webnovel

amarah bahagia

Ruangan khusus 18+, dibawah itu author tidak bertanggung jawab yeah. Bagaimana rasanya saat anda seperti Reinkarnasi dari seseorang tanpa di lahirkan kembali? Yang lebih mengejutkan ternyata tahun, bulan, bahkan kalian di lahirkan di hari yg sama? Namun di belahan negri yg berbeda? Kalian bukan saudara kembar lahir dan di besar kan dalam lingkungan yg saling bertolak belakang. Itu lah yg di alami Fauziah Arzanetta, dia merasa kan sebuah kejadian yg tak tertuga, mimpi aneh serta merasa pernah berada di situasi yg bahkan belum pernah ia jejaki, itu bukan sebuah DeJavu semata? Mengejutkan Fauziah bahkan di pilih sebagai pewaris sah dari seseorang yg tidak dia kenal, di penghujung usianya orang itu menyebut namanya sebagai pewaris tunggal semua harta yg dimilikinya padahal mereka belum pernah saling mengenal. Kesamaan wajah keduanya seolah yg telah tiada hidup kembali bahkan mereka mencintai pria yg sama, namun sang pria hanya mencintai salah satu di antara mereka. Bagaimana cinta lain turut andil mengacaukan cinta sejati Fauziah menjadi cinta yg bukan segitiga lagi namun segi empat? Penasaran yuk, Happy Reading.

Fitri_Dwyta · Adolescente
Classificações insuficientes
555 Chs

Puncak nya emosi.

"Kau bilang istri?"Sergah Kencana.

"No, maksudnya calon istri yg paling paling dan paling aku cintai hm"timpal Bani.

Meski sedikit ragu dan terlihat gugup karna racauan yg dia sebutkan mungkin berkaitan erat, entahlah pria itu sulit di prediksi meski kondisi nya saat ini babak belur tetap saja dia masih enggan untuk menyerah begitu saja.

"A...aaw, aw, aw, kau Cay bisa pelan gak sih? Sakit tau"bibir Bani mengerucut saat di obati sang fartner, mengompres luka dan memar memar di wajahnya.

"Lebih sakitan mana rencana kita gagal total atau ini?"Kencana berwajah sendu seketika, mata gadis itu juga terlihat berair.

"Kau tau Cay, sebenarnya aku yg menyebabkan Fauziah dan Al itu bersatu kembali"ucap Bani kemudian mata pria itu mendadak gersang.

"What are you talking about?"Kencana mengerinyit heran.

"Kau ingat dokter Nira? Bukankah dia yg merawat tuan tanah muda lalu mengatakan kalau pria itu menderita syndrom patah hati dan membutuhkan seseorang dari masa lalunya?"

"Iya aku ingat, dia dokter yg di utus warga desa sebelah untuk merawat Al, apa hubungannya dg kamu?"Kencana menatap Bani nanar.

"No Cay, dia dokter keluarga Alvino, aku yg mengutusnya untuk memeriksa kondisi Al"Bani berdiri tampaknya kesakitannya sedikit mereda atau justru semakin sakit lagi saat ini.

"What?"Kencana menyodorkan wajah dalam tanda tanya besar dan Bani mulai mengatakan segalanya.

Dimana rasa simpatik seorang Bani telah berhasil membuat Al pulih melalui tangan nya.

Bani mengetahui dari anak buahnya kalau seseorang penelpon misterius yg mengganggu Fauziah adalah Al dan anak buah nya juga mengatakan tuan tanah muda itu menderita penyakit aneh yg tidak di ketemukan obat nya.

Dari situ dia berinisiatif bertanya pada dokter Nira dan mendapat pencerahan dari dokter tsb.

Bani juga mengatakan Fauziah mengalami hal yg sama dg tuan tanah muda, namun berhasil sembuh berkat dukungan darinya.

Karna cinta yg ia terus pupuk membuat Fauziah pulih lebih cepat hingga gadis itu kini yakin hanyalah Bani cinta dia yg sesungguhnya bukan Al.

Namun akibat sang kaisar terlalu baik tidak ingin ada orang lain yg tersakiti dg cinta kuatnya dan atas dasar kemanusiaan itulah pria itu mengutus dokter yg telah merawat Fauziah juga merawat tuan tanah muda, dialah dokter Nira.

"Kenapa Ban? This crazy, You know?"Kencana meringis perih sesak di dadanya mendengar pengakuan sang kaisar.

"Jika aku tidak melakukan hal itu, Al mungkin sudah mati, memang semua jalan takdir Cay, aku memikirkan segalanya, konsekuensi nya, imbas nya pada ku dan Fauziah aku bahkan siap kehilangan dia saat itu juga, tapi entah harapan dari mana aku masih yakin gadis itu milikku, cinta heh? Akhirnya membuat aku gila"upatnya.

"Ya karna Budi mulia mu itu, Al sembuh kau juga kehilangan kekasihmu, cintamu, aku baru sadar ternyata masih ada di dunia ini laki laki yg senaif dirimu, kau bukan baik tuan, bukan? Tapi kau bodoh"tegas nona Durga dia meneteskan air mata kemudian.

"Kau berhutang budi padaku, kalau bukan aku yg mengutus dokter itu, selamanya kau hanya akan melihat pusara pria itu, memang aku bodoh sudah lama aku mengakuinya, tapi takdir? Apa kita bisa mengelak nya? Apa bisa kita mengingkari keinginan tuhan? Cay katakan hah?"

