Phillip is more than downtrodden.

Born with only his sister, he is as poor as it can get in the Kingdom of Chadia.

After tragedy, after tragedy hits his life, he only preserved in the memory of his sister.

Forsaken, shunned, and schemed against, Phillip is known as the wretch, the pig, the oaf, and many other names by his co-workers, his neighbors, his former school mates...

Let's follow Phillip as he attempts to live his life, and see if it is worth living... Because everything isn't always what it seems.

I am posting this novel on Royal Road. Woot!

Phillip is more than downtrodden.

Born with only his sister, he is as poor as it can get in the Kingdom of Chadia.

After tragedy, after tragedy hits his life, he only preserved in the memory of his sister.

Forsaken, shunned, and schemed against, Phillip is known as the wretch, the pig, the oaf, and many other names by his co-workers, his neighbors, his former school mates...

Let's follow Phillip as he attempts to live his life, and see if it is worth living... Because everything isn't always what it seems.

James died and became an orc like any other person James did not want to be a monster but he knew this world as an orc it is a dog eat dog so instead of complaining he moved forward to become stronger

Our protagonist Kace suddenly gets reincarnated. With a voice in head he has to wonder. Is it god? More like an annoying game system announcer.

His perfect life seemed to be within his grasp and the excitement was unbearable. Though a random thought and a bored 'godess' quickly derailed these dreams of his.

I guess even Monsters need a hero.

Building a new life in another world could never be easy. Especially when it begins with a mad goblin shaman and a murderous orc hanging around. Sigh. This is my story. This is My (Monster?) Hero Life

Our protagonist Kace suddenly gets reincarnated. With a voice in head he has to wonder. Is it god? More like a twisted goddess who has a grudge to settle.

His perfect life seemed to be within his grasp and the excitement was unbearable. Though a random thought and a bored 'godess' quickly derailed these dreams of his.

I guess even Monsters need a hero.

Building a new life in another world could never be easy. Especially when it begins with a mad goblin shaman and a murderous orc hanging around. Sigh. 

Join Kace on his journey of evolution. As a hero for monsters his only goal is to gather a team of powerful allies like himself. To end the invasion of the evil human race.

From humble beginnings in caverns on a mountain, to forcefully taking a town for the monsters to call home. From heading out to sea to discovering dark secrets hidden from prying eyes in absolute darkness.

He's in a race against time, seeking to uncover the truths of this new world before it's too late to save it.

Abandoning ones humanity has never been so noble!

