Saat baru kembali dari luar negeri, Su Wan mendengar kabar yang mengejutkan. Tunangannya, Gu Zihang, ternyata memutuskan untuk menikah dengan sepupu Su Wan sendiri, Su Yurou. Yang menyedihkan lagi, kakeknya sendiri justru mendukung pernikahan mereka dan menganggap Su Wan seperti orang asing. Bahkan mereka berusaha merebut saham Su Wan di perusahaan peninggalan orang tuanya sendiri. Demi merebut sahamnya, ia terpaksa menikah dengan pria asing yang baru ia temui beberapa kali.
Di bulan Maret.
Begitu turun dari pesawat, Su Wan merasakan udara sejuk di Kota S.
Waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam, tapi pinggir jalan di Kota S masih ramai. Su Wan berdiri di jembatan dan memandangi gedung-gedung tinggi di sekitarnya.
Sejak kecil, Su Wan tinggal di Kota S selama delapan belas tahun, lalu dia meninggalkan kota ini selama tiga tahun. Sekarang, kota ini terasa asing baginya.
Su Wan menarik napas dalam-dalam, lalu mengencangkan balutan syal berwarna ungu di lehernya. Ia menelepon hotel yang telah ia pesan sebelumnya.
"Halo, apakah ini Hotel Destiny of This Life? Aku Nona Su, yang memesan kamar nomor 03 kemarin. Aku akan segera tiba. Tolong bersihkan kamarku terlebih dulu."
Pihak hotel mengiyakan permintaannya.
Su Wan menutup teleponnya. Dia terlihat agak kesepian.
Su Wan menghela napas ringan. Dulu, orang tuanya sering membawanya melewati jembatan ini. Tapi sekarang...
Su Wan baru kembali dari Negara Dongcheng. Dia belum memberitahu pada siapa pun tentang kepulangannya, karena dia tidak ingin mengganggu kakek dan neneknya.
Lagi pula, pesawatnya tiba pada malam hari. Jika kakek dan neneknya datang menjemput, Su Wan merasa sedikit khawatir. Jadi, dia memesan kamar hotel terlebih dulu.
Su Wan berbalik dan hendak menghentikan taksi. Tiba-tiba, dia melihat seorang pria berjaket hitam mendekatinya.
'Apakah pria ini mabuk?' pikir Su Man.
Pria itu melewatinya dan berjalan menuju pagar jembatan.
Ia seperti ingin melompat ke sungai.
Pria itu berpakaian rapi dan terlihat seperti anak dari keluarga kaya. 'Mungkinkah karena patah hati?' tebak Su Man.
Su Wan sedikit mengernyit dan bergegas menghampirinya dengan cemas.
"Tuan, apakah kau sedang ada masalah? Jangan bunuh diri, mungkin aku bisa membantumu."
Su Wan terus membujuk pria berjaket hitam itu. Tiba-tiba pria itu melepaskan jaket hitamnya dan melemparnya ke sungai.
Su Wan menyadari bahwa dirinya terlalu banyak berpikir.
'Apa yang dia lakukan?' pikir Su Wan.
Tiba-tiba, pergelangan tangan Su Wan ditarik oleh pria itu.
Kepala Su Wan terbenam di dalam pelukannya. Dia menyadari bahwa ada sesuatu yang salah. Kemudian, dia berusaha untuk melepaskan diri dari pelukannya. Pria itu menyeretnya ke pagar di bawah jembatan.
Ternyata pria ini tidak mencoba bunuh diri. Dia hanya sedang mabuk!
Tidak heran, pria itu membuang jaketnya...
Saat ini, tubuh Su Wan sangat kaku. Ia mendongak dan menatap pria tersebut.
Ia sedikit terkejut. Ternyata wajah pria itu sangat tampan...
Pria itu juga menatap Su Wan dengan fokus, seolah-olah dia hanya bisa melihat Su Wan.
Su Wan memang sangat cantik. Sejak kecil, ia sering dipuji karena penampilannya. Semasa dia bersekolah di SMA A, dia dianggap sebagai siswi tercantik. Tunangannya, Gu Zihang, juga dianggap sebagai siswa tertampan.
Setelah pergi ke luar negeri, Su Wan juga bertemu banyak pria tampan. Bahkan ada banyak pria tampan yang mengejarnya saat kuliah. Su Wan menyukai pria berambut hitam dan mata berwarna hitam, jadi hatinya tidak goyah karena pria-pria asing itu.
Tapi pria di depannya ini sangatlah tampan, bahkan tunangannya tidak setampan dia.
Su Wan ragu-ragu sebentar. Ia pun berhenti berusaha melepaskan diri dari pelukannya.
"Nona, bantu aku," kata pria itu.
Mendengar suara yang merdu itu, Su Wan terkejut. Sebenarnya, dia juga menyukai Gu Zhang karena suaranya.
Selama tiga tahun tinggal di luar negeri, Su Wan sudah terbiasa berkomunikasi dengan bahasa Inggris. Saat mendengar seseorang berbicara dengan bahasa Cina, dia tertegun.
'Eh, butuh bantuan apa?' pikir Su Wan.
Tanpa berkata apa-apa, pria itu langsung mencium Su Wan. Su Wan pun terkejut, dan tubuhnya terasa sangat kaku.
Kesehatan kakeknya tidak baik, jadi selama bertahun-tahun rumahnya dipenuhi banyak obat-obatan Cina. Ini membuat hidung Su Wan sangat sensitif.
Tubuh pria ini tidak berbau alkohol atau pun rokok, tapi justru sangat harum.
Tubuh Su Wan menjadi kaku, dan dia membuka matanya lebar-lebar.
Pria ini baru saja merenggut ciuman pertamanya.
Raut wajah Su Wan tiba-tiba tampak suram. Ia mengangkat kakinya dan menendang bagian bawah pria itu.
Tapi, pria itu berhasil menghindari tendangan tersebut, seolah-olah dia sudah memprediksinya. Ia pun menekan tubuh Su Wan ke pagar dan menciumnya lebih kuat.
Wajah Su Wan memerah. Keduanya saling berdekatan, sampai-sampai Su Wan hampir tidak bisa bernapas!
Ketika Su Wan hampir kehabisan napas, tiba-tiba muncul tujuh atau delapan pria berpakaian hitam di pinggir jalan. Pemimpin itu memiliki bekas luka yang panjang di wajahnya. Ia terlihat menakutkan.
Mereka melihat sekeliling dengan tatapan ganas. Sepertinya mereka sedang mencari sesuatu.
Pemimpin yang memiliki bekas luka itu menyapukan pandangannya ke arah Su Wan. Kemudian dia memerintahkan anak buahnya dengan tegas, "Dia terluka, jadi tidak mungkin lari terlalu jauh. Ayo, kita kejar."
---
Dari 15 Februari 2020, koin yang sudah digunakan untuk membeli buku yang tidak terpilih akan dikembalikan dalam waktu 30 hari. Perlu diperhatikan Fast Pass yang sudah digunakan tidak bisa dikembalikan.
Buku-buku yang terpilih untuk dilanjutkan akan memiliki tanda khusus di pojok sampul dalam 30 Hari untuk menunjukkan kelanjutannya.
Terimakasih atas pengertian Anda.