webnovel

(Hot) Rebellion Vampire

21+ Rated story, contains adults-material such as blood, betrayal, fight-scene, sadist-scene and also sex. Please be wise. ~~~~~~~~~~ Mikaela duduk terdiam di pojok ruangan dengan tubuh dipenuhi luka. Gaun putihnya kini berubah menjadi semerah darah. Kedua tangannya memegangi bagian yang terhimpit di antara kedua pangkal pahanya, rasa perih yang tak dapat ia tahan setelah melayani nafsu tuan-nya sebagai seorang budak wanita. Lebih tepatnya budak manusia. Ya, budak manusia. Satu dari sekian banyak budak yang bernasib sial karena mendapat tuan seorang vampire kejam yang selalu memperlakukannya dengan sangat sadis dan tak kenal ampun, terutama di atas ranjang. Kehidupan gadis berusia sembilan belas tahun itu benar-benar terasa seperti di neraka. Hingga Daniel, seorang bangsawan vampire, penguasa yang dikenal sangat kejam dan begitu disegani datang dan menyelamatkannya. Namun alih-alih mendapatkan kehidupan yang lebih parah, Mikaela justru diperlakukan lebih mulia dibanding seorang putri raja. Siapa sebenarnya penguasa vampire bergelar Sir Daniel Blackehart itu? Kenapa ia bisa begitu baik terhadap Mikaela, seorang budak manusia yang bahkan dianggap budak terrendah di kalangan budak-budak lainnya? Dan rahasia apa yang disimpan oleh Daniel yang tidak diketahui oleh bangsawan-bangsawan vampire lainnya? Simak kisah Mikaela, sang budak manusia dan Daniel, vampire bangsawan sekaligus pemberontak di "(Hot) Rebellion Vampire".

Eazy_Hard · Fantasia
Classificações insuficientes
263 Chs

13 | Alexis Ingin Memiliki Anak?

13 | A L E X I S

I N G I N M E M I L I K I

A N A K ?

***

Mikaela mengangkat kedua kepalan tangannya. Beberapa menit ini yang gadis itu lakukan hanyalah berusaha menangkis setiap serangan yang dilancarkan oleh Alexis.

Hari ini adalah waktu di mana Mikaela menerima pelatihan pertarungan jarak dekat dari Alexis.

Duakkk …

Mikaela tersungkur beberapa meter ke belakang setelah menangkis tendangan lurus dari Alexis. Tulang di kedua tangan Mikaela berdenyut karena kekuatan serangan Alexis yang sepertinya masih belum bisa diatasi sepenuhnya oleh Mikaela.

Alexis bertolak pinggang dari tempatnya berdiri. "Bisakah kau membedakan mana serangan yang harus kau tangkis, dan mana serangan yang harus kau hindari? Dan apakah aku masih belum pernah mengajarimu cara untuk melakukan serangan balik? Sepertinya aku banyak memberimu celah untukmu menyerangku balik tadi, tapi kau masih saja dalam posisi bertahan."

Mikaela masih terbaring di tanah dengan napas yang terengah-engah. Meski Alexis mengatakan bahwa ia beberapa kali sengaja membuat celah untuk Mikaela menyerangnya balik, namun Mikaela sepertinya tak memiliki intuisi untuk melakukan serangan balik terhadap Alexis.

Alexis berjalan mendekati tempat Mikaela terbaring dan mengulurkan tangannya, berniat untuk membantu Mikaela berdiri.

Namun yang terjadi malah di luar dugaan.

Mikaela menarik lengan Alexis secara tiba-tiba, mengangkat kedua kakinya masih dalam posisi berbaring di tanah dan menyilangkan kedua kakinya di tangan Alexis yang ia tarik. Alhasil, Mikaela berhasil mengunci lengan Alexis dengan kedua kakinya.

Alexis tersenyum dengan sangat lebar saat Mikaela melakukan hal itu. Itu adalah pertama kalinya Mikaela melancarkan serangan dadakan seperti itu. Menurut Alexis, Mikaela sudah jauh berkembang dari pada saat ia pertama kali berlatih.

