Ardy gugup sewaktu Erza natap dia menyelidik banget, nggak biasanya Erza begitu tapi Ardy sadar kalau kayaknya dia kelihatan banget hari ini. Ardy nyengir berusaha supaya gugupnya nggak begitu kentara. "Gue nggak apa-apa cuma bawaannya gue pengen marah aja sama si kampret Yusril," jelas Ardy tapi dia sadar betul Erza nggak percaya.
"Udah ah kuy dimakan makan siangnya ntar keburu abis waktunya," lanjut Ardy mengalihkan pembicaraan.
Erza hela nafas, Erza paling nggak suka kalau Ardy lagi bohong tapi mau gimana lagi? Ardy kayaknya belum siap buat cerita. Selesai makan siang, mereka berkumpul lagi sesuai jurusan dan kelas masing-masing dan saat itulah Ardy mau perhitungan sama Yusril. Dengan langkah cepat juga nafas yang dihembuskan bak banteng ngamuk, Ardy datang nyamperin Yusril yang lagi ngobrol sama Bagas dan tanpa basa-basi langsung narik kerah baju Yusril dan nyeret si empunya menjauh dari Bagas.
"Eh? Apa-apaan nih?" tanya Yusril kaget tahu-tahu udah diseret Ardy.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com