webnovel

Ardiansyah: Raja dari Neraka

Dunia yang kalian semua kenal telah lama hancur, teman dan keluarga kalian kini entah bertamasya di Surga atau membusuk di Neraka. Namun bagi yang terpilih, Sang Pencipta telah membangunkan Dunia baru untuk mereka yang di dasarkan atas sihir dan sains. Dunia yang diisi oleh tiga bangsa, dengan rumah dan tubuh yang berbeda. Ilmuan cerdas di Angkasa, pengrajin kreatif di Daratan, serta seniman yang bermandikan keindahan di Lautan. Kisah Dunia baru ini terlalu panjang untuk kuceritakan dalam satu kali pertemuan. Jadi untukmu temanku, akan kubagi mereka menjadi beberapa bagian. Part 1: Prologue (Vol 1 & 2) Takdir Amartya untuk menjadi raja atas Bumi ini sudahlah ditetapkan. Demi mengagungkan kelahirannya, Sang Pencipta mengalirkan api neraka di dalam darahnya. Namun hatinya jatuh cacat sebagai bayarannya, dan satu-satunya yang bisa menyempurnakannya hanyalah seorang gadis es, dengan kunci di hatinya. Part 2: A Party of 8 (Vol 3 - 7) Makhluk-makhluk nista datang mencemari Daratan, dan atas nama kemurnian tanah suci ini, Mereka yang Abadi mengumpulkan prajurit-prajurit terbaik dari generasi termuda. Manggala dan rekan-rekannya harus bisa menghadapi tantangan ini, dan menyelamatkan apa yang berhak diselamatkan. Part 3: Throne of the Ocean (Vol 8 - 10) (Warning 18+ only) Perang tiada akhir terus melanda seisi Samudra, yang sudah teramat ganas dari detik dirinya dilahirkan. Gumara yang ditinggalkan keluarganya terpaksa mengemban tanggung jawab untuk bangkit, dan kembali membangun kejayaan itu atas nama sang pembawa ular. Dunia ini dipenuhi aturan yang nista, namun bukan berarti kita harus tenggelam di dalamnya.

PolarMuttaqin · Fantasia
Classificações insuficientes
413 Chs

Chapter 34: Huge Encounter

"Tidakkah perjalanan kita terlalu aman?"

Tanya Costancia yang tak bisa tenang semenjak melangkahkan kakinya pergi dari kawasan tembok perbatasan.

"Belum sampai 1 jam kita berjalan Cia, apapun itu yang akan menyerang kita, mereka pasti tahu kalau para Waraney berjarak tak jauh dari sini."

Gumara di sisi lain, dapat menenangkan seisi badannya, akan tetapi matanya kian liar menoleh ke segala arah.

Sementara Shanala tentunya… ia benar-benar tak takut dengan baik Taanji ataupun Ambawak. Semenjak pergerakan kedua Pelukis ini terlalu lambat ketimbang biasanya ia berjalan, berkelana bersama mereka terasa bergitu santai baginya.

"Sampai sejauh ini? Aku yakin kita sudah melewati empat wilayah bagian jika ini Samudra, Yang Mulia."

Permaisuri itu terdengar kian melunjak.

"Kamu emangnya gak ngeliatin pas mereka lawan Taanji?"

Si pemuda heran.

"Hehehe… enggak, aku… terlalu takut untuk melihat mereka."

Gadis itu memalingkan wajahnya, ia terlalu malu setelah mengakui sikapnya.

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com