webnovel

A Perfect Means (Open PO)

"Terlahir cacat ke dunia ini bukanlah keinginan setiap orang. Begitu pula dengan ku hyung." "Terlebih jika harus ditambah dengan anggota keluarga yang tak menginginkan kehadiranmu." "Apakah kalian sebegitunya membenci eksistensiku di dunia ini hyungdeul?" "Jika kasih sayang adalah suatu hal yang sangat sulit untuk didapatkan, lantas kenapa orang lain bisa dengan mudahnya untuk mendapatkan hal itu dari kalian?" "Apakah kalian berharap aku ini untuk tidak ada saja hyungdeul?"

Nocita_Maria · Celebridades
Classificações insuficientes
31 Chs

Ch.2: Hyung, Saranghae.

Sebelum baca, jangan lupa berikan dukungan kalian pada cerita ini dengan cara memberikan Vote ya readerdeul.

Happy reading....

😊

😊

😊

😊

😊

"Kau yakin tidak mau ikut denganku hari ini ke klub dance Tae?" tanya pria bermata sipit kesekian kalinya pada sahabatnya yang terlihat tengah menunggu pak Min saat ini.

"Hmm ... hari ini aku lelah Chim, jadi aku mau beristirahat dirumah saja. Kau tidak apa-apa kan kalau aku tidak melihatmu di sana??" goda Taehyung, yang saat ini tengah berusaha sebisa mungkin untuk menyembunyikan kesedihan dari wajahnya.

Dasar .... ini pasti ulah Hoseok hyung yang melarangnya untuk datang ke klub!! Benar-benar keterlaluan dia, kesal Jimin dalam hati.

"Mmm ... baiklah. Tapi sayang sekali, padahal hari ini aku ingin menunjukkan tarian baruku. Apa boleh buat, kau juga harus istirahat kan??" sahut Jimin dan berpura-pura menampilkan wajah sedih miliknya.

"Kekeke ... kau masih bisa menunjukkannya padaku di lain waktu Chim," sahut Taehyung lagi sembari tersenyum lebar.

"Baiklah-baiklah, aku tidak akan memaksamu lagi. Tapi, biarkan aku bersamamu di sini hingga pak Min tiba, okay?" pinta Jimin.

Karena jujur saja semenjak kejadian tadi, dia jadi mulai khawatir untuk meninggalkan Taehyung sendirian lagi dan berakhir dibully kembali oleh yang lainnya.

"Hmm ... gomawo Chim," balas Taehyung sambil menampilkan senyum kotaknya.

Suasana hening sejenak, dua orang sahabat itu terlihat sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.

"Ungh...!!" ringis Taehyung tiba-tiba, namun cukup membuat Jimin langsung menoleh padanya.

"Eoh ... kau kenapa Tae?" cemas Jimin,  saat dilihatnya wajah Taehyung terlihat pucat.

"Tidak apa-apa Chim, ini sudah biasa!!" balas Taehyung sebisa mungkin sembari meremas dadanya yang terasa sesak.

"Astaga ... jangan bilang kau lupa minum obat tadi?" selidik Jimin.

"Hehe, tadikan kita tidak sempat untuk makan. Makanya aku lupa Chim," jawab Taehyung terkekeh seperti tanpa dosa.

"Astaga Tae, kau ini benar-benar ingin membuatku mengomelimu terus ya!!" racau Jimin sebal melihat kelakuan sahabatnya ini.

"Eoh ... Pak Min sudah datang!!" seru Taehyung tiba-tiba dan langsung terlihat senang karena dengan begitu dia bisa kabur dari ocehannya Jimin.

Sementara itu, seorang Pria paruh baya baru saja keluar dari sebuah mobil berwarna hitam. Segera saja, iapun menghampiri Tuan mudanya yang sudah melambai-lambaikan tangan padanya.

"Sudah menunggu lama Tuan? Maaf ... tadi di jalan terjadi kecelakaan, sehingga lalu lintas cukup menjadi macet dibuatnya," kata pria itu menjelaskan.

