webnovel

A Perfect Means (Open PO)

"Terlahir cacat ke dunia ini bukanlah keinginan setiap orang. Begitu pula dengan ku hyung." "Terlebih jika harus ditambah dengan anggota keluarga yang tak menginginkan kehadiranmu." "Apakah kalian sebegitunya membenci eksistensiku di dunia ini hyungdeul?" "Jika kasih sayang adalah suatu hal yang sangat sulit untuk didapatkan, lantas kenapa orang lain bisa dengan mudahnya untuk mendapatkan hal itu dari kalian?" "Apakah kalian berharap aku ini untuk tidak ada saja hyungdeul?"

Nocita_Maria · Celebridades
Classificações insuficientes
31 Chs

Ch.42: Fight & Wish

Aloha semuanya, thx buat 32k views dan votenya.

Enjoyed.

.

.

.

.

Di apartemen kediaman seorang namja, saat ini terlihat semua orang tengah berkumpul di salah satu kamar yang ada di sana.

"Taehyungie, Saeng, kau sudah bangun?" tanya seorang namja berbahu lebar pada Taehyung yang kini tengah mengerjap-ngerjapkan matanya.

Di sisinya, namja tadi tak sendiri. Ada namja pucat yang tengah berdiri di sudut tempat tidur, namja bermata sipit yang berada di dekat namja berbahu lebar tadi, serta satu orang namja kecil yang posisinya benar-benar di samping Taehyung yang sedang berbaring di atas tempat tidurnya.

"Taetae Hyung, apa kau bisa mendengar Kookie?" panggil namja kecil pelan, sembari dua jarinya terus ia gerak-gerakkan di depan mata Taehyung yang sudah sempurna terbuka dengan lebar.

"Alien, kau bisa melihatku?" panggil namja sipit pula dan segera mendudukkan dirinya di sisi tempat tidur sang sahabat.

"Chim, Kookie....!!" gumam Taehyung serak.

"Ya, kami di sini Tae!!" sahut Jimin begitu bahagia.

"Seokjin Hyung, Suga Hyung?" panggil Taehyung pula, seketika membuat Hyungdeulnya itu merasa sangat terharu sebab Taehyung masih mengingat mereka berdua.

"Syukurlah Taehyungie, akhirnya kau sadar Saeng!!" ujar Seokjin senang.

"Apa kau masih merasa kesakitan Saeng?" tanya Suga yang khawatir.

"Ani. Hoseokkie hyung eodi?" lirih Taehyung pelan, sembari matanya mulai mencari-cari keberadaan Hoseok yang mungkin saja ada di kamarnya saat ini. Lain halnya dengan Suga dan Seokjin, dua orang itu dibuat saling bertukar pandang karenanya.

"Tadi kau pingsan Taetae Hyung, jadi Hyungdeul membawa Hyung kembali ke apartemen ini. Taetae Hyung saja baru selesai diperiksa oleh Seo uisa-nim. Tapi sekarang Seo uisa- nimnya sudah pulang. Waa Hyung, Seo uisa-nim itu sangat suka sekali bicara Hyung. Tadi Kookie tanya-tanya banyak hal sama Seo uisa-nim, dan dia dengan sabar mau menjawab semua pertanyaan Kookie. Bahkan tadi Seo uisa-nim meminta Kookie untuk memanggilnya dengan sebutan ahjussi saja Hyung. Bukankah dia sangat baik Hyung?" cerocos Jung Kook panjang lebar, dengan begitu semangatnya lamgsung bercerita pada sang Hyung yang baru terjaga.

Terkekeh pelan, walau jawaban yang diberikan Jung Kook sudah melenceng jauh dari apa yang di tanyakannya, tapi Taehyung tak bisa untuk tidak tersenyum dengan tingkah imut sang adik.

"Ah nde, dia memang sangat baik Kookie. Syukurlah kalau kau senang bertemu dengannya," komentar Taehyung kemudian.

Namun tak lama, iapun segera ingat kembali dengan Hoseok.

"Hyung, aku mau pulang. Bolehkah?" pintanya tiba-tiba, seketika membuat kedua Hyungdeulnya terperanjat.

"Apa yang kau bicarakan Taehyungie? Kau mau pulang ke mana? Kau sudah di rumah, Saeng. Inilah rumah kita sekarang!" buru-buru Seokjin menjawab.

"Anieyo. Ini bukan rumah kita Hyung!!" sahut Taehyung, lalu menatap sang kakak.

"Apa maksudmu Tae?" tanggap Seokjin, bingung.

"Hyung, Rumah kita itu ada appa dan Hoseokki Hyung. Sementara di sini, mereka berdua tak ada. Jadi ini bukan rumah kita Hyung," jelas Taehyung setelahnya, membuat Jimin jadi menatapnya dengan heran.

"Apa anak ini kerasukan sesuatu?" batin Jimin yang merasa curiga.

