webnovel

AKU TERGODA (21+)

Indah yang terus terusan menggodaku, membuatku mencapai batasku menahan hasratku padanya, jika Indah tidak menahan dan mencegahku saat ini...apakah aku benar benar harus berhianat pada istriku?!!! Bahkan Lita istriku lebih cantik dari Indah tapi kenapa aku sampai hati, bermain dibelakangnya bersama Indah. Lita salah satu karyawan ku, dia adalah istri orang namun tak membuatku menyerah untuk mendapatkannya, awalnya aku hanya iseng, tapi lama kelamaan aku mencintainya, apa alsannya?! aku juga masih bertanya tanya, apakah karena aku tahu rahasia suaminya, atau karena aku tahu rasa sakit yang juga dialaminya!?

cesput · Urbano
Classificações insuficientes
62 Chs

Terciduk

"Iya aku ingat, aku juga ingin Lita bisa menerima kalian dan Lita mengerti perasaan ku juga yang menantikan kehadiran seorang anak" sambung Leo membalas pelukan Indah berharap wanita didalam pelukannya merasa lebih tenang.

Setelah Leo dan Indah mendapat kesepakatan untuk bicara jujur kepada Lita mereka memutuskan untuk langsung keluar dari tangga darurat menuju kantor, karena mereka berdua belum absen pagi.

Leo membuka pintu besi tangga darurat untuk Indah dan membiarkan Indah melangkah keluar lebih dulu.

Baru tiga langkah Leo berjalan keluar tiba-tiba ada suara tepuk tangan menyambutnya.

"wah.. wah.. wah.. Luar biasa bapak yang satu ini ya" seorang lelaki tinggi tegap, berwajah belasteran bicara diselingi tawa mengejek sedang bersandar santai didinding samping kiri Leo.

Sontak Leo dan Indah kaget kemudian mata mereka langsung menatap kearah sosok yang tiba-tiba saja bertepuk tangan seolah merayakan kemenangan.

Lelaki tampan belasteran itu menghentikan tawanya dan mamasukkan kedua tangannya yang sudah selesai bertepuk ria tadi kedalam saku celananya.

Lelaki itu bangkit dari sandarannya, kemudian berdiri mensejajarkan posisinya dengan Indah dan Leo, kini matanya menatap tajam kearah Indah dan Leo, mengintimidasi.

Alis Indah mengernyit langsung memalingkan wajahnya ke arah Leo dan bertemu pandang dengan Leo yang juga berpaling menatapnya.

Mata Indah seolah bertanya pada Leo berharap mendapat jawaban siapa sosok yang ada dihadapan mereka saat ini.

Leo menelan salivanya dan kembali menatap lelaki yang berdiri tegap dihadapannya yang terasa seolah menantang keberadaannya.

Leo mengamati wajah lelaki itu "kamu duluan aja Ndah" kemudian memberi perintah setelah yakin siapa orang yang kini ada didepannya meskipun dia lupa siapa nama lelaki yang postur tubuhnya tidak beda jauh darinya.

"I-iya pak" Tanpa penolakan atau pertanyaan, Indah segera menuruti ucapan Leo dan segera undur diri dan masuk kedalam lift tanpa menoleh lagi.

Sekarang hanya ada dua lelaki yang tingginya setara sedang berhadapan satu sama lain.

"Jadi... namanya Indah" ucap lelaki belasteran itu menekankan selepas mengukir smirk miringnya.

"Iya" jawab Leo singkat, yah bukan kewajibannya juga untuk menjelaskan tentang perempuan yang baru saja masuk kedalam lift tadi kepada lelaki dihadapannya kini.

"Oo" si lelaki belasteran manggut-manggut setelah mulutnya sukses membulat, kemudian melukis smirk miringnya lagi "Lita harus tahu bukan kalau wanita selingkuhan suaminya itu namanya Indah" terang lelaki belasteran itu.

"Sepertinya anda salah faham, dia hanya rekan kerja saya" Leo berusaha menenangkan suaranya yang hampir saja tersedak saking kagetnya dengan ucapan lelaki yang baru dua kali ia temui itu.

Lelaki belasteran menghela nafas "rekan kerja?!" Ucapnya mengulangi dengan nada seolah mengejek tidak percaya.

"Iya" Leo membalas dengan singkat lagi berusaha menutupi gugupnya dari intimidasi si lelaki belasteran, Leo sadar kalau lelaki dihadapannya tidak termakan kebohongannya, dan sangat yakin kalau dia dan Indah memang ada hubungan lebih dari sekedar rekan kerja.

Lelaki belasteran itu berjalan mendekat ke arah Leo, berdiri hampir sejajar dengannya "gue udah lihat lu di rumah sakit kemarin mesra-mesraan sama perempuan itu juga, kalau rekan kerja lu super spesial begitu, berarti gue juga boleh buat rekan kerja gue spesial juga kan?" Ucap si lelaki belasteran tepat disamping Leo.

"Brengsek! Apa mau lu?" Leo memanas, tangannya sigap mencekal kerah baju si provokasinya, menyadari rekan kerja yang dibicarakannya adalah Lita istrinya.

