Di dalam kelas Tiga kejuruan seni, para siswa sedang serius membuat cangkir yang terbuat dari tanah liat tanpa di awasi oleh guru. Saat ini mereka melakukan ujian praktik dadakan. Ya, situasi seperti ini memang bukanlah yang pertama kalinya, tapi sering terjadi.
Tapi celakanya jika ada siswa yang kebetulan berhalangan tidak hadir maka tamatlah riwatnya. Karena ujian seperti ini memiliki poin yang sangat tinggi, bisa-bisa kita tidak perlu lagi ikut ujian penaikan kelas karena poin kita sudah mencukupi. Dan alangkah sialnya jika kita tidak mengikuti ujian ini, poin kita akan rendah serendah rendahnya.
Jadi tujuan diadakannya ujian dadakan ini adalah agar para siswa tidak seenak jidatnya izin atau bolos sesuka hati mereka. Karena bisa jadi hari itu ada ujian dadakan seperti hari ini.
Dan hari ini siswa yang tidak hadir dalam ujian yaitu 'Alifah sang Bintang' alias Faradiba Alifah Az Zahra.
Walaupun kabar yang di dapat hari ini adalah dia izin, tapi tetap membuat kedua sahabatnya kalang kabut mengkhawatirkan dirinya.
"Alifah kasih kabar enggak, alasan dia izin? "
Fira hanya menggeleng lesu menjawab pertanyaan Evi.
"Tapi aku khawatir lho dengan statusnya di WA. Kok dia nulis caption emoji sedih gitu" tambah Evi
"Dia aplod status baru?" Cecar Fira penasaran. Tumben-tumbenan Alifah nulis status pake caption, biasanya yang dia aplod itu hanya artikel-artikel yang berbau agama atau gambar hewan-hewan lucu. Kalau emoji... Berarti itu anak ada sesuatu.
"Semoga saja dia tidak kenapa-kenapa". Kata Evi optimis. Berpikiran positif itu harus!!! "Bagaimana pulang dari sekolah kita ke kosnya?
"oke. Sudah lamakan kita enggak ke kosnya main" balas Fira semangat.
"Fira Evi apa tugasnya sudah selesai, makanya kalian ngobrol? Tegur sangat Guru yang sedari tadi sudah datang tapi mereka tak menyadarinya.
"Belum pak, tinggal sedikit lagi "cicit Fira
"Makanya selesaikan dulu, baru ngobrol"
"iya Pak" bawak Fira dan Evi
Setalah janji suci pernikahan telah di ikrarkan, dilanjutkan dengan acara makan keluarga yang telah di sediakan di rumah Alif. Termasuk sang penghulu dia pun ikut turut serta.
Para keluarga sibuk membahas pernikahan ini, mereka bertanya pada eyang sebagai tetua di keluarga mereka. Dan eyang pun menjelaskan alasannya, dan mereka pun mengerti. Meskipun sulit menerima, sangat di sayangkan menikahkan Alif di usia yang sangat muda. Mereka takut akan masa depan keponakannya. Menikah di usia mudah adalah beban tersindiri, apalagi usia yang belum matang sulit untuk mengatur emosional yang masih labil. Mengapa tak mendewasakan diri dulu, baru memikirkan pernikahan.
"Hapus foto yang ada di galeri kamu! " perintah Alif pada salah satu sepupunya yang turut hadir di pernikahannya.
"lu dari dulu enggak ada sopan-sopannya ya, sama Gue yang jauh lebih tua dari lu... " balas Egi sepupunya.
"Enggak usah banyak bacot deh hapus aku bilang!! "
"Panggil Gue kakak atau abang baru Gue hapus."
"oh gitu?? Gue bakal kirim foto kamu sama Luna kalau kamu selingkuh dengan temannya, Anggi" Balas Alifah mengancam.
Seketika mata Egi membulat pengeng kabur dari kelopak matanya sakit kagetnya mendengar ancaman Alif.
"Jangan Macan-macam lu!! "
Alif hanya tersenyum sinis, merasa dirinya di atas angin.
"Iya-iya Gue hapus, tapi awas lu, lu kasi tahu Luna kalau Gue habis jalan dengan Anggi"
Dengan tidak rela Egi menekan tombol delete di galeri HPnya yang menayangkan gambar Alif dan Alifah, saat Alif mencium kening Alifah, dan Alifah mencium punggung tangan Alif.
