selepas kejadian paksa di mana zayn menarik paksa lisa, kini masih membekas dalam relung hati lisa sendiri, bagaimana tidak lisa saat ini telah berada di dalam butik indah dan ternama tidak sembarang orang mampu membeli pakaian di dalam butik ini, biarpun lisa berasal dari keluarga ternama, tapi dia bukan lah seorang anak yang boros karena memang seseorang tidak mengajarinya untuk boros dan pastinya itu bukan lah clara ibunya.
"lisa pengen itu kak"lisa menunjuk nunjuk beberapa keping caramel, sambul mayun mayun lucu mengerucut kan bibirnya membuat lisya kakak nya ikut gemas.
"sayang, kakak bukan nya tidak mau membelikan lisa potongan caramel itu, tapi kita tidak boleh boros, kalau kita boros nanti uang kita tidak akan cukup untuk membeli makanan lagi"balaslembut lisya meminta pengertian kepada adik nya ini, merasa mengerti lisa mengangguk angguk patuh walau itu tak sejalan dengan ekspresi raut wajah tak terima milik nya.
"tapi kak lisa pengen, prince malik mengatakan kalo lisa makan itu maka tasa cemas lisa akan berkurang"jelas sekaligus celoteh lisa kecil lagi membuat lisya mau tak mau memijat pelipisnya itu lah salah satu sifat lisa kalau ia sudah terlalu mengingin kan sesuatu maka ia harus mendapatkan nya.
"kamu jangan mengikuti ucapan sesaat malik itu, dan tidak mungkin kan lisa harus memoroti prince malik lisa"lisya berbicara mencoba meminta pengertian adiknya tapi sebelum itu.
"aku tidak keberatan kalau dia mau memoroti ku"suara hangat seseorang seketika menghentak keras lisa kembali pada kenyataan dan berlari jauh mininggalkan memori yang ingin ia ketahui lagi, entah kenapa kalau sudah bersangkutan dengan pria itu maka semuanya seakan tertarik paksa dan hilang.
"apa kau suka dengan gaun ini sayang"zayn bertanya saat ini kepalanya sudah berada di ceruk leher clara membuat si empu seketika merasakan getaran aneh.
belum sempat zayn kembali melakukan aksi gencarnya, sebuah tarikan di belakang bajunya membuatnya mau tak mau harus menjauh dari lisa.
"sudah berhenti melakukan hal tidak senonoh pada lisa"ucap david mencoba menjelaskan pada anaknya yang keras kepala itu, sementara zayn mendegus sebal.
"minggir,mommy mau bicara sama menantu mommy"mely mendorong zayn membuatia semakin memperbanyak jarak antara dirinya dan lisa.
sementara lisa masih belum menyadari gaun yang ia pakai, serta pandangan nya belum menuju ke arah pantulan cermin miliknya.
"oh iya, om, tante kemana,mama dan papa kenapa dia tidak ikut"pertanyaan iti yang lolos dari mulut clara membuat mely bungkam sementara david menjawab dengan cepat pertanyaan dari menantunya ini.
"mama dan papa kamu sedang ada urusan,jadi dia tidak bisa ikut hadir di sini"jelas david membuat lisa mengangguk angguk mengerti.
"sekarang bagaimana apa kamu menyukai gaun mu"sela david lagi, barulah lisa beralih menatap ke arah cermin yang memantulkan dirinya yang terbalut gaun indah impian setiap wanita, yang ingin memakainya.
gaun indah berwarna pink melekat pas di tubuh moleknya, s'ketika tubuh lisa membeku tak bergerak sedikit pun berwarna pink, seakan ada rantai besi yang melilit tubuhnya membuat seluruh sendinya membeku sungguh ia tak mampu berkutik sedikit pun rasanya sangat sulit.
