webnovel

AksaAqilla

Kenzi_23 · Adolescente
Classificações insuficientes
8 Chs

Bab 2

Risihku bukan untuk di tertawakan. Risihku mempunyai arti tersendiri, yaitu: tolong jangan terlalu dekat denganku.

•••

"nanti jadi?" tanya Aqilla kepada kedua temannya. "Heem, oh iya btw kita mau bahas rencana itu apa gimana?"

Akhirnya mulai pembicaraan mereka, yang entah kesana kemari mengikuti arus air. Sesekali mereka tertawa karena apa yang dibicarakannya.

Tiba tiba seorang guru masuk ke dalam kelas, membuat mereka diam tidak bersuara.

"Pagi anak anak," salam guru tersebut. Sekelas menjawab kompak salam dari sang guru.

Aqilla merasa tidak beres, dia kepikiran tentang yang dibicarakan oleh Vina tadi di kantin. Dia harap harap cemas.

"Kita kedatangan murid baru, silahkan masuk,"

Cowok yang tadi bertemu dengan Aqilla and the geng tersenyum di depan kelas. Aqilla semakin khawatir, dari senyumnya saja bikin Aqilla ketakutan.

"Hai semuanya, perkenalkan nama gue Mirza Pradipa. Gue pindahan dari Seoul Korea Selatan, salam kenal," perkenalan Mirza yang singkat tersebut membuat kelas ramai.

Vina melihat ke belakang, "Qill, lo gapapa kan?" bisik Vina pelan. Aqilla menggeleng, dan minta tukar tempat dengan Vira tetapi Vira tidak mau.

"Silahkan, kamu duduk di samping Aqilla,"

Mirza pun hanya mengangguk mendengar ucapan wali kelas.

Aqilla pun merasa kaget, 'mampus gue,' batinnya. Dia menormalkan detak jantung nya yang sedang berdisko karena orang yang ada di sebelahnya.

"Boleh kenalan?" tanya Mirza. Aqilla sontak menggeleng tidak mau. Mirza pun hanya mengangguk dan tersenyum.

Kemudian dilanjutkan oleh pembelajaran seperti biasa, Aqilla merasa risih karena selalu ditanya oleh Mirza.

Akhirnya jam istirahat pun tiba, semua murid berhamburan ke kantin. "Mau kemana?" tanya Mirza. "Urusannya apa sama lo!" amuk Aqilla.

Mirza terdiam, memikirkan suatu hal yang membuat dirinya tidak bisa berfikir dengan jernih.

Sementara dilain tempat, Aqilla dan teman temannya sedang memakan pesanan yang mereka pesan.

"Kayanya si Mirza suka sama lo deh Qil," selak Vina. "Kalo dari pandangan gue sih sama kaya Vina Qil," Aqilla yang mendengar itu pun bergidik ngeri.

"Ga suka gue ama dia, bikin risih tau ga!" kesel Aqilla.

"Bahas tentang nginep aja yu," potong Qilla mengganti topik pembicaraan mereka, diangguki kedua sahabatnya.

"Jadi acaranya, pertama kita mau ngapain?" "Kalo ke taman dulu gimana?" "Nah, iya tuh, sekalian joging juga kan," "yakin, nih?"

Dan akhirnya mereka menyetujui jika acara pertama mereka adalah joging. Lalu mereka mendiskusikan beberapa hal lainnya.

"Qil," panggil Vina. Qilla pun menengok "jangan lupa siapin jajanan ya, sayang Qilla," selak Vira.

"Gue manggil bukan buat itu!"

Vina pun langsung pergi meninggalkan mereka berdua. Vira pun tertawa keras sekali, sehingga mereka menjadi pusat perhatian di kantin.

Aqilla menarik lengan Vira untuk pergi dari kantin mengikuti Vina. Vira merintih kesakitan karena ditarik lengannya, tetapi tidak diperdulikan oleh Aqilla.

****

Akhirnya, dari sekian banyak perdebatan yang mereka debati untuk menginap di rumah Aqilla pun selesai. Rencananya sore ini, mereka ke rumah Aqilla untuk menyimpan sepeda.

Lalu, diantarkan pulang dengan mobil Aqilla ke rumah masing-masing.

Ban sepeda itu berputar seiring dengan cepat lambat gerak pedal yang digunakan.

Tawa mengiringi perjalanan pulang mereka, suara bel sepeda pun ikut bersuara.

