"Jinjja? Aku tidak sedang bermimpi? Apa ini nyata? Kau?"Gumam Fauziah, mereka merenggangkan pelukannya lalu menatap dari dekat kedua mata itu menyatu cukup lama saling bertukar rindu dan luka.
Sebelum akhirnya melepaskan unak dan mencairkan kebekuan, mereka saling mendekat kembali dan bertaut dalam sebuah lumatan lewat kehangatan bibir keduanya, cukup sekian detik, mereka semakin memperdalamnya namun dalam ritme lembut.
Sang gadis kemudian membalas sentuhan bibir sang kekasih dan lantas menangis dalam kehangatan ini.
Sadar gadis itu sesenggukan dalam kecupannya, Bani melepaskan bibir gadis itu kemudian memeluknya kembali.
"Anggap saja aku gak liat, oh God, what this? Huh? Panaaaass, sshih"upat si kenes Kencana sembari menutup mata dg telapak tangannya.
Lantas dia melirik ke arah tuan tanah muda yg berada di sampingnya yang menggerutukkan gigi geram dan emosi bak air mendidih.
"Hah, jika aku berandai seseorang yg mencintai ku juga akan memperlakukan aku sama seperti itu, membalas kisser ku, bukannya menamparku saat bibir ku baru saja menyentuhnya, lantas emosi bagai Anjing gila, jika seseorang saling mencintai tentu tidak akan ada hal seperti itu, gadis nya pasti menerima dg ikhlas bukan haha?seperti yg di sono ono tuh, haha"sindir nona Durga semakin membuat Al geram dg mulut lemes gadis itu.
"Diam kau gadis bodoh? Hah bedebah akan kuhajar si brengsek itu, beraninya dia mendekati dan mencium tunangan ku"upat nya semakin bergurat emosi level Raksasa.
"Aku gak akan diam? Justru kau yg seharusnya sadar? Kau menutup mata hah?You know what? Gadis itu terlihat jelas sangat mencintai dia? Kau membohongi suasana atau kau menyesali pemaksaan mu, hah, kau pria bodoh yg menaruh otak pada ibu jari kaki, bukan di kepala mu"oceh kembali gadis itu, mengatai dan terus mengulik hati tuan tanah muda yg semakin termakan emosi.
Pintar betul memanas manasi suasana malam yg dingin ini, tapi bagi mereka Kencana dan Al saja, kalau Fauziah dan Bani tentu tidak mereka telah mendapatkan kehangatan meski hanya sesaat, jadilah dari pada tidak, daripada menggigit jari seperti tuan tanah muda?
"Kau kesini? Itu artinya kau mengetahui segalanya?"Fauziah bergumam dalam tangisnya di pelukan sang kekasih.
"Yeah, of course, but don't worry, hm dear?"Bani membelai lembut gadis itu.
"I'm really...Really sorry, hikhikhik...Fate is not on my side, kak..Hikhikhik..."
"Ssshuut, enough ok!"sang kaisar menyeka kembali air mata gadisnya.
Seiring tatapan mereka terusan beradu bertukar luka dan rindu, bercerita kepedihan dalam kata perpisahan, Bani tak sadar seseorang menciduk dari belakang dan menonjok nya keras tepat di bagian pipi kanannya sedikit terlempar dan tersungkur sang kaisar di buatnya.
"Fuck you, akh.."ringisnya sembari memegangi sebelah pipi nya yg membiru.
"Akh, kak"pekik Fauziah yg langsung di giring oleh kawanan preman itu.
"Kak.....Kak"gadis itu meronta ronta meski tangan nya di kunci dan di cekal keras memaksa gadis itu masuk ke mobil mereka.
Sementara yg lain kembali menghajar tuan kaisar tanpa ampun, tak membiarkan pria itu memberikan perlawanan, mana bisa tuan kaisar melawan 5 orang bandit sekaligus sementara dia hanya sendiri, Jikapun bisa membela diri mustahil, mereka licik beraninya menciduk dari belakang di saat pria itu belum siap.
Dua orang memegangi kedua tangannya dg keras, sementara yg lain menghajarnya, memberikan pukulan pukulan dahsyat yg mungkin saja mematahkan tulang belulang tuan kaisar.
"Kau brengsek Al, kau Babi liar beraninya kau pengecut, main keroyokkan, hentikan sekarang Al? Hentikan mereka pria biadap?"Sarkas Kencana dg keras, dia gusar tiba tiba menyaksikan fartner nya di hajar dg beringasnya.
