa ia ingin ke rooftop sekolah, sesampai disana ia melihat Reyhan yang sedang merokok. Kelli berjalan mendekati laki -laki itu, ia pun merebut rokok dari tangan Reyhan. Kelli membuang rokok laki - laki itu, lalu menginjaknya. Reyhan terkejut, "Lo kenapa kesini, hah? Kan gue udah bilang kalau ini tempat gue," ucap Reyhan ketus.

"shht... gue pengin tidur." Kelli merebahkan dirinya di sofa. Reyhan mendengus, ia mendekati perempuan itu.

"Lo ada masalah?" tanya Reyhan, Kelli membuka matanya.

"Sotoy lo," balas Kelli, ia kembali menutup matanya.

Reyhan duduk di bawah seraya menatap Kelli yang sedang tidur, "Lo pikir gue nggak tau. Dibalik wajah ketus lo, banyak masalah yang lo sembunyiin . Tapi gue salut sama lo, cewek tegar yang pernah gue temui. Ya, walaupun lo nyebelin," ujar Reyhan lirih, lalu tersenyum tipis. Reyhan merebahkan dirinya di samping Kelli, ia meletakkan tangannya di bawah kepala Kelli. Menjadikannya bantalan.

***

"Lo injak kaki gue njir."

"Shht... ntar mereka bangun ogeb."

'Cekrik.... '

"Gue dapat fotonya."

"Coba gue liat."

'Dukk'

"Aw... njir kaki gue."

"Shht... tuh kan bangun."

Mendengar suara berisik di sekitarnya, Kelli membuka matanya perlahan. Ia terkejut melihat Reyhan yang tidur di sebelahnya, dengan reflek ia mendorong laki - laki itu.

'Bruk'

"Aduh...," ringis Reyhan, Vion dan Bian menatap sahabatnya prihatin.

"Lo kenapa tidur disamping gue? " tanya Kelli kesal.

"Itu kan sofa gue yang lo pakai, di rooftop cuma ada itu doang. Terus kalau nggak tidur disitu dimana lagi," balas Reyhan ketus.

"Ya dimana kek gitu," ujar Kelli asal.

" Udah woy berantemnya, kalian mending masuk ke kelas. Ntar dapat poin dari Pak Ron, lagian kalian juga udah bolos lama," ucap Bian menengahi. Kelli pun beranjak dan pergi meninggalkan Reyhan dkk.

"Rey, gue dapet fotonya." Bian menyodorkan ponselnya, Reyhan mengernyit.

Ketika melihat foto di ponsel sahabatnya itu, Reyhan tersenyum tipis. Kemudian ia menggeleng, ia berusaha menyangkal.

"Hapus aja." Ucapan Reyhan mengundang tawa kedua sahabatnya.

"Yakin? " Vion menaikkan sebelah alisnya, Reyhan mengangguk.

***

Drrttt... drrrtt...

Tengil : Nanti pulang sama gue.

AndreaKelli : Ogah, gue pulang sama Rian. 

Tengil : Lo harus pulang sama gue,  gue nggak butuh kata 'nggak'. 

Kelli berdecak melihat pesan Reyhan, kenapa laki - laki itu selalu seenaknya sendiri. Ia membiarkan pesan Reyhan tanpa membalasnya, pokoknya nanti ia harus kabur.

Jam pelajaran terakhir selesai, Kelli pamit kepada Nita dengan buru - buru. "Lo hari kenapa sih Kell? Kalau ada masalah cerita sama gue Kell, gue kan sahabat lo."

"Iya Nit gue tau, tapi ini bukan saatnya gue cerita. Gue harus kabur, pokoknya gue duluan ya, " pamit Kelli seraya melambaikan tangannya, sedangkan Nita mendengus.

Sebenarnya alasan selain itu, ia masih tidak bisa mempercayai Nita.