"lisa, lisa, kau tidak apa" seakan semua pertanyaan dan panggilan itu terdengan gemahan belaka.
zayn ingat kejadian ini pernah sekali terjadi sebelum nya dengan cepat ia menarik lisa dan membawanya di ruang ganti, tanpa memikirkan apapun ia langsung merobek gaun pink yang saat ini melekat indahdi tubuh molek, tapi ini tak cocok untuk lisa.
"kenapa kau seakan menjadi patus saat berhadapan dengan gaun atau pun dress berwarna pink"teriak zayn frustasi.
****★********
harry menjadi linglung saat berhadapan dengan sosok itu lagi, sosok yang mampu menghentikan dunianya membuat semuanya menjadi jungkir balik.
sosok yang dua belas tahun lalu ia anggak sudah menghilang, walaupun ia tumbuk semakin cantik dengan seiring berjalan nya waktu tapi ingatan seorang style tidak pernah salah, pasti itu dia.
lama harry bergelut dengan fikiran nya sendiri saat ia melihat sosok itu sedang berjalan linglung sedirin menyusuri jalanan
membuat hatty semakin bersyukur mungkin ini waktunya bagi Harry untuk menjelaskan kembali pada sosok itu, bahwa dia tidak sendirian, kehilangan seorang kakak bukan lah akhir dari segalanya.
ia dia harus mengatakan nya.
Harry berlaru dengan cepat seperti orang kesetanan sebelum sosok itu menghilang.
sementara lisa ia masih berjalan dengan binggung seusai zayn berteriak padanya ia hanya menatap zayn dengan pandangan kosong, dan pergi begitu saja meninggalkan butik itu, entahlah kemana arah dia berjalan, tetapi lisa butuh waktu untuk memikirkan ini semua dia sendiri pun merasa sangat bingung.
"lisa"suara seseorang menghentikan langkahnya sekaligus cekalan di lengan nyamembuat dirinya lisa mau tak mau harus berbalik.
"ini sungguh kau, benar benar kau"tanpa aba aba ia langsung memeluk lisa erat, sangat sangat erat seakan yak ingin kehilangan sosok itu sekali lagi.
lisa merasa sesak segera melepaskan sosok itu dan dalam sekali dorongan sebuah tamparan mendarat dengan mulus di wajah orang asing tersebut.
"lisa ada apa dengan dirimu? apa kau benar benar tidak mengingat ku sama sekali? pertanyaan dengan nada sedih itu pun terlontar.
"lo siapa kenapa tadi langsung meluk meluk gue, lo tau ngak itu bukan hal yang sopan"ucapan lisa terdengar sinis dan menatap harry tajam dari ujung kaki hingga kepala sampai akhirnya kepalan nya mengerenyit binggung, ia seakan mengenal sosokini.
"eh tungguu"decaknya membuat Harry mau tak mau tersenyum, ia sangat berharap lisa dapat menginggatnya
"lo bukan nya cowok yang waktu itu deketin sisil kan? temen gue"akhirnya terjawab sudah kebingungan dari raut wajah lisa membuat senyimaun di wajah harry meluntur, bukan itu yang ingin dia dengar dari bibir mungil gadis nya itu.
"oh gue tau, lo orang yang temen gue kenali itu kan, pantes aja sisil benci banget sama lo, karena lo itu orang ayang playboy gimana mau enggak benci lo aja bisa dengan mudahnya langsung meluk meluk cewek yang baru loh kenal sebentar"lisa berbicara sambil menunjuk nunjuk harry, mendengar jawaban lisa membuat harry semakin geram, apa yang terjadi dengan gadis pujaan hatinya ini, kenapa ia seakan tidak memgingat itu semua.
"kamu kenapa lisa, kenapa seakan kamu bertindak seperti orang lain, kau sungguh tidak menginggat ku"tekan harry kemudian mencengram erat bahu lisa, mendengar ucapan harry sejenak lisa membeku merasa binggung, kenapa seakan semuanya merasa akrab pada dirinya sendiri ia bingung kenapa ia hanya bisa mengingat sebagian
"siapa kamu, dan apa yang sedang kamu bicarakan,kalau kau kembali membawa topik tidak jelas itu agar membuat kau semakin bisa menipu sisil jangan harap akau mengabulkan nya"desis lisa menjawab seakan masih tak percaya dan yak yakin dengan ucapan nyasendiri.