"Padalah Gue pengeng perbesar dan membingkainya sebagai hadiah dari Gue"
"Enggak usah" balas Alif, lalu melongos pergi begitu saja.
"elo juga harus hapus foto Gue sama Anggi woeee... "teriak Egi tapi Alif tetap melangkah tanpa peduli.
Saat ini Alifah sedang sibuk mencari baju-bajunya dalam lemari. Karena saat ini acara pernikahannya dan segala tetek-bengeknya sudah selesai. Saatnya mengistirahatkan tubuh dan pemikiran agar besok kembali fresh, atau semoga kejadian seharian ini adalah mimpi saja.
Tapi dia heran, kenapa tiba-tiba pakaiannya hilang? Atau adakah yang memindahkannya? Tapi ke mana?
"Nyari apa sih kak? Kok grasak grusk gitu? Tegur Mawar.
"Baju kakak dimana? Kakak pengeng ganti baju nih, gerah"
"kan tadi si Mbok mindahin ke kamar kak Alif?"
"Ha!!!?? " kaget Alifah mendengar pakaiannya ada dalam kamar Alif.
'oh Nooooo!!! ' jeritnya dalam hati.
Duh ya ampun belum apakah dia harus sekamar dengan Alif? Tidur dengan satu ranjang dan dan..... Ya Allah tenggelamkan aku di lautan Neptunus.
Tapi ngomong-ngomong Neptunus punya lautan kah' ahhh masa bodo... Pokoknya apa pun itu terserah yang jelas dia dan Alif tak boleh sekamar TITIK tidak pake KOMA.
"Loh sayang, kenapa kamu masih di sini?" tanya Eyang tiba-tiba ada depan pintu.
"ah, kebetulan Eyang datang. Baju Alifah kenapa di pindahin ke kamar Alif? Eyang enggak bermaksud menyuruh saya tidur berdua kan? "
"sudah jelaskan maksud Eyang seperti itu? Kenapa Alifah bertanya seperti itu lagi? Kan status kalian sudah Sah, ya jelas kalian satu kamar. Tidur sama-sama, masa pisah? " balas eyang, membuat bulu kuduk Alifah merinding.
"Eyang bercanda kan? "
"Jangan banyak tanya, sekarang kamu pergi ke kamar Alif, pasti dia sudah nungguin kamu. Ntar dia berpikiran Pengantinnya kok malah nyasar di sini sih."
"Tapi Mawar.... "
"Mawar biar Eyang yang nemenin. Kamu temenin Alif aja"
Alifah ingin menangis bombay mendengar pernyataan Eyang. 'temenin Alif?? emang dia bocah mesti ditemenin segala. Kubur saja aku!!!
""Apa sebaiknya mereka pisah kamar saja, mereka kan masih sekolah ma. Takutnya mereka... " Alifa meringis mendengar perkataan mamanya Alif alias mama mertuanya yang terpotong. Dia tahu apa kelanjutannya.
"Apa yang membuatmu takut Tania? Bukankah mereka statusnya suami-istri? Jadi tidak masalah jika apa yang kamu takutkan terjadi"
'Tidak masalah?? Yang benar saja!! Bunuh saja aku Eyang'
"Tidak bisakah mama menunggu mereka hingga lulus sekolah. Bukankah sekarang mereka sudah menikah? Jadi mama tak perlu risau lagi" mama Alif masih bernegosiasi dengan mertuanya, berharap mama mertua merubah keputusannya.
"Umur mama yang tidak bisa menunggu Tania. Siapa yang menjamin umur mama panjang. Mama pengeng gendong cucuku"
"Eyang serakah. Tidak cukupkah aku cucu Eyang? " tiba-tiba suara dari kamar sebelah memecah perdebatan mereka.
"Eyang pengeng aja. Apa itu tidak boleh? "balas Eyang menampakkan wajah memalasnya. Cara basi yang selalu berhasil.
Alif menarik nafas jengah dengan tingkah Eyangnya yang selalu berhasil membuatnya tak berkutik.
"Ya sudah kalau begitu, Alifah.. Ayo kita ke kamar, kita buatkan cicit yang banyak untuk Eyang " ucap Alif.
Ajakan Alif membuat Alifah ingin pingsan plus kejang-kejang.