Ando merasa tahun ini cukup berat meski ia bukan kapten atau memiliki peran yang menonjol dan penting selain sebagai pemain inti. Beberapa saat kemudian ia mendengar suara gedebuk dari sana. Spontan pandangannya teralihkan dan mencari dari mana suara itu berada. Ando mencoba menuju kamar mandi dan terus mendobrak pintu ketika tak ada jawaban dari Arya.
"Arya! Buka pintunya, Yak! Apa kau baik-baik saja!"
***
Keesokan paginya, mereka semua telah bersiap-siap menuju stadion utama. Setelah sekian lama mereka menunggu, akhirnya pemain Universitas Mandara mendapat kesempatan bermain di sana. Tentu mereka semua senang dan tak sabar ingin menginjakkan kaki mereka di atas lapangan sambil men-dribbling bola. Setidaknya itulah yang harusnya mereka rasakan pada hari ini.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com