Kencana menarik keras lengan tuan tanah muda yg tersenyum seringai licik penuh arti.
"Enough Al, please, demi aku hentikan mereka, Al, please, please, please"Kencana kehabisan akal dia menangis dan memohon.
"Shy? Kau mencintai dia hah? Apa hubungan mu dg nya? Kenapa kau terluka?Kau kehabisan nyali dan akal busukmu iya kan? Heh wanita bodoh!"tangkas tuan tanah muda, dia tersenyum miring, lalu berlalu meninggalkan gadis itu.
"Al...Tunggu Al? Hentikan mereka, Al ...."Teriaknya lagi sembari berlari kecil mengejar pria itu.
"No Can, kesalahan terbesarmu karna membiarkan pria itu menyentuh Fauziah ku"serunya tanpa melirik kebelakang.
"Kesalahan terbesar ku adalah mencintaimu tanpa batas, hingga aku lupa diri, brengsek, jika saja aku bisa menghapus wajah buruk mu itu dari ingatan ku, semua ini tidak akan terjadi, salah ku, kesalahan seumur hidupku, coz love you, pria setan!"teriak gadis itu dia mengurai airmata dan dg kasar di sekanya kembali.
Tuan tanah tanah muda tertegun sejenak, lalu menghempaskan dg kasar nafasnya, dan menutup mata lantas memasuki kendaraanya dan tancap gas.
Kencana kembali berlari mengejar pria itu namun mobil itu keburu menjauh hingga dia tersungkur.
"Aakh.."Kencana meringis lutut nya berdarah akibat goresan aspal, hari ini gadis itu kebetulan mengenakan dres di atas lutut.
"Bani..."Lirih nya kemudian, tanpa peduli perih nya luka, dia berdiri dan kembali ke tempat rekannya yg telah di buat babak belur oleh anak buah tuan tanah muda tsb.
"Cukup kalian, biadap, beraninya kalian?Lepaskan dia sekarang!"teriak gadis itu, dia langsung dg berani nya menepis tangan preman2 itu dan menjauhkan mereka dari Bani yg terkulai lemas ulah mereka.
Para pria itu terdiam sejenak dari aksinya dan menatap nona Durga datar.
"Ayo kita pergi, wanita ini, tuan tanah muda bisa membunuh kita kalau dia kenapa kenapa? Dia wanita berharga, ayo let's go"mereka pun pergi tanpa berdosa.
Kencana menatap sendu tuan kaisar yg babak belur di mana mana, pria itu terkulai lemas namun masih dalam kesadaran.
"Cay, panggil Kawaki, Fauziah, mereka menculiknya, preman itu?"Ucap Bani lambat, rasanya seluruh tubuh rekan Kencana hari ini remuk dia hanya bisa menghela nafas kesakitan.
"Tidak, mereka tidak menculiknya? Kita salah, Al bukannya sadar dia malah memerintahkan anak buahnya untuk membawa Fauziah, gadis itu mungkin sekarang sudah di rumah nya, ayo kita pulang, kau harus di obati ok!"Kencana memapah pria itu menuju kendaraanya.
"Cay, aku harus bertemu Fauziah, banyak hal yg harus aku katakan padanya, dia bukan gadis sembarangan Cay"Bani melirih di samping Kencana.
Gadis itu fokus mengemudi dalam rasa khawatir dan wajah nya yg memucat.
"Diam, kau harus di obati dulu, lagian kenapa kau biarkan preman tak berguna itu menghajarmu kenapa kau tak melawan mereka?"
Mata Bani menyipit, nyaris saja tenggelam dan ilang kesadaran, namun dia tetap kuat sebaai laki laki.
"Hehe, Cay Cay, aku bukan bang Iko Uwais yg bisa menghajar puluhan preman sekaligus, aku hanya pejuang cinta Cay"kekehnya lambat, sembari memegangi perutnya entah mungkin sakit disana.
"Konyol, kau crazy rich gila, entah dimana asalmu? Hingga kau tersesat pada gadis desa seperti ini?"
"Haha, tidak dia bukan gadis desa, she is my wife Cay, you know? Hanya saja dia lupa, ha sial aku menyesal karna tidak serius berlatih Taekwondo waktu itu, rasanya preman gila itu mematahkan tulang rusukku"racau Bani lagi.
Kencana menoleh, melebarkan mata, mulut nya membentuk huruf O besar, apa yg di katakan tuan kaisar barusan? Wife?