Bobo memakan daging sambil menatap alam liar. Dia menggeram dengan kesal. Akhir-akhir ini, 'hasil panen' mereka buruk. Siapa sangka kalau manusia-manusia licik itu telah mengantisipasi serangan mereka. Akibatnya, kelompok suku Bobo gagal menjarah makanan para manusia. Makanan yang berhasil mereka jarah tidak mencukupi kebutuhan mereka. Selain itu, kelompok patroli Orc sulit menangkap binatang di tengah cuaca yang dingin dan tidak bersahabat ini. Selain itu, alam liar yang tertutup salju di sekitar mereka benar-benar kosong. Monster badak sudah lama tidak makan apapun. Jika situasi ini terus berlanjut, kelompok suku Bobo mungkin akan tumbang musim dingin ini. 
Ini tidak bisa dibiarkan. Aku harus mencari daging dan bertahan hidup selama musim dingin ini…
Bobo mengunyah dagingnya dengan rakus. Ketika dagingnya habis, suasana hati Bobo memburuk. Dia menggertakkan giginya dan menggigit tulang daging itu dengan penuh dendam. Kemudian, dia berdiri dan melemparkan tulang daging itu ke dalam api unggun.
"Grr! Grr!"
Bobo tiba-tiba mendengar teman-temannya menggeram. Dia berbalik badan dan melihat ajudannya melompat dari dinding dan tersenyum gembira sambil menunjuk dengan jarinya. 
"Bobo! Bobo! Lihat! Ada banyak manusia dan kuda-kuda gemuk! Pasukan kavaleri manusia!"
"Oh?!"
Mata Bobo berbinar. Dia segera berjalan menuju ke dinding benteng. Benar saja, Bobo melihat sekumpulan sosok hitam di lapangan yang dipenuhi dengan salju putih. Hal itu membuat Bobo merasa senang. Orc memang memiliki IQ yang rendah, tapi mereka tidak seperti orang-orang idiot. Bobo tahu bahwa mereka adalah pasukan kavaleri karena mereka mengenakan baju yang lebih keras dibandingkan batu dan menunggang kuda-kuda yang tinggi. Kelompok-kelompok suku Orc sering bertemu dengan orang-orang yang menjengkelkan ini ketika mereka sedang migrasi. Namun, menurut Bobo, mereka tampak lezat kali ini…Dia menelan air liurnya. Dua gigi tajam yang menonjol dari rahang bawahya berkedut seiring dengan gerakannya sehingga Bobo terlihat sangat ganas. 
"Bersiaplah untuk bertarung. Tangkap mereka! Tangkap manusia-manusia dan kuda-kuda itu!"
Mata Bobo berbinar. Dia membayangkan betapa enak daging segar musuh-musuhnya setelah dia memanggang mereka…Hidung Bobo bahkan mampu mencium aroma yang menggiurkan dari tubuh mereka!
"Mereka datang."
John mengamati benteng terlantar itu dari kejauhan. Dia tidak menyerbu ke depan dan menuruti perintah Rhode untuk memancing para Orc. Sebagai komandan, John pernah bertarung dengan beberapa Orc dulu sehingga dia tahu kekuatan mereka. Dilihat dari penampilan mereka yang terlihat kikuk, sebagian besar manusia menganggap Orc sebagai sekumpulan monster yang lamban dan bodoh. Tapi John tahu betul bahwa Orc sangat licik dan brutal. Selain itu, mereka mampu bergerak dengan cepat meskipun tubuh mereka terlihat kekar dan besar. Seorang Orc yang berlari dengan kecepatan penuh bisa menyamai seorang prajurit kavaleri yang sedang menunggang kuda. Dulu, ketika John masih bergabung dengan pasukan daerah Selatan, dia pernah melihat seorang Orc yang menerjang salah satu anak buahnya dengan cepat. Kemudian, Orc itu menyeret prajurit tersebut dari atas kudanya tanpa ampun. Lalu, para Orc juga punya tunggangan yang unik, yaitu para monster badak. Hewan-hewan buas yang tinggi dan besar ini mirip dengan badak biasa, hanya saja mereka jauh lebih besar dan lebih kuat dibandingkan dengan badak biasa. Mereka adalah monster-monster yang mengerikan dan bahkan mampu menaklukkan pasukan kavaleri elit. John yakin bahwa suku Orc yang ada di depannya juga memiliki sekumpulan monster badak. Jika John mendekati mereka, dia dan anak-anak buahnya mungkin akan dihabisi tanpa ampun. Oleh karena itu, John menuntun pasukannya secara dalam jarak yang cukup jauh dari benteng seakan-akan mereka sedang berpatroli. John tahu bahwa para Orc pasti telah melihat mereka. Mengingat bahwa mereka sedang kelaparan saat ini, tidak diragukan lagi kalau Orc-Orc itu akan segera keluar dari benteng dan menyerbu ke arah John untuk mendapatkan 'bahan makanan' baru. 
Sesuai dugaan, John melihat seratus Orc yang melesat keluar dari dalam benteng sambil menunggangi monster badak. Mereka berteriak dengan nyaring sambil mencambuk monster-monster badak yang sedang mereka tunggangi.
"Semuanya bersiaplah. Tunggu aba-abaku!"
John mengangkat tangannya tinggi-tinggi dan meneriakkan perintahnya. Dia bisa merasakan bahwa anak-anak buah yang ada di belakangnya merasa gugup dan takut. Rhode telah memperkuat pasukan pribadinya, termasuk pasukan kavaleri John. Oleh karena itu, jumlah prajurit dalam pasukan kavaleri milik John telah meningkat, dari 50 orang menjadi 100 orang. Walaupun para prajurit yang baru saja bergabung telah melewati tes yang ketat dan cukup kuat,namun ini adalah perang pertama mereka. Mereka terasa terancam saat melihat serbuan pasukan Orc yang terlihat brutal dan barbar. Pemandangan salju yang indah di bawah kaki mereka membuat John merasa sedikit tegang. 
"Tetap tenang!"
John menenangkan anak-anak buahnya sambil menatap para Orc yang menyerbu mereka. Dia menggertakkan giginya saat merasakan aura yang kuat dan menekan dari pasukan Orc tersebut. Jeritan para Orc terdengar jelas sekarang. Mereka terlihat seperti hewan-hewan buas yang sedang lapar. Para prajurit kavaleri di belakang John pun mulai gelisah. Tapi latihan-latihan yang diberikan oleh John pada mereka memberikan efek yang signifikan. Walaupun mereka takut, namun banyak prajurit kavaleri baru yang berusaha menenangkan kuda mereka. 
Jarak antara dua pasukan semakin pendek. Bobo memimpin pasukan itu dan memperlihatkan wajahnya yang bahagia saat dia melihat John dan kawan-kawan yang berdiri sambil diam. Manusia-manusia itu sepertinya terlalu ketakutan sehingga mereka tidak bisa bergerak. Kalau begitu, Bobo dan kawan-kawan akan segera menghabisi mereka! Bobo mengangkat lengan kanannya dan menghunus kapak batunya yang besar. 
"Prajurit-prajurit pemberani! Tangkap manusia-manusia dan kuda-kuda gemuk itu! Kita akan berpesta dengan daging mereka!"
"Ooohhh!"
Bobo memberikan semangat pada anak-anak buahnya. Mereka memusatkan perhatian mereka pada John dan kawan-kawan. Kecepatan para Orc pun semakin tinggi. Mereka bisa melihat wajah-wajah para prajurit kavaleri sekarang!
"Bergerak!"
John meneriakkan perintahnya. 
Kemudian, para Orc terpana ketika melihat apa yang ada di depannya. 
Para prajurit kavaleri segera berbalik dan memencar ke dua arah yang berbeda. Pasukan Orc yang dipimpin oleh Bobo tidak bisa bereaksi tepat waktu. Walaupun para monster badak yang mereka tunggangi punya kecepatan yang sangat tinggi namun mereka tidak bisa berubah arah dengan lincah. Oleh karena itu, meskipun para Orc sangat cepat namun mereka kalah lincah dari pasukan prajurit kavaleri tersebut. Para Orc kebingungan saat melihat 'pelarian' manusia-manusia itu. Mereka memelankan laju mereka dan menatap manusia-manusia itu dengan linglung. 
