webnovel

Alifah, Kaulah yang Kumau

Bagaimana rasanya menjalani pernikahan kontrak yang terpaksa dilakukan? Itulah yang dialami oleh Alifa, seorang gadis 18 tahun mengorbankan kehidupan yang selama ini penuh dengan keceriaan karena biaya makam sang ayah yang belum terbayar membuatnya terpaksa menerima tawaran yang tidak masuk akal yaitu menikah dengan Alif teman sekolahnya, dia juga adalah seorang cucu dari pemilik sekolah yang sangat dingin dan angkuh. Mereka akhirnya menikah dalam kontrak dan keterpaksaan, hidup Alifa pun sangat menderita karena Alif menginginkan wanita lain? Atas nama kewajiban sebagai istri Alifa terpaksa tetap memberikan perhatian terhadap suaminya sampai Akhirnya Alif luluh dan diam-diam mencintainya. Tapi... Wanita yang selama ini bersama Alif kembali dan mengganggu keharmonisan keluarga. Sanggupkah Alifa menahan perasaan ketika wanita itu perlahan memasuki kehidupan suaminya dan bergantung padanya? Mampukah Alif menyingkirkan wanita yang selama ini disayanginya demi menjaga perasaan istrinya? Ikuti kisahnya...

syafiuni · Adolescente
Classificações insuficientes
357 Chs

Lamaran Kertas Kapal

"Dikelas ini? Siapa? Tanya Alifah penasarn.

"Alifah"

" Alifah??" Tanya Alifah kembali mengulan jawaban Alif. Alifa hanya menggangguk sebagai balasan.

" Dia pargi. Dia di mushollah. Jam segini biasanya dia shalat dhuha'. kata Alifah.

"Emm kalo gitu aku kembali kekelas"

" Eh tunggu!" Cegah Alifah menghentikan Alif saat ingin melangkah.

" Jadi kamu kesini itu mau ketemu aku,Atau Alifah?"

"Dua duanya". Jawab Alif tersenyum sambil berlalu.

Diam diam Fira memperhatikan Tingkah mereka sedari tadi. Bukan hanya dia sih, hampir seluruh teman kelas matanya tertuju pada mereka berdua, khususnya teman teman ceweknya. Jarang jarang Alif datang kekelas mereka. Biasanya mereka berdua ketemu di perpustakaan atau di kantin.

Pertemanan mereka tersohor keseluruh penjuru kelas, apalagi Alif adalah anak pemilik sekolah ini. Dulu sebelum Fira ikutan Hijrah dengan Alifah sabahatnya, Fira juga salah satu fans Alif. Jadi ketika Alif datang kekelas mereka Fira masih kadang kadang khilaf memandang Alif, apalagi situasinya dia tidak dalam pengawasan Alifah.

Jika Alifah ada pasti di ingatkan kalau sedari tadi itu Fira sudah zina mata. "Astahfirullah Firrrr...Alifah enggak ada....tapi Allah mengawasi Firaaaa" tegur Fira pada dirinya sendri sambil menjerit dalam hati.

Yah, akibat dia lagi datang tamu bulanan, setan setan beserta jejarangnya berhasil menggoda Fira. Seharusnya kan jam segini dia juga ikutan Alifah dam Evi kemushollah. Dan seharusnya dia enggak ketemu Alif. Harus banyak banyak istigfar nih. Maklum cowok ganteng ala korea adalah kelemahan Fira pemirsa. Jadi wajar jika Fira bisa di rayu oleh iblis. Walaupun gaya Alif enggak sekeren korea, tapi wajah Alif bisa di kategorikan merusak iman Fira. Karena Alif keren dengan gayanya sendiri.

***

Di sekita lapanga Alifah terlihat berjalan sendiri dengan lambat. Fira dan Evi entah kemana. Tiba tiba pesawat kertas melintas dan berhenti tepat di dapannya. Dia mendongak keatas mencari sang pelaku, menengok kekanan kekiri arah belakang tapi sang pelaku tak ada. Dia pikir hanya sampah, tapi akan berakibat fatal jika dia yang dituduh sebagai pelaku.

