Pagi hari yang sangat cerah. Sang mentari nampak begitu senang menyinari hari ini. Walau begitu banyak awan awan yang melintas tanpa arah di langit yang tinggi. Musim gugur Tahun ini berhasil membawa kejutan kepada orang orang.
Kaito, tiba tiba bertemu Ai dan terbebas dari kutukan masa lalu nya. Kaito diam diam jatuh cinta kepada gadis yang mengingatkan nya pada Ame. Dan juga Raku, tiba tiba Haru muncul di hidup nya.
Muncul seperti bintang jatuh di malam musim panas. Haru membawa banyak kejutan pada Raku. Disaat yang sama benih cinta mulai tumbuh di dalam hati Raku. Musim gugur yang sangat berarti bagi mereka.
Tapi ...
"Bahkan ... Raku sudah pacaran sama Haru ..."
Gumam Mina yang melihat Raku dan Haru yang duduk berdua di kursi pinggir lapangan sepak bola. Melihat keluar dari jendela yang ada di aula sekolah saat ini sangat menyakitkan bagi nya.
Bahkan saat melihat Kaito dan Ai yang sedang latihan untuk drama musim gugur ini seakan menghancurkan perasaan Mina. Hati nya hancur berantakan karena sahabat yang diam diam dia sukai itu menemukan cinta nya.
Mina hanya bisa duduk di lantai dan pura pura membaca naskah drama nya. Ditengah keramaian murid murid lain yang sedang sibuk lalu lalang Mina merasa kesepian.
Watak nya yang ceria itu seakan hilang di telan rasa cinta nya pada Kaito. Mina membendung air mata yang hendak keluar dan berusaha tetap tersenyum saat teman nya menyapa.
"Cut! Cut!!", seru salah satu murid yang memimpin latihan drama.
"Woah ... kalian berbakat tau ...", puji murid lain nya yang terpukau melihat akting Kaito dan Ai.
"Oi ... bagus apa nya?", Ucap Kaito dengan wajah datar sembari turun dari panggung bersama Ai.
"Hei ... ini percobaan pertama kali loh ... kalian melakukan nya dengan Perfect!!", ujar sang ketua kelas.
"Hmm ... sudah lah ... kalian lanjutin adegan lain nya ... aku mau ambil minum di kelas", kata Kaito dengan wajah malas nya.
Kaito melangkah kan kaki nya dengan perlahan keluar dari aula sekolah dan melangkah menyusuri koridor. Kaito sengaja mengulur waktu dengan melangkah se lambat mungkin.
"Cih ... kalo drama ini gagal gimana ya?", gumam Kaito di tengah langkah nya.
Kaito terlalu khawatir karena Ai bisa saja merusak drama kelas tahun ini. Walau pun dia belum tahu apa yang akan Ai katakan di dalam naskah drama kelas. Dia pikir teman teman nya mengerjai nya karena hanya tau sebagian dari cerita yang di pentaskan.
Greek ...
Kaito membuka pintu kelas nya dan melangkah masuk.
"Eh?! Mina? ... bukanya kamu tadi di aula?", tanya Kaito seraya mendekat ke arah Mina yang sedang berdiri di depan kelas memandang ke arah luar jendela.
"Eh ... giliran ku masih lama ...", jawab Mina dengan senyuman palsu di wajah nya.
"Oh ...", Kaito berjalan menuju bangku nya dan mengambil botol minum nya yang ada di laci.
Glek ... glek ...
Kaito meneguk air mineral dari botol minum nya.
"Ano ... Kaito?", Mina kembali duduk di bangku nya dan memalingkan wajah nya dari Kaito.
"Hmm ...", Kaito kembali meletakan botol mya di laci meja nya.
"Aku ... aku gak perlu ikut drama kelas deh ...", ucap Mina tetap berusaha tersenyum pada Kaito walau hati nya sebenar nya sedang hancur.
"Hee? gak biasa nya kamu lemes gitu", kata Kaito dengan nada datar seraya melangkah mendekati Mina yang duduk di bangku baris paling depan.
"Ka-karena ...", Mina tak sanggup mengatakannya pada Kaito tentang perasaan yang ia sembunyikan selama ini.
"Karena?", kata Kaito mengernyit heran karena sahabat nya itu tak pernah bersikap seperti ini sebelum nya.
"Kau ... memang tolol!!", Mina tiba tba berdiri dari bangku nya dan menatap Kaito dengan air mata yang sudah mengalir di pipi nya.
"Mi-mina? kau kenapa?", Kaito hanya bisa berdiri membeku karena tak tau harus apa dan tak tau apa yang membuat sahabat nya itu menangis.
"Aku sakit!!! Sakit!!!", tangan Mina mengepal kuat dan mengumpulkan keberanian nya untuk mengeluarkan semua perasaan yang ada dalam hati nya.
"Sa-sakit?! ... kamu janga ..."
"Aku menyukai mu!!!", teriak Mina menutup mata nya dan membalik badan nya.
Kata kata Mina membuat pikiran Kaito kacau balau. Bingung, takut, canggung, gugup, sedih, terkejut. Semua perasaan itu campur aduk di hati Kaito.