Dasar manusia-manusia licik dan pengecut!
Bobo meraung dan memukul monster badak yang dia tunggangi.
"Pergi! Tangkap manapun yang bisa kau tangkap!"
Para Orc ikut meraung saat mendengar perintah Bobo. Kemudian, mereka segera berpencar dan mengejar prajurit-prajurit kavaleri itu. 
-
Semuanya berjalan dengan lancar sejauh ini.
Rhode mengangguk puas. Dia menyipitkan matanya dan menatap para Orc yang menyebar dalam berbagai arah. Rhode tersenyum dingin, kemudian dia berbalik badan dan memberi kode pada Marfa, Sol, Lize dan lainnya yang sedang bersembunyi di sisi lain. 
Sekarang adalah giliran mereka. 
Joey menunduk dan diam-diam berjalan menuju ke arah dinding benteng. Sebagian besar kondisi benteng itu masih sempurna, termasuk dindingnya. Hanya bagian kiri dan belakang benteng yang runtuh karena termakan usia. Joey melompati dinding itu dan membungkuk untuk mendeteksi arah angin dengan tangannya. Kemudian dia mengamati keadaan sekelilingnya. 
Walaupun sebagian besar Orc mengikuti Bobo untuk menyerbu pasukan kavaleri John, namun masih ada hampir 200 Orc yang masih berjaga-jaga di benteng. Tetapi mereka terlihat tidak fokus, mungkin karena cuaca yang dingin serta kelaparan. Para Orc yang berpatroli di atas dinding benteng kembali ke menara pengawas dan meringkuk di sebelah api unggun untuk menghangatkan diri setelah pemimpin mereka berperang. 
Joey tersenyum lebar. Dia menggosok-gosokkan tangannya sebelum mengambil sebuah pisau dari pinggangnya. Kemudian dia memutar lencana yang tersemat di dadanya. Cahaya putih yang redup menyelubungi tubuhnya. Joey menunduk dan mendekati seorang Orc yang sedang memunggunginya. Di saat yang bersamaan, beberapa Thief lainnya diam-diam juga mendekati target mereka. 
Orc itu tetap tidak menyadari keberadaan Joey meskipun Joey sudah tepat di belakangnya. Orc itu bergumam dengan pelan dan menggosok-gosok tangannya di depan api unggun. Joey menahan napasnya dan melompat dalam sekejap. Pisaunya menusuk bagian belakang kepala Orc itu. 
Mungkin karena insting bangsa Orc yang tajam, Orc itu segera berdiri dan Orc-Orc lain yang ada di dekatnya juga segera menghunuskan senjata mereka. 
Gerakan Orc tersebut membuat serangan Joey meleset, namun dia tidak panik. Setelah melalui berbagai macam petualangan, latihan keras di dalam fatamorgana serta berbagai macam latihan berat setelah festival pertengahan musim panas berakhir, Joey telah menjadi Thief kelas atas. Selain itu, Joey juga sering 'disiksa' oleh Canary dan Bubble dalam fatamorgana. Dia belajar menghadapi kegagalan dan kecelakaan dengan tenang. Joey pun segera mengubah arah serangannya dan menusuk leher Orc itu tanpa ampun.
"…!"
Orc itu menjerit kesakitan. Orc-Orc hanya akan mati dengan serangan telak yang mengenai kepala dan jantung mereka. Meskipun tenggorokan mereka tertusuk, mereka tidak akan langsung mati. 
Aura dingin yang terpancar dari pisau Joey membuat tenggorokan Orc itu membeku dan membungkam suaranya. Raut Orc itu seketika menjadi tegang. Tubuhnya pun berhenti bergerak seakan-akan mereka menjadi patung. Di saat yang bersamaan, dua Orc lainnya yang diserang oleh teman-teman Joey tidak seberuntung itu. Sebelum mereka bisa bereaksi, beberapa pisau yang diperkuat dengan elemen air menusuk jantung dan tengkorak mereka. Mereka pun tewas seketika. 
Joey menghela napas dengan lega. Dia berbalik badan dan memberi isyarat pada anak-anak buahnya untuk maju. Namun Joey sekilas melihat sebuah bayangan yang bergerak saat ini. Itu adalah seorang Orc yang berbelok di sudut dan menyaksikan sergapan Joey. Dia tercengang. Joey pun segera maju sambil memegang pisaunya.
Shing!
Sinar cahaya yang berkilauan melintas. Orc itu terjatuh dengan keras. Sebuah panah telah menusuk tengkoraknya.
"Huft…"
Joey menyeka keringat di dahinya sebelum berbalik badan dan mengacungkan jempolnya. Randolf dan dua Ranger lainnya melompat ke atas dinding benteng dengan lihai. Randolf tersenyum pada Joey dan memberikan isyarat pada teman-temannya. Sesaat kemudian, Ranger-Ranger lainnya segera bersembunyi di balik bayang-bayang menara pengawas. Mereka menghunus busur dan membidikkan busur mereka ke arah setiap Orc yang ada di dalam benteng. Mereka masih belum menyadari bahwa teman-teman mereka yang ada di atas dinding benteng telah dibunuh. Sekumpulan Orc sedang meringkuk di sekitar api unggun yang ada di tengah-tengah lapangan benteng. 
"Apa rencana kita selanjutnya, Ketua?"
"Bersiaplah. Kita akan melakukannya sesuai dengan latihan."
Mereka berdua berbisik dengan pelan. Kemudian, Joey menuntun teman-teman Thiefnya dan menghilang dalam bayang-bayang. Di sisi lain, Randolf mengangkat busurnya dan menarik sebuah panah api dari sarung panahnya. Dia membidik musuh yang ada di depannya dan…Bersiul.
"….!"
Siulan yang nyaring itu bergema di dalam benteng yang hening tersebut. Para Orc yang mengerumuni api unggun tersebut memegang senjata mereka dan mengamati keadaan sekitar dengan waspada. Tapi Randolf telah menembakkan panah-panahnya. 
Cahaya merah melintasi langit.
Bam! Bam! Bam!
Ledakan-ledakan api tersulut. Ledakan dan kobaran api itu menelan para Orc yang ketakutan sehingga mereka berlarian ke sana kemari dengan panik. Namun, saat mereka berhasil melarikan diri dari kobaran api itu, panah-panah dingin menusuk tengkorak mereka dan mengubah mereka menjadi mayat-mayat yang membeku. 
Di saat yang bersamaan, banyak Orc yang keluar dari benteng. Sebagai ras yang lahir untuk bertarung, mereka memiliki indera yang jauh lebih tajam dibandingkan dengan manusia. Meskipun mereka menghadapi sergapan musuh, mereka tidak panik dan tetap tenang. 
Hingga saat berikutnya.
"…!"
Suara kicauan yang nyaring terdengar. Sebuah badai angin yang muncul dari dalam tanah menelan kobaran api itu. Burung Roh muncul sambil memancarkan cahaya suci dan merentangkan sayapnya yang indah sebelum melayang ke angkasa. Burung itu melayang dan menunduk untuk melihat para Orc sebelum memekik dan mengepakkan sayapnya dengan kencang. 
Beberapa sambaran petir menyambar Orc yang tidak bisa bereaksi tepat waktu. Akhirnya, para Orc terlihat ketakutan. Mereka segera mundur untuk menghindari teror Burung Roh. Tapi, ini hanyalah permulaan. 
Sambaran-sambaran petir itu mendadak berhenti. Para Orc menyadari bahwa beberapa prajurit manusia dengan perlengkapan yang memadai telah mengepung mereka. Rhode mengulurkan tangannya ke depan. Sebuah kartu berputar di atas telapak tangannya. Kemudian dia menghancurkannya sampai berkeping-keping. 
"Serang!"


