webnovel

Anti Sosial

Laras itu gadis biasa, tidak suka basa-basi dan pendiam setengah mati, bergerak bagaikan robot dengan pandangan sayu dan mulut terkatup. Rafan adalah Bos yang sangat disiplin, bermulut pedas dengan wajah tidak merasa bersalah, seminggu yang lalu dia mengalami kecelakaan, kedua matanya mengalami kebutaan. Meski begitu, tidak pernah terlihat raut kesedihan di wajah tampannya, Seno bahkan sampai bingung karena Bos nya malah semakin gila kerja setelah keluar dari rumah sakit, bahkan Dia tidak sama sekali melupakan Hobinya yang suka memecat orang jika di rasa orang itu sudah tidak pantas untuk berkerja di perusahaannya. Rafan membutuhkan Sekertaris Baru, tidak masalah lelaki atau perempuan, asalkan bisa bekerja dengan benar. Seno pusing sekali mendengar ucapan Rafan, tidak bisa berpikir atau mencari ditengah pekerjaannya yang menempuk, Hingga Seno melihat Laras di ruang pentry sedang membuat kopi hitam untuk dirinya. "Apa dia saja ya ?" gumam Seno dengan sorot mata terus menatap Laras. Setelah membaca cerita ini dan masih ada rasa penasaran dalam benak kalian, aku sarankan untuk membaca kembali ceritaku yang berjudul I Missing You yang menjadi lanjutan cerita dari cerita ini, terimakasih.

Dina_Nurjanah_7988 · Adolescente
Classificações insuficientes
192 Chs

Maaf Mas

"Senyum ya... Satu... Dua... Ti..."

Ckrek

Ckrek

Maya berhasil mengabadikan moment untuk kedua pasangan itu.

"Satu kali lagi!" ucap Rafan yang langsung menahan tubuh Laras lagi begitu wanita itu ingin beranjak dari sisinya.

"Satu kali lagi, saya mohon" bisik Rafan entah kenapa yang membuatku merinding.

Satu... Dua... Ti...

Cup!

Rasanya waktu seperti berhenti berputar, sekujur tubuhku menegang seketika saat aku merasakan bibir Rafan yang mencium pipiku. Membuat orang-orang disana pun kaget dan tersenyum kearahnya

Kenapa... Jantungku berdetak semakin kencang ?

Aku merasakan sorakan dan tepuk tangan dari orang-orang yang ada di hadapanku dengan Rafan yang tersenyum manis tanpa beban setelah melepaskan ciumannya di pipiku.

"Maaf, saya reflek"

Lembut sekali, ucapan Rafan saat pria itu berbisik tepat di telingaku, aku bahkan bisa merasakan setelahnya usapan halus di pipiku yang terkena ciumannya yang dilakukan langsung oleh Rafan.

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com