Kini kedua gadis itu terbaring di tanah, dengan satu tangan Alexis dikunci oleh kedua kaki Mikaela.

Mikaela menyeringai, "Mau menyerah?"

Alexis membalas seringaian Mikaela. "Menyerah? Apa aku tak salah dengar?"

Alexis memutar tubuhnya, melakukan back-flip untuk melepaskan tangannya dari kuncian kedua kaki Mikaela. Saat tangannya sudah terlepas dari kuncian itu, Alexis dengan cepat berpindah ke atas tubuh Mikaela dan mendudukinya.

Bukkk … Bukkk … Bukkk …

Sambil terus menduduki tubuh Mikaela yang berbaring di tanah, Alexis melayangkan pukulan tangan kanan dan tangan kiri secara bergantian ke arah wajah Mikaela. Mikaela berusaha sangat keras menangkis pukulan demi pukulan yang dilayangkan oleh Alexis, dan hal itu membuat tulang di kedua tangan Mikaela semakin berkedut berkat rasa sakit menahan pukulan-pukulan itu.

Alexis pun meraih satu tangan Mikaela, menyilangkan kedua kakinya di tangan Mikaela yang ia raih itu dan balas mengunci tangan Mikaela seperti yang tadi Mikaela lakukan pada Alexis.

"A-aaakh … "

Mikaela memekik kesakitan, namun Alexis malah menyunggingkan senyuman lebar dengan aksen mengejek. "Menyerahlah, atau kau tidak akan bisa menggunakan tangan kananmu untuk tiga bulan kedepan."

"Menyerah! Menyerah!" teriak Mikaela sambil menepuk-nepuk kaki Alexis yang mengunci salah satu tangannya itu.

Alexis pun tersenyum puas dan melepaskan kuncian kedua kakinya pada tangan kanan Mikaela.

Mereka berdua berbaring di tanah beralaskan rumput-rumput kecil itu dengan napas yang sama-sama terengah-engah.

"Hahahaha … " Alexis tertawa, membuat Mikaela menoleh kepada gadis yang tertawa sambil berbaring tepat di sebelahnya itu.

Mikaela mengerutkan keningnya. "Apa kau sebahagia itu karena hampir membuat tulang tangan kananku patah?"

Alexis pun menoleh. Ia meraih pipi Mikaela yang berbaring di sebelahnya dengan satu tangan dan mencubitnya dengan gemas. "Kau melakukannya dengan sangat baik. Serangan mendadak itu, aku benar-benar tak menduganya. Aku sangat puas dengan kemajuanmu ini."

Mikaela menepis tangan Alexis yang mencubit pipinya dengan gemas itu. "Hey, perhatikan sikapmu, umurku lebih tua darimu."

Alexis menggelengkan kepalanya menanggapi perkataan Mikaela. "Walaupun kau lebih tua dariku, tapi aku merasa bahwa kau adalah adik kecil yang sangat menggemaskan. Aku jadi ingin memperlakukanmu dengan sangat manis seperti yang biasa Daniel lakukan kepadamu. Mungkin kalau aku jadi Daniel, aku tak akan peduli jika kau adik kandungku sendiri, kau adalah satu-satunya orang yang akan kujadikan milikku sendiri untuk selamanya."

Rona merah tercetak samar-samar di pipi Mikaela.

Alexis bisa melihatnya, bahwa Mikaela sedang tersipu malu saat ini. Hal itu membuat Alexis berpikir, apakah Mikaela benar-benar menyukai Daniel, kakaknya sendiri?

Tentu saja Alexis tak akan protes mengenai hal itu. Karena di dunia yang sudah bisa disebut sebagai kiamat seperti ini, hal itu tak akan menjadi masalah sama sekali.

Justru akan sangat bagus jika mereka berdua juga bisa menambah populasi manusia di dunia ini.

Alexis yang merasa sudah puas menggoda Mikaela pun mengarahkan pandangannya ke langit.

Alexis menghela napas panjang. "Apakah suatu hari nanti aku juga bisa memiliki anak?"

Mikaela mendengar gumaman Alexis yang sebenarnya terdengar sangat jelas itu. "Apakah kau berencana menikah? Dengan siapa? Jangan-jangan, kau ingin menikah dengan Reinhard?"