Karena terdapat peraturan jika membuang sampah tidak pada tempatnya maka ada sanksi yang harus di bayar. Jadi dengan terpaksa Alifah mengambilnya untuk membuangnya ke kantong sampah yang tersedia tidak jauh dari tempatnya berdiri. Dan tiba tiba rasa penasaranmenyerangnya.

Biasanya ini penyakit si Fira yang penasarannya sudah ketingkat akut tak tertolong lagi. Kok dia ikut tertular sih??! Dibongkarnya pesawat kertas itu, siapa tahu ada pesan terselebung di dalam lipatan kertas untuk dirinya. Sungguh ini konyol dan dia merasa dia bukan dirinya.

Daannn....simsalabin abda kababraaaa ternyata benar ada. Kata hati memang tak pernah berbohong. Setelah di baca jantung Alifah terasa mau copot. Ini ternyata lebih mengerikan dari teror.

"Astagfirullah hal adzim..sia.. siapa yang memberinya kertas ini?" tanya Alifah dalam hati sambil menjerit. Ini ungkapan main main kan? tapi pelakunya siapa?? Apa dia serius?? Mendadak dia seperti Fira saat penasaran, memburu jawaban dengan pertanyaan yang belum memuaskan dirinya.

Ya kalau diajak pacaran tanpa harus berpikir, lansung ditolak. Kan pacaran haram. Kita dilarang mendekati zina sementara pacaran itu awal dari perbuatan zina. Ibarat kita berada di depan pintu, dan pacaran itu adalah pintunya. Jika membiarkan diri kita memasuki pintu itu, artinya kita sendiri mengundang mala petaka dan mengudang murkanya Allah.

Alifah tidak ingin di murkai Allah..kalian juga kan??!!Makanya kita di larang untuk mendekati yang namanya pacaran. Kita mesti berlari menjauh sejauh mungkin dari pintu tersebut, kalau perlu, bikin tembok yang tebal dan tinggi menjulang serta siapkan senjata beserta pasukan agar virus Love tak bisa menyerang kita.

Jangan biarkan setan berteman dengan kita dan tertawa atas perbuatan kita. Karena Virus Love akan berkah pada sesuatu yang halal, kalo masih pacaran hal itu mengundang bencana.

Setan pastinya tak akan membiarkan kita hanya berpegangan tangan saja, tapi dia akan berusaha keras agar kita melakukan yang lebih dari itu. Bahkan lebih dan lebih lagi.

Nah bagaimana kalo dilamar?? Waow nekat benar. Patut di acungi jempol jika niatnya karena Lillah. Memang si cowok sudah mampu?? Mampu dalam segala hal?? Apa jangan jangan ini karena Alifah keseringan berkoar jika ada yang 'menyet' langsung di beri ayat tentang larangan pacaran, sehingga seseorang yang menyukainya itu ingin langsung melamarnya??

Belum habis rasa penasarannya, sang pelaku ternyata datang dari depan berlari ke arahnya. Dan Alifah sudah tahu jika Alifah yang di maksud itu bukan dirinya, tetapi Alifah yang lain. Rasa penasarannya hilang seketika dan berganti dengan rasa malu yang disembunyikan sedalam mungkin karena sempat mengira jika yang dimaksud adalah dirinya.

Meskipun rona merah dipipinya masih terlihat.Tanpa sang pelaku meminta kertasnya, Alifah sudah menyodorkannya terlebih dahulu dan berlalu begitu saja tampa suara.

" Aku minta maaf" kata Alif sang pemilik kertas.

Langkah Alifah memang berhenti, tapi tak menoleh sekalipun. Kemudian melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda.

"Kamu enggak dengar?? Aku bilang aku minta maaf" kata Alif menaikkan dua oktaf volume suaranya.

"Di maafkan" balas Alifah singkat sambil berlalu dengan cuek.

Alif tak mengganggunya lagi, toh dia sudah meminta maaf dan Alifah juga sudah bilang di maafkan. Jadi buat apa repot repot mengkofirmasi hal yang sudah selesai. Dimaafkan secara tulus maupun enggak itu bukan urusan Alif lagi, yang jelas dia sudah meminta maaf. Beres. Rasa bersalah abaikan.

