"Oh, sebenarnya saudaraku cukup kaya. Dia punya tiga rumah dan salah satunya berada di daerah pegunungan itu," jawab Fajar dengan santai.
"Buset. Sekaya apa saudaramu sampai punya tiga rumah?" Zia terkejut mendengar fakta mengenai saudaranya
"Entahlah. Aku sama sekali tak dekat dengan keluarga besar ayahku. Lagi pula yang penting aku sudah berterima kasih pada ayahku dan saudaraku juga karena telah mengizinkan menggunakan tempat itu," jelas Fajar sambil menunjukkan beberapa kunci yang tergantung di tangannya. Tentunya salah satu kunci itu pasti ada yang bisa membuka pintu rumah yang akan mereka tuju sekarang
"Keponakan kayak begini masih saja disayang sama saudaranya. Hanya bermodalkan terima kasih lalu menggunakan rumah itu. Kalau aku jadi saudaramu sudah pasti aku menyuruhmu menjilati kakiku sambil memohon," sindir Ardian terang-terangan.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com