Rhode adalah pemimpin guild legendaris yang paling berpengaruh dalam game Virtual Reality Multiple Player, Dragon  Soul Continent. Demi mengatasi rasa kesedihan karena adiknya meninggal dunia,  dia memainkan game tersebut selama tujuh tahun. Selama ini, Rhode berusaha mengurangi kesedihannya lewat game, tetapi sayang, hidupnya kembali hancur saat mendengar kedua orang tuanya meninggal akibat kecelakaan pesawat.
Satu bulan setelah insiden itu, dia memutuskan untuk keluar dari game dan kembali ke dunia nyata. Sebagai perpisahan, Rhode melawan Boss monster yang paling kuat dalam permainan bersama dengan teman-temannya.
Akhirnya, dia bisa mengalahkan boss monster tersebut dengan mengorbankan nyawa avatarnya. Rhode  tersenyum saat avatarnya menghilang. Tetapi, dia malah tidak hidup kembali dalam platform game tersebut.
....
“A.. Apa...!”
Rhode terdiam dan menatap langit-langit yang terlihat asing.
Dan setelah itu, pemain legendaris yang berhasil mengukir sejarah selama 3 era menghilang begitu saja. 


"Xin Yu!"
Sebuah suara yang lembut terdengar di jalanan Buried City, menarik perhatian beberapa anggota Klan Ascendant Saber.
Sementara itu, Pretty Woman menatap ke arah Bandit imut di hadapannya, dan juga peliharaan Orc yang berada di belakangnya, wajahnya terlihat sangat kesal.
"Lihatlah peliharaan yang dia berikan padamu—seekor Orc! Dia sungguh memberimu peliharaan yang mengerikan… kau—kau sangat menjengkelkan! Dan kau masih membelanya!"
"Kak Pretty!"
Xin Yu dengan keras kepala tetap menatap ke arah Pretty.
"Kau tak akan kumaafkan bahkan jika kau memanggilku bibi. Katakan padaku siapa namanya di permainan ini, aku harus memberinya pelajaran hari ini! bagaimana mungkin aku bisa begitu mempercayainya, sialan itu memberimu peliharaan murah!" Pretty berteriak sambil menatap ke arah Orc mata satu yang bahkan tak terlihat sekuat Orc biasa.
Gurauan macam apa ini!
Apakah dia benar-benar Orc? Tapi dia hanya setinggi Xin Yu, dan terlihat konyol seperti wanita. Qin Ruo sialan itu ternyata memberikan peliharaan yang lemah pada Xin Yu—hingga Pretty Woman sendiri percaya bahwa Qin Ruo berkembang cukup bagus di permainan, dan setidaknya bisa memberikan Xin Yu peliharaan setingkat Miniboss.
Sialan!
Apa gunanya memiliki Orc seperti ini?
Lalu kenapa jika dia akan kuat setelah bertumbuh nanti? Tak ada gunanya bagi Bandit memiliki monster tipe petarung. Peliharaan terbang yang Pretty persiapkan untuk Xin Yu sebelumnya, itulah peliharaan yang sebenarnya…
"Tidak, Little Eye sangat manis!" Xin Yu membantah, membela peliharaannya. "Lihatlah garis di atas keningnya, keren dan tampan sekali… matanya juga sangat cantik."
"Apa maksudmu, Little Eye? Ini adalah Orc bermata satu. Apa kau tahu artinya mata satu?" ucap Pretty, secara tak langsung menganggap peliharaan Xin Yu cacat.
"Hmph,"
Xin Yu kesal. Sementara Orc bermata satu itu tak terlihat istimewa, tapi makhluk kecil ini memancarkan aura keibuan pada Xin Yu, seperti naluri ibu untuk melindungi anaknya. "Aku tak dengar, aku tak dengar!"
Meskipun Xin Yu terlihat patuh, tidak akan ada yang bisa menggoyahkannya ketika dia sudah memutuskan sesuatu. Dulu, ketika dia menyewakan rumahnya pada Qin Ruo dengan harga murah meskipun ibunya melarang hal itu, bahkan memberikan perpanjangan jangka pembayaran satu bulan… Jika ibunya saja tak berdaya menangani Xin Yu, akan aneh jika Pretty bisa membujuknya.
"Xin Yu, dengarkan aku sekali ini saja. Ubahlah peliharaanmu karena kau masih punya waktu untuk berlatih beberapa hari. Aku akan berbicara pada Kak Qin untukmu, hmm?"
"Tidak mau! Aku sayang peliharaan dari Kak Qin. Aku tak mau mendengarmu; aku akan pergi untuk melatih peliharaanku." Tahu bahwa Pretty tak akan menyerah, kecenderungan Xin Yu untuk keras kepala muncul dan langsung pergi begitu saja, kembali ke kota dan memilih tempat untuk melatih peliharaannya.
"Kau…"
Kehilangan target untuk meluapkan emosi setelah Xin Yu pergi, Pretty menghentakkan kaki sebelum akhirnya membuka Return Scroll untuk kembali ke kota.
***
"Xin Yu. Kenapa kau keras kepala? Peliharaan itu tak sesuai denganmu, dan kau masih membela Kak Qin… Kau adalah kelas Bandit, memalukan untuk membawa peliharaan Orc."
Setelah keluar dari portal, Pretty terus melanjutkan keluhannya sambil bergegas untuk mengejar Xin Yu. Meskipun dia berniat untuk mengejek hadiah dari Qin Ruo, dia tak mengatakannya keras-keras setelah teringat cinta dan rasa hormat Xin Yu padanya.
Namun, dia tak pernah menyadari bahwa peliharaan Orc elegan yang mengikuti di belakang Pretty dan Xin Yu terlihat memahami perkataannya ketika mengatakan 'memalukan.' Garis hitam yang ada di kening putihnya itu berdenyut-denyut, dan menatap kesal ke arah Pretty.
Beruntungnya Xin Yu seperti sudah membulatkan keputusan untuk tak mengubah peliharaannya dan hanya mengabaikan Pretty dan bergumam di sampingnya. Membawa Little Eye ke toko persediaan untuk membeli beberapa ramuan dan Return Scroll, dia pergi melewati gerbang kota.
Perkataan Pretty yang menjengkelkan tak mengubah keputusan Xin Yu sama sekali, ataupun membuatnya menyebutkan nama Qin Ruo di permainan.
Apapun itu, wanita tak akan mudah menyerah…
Dia memutar matanya!
"Baiklah, tak masalah jika kau tak mengubah peliharaanmu. Aku akan membawamu ke suatu tempat dan melatihnya."
Pretty tiba-tiba menarik Xin Yu, hal dramatis terjadi membuat Xin Yu cemas. "Kak Pretty," ucap dia dengan ragu, "Jangan bawa aku ke tempat yang tingkat tinggi. Little Eye akan mati."
Karena bukan orang bodoh, Xin Yu menduga niat buruk Pretty Woman.
"Gadis konyol, apa kau tak bisa melihat levelnya?"
Perkataan Pretty menyingkirkan kecemasan Xin Yu. Apapun yang terjadi dia adalah Bandit Level 48, dan bisa melihat data monster yang ada di bawah Tier-5—Pretty tak boleh salah mencari tempat.
Xin Yu santai, mengira bahwa Pretty sudah menyerah dan tak lagi memintanya untuk mengubah peliharaannya.
Namun, dia meremehkan tujuan Pretty: Little Eye memang monster level 0, tapi atribut kekuatan dan kelemahannya juga berlaku pada monster level rendah, sama seperti monster jarak jauh yang akan menyulitkan monster tipe petarung.
Terlebih lagi, monster menyebar di area yang berbeda—yang perlu dilakukan Pretty hanyalah mencari tempat yang didiami banyak monster, tempat latihan untuk menghancurkan Little Eye, dan Xin Yu akan tahu seperti apa Orc yang dia miliki.
Sebelum ini, Blue-winged Butterfly miliknya sudah melawan sekelompok monster dengan tier tinggi sesaat setelah menetas. Dia ingin melihat bagaimana Xin Yu akan bertahan ketika dua monster itu dihadapkan.
Dengan ide itu, Pretty menyeret Xin Yu keluar dari kota, ke arah tempat dia melatih peliharaannya…
***
Tempat latihan peliharaan Pretty adalah Tucker Minibeast Woods yang berisi Little Tucker mulai dari Level 11-15. Selain Tucker tipe air dengan level tinggi yang bisa mengeluarkan serangan air, monster lain yang ada di tempat ini adalah monster tipe petarung dan terlihat lemah dan mudah dihadapi daripada Little Eye.
Xin Yu tak merasakan hal aneh, dia maju dengan perlahan dan hati-hati, melihat sekelompok Tucker dan memancing salah satu dari beberapa Little Tucker yang masih belum memiliki cakar dan taring.
"Little Eye."
Orc bermata satu yang dengan misterius diberi nama Elegant Orc muncul saat dipanggil.
Tak seperti monster peliharaan lain, makhluk kecil yang sebelumnya adalah Cyclops Commander Galbis ini tidak langsung keluar dan menghadapi Little Tucker, tapi malah menatap tajam ke arah Pretty…
Dan perlahan melakukan perintah Xin Yu.
Dengan satu pukulan, Little Tucker yang malang itu tumbang.
Bang! Bang!
Dua pukulan lagi, dan Little Tucker itu terbunuh.
Eh?
Pretty tercengang, tak bisa bereaksi saat melihat Little Eye melipat tangan di dadanya lagi.
Tidak mungkin!
Little Tucker memiliki lebih dari 140 HP dan 15 poin Physical Defense, tapi terbunuh oleh Orc level 0 hanya dalam 3 serangan?
Apakah Physical Attack dasar Orc ini begitu kuat?
Pretty teringat Blue-winged Butterfly membutuhkan setidaknya empat serangan untuk membunuh Little Tucker dengan ukuran sama, dan itupun memiliki Physical Attack yang lebih lemah daripada Magic Attack. Apakah mungkin…
Tidak, tidak!
Pretty langsung menggeleng-geleng. Apa yang terjadi barusan pasti hanya ilusi… Little Tucker itu mungkin sudah diserang sebelumnya (Hanya pemilik yang bisa membaca status pertarungan peliharaan).
Namun, bukan hanya Pretty yang tercengang melihat kemampuan Little Eye: Xin Yu juga sangat terkejut, dan meskipun monster itu bergerak cepat dan menyerang dengan kuat, monster itu masih hanya level… 0.
Tapi saat mereka berdua terlihat tercengang, Little Eye sepertinya tahu bahwa pemiliknya meragukan kemampuannya. Sambil mengalihkan pandangannya, dia mengintai Tucker yang lebih besar…
Whooosh!
Seketika saat Orc bergerak, sikap Little Eye yang sebelumnya terlihat malas telah hilang sepenuhnya—seolah berubah menjadi macan buas yang menerkam mangsanya, melompat tujuh atau delapan meter jauhnya.
"Ah!"
Xin Yu menyeru terkejut: dia tak mengeluarkan perintah apapun untuk menyerang monster di area itu.
Di sisi lain, Pretty langsung bereaksi. Tahu bahwa peliharaan terkadang bisa tiba-tiba menyerang, dia langsung melihat ke arah perginya Little Eye, dan monster yang ada di jarak tiga puluh meter di arah itu adalah…
"Itu adalah Tucker tipe air! Xin Yu. Panggil dia lagi!"
Pretty sendiri tak tahu kenapa dia berteriak hal seperti itu: mungkin tatapan tajam dari Little Eye sudah membuatnya bergetar, mungkin Little Eye bisa membunuh Little Tucker Level 11 atau di atasnya, atau mungkin dia tak ingin hadiah favorit Xin Yu terbunuh begitu saja.
Tapi tanpa mereka duga.
Merasa bahwa Little Eye tak menuruti perintahnya dan tak menoleh ke belakang sama sekali, Xin Yu langsung berlari dan melesat cepat…
Bandit Level 48 jelas jauh lebih cepat daripada Little Eye!
Hal yang mudah baginya untuk membunuh monster level 15 sebelum Little Eye terbunuh.
Namun…
Seketika itu, seolah mengerti tujuan pemiliknya, One-eyed Orc berhenti tiga puluh meter dari Tucker tipe air. Lalu, dia merentangkan tangannya yang dipenuhi pola berbentuk monster ke arah targetnya!
Seolah merasakan ada penyusup, Tucker tipe air itu menerjang ke arah musuhnya.
Tapi belum sempat dia ke jangkauan serangan (monster itu hanya memiliki serangan jarak sedang), lalu sebuah tombak batu berwarna kuning muncul dan menusuknya dari tanah di bawahnya!
Poof! Poof! Poof!
Tubuh Tucker tipe air itu langsung berlubang… seperti daging tusuk, terjatuh ke belakang di hadapan Xin Yu dan Pretty yang terkejut.
Bang!
Tucker tipe air itu tak mengeluarkan suara sedikitpun ketika jatuh, dan terbunuh seketika oleh Little Eye level 0 di tempatnya berdiri.
Atau mungkin tidak. Setelah Little Tucker terbunuh, level Little Eye meningkat dan sekarang…
Level dua.
Pretty tercengang saat melihat Little Eye dengan acuh kembali pada Xin Yu, sementara gadis itu tetap tercengang melihat ke arah Tucker tipe air.
Tucker tipe air mungkin saja sudah diserang oleh orang lain sebelumnya, tapi ini sangat tak masuk akal: bagaimana mungkin peliharaan Level 0 bisa menguasai serangan tanah Tier-2?
Apakah ini masih Orc yang dia kenali?
Seekor monster dengan Level 0 dan Tier 0, tapi bisa mengeluarkan serangan tipe tanah Tier-2.
Itu adalah…
Bahkan jika Pretty tak terlalu cerdas, dia akhirnya menyadari monster mengerikan apa yang diberikan Qin Ruo itu pada Xin Yu!


