Sekuat apapun Tanzel menahan derai air mata, tetap saja air mata bodoh tersebut meluncur bebas.
Wajar saja jika Tanzel bersikap demikian. Lagipula orang tua mana yang tidak sedih melihat cucu kesayangan ditemukan pingsan dalam kondisi bersimbah darah, dan sekarang inipun harus terbaring lemah di ranjang rumah sakit.
"Tolong beritahu Opa, di bagian mana yang sakit sayang?"
"Tidak ada, Opa. Tidak ada yang sakit."
"Jangan berbohong!"
Bibir ranum mengulas senyum. "Amira, ga berbohong. Memang ga ada yang sakit kok, Opa."
Meskipun Amira berkata demikian. Namun, hal tersebut tak bisa menepis rasa cemas, gelisah, takut, yang membelenggunya secara bersamaan.
"Please, jangan bersedih. Jujur Amira, ikut sedih kalau Opa seperti ini. Amira, kan baik - baik saja jadi, Opa harus selalu tersenyum." Bersamaan dengan itu sebelah tangannya terulur mengusap bulir - bulir air mata dengan ibu jari.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com