"Tenang saja Pak Min, aku belum lama kok di sini. Lagipula ada Chim yang menemaniku," jelas Taehyung, membuat Supirnya segera menoleh pada orang yang dimaksud.

"Annyeong Pak Min!" sapa Jimin ramah,dibalas anggukan oleh Pak Min.

"Nah Tae, biarkan aku membantumu terlebih dahulu sebelum aku pergi latihan eum?" ujar Jimin sembari kemudian dengan tiba-tiba menggendong Taehyung ala bridal style.

"Yak Chim, apa yang kau lakukan!!" seru Taehyung yang kaget.

Sementara Pak Min telah membukakan pintu bagian penumpang dengan lebar untuk Tuannya itu.

"Nah Tae, mulai sekarang jadilah anak yang baik. Oh ya, jangan lupa minum obatmu?? Aku akan meminta Pak Min untuk mengawasimu nanti," ancam Jimin sesaat sebelum ia pamit untuk pergi.

"Haish anak itu, seenaknya saja memperlakukan aku seperti anak kecil!!" omel Taehyung, namun tak lama kemudian segera tersenyum karena tingkah sahabatnya tersebut.

"Nah Tuan, mari kita berangkat. Apa Tuan masih mau berhenti disuatu tempat nanti?" tanya Pak Min yang sudah berada di bangku pengemudi.

"Mm ... kurasa tidak Pak, kita langsung pulang saja!!" jawab Taehyung yang segera diangguki oleh Pak Min.

Di rumah.

"Terimakasih Pak Min??" kata Taehyung ceria pada Supirnya, setelah ia baru saja didudukkan di atas kursi rodanya saat ini.

Sementara Pria itu hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

"Eoh .... ada mobil Suga hyung!! Tumben sekali di jam segini dia sudah pulang," gumam Taehyung sendiri sembari mulai memutar kursi rodanya masuk ke dalam rumahnya yang megah.

"Aku pulang!!" seru Taehyung bersemangat sembari mulai mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan.

"Eoh ... Tuan sudah pulang?" sambut seorang pelayan wanita sembari membungkukkan badannya pada Taehyung yang hanya menampilkan senyum cerianya.

"Ah ... nde Ahjumma (bibi). Oh ya, di mana Suga hyung, dia sudah pulang kan?? Aku melihat mobilnya yang diparkir di garasi," tanya Taehyung antusias.

"Tuan muda Yoongi ada di kamarnya Tuan. Entahlah, semenjak dari pulang tadi dia belum keluar sama sekali dari dalam sana," cerita Lee Ahjumma yang berhasil membuat Taehyung merasa cemas.

"Benarkah?? Kalau begitu aku harus ke kamarnya sekarang. Bye Ahjumma," pamit Taehyung cepat, lalu segera memutar kursi rodanya ke arah lift yang ada di rumahnya untuk menuju lantai dua tempat di mana kamar Yoongi berada.

Tak lama kemudian, di sinilah sekarang Taehyung sedang diam mematung di depan sebuah pintu bertuliskan Suga's room.

"Apa yang harus aku lakukan? Masuk tidak ya!! Nanti kalau aku masuk, Suga hyung pasti akan marah padaku. Tapi aku cemas sekali ... ah sudahlah," putus Taehyung akhirnya, sembari memutar knop pintu di depannya.

"Hyung ..... Suga hyung, aku masuk ya??" pamit Taehyung begitu ia membuka pintu dan langsung membukanya agak lebar agar ia bisa dengan leluasa untuk masuk dengan kursi rodanya.

Hening, tak ada jawaban. Bahkan keadaan kamar Suga terlihat gelap.

"Hyung .... apa kau tertidur?" panggil Taehyung lagi dan perlahan mendekat ke arah tempat tidur di mana tampak seorang pria tengah berbaring di atasnya.

"Hyung ....kau sakit ya?" tanya Taehyung pelan dan meraih tangan kanan kakaknya itu penuh sayang.