"Gue mau istri lu, kalau lu nyakitin dia, gue yang bakal buat dia bahagia" balas si lelaki belasteran dengan tenang.

Leo ingat awal pertemuannya dengan Lelaki didekatnya ini, memang terasa tatapan nya saat itu seperti sedang cemburu padanya, bahkan lelaki ini juga menolak uluran tangannya saat itu, dugaannya apakah lelaki belasteran ini suka pada istrinya? "Shit" rutuk Leo melayangkan kepalan tangannya.

Tep!

Si lelaki belasteran menahan kepalan tangan Leo, kemudian memutar nya kebelakang, alhasil tangan Leo terkunci dibelakang tubuhnya.

"Lebih baik lu lepasin istri lu, sebelum gue yang bilang ke dia tentang keberengsekan lu" ancam si lelaki belateran kemudian mendorong Leo kedepan hingga tersungkur.

"Inget! nama gue Alex, gue harap lu gak serakah buat milikin dua wanita sekaligus" terang si lelaki belasteran tampan yang kini berjalan menjauh dari Leo, masuk kearah parkiran mobil yang biasa ia lewati.

Mata Leo awas menatap punggung lelaki yang baru saja menjatuhkannya. Tanpa mengejar atau melawan balik, Leo segera berjalan masuk kedalam lift sambil merapikan bajunya, jam kerjanya sedikit lagi dimulai, Leo tidak ada waktu untuk melawan balik Alex.

"Shit, kenapa juga harus gue lagi yang liat si brengsek itu main gila, ngapain juga tuh dua orang masuk kedalem tangga darurat, ckck gak ada tempat lain apa buat selingkuh" gumam Alex yang baru saja masuk kedalam mobilnya, kemudian segera pergi ke kantor.

Yah memang, bukan niat atau rencana Alex menguntit dua orang itu apalagi pagi-pagi begini.

Tapi apa daya apartemennya ternyata satu gedung dengan kantor suami wanita yang kini dipujanya, terlebih ketika mata Alex yang terlalu awas mendapati dua orang yang pernah dia lihat itu keluar lift bersama dan tergesa-gesa masuk kedalam tangga darurat.

Bukankah terlalu mencurigakan untuk dilewatkan.

***

Siang hari Lita berangkat kerja tanpa mengendarai mobil yang biasa dipakainya. Yah alasannya karena dia masih trauma dengan kejadian mogok dijalannya dulu, sampai akhirnya membuatnya terlambat masuk kerja.

Sekarang Lita naik ojek online untuk mengantarnya sampai ketoko kesayangannya.

Sebenarnya hari ini Lita rasanya malas sekali untuk masuk kerja, karena memang suasana hatinya yang masih tidak nyaman.

Bagaimana tidak, kejadian semalam dan yang pagi ini membuatnya jadi kefikiran. Pandangannya nanar kejalanan yang penuh hiruk pikuk kendaraan yang saling mengebut main susul.

Membuatnya semakin badmood, bahkan berkali-kali nafasnya dihembuskan kasar ketika sang ojek online yang tiba-tiba mengerem mendadak.

Bukan salah ojek oline tersebut juga sih, memang kadang kendaraan didepanya yang berhenti mendadak.

Akhirnya Lita sampai ditujuannya, Lita segera turun dan membayar ongkos ojek online nya.

Dengan langkah gontai dan perasaan yang masih campur aduk Lita melangkah masuk kedalam mall ternama yang ada dikawasan Jakarta Pusat itu.

"ta! Lita! Lita!" Suara perempuan memanggil Lita dibelakang.

Lita yang merasa dipanggil langsung menghentikan langkahnya dan balik badan "kak Angel!" Sapa Lita senang melihat wajah cantik familiar yang sedang berjalan menuju kearahnya.

"Kamu aku panggil lama banget nengoknya, udah jalannya cepet banget pula" Angel ngedumel didepan Lita "kamu ngelamun sambil jalan hah?!" Omel Angel sambil merangkul Lita, kemudian melanjutkan jalannya.

Lita mengukir senyum simpul malu-malunya "tau aja si ka Angel" ucapnya.

"Ngelamunin apaan sih cantiik?" tanya Angel menatap Lita.

"Hmm.. Keponya kumat" ledek Lita.

"Diiih yaudah kalo gak mau ngasih tau, BTW semalem gimana Leo udah jalan jemput kamu belum pas kamu sampe rumah?" Tanya Angel antusias.

"Untung belum sih, pas aku sampai rumah dia masih didalem" terang Lita sambil mengingat kejadian semalam, dan akhirnya membuatnya badmood lagi.

Angel tersenyum "yah bagus deh kalau dia belum jalan" ucap Angel menatap Lita yang wajahnya sudah berubah agak sendu "kamu kenapa Lit?" Peka Angel melihat sahabat baiknya dalam mood yang buruk.

Lita tersenyum simpul hanya menoleh kearah Angel dan menjawab dengan gelengan kepala.