Alexis tetap memandang ke arah langit tanpa melihat lawan bicaranya. "Entahlah. Aku masih bingung dengan konsep cinta. Karena kata Daniel, aku bisa membuat bayi dengan orang yang kucintai dan juga mencintaiku balik."

Mikaela terdiam mendengar jawaban Alexis.

Mikaela menyadarinya, bahwa baik dia maupun Alexis, mereka berdua memang sama-sama masih terlalu hijau untuk masalah perasaan. Mikaela berpikir, mungkin Alexis masih belum menyatakan perasaannya pada Reinhard karena gadis itu tak tahu bagaimana mengungkapkannya. Hal itu juga berlaku pada dirinya sendiri, Mikaela sendiri bahkan tak mengerti perasaan apa yang ia rasakan kepada Daniel, kakaknya sendiri.

Suara langkah kaki terdengar membuat Alexis dan Mikaela menoleh ke arah sumber suara. Dari pengelihatan mereka berdua, terlihat Daniel dan Reinhard yang hanya mengenakan celana training panjang tanpa busana bagian atas. Kedua tubuh kekar mereka dipenuhi keringat. Sepertinya mereka berdua juga baru saja selesai latihan.

Alexis bangkit dari posisi berbaringnya di tanah dan duduk sila menghadap ke arah Reinhard dan Daniel berada.

"Rein … " Alexis memanggil Reinhard yang membuat lelaki itu menoleh.

Jantung Mikaela berdebar. Mikaela berpikir, mungkin sulit bagi Alexis untuk berbicara pada Reinhard. Namun yang dikatakan Alexis selanjutnya benar-benar membuat Mikaela menganga dengan sangat lebar.

"Apa maumu kali ini?" tanya Reinhard ketus yang menghentikan langkahnya.

Alexis tersenyum lebar. "Ayo buat anak malam ini."

Mikaela tak bisa menyembunyikan rasa terkejutnya sama sekali. Daniel yang berdiri di sebelah Reinhard hanya bisa memijit-mijit keningnya sendiri.

Reinhard tak menanggapi perkataan Alexis dan meneruskan langkahnya meninggalkan area itu.

Kini tersisa Daniel, Alexis dan Mikaela.

Alexis mengarahkan pandangannya pada Daniel. Namun sebelum Alexis sempat mengucapkan sepatah kata, Daniel sudah memotongnya duluan. "Jangan memintaku."

Daniel pun melangkahkan kakinya pergi, namun langkahnya tiba-tiba terhenti saat mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Alexis selanjutnya. "Kalau begitu kapan kau akan membuat anak dengan Mikaela?"

"Hey, apa yang kau katakan?!" spontan Mikaela meninggikan suaranya.

Daniel yang langkahnya terhenti sejenak lalu berbalik dan menatap Mikaela.

"Apa kau … ingin memiliki bayi?"

Mikaela tambah terkejut dengan pertanyaan Daniel. "A … A-aku … Aku … ". Mikaela dengan cepat bangkit dan berlari pergi. "Dasar kakak bodoh!"

Daniel dan Alexis sama-sama memandang punggung Mikaela yang berlari pergi dengan tergesa-gesa. Daniel pun mengarahkan pandangannya pada Alexis. "Kau sudah mendapatkan jawabannya.". ucap Daniel yang lalu pergi meninggalkan Alexis sendiri.

Alexis kembali merebahkan tubuhnya di tanah beralaskan rumput-rumput kecil itu. "Huaaahhh … Aku ingin punya anak." keluh Alexis dengan nada kesal.

Sepertinya Alexis memang hanyalah seorang gadis polos yang hanya tahu cara menebas vampire dengan baik dan benar. Selebihnya, ia masih belum tahu tentang banyak hal.

Dan berkat kepolosan Alexis, keadaan sepertinya akan menjadi lebih canggung bagi Mikaela dan Daniel.

Semoga saja mereka baik-baik saja.

***

{{ SEMOGA KALIAN SUKA SAMA CERITANYA. JANGAN LUPA VOTE DAN TINGGALIN KOMENTAR YA :) }}