Tak ada pergerakan, Suga justru tampak begitu lelap dalam tidurnya. Membuat Taehyung akhirnya memberanikan diri untuk menyentuh dahi sang kakak yang tertutup surai hitamnya.

"Ehh .... panas!!" cicit Taehyung pelan, saat merasakan temperatur tubuh Suga pada telapak tangan yang ditempelkannya.

"Astaga Hyung ... padahal kau tadi pagi terlihat sehat!!" monolog Taehyung, lalu kali ini berinisiatif untuk membungkus tubuh sang kakak dengan selimut yang tak jauh dari dirinya berada.

"Sebentar .... ruangan ini sangat pengap!! Ini kan tidak bagus untuk kesahatan!!" gumamnya, sembari perlahan mulai memutar kursi rodanya menuju gorden jendela yang tertutup rapat.

Sreek.....!

Suara gorden yang ditarik pelan, lantaran si pelaku tak ingin  membangunkan sang penghuninya.

Setelah selesai, Taehyung pun segera kembali ke sisi tempat tidur kakak ke duanya lagi.

"Aku rasa aku harus mengambilkan obat untuk Suga Hyung!! Dia pasti langsung rebahan saja tadi," gumam Taehyung, lalu mulai beranjak dari tempatnya.

Di dapur, saat ini Taehyung terlihat tengah sibuk membuatkan sesuatu di dalam panci kecil. Tadi setelah meminta tolong pada ahjumma Lee untuk mengambilkan obat, anak itu juga berinisiatif untuk membuatkan bubur untuk kakak tercintanya itu.

"Semoga Suga hyung akan suka nanti," monolog Taehyung, sembari telah mematikan kompor gas yang ada di depannya saat ini.

Mendapat kesempatan untuk mearawat sang kakak, tentu saja tak akan dilewatkan begitu saja oleh Taehyung. Terlebih, mungkin kesempatan seperti ini hanya akan terjadi satu kali selama hidupnya.

-

-

-

-

-

Eungh.....!

Suara ringisan kecil yang baru saja keluar dari bibir seorang pria berkulit pucat yang baru membuka matanya sore ini.

Melihat keadaan sekitarnya, di mana matahari sudah hampir terbenam, Pria pucat itu kini tampak tengah berusaha mendudukkan dirinya di atas ranjang dengan perlahan.

Plukk....!!

Bunyi sesuatu yang baru saja jatuh di atas dahinya.

"Ehh .... siapa yang mengompresi ku? Memangnya aku sakit ya?" ujar namja pucat itu sendiri, sembari menatap aneh handuk kecil yang tengah di pegangnya saat ini.

"Eoh .... bahkan di sini ada bubur!!" gumamnya lagi, saat melihat semangkuk bubur hangat tampak masih mengepulkan asap yang berada di atas nakas mejanya.

"Aaa .... aku tau, ini semua pasti ulah Jin Hyung. Ya ... pasti!! Astaga, sejak kapan dia jadi sosok yang perhatian begini," gumam namja itu lagi, tanpa sadar menyunggingkan sebuah senyuman yang begitu manis di bibirnya. Melupakan fakta, bahwa Jin tentu saja belum pulang di saat jam masih menunjukkan waktu sore hari seperti saat ini.

Lain halnya di luar pintu kamar Suga, Taehyung yang sedari tadi mengintip keadaan melalui celah pintu yang terbuka pun tampak ikut pula menyunggingkan senyuman kotaknya.

"Aku merindukan senyumanmu itu Hyung!! Syukurlah, sepertinya keadaanmu sudah baikan sekarang. Jangan sakit lagi eum," lirih Taehyung pelan, tanpa sadar telah menjatuhkan setetes air mata di salah satu sudut mata indahnya.

Tbc

Di part ini aku sengaja pengen buat Taegi momentnya. Eotteohke, kalian suka tidak? Wkwk

jangan lupa Vote sama Commentnya ya.😉😉