"Aa ... arraso. Tapi sayangnya tempat itu sudah bukan tempat tinggal kita lagi Taehyungie. Itulah kenapa kita berada di sini sekarang," kembali terdengar suara Seokjin yang membalas perkataan Taehyung sebelumnya.

"Ani, kau salah Hyung. Itulah rumah kita sebenarnya. Aku ingin pulang. Bawa aku pulang, Hyung?" pinta Taehyung, yang jelas mengabaikan kata-kata dari Seokjin barusan.

"Jangan bercanda Taehyungie! Kau pikir dengan kembalinya kita ke rumah, semua akan kembali seperti dulu lagi eoh?" interupsi Suga yang mulai angkat bicara.

"Tapi aku tak mau berada di sini Hyung. Aku ingin pulang, dan aku ingin bertemu dengan appa dan juga Hoseok hyung," tolak Taehyung mentah-mentah.

"Astaga Taehyungie, apa kau lupa dengan apa yang telah dilakukan oleh Hoseokkie denganmu tadi di taman? Kenapa masih ingin bertemu dengannya eoh?" protes Seokjin yang tak habis pikir.

"Aku ingat Hyung. Tapi aku tetap ingin pulang," tekad Taehyung yang tak terbantahkan.

"Tidak bisa, kau akan berada di sini bersama kita Taehyungie!!" jawab Suga keras kepala, tidak mau mengalah.

"Ani, aku ingin pulang. Kalau Hyungdeul tidak mau membawaku, aku akan minta pada Jimin saja untuk mengantarkan aku pulang!!" putus Taehyung, lalu kini melirik pada sahabatnya yang tampak shock lantaran dirinya ikut terbawa dalam pembicaraan keluarga sahabatnya ini.

"Chim, tolong antar aku pulang ya?" pinta Taehyung kemudian pada Jimin yang menatapnya dengan bingung.

"Yaa, apa kau tidak mendengarkan apa yang dikatakan oleh Hyung barusan Taehyungie? Kau tidak pura-pura tuli kan!" seru Suga yang heran dengan kelakuan sang adik.

"Aku tidak tuli, tapi aku tidak sependapat dengan Hyung. Pokoknya aku mau pulang!!" kata Taehyung lagi dan mulai berusaha untuk bangun dari posisi berbaringnya tadi.

"Taetae Hyung jangan bergerak dulu!" khawatir Jung Kook, namun bingung harus melakukan apa.

"Taehyungie jangan keras kepala Saeng, tolong turuti kata-kata dari Hyungmu ini eum?" pinta Seokjin lembut, sembari menahan pergerakan Taehyung.

"Tapi aku ingin pulang Hyung. Tidak bisakah kalian mengerti keinginanku ini?" ujar Taehyung lagi, kali ini dengan tatapan matanya yang terlihat sangat memelas.

"Astaga Taehyungie, kenapa kau tiba-tiba jadi keras kepala begini eoh?Memangnya apa yang akan kau lakukan nanti setelah kembali ke rumah eum?" tanya Suga yang mulai melunak, sebab ia tak ingin Taehyung kembali drop jika ia terus membentak-bentak sang adik.

"Tentu saja bertemu dengan appa dan Hoseokkie hyung, Suga Hyung. Memangnya apalagi yang bisa kulakukan?" ujar Taehyung polos. Lain halnya dengan kedua Hyungdeulnya yang tampak menggaruk-garuk tengkuk mereka yang tak gatal.

"Chim ayo bantu aku, kau bisa tolong mengantarkan akukan?" pinta Taehyung lagi pada sahabatnya di sana yang masih diam mematung.

"Yaa Taehyungie, geumanhae!" tegur Suga lagi, sembari berusaha menahan emosinya.

"SHIRREO. AKU INGIN PULANG KE RUMAH!!" teriak Taehyung tiba-tiba, sembari kali ini tangannya ikut melepaskan jarum infus pada punggung tangan kanannya dengan kasar. Lain halnya dengan semua orang di sana yang dibuat shock karenanya.

"YAA TAEHYUNGIE, APA YANG KAU LAKUKAN EOH? APA KAU SUDAH GILA?" teriak Suga refleks, lalu seketika langsung menutup mulutnya, namun percuma sebab ia telah mengeluarkan sumpah serapahnya barusan.

Sementara Jung Kook yang melihat aksi Taehyung, kini ia tengah meringis sendiri melihat darah yang mulai mengalir dari luka si empunya akibat tarikan dari jarum infus di punggung tangan sang Hyung.

"Astaga Taehyungie, kenapa kau jadi seperti ini Saeng?" panik Seokjin yang khawatir, lalu segera menutup luka Taehyung dengan tangannya.

"Pakai handuk kecil ini Seokjin Hyung!" serah Jimin cepat, yang kebetulan menemukan handuk di atas nakasnya Taehyung.