"lisa kau benar benar tidak mengenalku"suara harry bertanya semakin lirih dan sendu, membuat lisa mau tak mau ikut merasa terhuyun, ia merasakan sedikit perasaan bersalahnya saat melihat perubahan sikap yang harry tunjukan padanya.
merasa tak ingin terlalu jauh masuk kedalam percakapan yang harry bawa,lisa seakan faham dan hendak pergi menjauh, karena baginya ini sudah cukup ia lelah berdamai dengan logikanya, semua seakan tak menyambung jika ia sambungkan.
"apa kau masih mengingat tragedi, GAUN PINK?"pertanyaan harry kali ini mampu membekukan langkah kaki lisa membuat si empu merasakan lututnya bergetar seakan jelly yang menggatikan sikut lututnya ini.
kalau memang harry orang asing ia tidak akan pernah mungkin bisa tau ini semua dengaj seditail ini,lisa yakin itu tidak aakan mungkin bisa Harry mengetahuinya.
"aku cuma mau bilang, itu semua bukan salahmu, aku tahu kau pasti saat ini sedang menyalahkan dirimu sendiri, tapi itu semua bukan salahmu, kepergian kakak mu bukanlah akhir dari segalanya"jelas harry panjang lebar membuat dada lisa merasakan sesak ia merasakan suatu rasa sakit yang semakin lama semakin kian membesar setelah rasa sakit itu tertutup kembali.
"aku tidak mengerti apa yang sedang kau bicarakan sekarang ini"balas lisa cepat.
"di mana boks itu"pertanyaan harry kali ini sungguh membuat lisa menatapnya tak percaya, siaapa sebenatnya harry ini, kenapa dia bisa mengetahui semuanya tentang dirinya.
"boks ..... ap...a yang kau mak...sud"suara lisa bergetar saat menanyakan kalimat tersebut,membuat kening Harry semakin berkerut binggung sungguh ia merasa berhadapan dengan orang lain saat ini, lisa bukan seperti lisanya dulu orang yang sangat ia kenali.
"iya kau benar lisa, boks kayu yang aku maksud adalah boks yang dulu, kau sembunyikan dan semua benda benda itu ada di sana"seakan dunia berhenti berputar lisa terdiam seribu bahasa mendengar kalimat Harry, ia benar boks itu lisa yang memyembunyikan nya tapi ia tidak tahu kalau boks itu adalah petunjuk dirinya untuk dapat mengetahui dan mengingat, kenapa ia bisa melupakan segalanya saat itu.
"lisa apa yang sedang kau fikirkan, apa kau sudah menginggatnya"harry membuyarkan segala lamunan lisa, tanpa berniat menjawab sedikitpun Lisa langsung pergi tanpa menoleh meninggalkan seorang Harry style dengan terburu buru sungguh ia ingin kembali kerumahnya secepat mungkin saat ini, bahkan jika perlu ia sangat menginkan bisa bertelepati tempat.
selepas kepergian lisa tanpa menjawab sedikitpun, Harry menatap sendu tubuh mungkil cantik yang kian menjauh itu, bibirnya pun seakan berucap dengan sendu sekaligus lirih.
"aku ingin mengetahui jawaban mu, IYA atau TIDAK"kata itu yang terdengat seperti tidak yakin.
dari kejauhan tampak seorang wanita di dalam mobil menatap interaksi di antara keduanya dari awal hingga akhir, sebenarnya wanita tersebut berniat turun dan menyapa, tetapi saat melihat adegang yang tidak habis ia fikir, wanita itu mengurungkan niatnya dan lebih tertarik untuk mendengar dan melihat percakapan kelakuan mereka.