Menjadi pegawai kantor di siang hari dan Aquamancer di malam hari. Qin Ruo mungkin adalah seorang pemula dai sebuah permainan MMORPG yang terkenal. “Honor and Glory”. Namun, itu menghentikannya untuk menggunakan tekad dan naluri bertempurnya demi mendapatkan uang untuk biaya pengobatan teman dekatnya, yang akhirnya membuatnya menjadi seorang pemain elit dalam permainan. Saat Qin Ruo dan teman-temannya semakin hebat dalam permainan, halangan dan masalah yang mereka dapatkan semakin besar. Kelompok mana tang bisa unggul di medan pertempuran Benua Mistis? Baca untuk tahu kelanjutannya!


Benteng Barat saat ini dalam situasi dimana harapan mereka bertahan dari serangan monster kurang dari 50% sehingga membuat prajurit dan hunter mengalami keraguan di hati mereka."Apakah aku masih bisa hidup setelah serangan ini?"itu adalah apa yang ada dipikiran para prajurit dan hunter saat ini.
Charlotte:Jika jumlah mereka sebanyak ini maka petarung jarak dekat tidak akan berguna.
Di dalam anggota party Charlotte,hanya dia dan mary yang bisa melakukan serangan jarak jauh.sehingga itu tidak akan membuat banyak perbedaan.
Tank1:Aku dan jack sebagai Tank tidak bisa turun tangan dalam masalah kali ini karena serangan jarak dekat tidak dapat dilakukan.Maaf.
Jack:Benar yang dikatakan thomas,Kami sebagai Tank hanya bisa melindungi kalian dari serangan jarak jauh musuh.
Charlotte:Tidak apa apa Thomas,Jack.Kalian hanya cukup melindungi mary dan aku jika goblin mage menyerang menggunakan serangan jarak jauhnya.
Kapten:Mereka datang!
Jarak antara benteng dengan monster kurang dari 4 KM.
Mary:Aku akan menyiapkan mantra sihirku.
Charlotte:Jack,Thomas,Bersiaplah melindungi kami ketika serangan dimulai.Dan Bill,kau sebagai fighter harus membantu menjaga gerbang agar tidak dihancurkan.
Bill:Baiklah,aku akan turun sekarang.
Kapten:PASUKAN PEMANAH BERSIAP!!
Pasukan membidikkan panahnya ke langit.
Kapten:BAGI KALIAN YANG BISA SERANGAN JARAK JAUH BERSIAP!!
Beberapa prajurit dan Hunter bersiap dengan tongkat sihir mereka dan merapalkan mantra sihir.
Charlotte:Mary bersiaplah!
Mary:Aku tahu.
para monster kemudian berjarak 3 KM jauhnya.
Kapten:SERANG!
Pemanah menembakkan panahnya kelangit dan para Mage menembakkan sihir mereka.
Mage1:~Fire ball~
Mage2:~Fire spear~
Mage3:~Bullet Stone~
Sihir sihir mulai ditembakkan kearah monster yang berjarak 3 KM jauhnya.
Charlotte:Apakah sudah Siap mary?
Mary:Ya,aku sudah memulihkan mana milikku.
Kapten:TEMBAK LAGI!!
Ratusan anak panah dan sihir di tembakkan sekali lagi kearah pasukan monster tetapi hanya dapat mengurangi sedikit jumlah mereka.
Mary:Aku sudah Siap sepenuhnya.
Charlotte:Kalau begitu Tembak.
Mary:Wahai api yang membara,Bola api yang menghancurkan musuh musuhnya.~GREAT FIRE BALL~.
Mary melapalkan mantra dan menembakkan bola api raksasa berdiameter 30 m.
*Boom*
Bola menghantam pasukan monster dan meledak dan meninggalkan lubang berdiameter 50m.
Setelah mengeluarkan sihir besar tadi,Wajah Mary nampak kelelahan.
Charlotte:Apakah kau baik baik saja mary?
Mary:Bola api tadi memakai ¼ mana milikku.
Charlotte:Apakah kau masih bisa melakukan sihir tadi?
Mary:Hanya 3 bola api yang tersisa.
Charlotte:Kalau begitu sekarang giliranku.
Charlotte mengeluarkan kedua pedangnya,pedang di tangan kirinya bersinar putih sementara pedang di tangan kanannya berwarna merah.Dia mengayunkan pedang ditangan kirinya.
Charlotte:~Wind slash~.
Sebuah bilah angin yang panjangnya 50 meter keluar dari tebasan pedang ditangan kirinya.Lalu dia mengayunkan pedang ditangan kanannya.
Charlotte:Flaming Sword.
Sebuah bilah api keluar dari tebasan pedang charlotte,kemudian bilah api tadi bertemu dengan bilah angin sehingga membuat api tadi semakin membesar dan menghantam ratusan monster sekaligus.
Charlotte:Haah...haah...
Charlotte jatuh berlutut setelah menggunakan sihir ganda tadi.
Mary:Apakah kau baik baik saja Charlotte?
Charlotte:Serangan tadi mengambil lebih dari setengah mana yang kumiliki,setidaknya perlu 15 menit agar aku bisa pulih.
Mary:Baiklah.
Dari serangan Mary dan Charlotte tadi,banyak monster yang mati tetapi itu bahkan tidak mengurangi ¼ jumlah mereka.
Melihat hal ini banyak prajurit semakin khawatir karena bahkan Hunter Rank A kelelahan melawan monster sebanyak ini.
Kapten:Andaikan kita memiliki seorang Support mage maka kita bisa memulihkan yang mulia lebih cepat.
Mary:~Great Fire Ball~
Mary mengeluarkan mantranya sekali lagi dan menghantam pasukan monster.
Kapten:AYO Serang lagi,jangan biarkan nyonya Mary dan putri Charlotte sendirian menangani musuh sebanyak ini!!
Kemudian Baik para prajurit dan Hunter Mage menembakkan sihirnya lagi dan lagi.
Mary:~Great Fire Ball~
Sekali lagi bola api raksasa menghantam pasukan monster sehingga pasukan monster sudah mulai berkurang.
Charlotte:Aku sekarang sudah bisa melakukannya lagi.
Mary:Syukurlah karena manaku hampir habis karena mantra api tadi.
Terlihat bahwa wajah mary memucat karena terlalu banyak menggunakan mana.
Charlotte kemudian melakukan hal yang sama yaitu menciptakan bilah angin dan api.Kali ini ukurannya lebih besar dari sebelumnya dan menjadikan pasukan monster kurang dari setengah jumlah mereka ketika datang.
Charlotte jatuh berlutut dan wajahnya pucat seperti mary.
Charlotte:Aku hampir mengosongkan mana dalam diriku pada serangan tadi.
Kapten penjaga yang melihat bahwa pasukan monster sudah berkurang banyak kemudian memberikan perintah.
Kapten:PASUKAN MONSTER SUDAH MELEMAH!!
Kapten:Pasukan Jarak dekat,Buka Gerbangnya!!
Pintu gerbang kemudian diturunkan dan pasukan penyerang jarak dekat maju untuk membunuh pasukan monster yang sekarang hanya tersisa kurang dari setengahnya.
Kapten:Aku tidak percaya bahwa kita bisa bertahan bahkan menang melawan bencana tingkat S ini.
Kapten melihat orang orang yang ada diatas benteng bersamanya sudah kelelahan.
Kapten:Kerja bagus kalian semua,berkat kalian benteng barat selamat dari kehancuran.