"Berhentilah berbuat nekat seperti itu Taehyungie! Jangan menyakiti dirimu sendiri Saeng," ujar Suga yang kembali bersuara dan kini mulai mendekati Taehyung dengan khawatir yang justru tengah menatapnya dengan tajam.

"SHIRREO, aku tidak mau. Jika Hyung dan yang lainnya tidak mau mengantarkanku, biar aku saja yang melakukannya sendiri. Aku ingin pulang!" berontak Taehyung, lalu mulai menarik tangannya dengan kasar dari Seokjin yang tadi masih sibuk menghentikan pendarahan dari lukanya.

"APA-APAAN KAU INI TAEHYUNGIE, SAMPAI KAPAN KAU MAU KERAS KEPALA SEPERTI INI EOH?" bentak Suga lagi akhirnya, dengan raut wajah yang benar-benar kesal kali ini sebab sang adik tak mau mendengarkan.

"AKU INGIN PULANG HYUNG, JADI KENAPA KAU MASIH BERTANYA EOH?" balas Taehyung pula dan langsung membuat semua orang terperanjat termasuk Suga.

"Yaa Kim Taehyung!" seru Jimin tertahan. Karena ini pertama kalinya ia melihat Taehyung begitu marah di depan matanya.

"Aku memang tidak bisa berjalan Hyung, aku lumpuh, dan aku juga bahkan tak bisa berpindah tempat tanpa bantuan kursi rodaku. Tapi bukan berarti kau bisa menahanku seperti ini Hyung?" ujar Taehyung lagi. Sementara kini dadanya terlihat naik turun dengan cepat setelahnya.

"Hyung, geumanhe?" rengek Jung Kook di sebelahnya, sembari menarik-narik lengan kurus milik Taehyung bermaksud ingin menyadarkan si empunya.

"Lihatkan, bernafas saja sekarang kau susah Tae. Jadi jangan keras kepala dan tetaplah di sini!" terdengar balasan Suga yang tak mau kalah.

"Yaa Suga-ya, hentikan itu! Kata-katamu sudah keterlaluan saeng!" tegur Seokjin memperingatkan sang adik.

"Cihh, itu karena Taehyung keras kepala Hyung. Dia yang membuatku terpaksa jadi begini!!" sahut Suga membela diri.

"Baik, jika memang itu yang Hyung inginkan!!" seru Taehyung tiba-tiba, lantas membuat semua orang menoleh padanya.

"Tapi jangan harap aku akan memakai benda ini!!" lanjutnya kemudian, lalu segera saja menarik paksa nasal cannula yang ia pakai agar terlepas dari hidungnya dan serta merta segera menghempaskan benda yang sudah membantu ia bernafas tersebut di atas lantai yang dingin.

Kaget, sontak Seokjin dan yang lainnyapun tampak begitu shock.

"YAA KIM TAEHYUNG, APA YANG KAU LAKUKAN HAH?" teriak seseorang, tak lain adalah Jimin yang pertama kali sadar dari keterkejutan mereka atas aksi Taehyung barusan.

"Hyung, wajahmu memerah!! Kau muali kesulitan bernafas Hyung!" cemas Jung Kook yang panik. Sementara Seokjin yang mulai ikut sadar, iapun setelahnya dengan cepat segera mengambil kembali nasal cannula yang telah dibuang adiknya tadi. Lain halnya dengan Suga yang masih diam mematung di tempatnya.

"Kau harus pakai ini lagi Taehyungie. Jebal ne?" mohon Seokjin, berusaha memakaikan alat itu kembali pada hidung si empunya yang terus menolak.

"Yaa Suga-ya, kenapa berdiri saja di sana eoh?" panggil Seokjin yang panik.

"Bocah tengik kau minggir dulu, biar aku urusi Taehyung!" pinta Jimin pada Jung Kook agar segera minggir dari sana. Sementara berdua dengan Seokjin, mereka tengah berusaha untuk memakaikan alat tadi pada Taehyung yang tak tinggal diam dan terus memberontak.

"SHIRREO. AKU TAK MAU MEMAKAINYA!" seru Taehyung lagi, lalu mendorong tangan Seokjin menjauh darinya.

"Astaga alien, kau jangan bercanda sobat!!" ujar Jimin panik.

"Yak Suga-ya, jika kau tak ingin terjadi sesuatu pada Taehyung, lekas bantu aku dan Jimin untuk memegangi dia!" teriak Seokjin pada adiknya tadi yang masih terpaku di tempatnya.

"Astaga Taehyungie, sebegitunyakah kau ingin pulang Saeng?" ujar Suga yang mulai sadar dan segera mendekat pada Seokjin.

"Pu-Pulang. A ... Aku, aku ing ... in pu-pulang Hyu ... ng!" pinta Taehyung yang mulai bersusah payah saat Suga mulai mendekatinya.

"Taehyungie!" panggil Suga pelan

TBC

Jgn lupa Vote readerdeul tercinta. 💜

See you. ✋