'Bruk'

"Mau kemana? Lo kira bisa kabur dari gue, " ucap Reyhan dengan seringaiannya, Kelli terkejut melihat laki - laki itu di depannya.

Reyhan membukakan pintu mobilnya, membiarkan Kelli untuk masuk. Kelli dengan wajah menekuk masuk ke dalam mobil, selama di perjalanan keduanya sibuk dengan pikiran masing - masing.

Kelli kembali melihat ponselnya, namun nihil belum ada balasan sama sekali. Kelli menghela napas gusar, ia kira ini bakalan lebih mudah untuk menemukan Vian.

Mobil Reyhan berhenti, Kelli merasa tidak asing dengan tempat ini. Ia keluar dan benar saja, ini pantai dimana Reyhan mengajaknya kesini saat ia ada masalah dengan Mamanya. Kelli menoleh, ia mendapati Reyhan berjalan mendekatinya dengan wajah yang sulit di baca. Reyhan menarik tangan Kelli, membawa perempuan itu mendekati pantai. Reyhan memercikkan air pantai ke wajah Kelli, butuh waktu beberapa detik hingga perempuan itu menyadari jika Reyhan mengajaknya perang air.

"Reyhan!!" teriak Kelli, ia berusaha mengejar laki - laki itu.

"Kejar kalau bisa," tantang Reyhan dengan cengirannya, Kelli menggeram.

Begitu jaraknya dengan Reyhan sudah dekat, ia memercikkan air ke wajah laki - laki itu. Kelli tertawa lepas, Reyhan yang melihat itu menyunggingkan senyum tipisnya.

"Rasain lo," ujar Kelli dan tidak henti - hentinya memercikkan air ke wajah Reyhan.

"Ampun kucing garong." Kelli yang mendengar ucapan Reyhan, ia memercikkan airnya membabi buta.

Setelah lelah bermain air, keduanya duduk di bibir pantai seraya memandang matahari tenggelam. Tidak ada obrolan sama sekali antara keduanya, mereka sibuk dengan pikirannya masing - masing.

"Jangan sok kuat jadi cewek," celetuk Reyhan seraya mengacak - acak rambut Kelli, perempuan itu menepis tangan Reyhan.

"Terkadang ada hal yang nggak perlu orang tau, hal yang perlu kita simpan sendiri. Dan gue nggak sok kuat kok," terang Kelli.

"Lo nggakbsok kuat, tapi lo cuma nggak mau terlihat lemah." Ucapan Reyhan itu sukses membuat Kelli menegang.

"Sotoy lo," kilah Kelli, Reyhan menatap perempuan itu dalam diam.

"Nggak usah liat gue kaya gitu," ucap Kelli tanpa menatap Reyhan, laki - laki itu tersenyum. 

"Gue pengin banget jadi burung," celetuk Reyhan absurd. Kelli mengerutkan keningnya, tidak mengerti apa yang laki - laki itu katakan.

"Gue pengin terbang bebas kayak burung, bisa pergi kemanapun yang dia mau," jelas Reyhan, Kelli masih tidak mengerti dengan yang laki - laki itu katakan. Reyhan yang melihat wajah bingung perempuan itu mendengus.

"Susah ngomong sama orang bego," cemooh Reyhan, ia berdiri meninggalkan Kelli.

"Reyhan sialan, gue nggak bego!!!!" teriak Kelli kesal.

"Lo mau sampai kapan disitu, ayo pulang," ajak Reyhan, perempuan itu masih betah duduk di tempatnya.

"Woy kucing garong!!" panggil Reyhan, perempuan itu berdiri menghampiri Reyhan.

"Iya curut iya," balas Kelli, Reyhan mendelik sebal mendengar Kelli memanggilnya 'curut'.

Di dalam mobil awkward seperti biasa, Kelli melirik Reyhan dari ekor matanya. "Makasih curut." Reyhan melirik ke arah Kelli, lalu mengangguk.