webnovel

Ardiansyah: Raja dari Neraka

Dunia yang kalian semua kenal telah lama hancur, teman dan keluarga kalian kini entah bertamasya di Surga atau membusuk di Neraka. Namun bagi yang terpilih, Sang Pencipta telah membangunkan Dunia baru untuk mereka yang di dasarkan atas sihir dan sains. Dunia yang diisi oleh tiga bangsa, dengan rumah dan tubuh yang berbeda. Ilmuan cerdas di Angkasa, pengrajin kreatif di Daratan, serta seniman yang bermandikan keindahan di Lautan. Kisah Dunia baru ini terlalu panjang untuk kuceritakan dalam satu kali pertemuan. Jadi untukmu temanku, akan kubagi mereka menjadi beberapa bagian. Part 1: Prologue (Vol 1 & 2) Takdir Amartya untuk menjadi raja atas Bumi ini sudahlah ditetapkan. Demi mengagungkan kelahirannya, Sang Pencipta mengalirkan api neraka di dalam darahnya. Namun hatinya jatuh cacat sebagai bayarannya, dan satu-satunya yang bisa menyempurnakannya hanyalah seorang gadis es, dengan kunci di hatinya. Part 2: A Party of 8 (Vol 3 - 7) Makhluk-makhluk nista datang mencemari Daratan, dan atas nama kemurnian tanah suci ini, Mereka yang Abadi mengumpulkan prajurit-prajurit terbaik dari generasi termuda. Manggala dan rekan-rekannya harus bisa menghadapi tantangan ini, dan menyelamatkan apa yang berhak diselamatkan. Part 3: Throne of the Ocean (Vol 8 - 10) (Warning 18+ only) Perang tiada akhir terus melanda seisi Samudra, yang sudah teramat ganas dari detik dirinya dilahirkan. Gumara yang ditinggalkan keluarganya terpaksa mengemban tanggung jawab untuk bangkit, dan kembali membangun kejayaan itu atas nama sang pembawa ular. Dunia ini dipenuhi aturan yang nista, namun bukan berarti kita harus tenggelam di dalamnya.

PolarMuttaqin · Fantasia
Classificações insuficientes
413 Chs

Chapter 17: Walls & Tents

Oleh: Manggala Kaukseya

Aku dan Lalita pergi menemani Lavani dan Lavanya memasangkan tembok dari kumpulan perisai Phoenix untuk melindungi kemah kami.

"Oiya Ni, Nya waktu Kak Amartya dating pertama kali, Beliau bikin dinding perisai yang luasnya 2 kali lipat Tembok Utara!"

Dengan girang dan antusias Lalita bercerita. Sementara kedua kakaknya sibuk memantrakan sihir Phoenix mereka.

"Hah!? Tembok Utara Markas?"

Entah mengapa Lavani terlihat kesal mendengarnya.

"Iya!" Lalita menjawab dengan kian nyaringnya, aku bisa merasakan panas semangatnya yang kian membara.

"Ngigo apaan kamu!? Tembok sepanjang dan setinggi itu, mana mungkin!" Lavani terdengar membentak, tapi tangannya masih fokus memantrakan perisai-perisai Phoenix.

"Lalita gak boong kok, aku juga ngeliat sendiri."

"Serius kak? Kalian gak lagi mainin aku kan!?" Kini amarah Lavani berubah menjadi rasa bimbang.

"Kecewa aku Ni, kukira kamu percaya sama aku…"

"Ih bukan begitu kak!"

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com