Kemudian sesuatu yang mengejutkan terjadi.

Mage1:Ada sesuatu yang datang!!
Mendengar hal itu,Kapten penjaga melihat kearah medan perang.Dari arah pasukan monster tadi datang,muncul puluhan High orc,Puluhan High goblin dan 5 Goblin Lord.
Kapten:TIDAK MUNGKIN!!!Jadi pasukan utama mereka yang sebenarnya baru datang!
Charlotte dan Mary yang mendengar hal ini kemudian melihat kearah medan perang dan benar saja,Pasukan utama monster baru saja datang.Dari sejumlah besar monster yang baru datang,ada satu orc dengan jubah yang tingginya mencapai 10 meter.
Charlotte:Orc lord!!
Tidak dapat diragukan lagi Orc yang mengenakan jubah dan ukurannya yang besar adalah Orc lord.
Kapten penjaga kemudian berteriak dengan keras.
Kapten:PASUKAN MUNDUR!!MUNDUR!

Tetapi hal yang paling tidak dapat di percaya  terjadi,ketika Orc Lord mengangkat tongkat yang mirip dengan semacam tongkat sihir,Mayat mayat monster yang sudah mati tadi hidup kembali menjadi undead.
Hunter1:Apa!!
Bill:MUNDUR!!
Tetapi sudah terlambat karena mereka berada tepat ditengah pasukan undead yang baru bangkit.
Bill:SIALAN!!
Para undead kemudian menyerang Bill dan pasukan jarak dekat sampai mereka semua terbunuh.Melihat hal ini Charlotte berteriak.
Charlotte:Tidak!!Bill.
Charlotte menangis karena Bill adalah salah satu temannya yang sudah lama bersamanya.
Mary:Ti-Tidak mungkin!!
Kapten:Nampaknya ini adalah akhir dari gerbang barat.
Semua orang yang ada di benteng nampak kehilangan harapan mereka.
Mary:Seekor Orc Lord dengan kekuatan Black Mage.
Pasukan monster yang sudah mereka bunuh dengan susah payah dihidupkan kembali hanya dengan ayunan tongkat dari orc lord.
???:Manusia!!
Semua orang yang ada di benteng mendengar suara yang menyebut manusia.Charlotte yang mendengar hal ini menoleh kearah medan perang dan melihat sebuah lingkarang sihir diatas kepala Orc Lord.
Charlotte:Orc Lordnya bisa bicara!!
Semua orang memutar kepala mereka kearah medan perang.
Orc.L:Namaku Barka,aku harap kalian senang menerima hadiah dariku ini!
Orc Lord tadi berbicara tetapi Dia seperti dikendalikan oleh sesuatu.
Mary:Itu bukanlah Orc Lord!!tetapi orang yang mengontrol Pasukan monster ini.
Charlotte:Apakah ini perbuatan ras iblis?
Barka:Hahahaha,kalian benar.Aku adalah orang yang mengendalikan pasukan monster ini untuk menghancurkan ras manusia.
Charlotte:Beraninya kalian ras iblis menyerang wilayah manusia!
Barka:Hahaha,Aku hanya mengirimkan hadiah untuk kalian dari kerajaan manusia!
Mary:~Great Fire Ball~
Mary menembakkan Sihir apinya kearah orc Lord tetapi hanya untuk ditangkis oleh 2 High orc menggunakan tubuh mereka.
Barka:Sungguh wanita yang tidak sabaran,tapi aku tidak peduli karena kalian akan segera hancur.
Orc Lord mengarahkan tongkatnya kearah benteng,seketika aura hitam muncul disekitar tubuh semua orang dan melemahkannya.
Charlotte:Regenerasi manaku melambat.
Mary kemudian jatuh pingsan tetapi ditangkap oleh Jack.
Jack:Dia pasti kehabisan mana dan regenerasi mananya melambat karena sihir kutukan.
Charlotte:Sialan!
Barka:Kalau begitu,semoga kalian berhasil bertahan Hahahaha.
Lingkaran sihir diatas kepala Orc Lord menghilang dan kesadarannya kembali.
Pasukan Utama monster kemudian bergerak maju menuju kearah benteng.
Charlotte:Apakah ini adalah Akhir bagiku?!
Semua orang yang berada di benteng merasa kalau hidup mereka sudah berakhir.
Mage3:Ada sesuatu yang mendekat kearah benteng!
Semua orang mengalihkan perhatiannya kearah wilayah kerajaan dan melihat seseorang yang memiliki rambut hitam panjang dan nampak tajam.Memakai beberapa pelindung merah tua serta sebuah kipas dipunggungnya berlari dengan kecepatan yang sangat cepat.
Charlotte:Dia datang kesini!!

Apakah dengan kedatangan 1 orang ini dapat membalikkan situasi atau hanya sekedar membawa harapan palsu kayak authornya.

Fanfic ini di tulis ulang ke "Madara in Isekai "Re:Write" "

"Teknik samurai, kuda kuda bayangan, skill: Issen!" Hari sudah menjelang malam, namun Keiko masih belum menemukan 2 Gadis yang menghilang itu, yang ia temukan hanyalah monster dan monster,"Sial, sudah mulai gelap, jika begini jadinya, para Owl akan lebih aktif, mereka dalam bahaya." Keiko berlari dengan posisi siaga tempurnya.
 