"jadi benar kau adalah wanita itu, tapi maaf saat ini aku tidak akan pernah mundur, aku harus berjuang dengan mu...lady"kata kata wanita tersebuat berbicara pada dirinya sendiri seakan itu semua sudah tindakan yang paling benar, ia pun melajukan mobilnya menjauh dari tempat itu.
*********************
"aku rasa aku harus bertemu lisa sekarang"scarla bergerak dengan gelisa membuat jamsong saat ini memeluk clara merasakan getaran ketakutan
"tidak, jangan ini belum belum tepat waktunya"sentak jamson tegas, kepala scarla tertoleh menatap jamsong sengit.
"tapi mau sampai kau, hidup di dalam drama yang kau buat"scarla bertanya dengan nada bicara frustasi ia semakin geram akan kelakuan pangeran ke dua satu ini, kemudian tatapnya jatuh pada sosok cantik yang saat ini terkulai dengan lemas di atas kasur wajah cantik miliknya seakan menghembuskan nfas kedamaian tapi scarla tau lady nya menderita.
"sudah cukup aku tidak ingin melihat lady dylane merasakan ini lagi"tegas scarla lagi menatap jamsong dalam.
"saat ini anda harus ikut mencari sosok lisya, aku rasa sudah lama kau menutup pencarian akan hilangnya lady keturunan aftodith itu"sambung lady membuat jamsong terdiam, scarla benar ia seharusnya mencemaskan anak nya saat ini.
******************
lisa berjalan layak orang yang habis fikiran, ia merasakan fikiran nya kosong saat ini satu yang pasti ia ingin mengetahui ini semua, ia ingin mengingat nya.
"non ini ada titipan paket untuk non"suara kururir yang entah datang dari mana mampu menyadarkan lisa saat ini, walaupun ia terlihat dan terdengat sangat kesal tapi melampiaskan kepada orang lain ia rasa bukan lah hal yang tepat.
kepalnya pun melihat paket di tangan kurir itu dengan tatapan bingung.
"perasaan saya tidak pernah menitip paket loh pak"balas lisa lembut tetapi masih menerima kota sedang itu.
"tapi enggak tau mbak, di paket itu tertera nama penerima nya itu adalah nama mbak sendiri"jelas kurir tersebut membuat lisa mangut mangut, mung kin ia lupa kalau ia memesan barang online fikirnya.
"oh iya kalau gitu terima kasih ya pak"balas lisa kemudian menunduk rama, selepas kepergian pengantar paket itu, lisa segera membuka paket misterius itu dengan tergesa gesa.
'brakk'tangan nya seakan tidak mempunyai kemampuan apapaun, bahkan untuk memegang sebuah kotak sekalipun, iq merasa tak mampu lagi, setelah melihat isi kotak itu, sebelum ada yang melihat ini semua, ia segera memungut benda benda itu dengan cepat dan masuk ke dalam ke diaman verguez, ia harus segera mengingat ini semua.
lisa berjalan di iringi dengan cangkul yang ia bawa berjaalan mendekati pohon apel yang ada di belakang rumahanya, padahal selama ini mamanya selalu mengancam ingin membuka boks itu tapi seakan itu barang ang penting lisa hanya melarang ibunda nya saja.
tapi ia tak tahu kalau semua teka teki yang ia cari ada di dalam kotak yang saat ini berada di dalam sana ia tak merasa yang.
dengan sekuat tenaga ia mencangkul hamparan rerumputan cantik, itu dan segera mengali tanah itu lebih dalam untuk mengambil boks miliknya itu, ia ingat meletakan nya di sini, tapi ia merasa boks iti terkubur terlalu dalam, apa mungkin karena pelapukan tanah yang telah terjadi selama ini,
seberapa lama ia sudah menguburkan bokas ini???