"Simpan sepedanya di sini aja," suruh Aqilla. Mereka pun segera menyimpan sepedanya, dan langsung diantarkan pulang ke rumah masing-masing.

Mereka membicarakan hal yang membuat mereka tertawa, untung saja orang yang ada di luar mobil tidak melihatnya.

Setelah mengantarkan mereka ke rumah masing-masing Aqilla menuju ke supermarket untuk membeli cemilan untuk besok pagi.

Karena Aqilla tidak pandai dalam memilah milih makanan yang ada. Ia pun asal mengambil sekiranya enak, setelah selesai dia pun membayar makanan yang dia beli.

Dia pun pulang ke rumahnya untuk istirahat.

****

Merebahkan diri di kasur, adalah hal yang sangat menyenangkan. Dirinya lelah, hanya ingin istirahat sebentar.

Tiba-tiba bunyi handphone berdering. Menandakan ada yang menelpon malam malam seperti ini. Dia pun mencari dimana letak handphone miliknya.

Melihat nama yang tertera di layar telepon membuat dirinya menghela napas berat. 'baru tadi ketemu, sekarang udah nelpon lagi,' batin Aqilla.

Dia pun mengangkat telpon dari mereka. Terdengar suara teriak teriakan yang sangat nyaring, membuat Aqilla menjauhkan gagang telepon genggam miliknya dari telinga.

"Aqilla?! Kok lama banget sih ngangkat nya?" tanya Vira di sebrang sana. Aqilla tak percaya mengapa teriakan itu membuat telinganya pengang.

"Lagi males gue," Aqilla hanya diam saja setelah itu, mendengarkan Omelan dari sebrang sana.

Vira adalah salah satu cewek yang ngubah hidup Aqilla, sangat sangat berubah.

Dengan sikapnya yang ke kanak-kanak membuat Aqilla geram. Tapi dibalik itu dia pun harus sabar dengan sikap yang tidak sesuai dengan ekspektasi dirinya.

Aqilla tidak memperhatikan apa yang dibicarakan oleh Vira. "Vir," sapa Aqilla. Aqilla hanya ingin telepon ini cepat berakhir, dia sangat lelah ingin beristirahat.

"Gue tutup ya, Vir," jelas saja setelah Aqilla berbicara seperti itu membuat Vira marah marah karena belum selesai kangen kangenan dengan Aqilla.

Tidak perduli dengan ocehan Vira, Aqilla pun mematikan telpon nya sepihak. Membuat Vira mencibir tidak jelas.

Aqilla mematikan lampu kamarnya menyisakan lampu tidurnya, dan mencoba untuk terlelap dalam mimpi.

Dan selamat tidur untuk pembaca, good night everyone, bye.

******

Cahaya matahari memasuki jendela kamar Aqilla, tetapi belum ada tanda-tanda kehidupan di dalam kamar tersebut.

Suara dengkuran masih sangat keras dan besar, serta tak tertandingi. Suara Aqilla sangat nyaring yang membuat telingamu akan pengang ketika mendengarnya.

Sang Mama mengetuk pintu berkali-kali dan tak di dengarkan oleh anaknya yang masih tertidur pulas.

Akhirnya ia pun memutuskan untuk membuka pintu kamar Aqilla dan membangunkan secara langsung.

"Qilla bangun!! waktunya sarapan." Aqilla membuka matanya dan langsung pergi ke kamar mandi untuk cuci muka dan gosok gigi.

Ia segera turun ke bawah kalau tidak maka Sang Monster akan marah. "Makan apa, Ma?"

"Bubur."

Aqilla memakan sedikit demi sedikit sambil diaduk tak beraturan. "Kamu nanti ada acara apa?"

"Aku mau pergi ke mall, ada yang harus di beli."

"Ya sudah, pulangnya jangan ke sorean."

"Siap, Ma."

Aqilla masuk kembali ke kamarnya dan mandi di kamarnya. Setelah selesai ia menyalakan laptop dan menulis blog, lalu mengedit video YouTube nya.

Waktu terus berjalan dan menunjukkan pukul 2 siang, Aqilla langsung siap-siap belanja perlengkapan yang diperlukan.

Aqilla pun langsung pergi ke tempat yang ia tuju, macet di jalan pun pasti ada. 'Macet aja teros.' Batin Aqilla.

setelah berbelanja, ia pulang dan langsung merapikan pakaian dan bersiap untuk tidur.