SRING
SRING
SRING
 
Keiko menebas leher 3 monster yang menghadangnya, ia melihat jejak kaki kecil yang ia yakini bahwa itu adalah jejak kaki anak anak yang menghilang itu, lantas ia langsung berlari mengikuti jejak kaki itu. Namun ia lagi lagi tidak beruntung karena jejak kaki 2 anak itu malah berpisah ke arah yang berlawanan, "Kiri dulu.. atau kanan dulu..?" Keiko sedikit bingung, "Biar aku cari anak yang berlari ke arah kiri, kau cari anak yang berlari ke arah kanan, Kei."
"Rei? Mengapa kau ada di sini?" Keiko terkejut karena Rei tiba tiba berada di sampingnya, ia tak perlu curiga karena dia benar benar Rei yang selalu bersama nya, itu terbukti dari mana yang mengalir di dalam tubuh Rei. "Insting seorang Roh suci sepertiku sangat kuat, aku merasakan hawa kebimbangan yang muncul dari mu, karena itu aku datang ke sini."
"Dasar kau ini, tapi aku sangat terbantu, namun di sebelah kiri sana, aku merasa ada sesuatu yanng berbahaya." Keiko mulai bersiaga, "Memang begitu, ada monster tipe Death Hound berada di tempat itu, terakhir aku bertarung dengan manusia jadi jadian itu sekitar 100 tahun yang lalu, aku tak tau apakah Death Hound kali ini akan lebih kuat atau lebih lemah."
Death Hound, Manusia setengah anjing Hound, berbeda dengan Shiro dan Mirai, tubuh Death Hound benar benar seperti seekor anjing, itu karena penjelmaan dari manusia yang terlalu memfokuskan Mana berbahaya pada tubuhnya sehingga ia menjadi setengah monster. Shiro dan Mirai sangatlah berbeda dengan sosok itu, mereka berdua hanya menyelimuti tubuh mereka dengan menggunakan mana sehingga mereka akan jadi lebih kuat (Jika ada yang pernah menonton anime naruto, nah, perubahan kurama mode 2 ekor mirip dengan kekuatan Shiro dan Mirai.)
"Baiklah, aku serahkan sebelah kiri padamu, sementara aku akan langsung menyusul.. sial! Aku akan segera pergi!!" Keiko mendengar teriakan seorang gadis dari sebelah kanan, tentu saja ia merasa khawatir dan segera pergi ke arah kanan, tepatnya ke arah selatan. Sementara itu Rei berlari ke arah barat dengan wajah cantiknya yang dihiasi Lipstick merah tipis dan telinga rubahnya yang mencuat keatas membuat siapapun ingin menyentuh telinga itu, namun cukup sampai di sana, telinga adalah area intim bagi Demi Human seperti Rei dan Yuukari, jika disentuh pasti akan terkena masalah.
Untuk saat ini, Cerita akan berfokus pada Keiko yang hendak menyelamatkan gadis di arah Selatan. Keiko yakin suara itu berasal dari tempat yang saat ini ia berada, namun sepertinya ini adalah jebakan, pepohonan sudah disingkirkan, tempat ini terlalu kosong untuk sebuah hutan."KYAAA!!!" Teriakan nyaring gadis itu lagi lagi terdengar, muncul lah sosok Monster humanoid sambil menggusur gadis itu di tanah. Dia adalah Monster tipe Orc, namun berbeda dari Orc yang biasanya, Orc kali ini dilengkapi oleh Zirah dan pedang raya yang berkilauan. Namun sejauh apapun Orc itu berpenampilan, Keiko tak pernah gentar sedikitpun, mau bagaimana pun itu hanyalah Orc, bukan Coenubia yang ia hadapi dulu dengan mati matian bersama Party nya. "Hei jelek, lepaskan anak itu, anak anak bukanlah mainan yang boleh kau tarik kesana kemari!" Keiko mengarahkan pedangnya ke leher Orc itu, namun sepertinya Orc yang membawa pedang tidak merasa takut dan berkata, "Jika memang anak ini tak bisa ku jadikan sebagai mainan, maka dirimulah yang akan ku jadikan mainan baru!!" Ia melemparkan gadis yang memiliki rambut berwarna Hitam pekat itu ke arah Keiko, sontak Keiko langsung menangkapnya sehingga gadis itu tak terluka terlalu serius. Namun tak sampai di sana, Orc yang membawa pedang raya itu langsung mengangkat pedangnya dan bersiap mengeksekusi Keiko dan anak itu. Namun Keiko dengan kecepatan nya yang diluar batas manusia itu langsung menghindarinya, "Gadis kecil, Kau diam diri dulu di Taman itu, nanti temanmu akan menyusul bersama gadis bersurai hitam dengan telinga rubah, oke?" Keiko tersenyum lembut meskipun ia terengah engah karena menggunakan kecepatannya yang diluar batas itu.
"Baik, Kakak!"
"Dia malah mengingatkanku pada adikku, Nah, aku akan mulai serius, monster jelek." Keiko langsung melesat ke arah monster itu dengan katana yang sudah dalam posisi kuda kuda, "Issen!"
"Guard!"
 
BRANG!!
 
"B-bagaimana bisa?!" Kecepatan Orc itu hampir menyamai kecepatan Keiko, Orc, biasanya Orc adalah monster dengan wujud manusia setengah babi atau binatang menjijikkan lainnya, memiliki ukurang tubuh sangat besar, namun Orc yang dihadapi Keiko ini berbeda, Memang ia memiliki wujud setengah babi, namun ukuran tubuhnya yang terbilang kurus itu harus dipertanyakan, mengapa ada Orc yang memiliki kecerdasan sepertinya? "Teknik Iblis, Pedang Bencana!!" Dia berteriak keras, bahkan tanahpun sampai bergetar karena nya. Pedang raya yang dipegang Orc itu mengeluarkan cahaya redup dan aura panas mulai keluar.
"Teknik Samurai, Magadachi!!"
 
JDAAR!!!
Magadachi takkan dapat menangkis ledakkan sehingga Keiko malah terpental, namun untungnya tempat itu tidak terdapat pepohonan, ada kemungkinan itu sudah di siapkan oleh Orc aneh itu untuk dijadikan panggung utama, Keiko meminum botol tenaga yang sudah ia siapkan, Buff penambah Hp. "Habislah dirimu, Manusia!!"
Orc itu tak memberikan peluang pada Keiko untuk menyerang, sehingga yang Keiko lakukan hanyalah menangkis dan menghindar, 'Aku harus menggunakannya!'
Tanpa basa basi Keiko menggores lehernya dengan katana Kashima Hitam sehingga darah mengucur dari lehernya sendiri, tubuhnya bergetar, Lensa mata Keiko yang sebelumnya memiliki warna Hijau Lime, kini berubah menjadi ungu tua, Senyuman Keiko tidak terlihat, wajahnya menjadi polos mengerikkan. "Teknik Kashima, Penyaluran Mana, Skill: Tarian bayangan."
 
Keiko berlari dengan kecepatan melebihi kecepatan cahaya, yang terlihat hanyalah aura ungu gelap yang mengikutinya berlari, Orc itu tidak dapat melihat pergerakan Keiko sehingga ia hanya bisa diam berdiri, "Teknik Kashima, Skill: 10 Tebasan beruntun, Tarian bayangan tajam, ISSEN!!!" Teknik issen yang digunakan Keiko jauh lebih kuat dari teknik Issen yang biasa digunakan para samurai lain, ia berlari dan menebas layaknya skill Triple Thurst, namun berbeda karena tebasan yang dilakukan hanyalah tebasan Horizontal, sedangkan Triple Thurst menggunakan Tusukan sebagai serangan utama.
 
SRING!!
 
Keiko memotong pergelangan tangan Orc, membuatnya berteriak kencang, "Jangan pernah main main dengan Kashima."
SRING!!
 Memotong kedua kaki Orc itu dengan 1 serangan, katana Keiko jadi 10 kali lebih tajam. "Sebenarnnya aku masih ingin menyiksa mu, namun,aku tak memiliki Waktu, jadi, Selamat tinggal, Orc jelek."
 