sekitar beberapa tebal tanah yang ia gali, terlihat sedikit, kotak yang ia maksud, lisa terdiam tak percaya saat melihat bentuk kotak itu, tapi ia juga menarik kotak itu ke atas dengan cepat.
baru melihat pertama kali saja lisa sudah di suguhkan pemandangan yang mengejutkan dengan kotak ukiran indah sangat indah berwarna hitam pekat seakan itu adalah peninggalan mirip kerajaan.
atau lebih tepatnya lagi peti harta Karun.
tanpa menunggu lebih lama lagi lisa segera membuka boks sedang itu tapi ada sesuatu, boks itu terkunci.
entah mengapa enam angka tiba tiba terlintas di dalam fikiran lisa, angka yang membentuk tangal bulan dan tahun itu terbentuk seperti peristiwa yang penting, tapi walaupun demikian lisa tetap menggunakan tangal itu.
'cklek'suara gembok terbuka ia langsung di sambut dengan beberapa barang barang penting di sana, semuanya ada di dalam itu.
"sebuah buku cerita tua"gumam lisa bingung ia segera mengambil buku itu dan membukanya dengan cepat, tulisan yang aneh ini pertama kalianya lisa melihat, dan anehnya lagi lisa bisa membacanya dengan santai, padahal huruf itu terdengar sekaligus terlihat sangat rumit untuk di pelajari.
"kak lisa capek"rengek seoarang anak kecil kepada kakaknya.
"kenapa lisa"kakak nya bertanya dengan gemas melihat tingkah adiknya.
"lisa capek belajar bahasa ini lagi kak, tulisnya membuat lisa susah untuk mengerti"bibirnya mayun ke depan terlihat lucu dan imut, lisya menatap lembut adik semata wayang nya ini dan mengeluk kepala nya lembut.
"lisa jangan pernah berhenti belajar, karena nanti lisa harus siap menghadapinya di masa depan"perintah kakaknya di angguki lisa dengan cepat, sungguh mereka adalah seoarang kakak beradik yang sangat kompak
"silsila keluarga kastil sabero"ucapnya lagi seakan tak percaya
yunani, saat ini dewi aftodith telah menitipkan, seoarang keturunan nan nya, tetapi belum tahu pasti siapa itu, kamu mengira itu adalah gina, nampak satu foto membuat lisa langsung terdiam ia mengenal sosok itu.
karena jika memang benar maka pangeran William akan bertunangan dengan keturunan aftodith itu terlihat satu foto mampu menghipnotos lisa sejenak, Nampak sosok gagah nanperkasa, terukir di dalam foto itu sosok tegas yang lisa yakini mampu bersanding dengan lisya kakaknya.
lisa pun segera meletakan buku itu, dan menjari cari sesuatu di dalam boks itu, sampai ia menemukan satu benda yang membuat semuanya seakan berhenti berputar, gaun itu, sangat cantik tak ada satupun di dunia ini yang pernah lisa lihat.
siapa pun pasti tergoda untuk memakai dan mencoba gaun cantik itu, barang hanya sekali, tapi semakin lisa lihat di bagian bawah gaun itu terdapat bercar berwarna merah, begitu banyak sangat, sangat banyak, dunia lisa seakan berhenti berputar, tubuhnya linglung ia merasa tertarik paksa dan terhempas begity saja, seakan dia kembali kedalam dimensi berbeda tetapi tubuh yang sama.
"ini bukan salah mu"gemahan suara akhir sebelum kesadaran lisa menghilang
mohon maasf sebelumnya kepada para pembaca, yang mungkin telah garing dengan cerita yang author buat, tapi author sungguh minta maaf karena sudah lama tidak di update,
maklum lah karena author saat ini masih menginjak kelas tiga sma jadi author cukup sibuk, karena banyak tugas sih..... wkwkwkwk
tapi sesuai dengan janji author kalau kita akan langsung kepada inti cerita yaitu.
flashback dua belas tahun yang lalu