Belum jauh Alifah melangkah karena memang langkahnya mirip siput, tiba tiba suara tamparan terdengar jelas di telingah Alifah. Spontan dia berbalik semoga dia salah dengar. Tetapi tidak, pendengarannya ternyata tajam. Bekas merah cap tangan dipipi Alif tergambar jelas dengan indah.

Membuatnya bukan hanya dia sendiri yang kaget tapi seluruh sisiwa yang ada disekitar lapangan, karena memang posisinya di pinggir lapangan voly, mereka memfokuskan kekejadian yang langka dan mustahil terjadi ini. Andai Alif bukan anak pemilik sekolah, dia sudah jadi sasaran kamera oleh teman temannya. Yang tiba tiba ingin jadi wartawan seketika secara berjamaah. Tapi sayang berita hot yang akan diterbitkan, hanya sampai dikepala saja. Mereka takut beurusan dengan sang Nenek penguasa sekolah yang sangat melindungi cucunya itu. Tak ada yang menyangka jika Alifah, sahabat Alif sendiri pelakunya. Pencetak cap tangah di wajah tamfan Alif.

"Aku benci sama kamu!!" kata Alifah lirih dengan air mata yang hampir tumpah. Orang yang Alifah maksud selain dirinya.

Alifah kaget mendengarnya pertemanan mereka tersebar sudah sejak lama dan selama ia memasuki sekolah ini hingga sekarang alias sudah tiga tahun mereka belum pernah cekcok. Mereka tetap mesra bagaikan sahabat rasa pacar bahasa anak zaman sekarang. Dan sekarang dia menyaksikan secara live tangan Alifah mendarat mulus di wajah tampan Idolah mereka.Termasuk Alifah yang masih terbengong yang tak jauh darinya.

Apakah dia beruntung atau tidak, karena dirinya bukan hanya menyaksikan tapi juga bisa mendengarkan perkataan kebencian Alifah. Sementara teman temannya tentu tidak, karena perkataan Alifah sahabat kecil Alif terdengar lirih. Alifah yakin hanya mereka bertiga lah yang mendengarnya. 'Ahhh pura pura tuli saja lah.' Pikir Alifah. Tapi dirinya masih berdiam diri, masih enggan untuk beranjak. Rupanya dia masih penasaran Apakah Alif akan membalas perlakuan sahabatnya, atau menunggu respon Alif. Ok Fiks, virus Fira sudah tersebar kedalam tubuhnya.

Setelah menampar Alif dan mengatakan kebenciannya Alifah berlari dengan kemarahan yang hanya dirinya yang tahu. Bahkan Alif masih bingung kesalahan apa yang pernah diperbuatnya sehingga Alifah sahabatnya itu bisa marah dan menamparnya serta mengucapkan kata bencinya.

Tatapan Alif tiba tiba langusng menusuk kemata Alifah yang masih mematung. Alifah salah tingkah ditatap seperti itu, dan memutus tatapan Alif padanya. Melarikan bola matanya kesegala penjuru karena gugup tiba tiba melandanya, menghilangkan Virus Fira yang menyerangnya barusan.Tetapi dia tahu Alif masih menatapnya dengan tajam. Seolah ingin mengataka sesuatu lewat matanya. Alifah rasanya ingin meniriaki Alif dengan peringatan Zina mata wooee sadarr!!!

Alifah berbalik dengan kikuk secara perlahan seolah mengatakan "Aku tidak melihat dan mendengar apa apa kok, jangan khawatir!!" Dan melangkah secepat mungkin. Bukan gaya siput lagi tapi langkah ketika dia berkejaran dengan sesuatu yang mendesak. Hampir di katakan lari sih. Langkah Alifah terhenti sejenak dengan kertas yang ada dihapannya. Kertas ungu itu sudah remuk redam tapi tidak sobek.

Yah, kertas yang sama. Kertas yang jatuh tepat di hadapannya beberapa waktu yang lalu, kini kembali mendarat tepat di hadapan kakinya. Pemiliknya membuangnya dengan sengaja dengan hati yang remuk redam seperti kertas kapal tadi. Tidak seperti tadi yang jatuhnya tidak di sengaja. Lalu berjalan cepat melewati Alifah.

Alifah hanya melihat punggung Alif, dan memandang lama kertas yang ada dekat kakinya. 'ini beneran sudah jadi sampahkan?' Pikir Alifah.