keesokan pagi nya Keisya keluar dari kamarnya menuju ruang makan, namun sesuatu yang aneh menghentikan langkahnya.
"sejak kapan ada cogan di rumah Fariz?" Batinnya.
Keisya terpaku menatap wajah asing yang benar-benar terlihat tampan itu, hingga tiba-tiba suara Ika membuyarkan lamunannya.
"kak? Kok kakak cuman berdiri disitu doang sih? Ayo sini gabung sama kita, ntar telat lho ke sekolahnya," ujar Ika.
"hah? Eh, iya-iya ini juga aku mau kesana," jawab keisya gelagapan dengan pandangan yang tetap saja fokus menatap ke orang asing tersebut.
"ngga usah segitunya juga kali ngeliatin gua nya," ujar orang asing itu tiba-tiba, menangkap basah Keisya yang sedang memperhatikannya sejak tadi.
"bunda dia siapa?" tanya keisya pada akhirnya karna merasa sudah tidak sanggup lagi menahan rasa penasarannya.
"tuh kan bun, kak keisya aja pangling," ujar Ika yang semakin membuat keisya menjadi merasa bingung.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com