Para Dubalang tak akan hanya membiarkan Pelukis itu bertindak semaunya. Namun mereka tahu jika mereka melompat ke arah si pemuda yang tengah bertengger di sisi tembok, ia hanya akan dengan mudah menghindar akibat kekalahan mereka dalam segi kecepatan dan kelincahan.
Lalu bagaimana dengan Costancia dan Shanala? Mereka berada di tanah kan?
Seperti yang dikatakan Iskandar sebelumnya, sebagai Penempa mereka tak akan menyerang seorang Sarma, dan semenjak Costancia terdekap erat pada kucing itu, mereka tak ingin sama sekali mengambil resiko dengan area serangan mereka yang teramat besar.
Jadi satu-satunya pilihan mereka hanyalah menghujani Gumara dengan proyektil. Tak perlu takut merusak tembok tempatnya menempel, dinding-dinding ini tak akan rusak bahkan oleh murka seorang Magistra.
"Yang Mulia, mereka datang!"
Seru Costancia di saat tiap Dubalang lekas mengluarkan pengumban dari cincin-cincin di jemari mereka.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com