"Lebih baik dia mati, dari pada aku harus melihatnya menikah dg orang lain, kau tidak adil Bani, kau melukai hatimu sendiri, tidak?kau melukai Fauziah juga, masalah kita kau penyebabnya, kau Bani.."Teriak Kencana dia berurai air mata.

"Manusia Cay, aku manusia? Jika kau berada di posisi ku mungkin kau akan melakukan hal yg sama, please ikhlas ok!"Bani mendekati wanita itu lantas memeluknya.

Kencana meronta dia tak terima lalu mendorong sang kaisar hingga terduduk di sofa.

"Ikhlas kau bilang? Apa kau tau? Aku...Aku yg merawat Al setengah tahun lamanya, segalanya? Aku mengurus segalanya seperti menantu sungguhan, menantu yg ideal, istri idaman, aku melakukannya demi Al, sekarang aku harus ikhlas hah? Tidak Ban"tegas gadis itu lagi.

"Lalu apa yg harus aku lakukan Cay?"

"Perhaps you should just kill me, now?"Bentak Kencana geram sembari mendorong dorong pria itu.

"No Cay, please"Bani memohon dg wajah sendu menatap wanita yg merintih di hadapannya.

Kencana putus asa, dia menonjok nonjok kepalanya sendiri, menangis terisak mengutuk raganya. Bani menggapai gadis itu kemudian memeluknya.

Kencana meronta, namun kekuatan erat dari pelukan sang kaisar tak mungkin bisa di lawannya dia lantas memukul mukul punggung pria itu dan terus sesenggukan di dalam pelukan sang fartner.

"Ok! aku akan mencoba meyakinkan ibu Sarah, itu harapan satu satu nya saat ini, aku akan kerumah Fauziah sekarang, kau mau ikut?"Bani melepaskan pelukannya.

Kencana menggeleng lemah dalam bungkam nya.

Kenapa disini Kencana terlihat lebih ngotot dari Bani? Apa pria itu sudah bisa rela terhadap takdirnya? Atau memang Bani bukan pejuang cinta sejati buktinya dg mudah dia mengatakan ikhlas?

**

Dg gagah berani Bani mengetuk pintu rumah ibu Sarah, meski masih dalam keadaan tidak baik baik saja karna wajahnya di penuhi memar bekas keroyokan anak buah tuan tanah muda.

Bani tak peduli hal itu, pria ini hanya ingin mempertahankan cinta nya saat ini, juga mengembalikan hak yg seharusnya menjadi milik Kencana rekannya.

Ariska terpelongok mendapati pria itu di depan pintu rumah, lalu dg sedikit gugup mempersilahkan pria itu masuk.

"Kakak kaget dg kedatangan aku kesini?"Tuduh nya kemudian sembari duduk bersama wanita itu di sofa butut ibu Sarah.

Mata Ariska melebar dan menelan Saliva dalam dalam tidak tau harus berkata apa apa pada mantan adik iparnya itu.

"Iya...Ya...Tapi ini sudah malam Bani?Why?"Jawab nya gugup.

"Apa lagi kak? Mana Fauziah? Dimana calon istriku?"Tegas Bani.

"Dia tidak ada Bani?"Ariska melebarkan mata dan degupan jantung yg tak beraturan.

"Tidak ada, atau dirumah tunangannya?Tuan tanah muda? Iya?"langsung ngegas Bani seakan lupa sopan santun.

Bagiamana pun sekian lama ini kali pertama Bani kembali menginjak rumah ibu Sarah, tapi dia tidak berbasa basi dahulu mungkin emosi pria ini sedang memuncak atau kehabisan cara mengatasi keadaan.

Percuma pada akhirnya, ujung ujung nya juga akan meledak ledak tidak perlu ada yg di tutupi lagi, katakan semua dg gamblang saja, seperti itu mungkin fikiran Alvino muda saat ini.

Netra Ariska melebar sempurna, hati wanita itu berkata Bani telah mengetahui segalanya, kalau tidak, untuk apa dia malam malam datang bertamu sejauh itu dari kota sana?

"Bani kakak bisa jelasin semuanya, ini tidak seperti yg kamu kira?"Ungkap Ariska kemudian, masih gugup.

"Apa? Kakak mau menjelaskan Al cinta pertama Fauziah? Mereka di jodohkan saat ini, karna Fauziah Al sakit? Atau Al pernah meniduri Fauziah?"

"Jaga mulut mu Bani?"Ariska memanas.

"Perkataan yg mana harus aku jaga, hah?perkataan kalau Fauziahku gadis jalang yg tidur dg kekasih nya di sebuah penginapan?"Bentak Bani keras.

Sehingga ibu Sarah dan pak Kadir pun keluar dari persemediannya karna bicara Bani yg kelewat keras itu.

"Cukup Bani"cegat Ariska kemudian.

"Apa ini nak?"Ucapan lembut dari ibu Sarah yg tiba tiba datang bersama suaminya.

Mata Sarah bahkan belum terbuka lebar akibat kantuk sedari tadi memang dia tertidur bersama sang suami namun terpaksa bangun karna keributan yg Bani buat.

"Lihat menantu bibi datang? Sikap nya jelas tak sopan"ketus Ariska.

Ibu Sarah melebarkan mata lalu menatap pria di belakangnya yg saat ini diam geram menahan bara api.

"Bani..."Sahut nya kemudian.

"Iya bu, ini Bani?"