BERSAMBUNG

Mengisahkan seorang Pria yang memiliki tujuan hidup untuk menguak satu persatu misteri yang ada di Dunia ini. 
Dengan ditemani beberapa orang termasuk adiknya dalam petualangan yang cukup panjang ini, apakah dia akan berhasil menguak semua misteri yang ada di Dunia yang bernama Iruna ini?
REINCARNATION OF THE SILVER WOLF
FANFICTION FROM TORAM ONLINE
BY SHIRO NISHIKUJOU

'Ah, that man... I want to complain but I couldn't do it...' Alice said inside her head. She took a swift glance at her surroundings. She saw Souta watching her while one orc was pinned down by his feet.
'If he helped me finish these orcs, then we would be able to save a lot of time and stamina.'
Alice puffed up her cheeks. She then shook her head and put those thoughts in the back of her mind.
She tightened her fingers around the spear before she looked at the three orcs in front of her. She saw the hole in the arms of the two orcs was closing rapidly. It's healing speed was visible to naked eyes and it's quite incredible to see it like this.
"Really...? Their healing speed is incredible." Alice muttered and she circulated her mana around her body. She guessed that she's going to take this a little bit seriously.
The orcs roared angrily and it charged towards her at high speed.
Swoosh!
Alice looked at the three orcs calmly and she tapped her spear on the ground.
[Freezing Ground]!
The ground beneath her feet turned into ice and it spread quickly, freezing the soil.
The three orcs were surprised when Alice froze the ground. They could stop anymore as they went straight towards Alice. The ground was slippery and they were having a hard time controlling their footing.
Alice squinted her eyes and she once again tapped her spear on the ground.
[Chilly Wind]!
A cold and powerful gust of wind burst out of Alice's body. The chilly wind hit the bodies of the orcs directly lowering their body temperatures.
"Last one..." Alice muttered as she looked at the three orcs with cold eyes. She pointed her spear at them and casted a water-based spell.
[High Water]!
Tiny balls of water appeared on the tip of her spear. It then shot towards the three orcs. It wet the bodies of the orcs and in just a second they turned into an ice sculpture.
The [High Water] spell had a component that could speed up the freezing process of an object. That's why the orcs quickly turned into ice after it got wet by the [High Water] spell.
Alice walked towards the orcs and looked at it closely. She then looked at Souta and said, "These orcs are still alive but I think that they will die in five minutes. No, three minutes, and they are gone."
Souta smiled as he lifted his feet and brought it down heavily on the nape of the orc under him.
Bang!
The orc instantly loses its consciousness. Capturing a second evolution monster at this level wasn't a problem for him. Souta thought that this monster had just evolved. Maybe that's the reason why it was too weak.
He looked at it and shook his head. With a wave of his hand, he canceled the [Shadow Bind] spell.
He strode forward and stood beside Alice. He observed the frozen orcs with his own eyes. Alice was right, these orcs were going to die in just a few minutes.
"Don't destroy the body, we still need to sell them," Souta said to Alice as he slightly knocked his fingers on the ice sculptures. It was hard so he knew that it's not going to break as long as no one smashed it.
"Let me try this..."
He then gathered his mana on his fingers and flicked the ice sculpture.
Bang!
Souta looked at the ice sculptures and nodded with a satisfied expression. These ice sculptures could handle the shockwave from Yujin's battle. He then turned his head and watched Yujin's fight against the rare species of an orc.
Alice looked at Souta before she opened her mouth and asked, "Why don't you help him? It will save us a lot of time."
"You're smart so I think you will realize it why I didn't want to help Yujin and why I left three orcs in your care." Souta looked at her in the eyes and grinned widely.
"...you want to test us?" Alice replied to him.
"That's correct. I want to see a little bit of your strength." Souta said to her before he went back to watch Yujin's fight.
Bang! Bang!
Yujin moved his body from side to side as the huge butcher knife passed beside him. He grabbed the handle of his sword that was hanging on his waist.
[Blue Slash]!
A blue line appeared on the chest of the black orc. It then spurted out a huge amount of blood.
Yujin stepped forward and pointed his sword at the neck of the black orc. But he saw the black orc waved the huge butcher knife. He didn't have a choice but to back down.
Swoosh!
A blade wave shot out of the butcher knife after the black orc waved it. The blueish energy wave flew towards Yujin.
"What?!" Yujin was surprised when he saw this. He knew that he couldn't avoid it so he raised his sword and prepared himself to receive the attack.
Boom!
"That's..." Alice was a little bit surprised when she saw this. She didn't expect an orc to use a skill.
Souta glanced at her and said, "That's not surprising at all. Some of the monsters developed intelligence depending on their evolution. A monster lord could build their kingdom so it's not possible for monsters to try to learn a skill."
Before they attacked the group of orcs, the black orc was ordering the other orcs. From this, they could see that the black orc possessed intelligence. A smart monster was much more terrifying than those monsters who only fought on instinct.
"Now that you mention it... You're right." Alice could only accept his explanation. Souta was probably right as he was a tamer.
She recalled the stories about the monster lords, the most dangerous monster in the whole universe. A monster lord could unite all the monster in its territory.
In the Giza continent, all the countries here didn't dare to offend a monster lord. The monster lords here were leaving peacefully and didn't show themselves in the humans and demis. While in the God's continent, some of the monster lords were treated as gods and deities. Sun wukong, Fenrir, Jormungandr, Yamata no Orochi, etc... were all monster lords that possessed great strength.
Swoosh!
The black orc jumped as it created distance to Yujin. The cut in its chest healed and it left no scars.
"Huff..."
Yujin exhaled as he barely blocked that attack. He greatly underestimated this black orc. He frowned and said, "I'll take this seriously."
His aura skyrocketed all of sudden as his sword emitted a blueish aura. Yujin took a deep breath and charged towards the black orc.
The black orc roared and it also charged towards Yujin.
Bang!
Both of their weapons collided causing a huge gust of wind to swept out in the surrounding.
Clang! Clang! Clang!
Their weapons collided at high speed. The black orc had impressive skills to be able to match Yujin's sword skills.
Yujin stepped back as the butcher knife passed in front of him. He then swung his swords upwards.
[Three Fold Lightning Strike]!
Lightning crackled on his blade and it strikes the body of the black orc. He then stabbed its hand and casted a spell using his free hand.
[Wind Cutter]!
Sharp winds shoot out from his hand and it sliced down the black orc's armor.
"This is it!" Yujin muttered as he grabbed his sword using both of his hands. He then pierced the chest of the black orc.
[Point Black Explosive Stab]!
Yujin's sword pierced the heart of the black orc. He then twisted it and it exploded.
Boom!
The black orc roared loudly as he drew its last breath. It died as its heart exploded under Yujin's skill.
"With this, you will not be able to regenerate." He muttered as he slowly pulled out his sword. The black orc fell on the ground without any sign of life.
Zzzzz!
Suddenly, the device on the students' wrist vibrated. Lumilia, Lynn, Yujin, Alice, and Souta looked at their wrist at the same time.
They saw that the institute send the challenges and their task.
Souta looked around and said, "Don't think about the quest. Hurry up and bring out the orcs out of this forest. There's a chance that the last roar of the black orc was calling for reinforcement."
Lumilia, Lynn, Yujin, and Alice looked at him when they heard his words.
"All of you are strong so bring back the corpses of the orc!" Souta instructed them.
Yujin hurriedly brought the black orc's corpse to Alice's side. Lumilia and Lynn also went beside Souta. Alice then waved her hands and the ground turned into ice. She also froze the black orc and the orc that Souta took down.
She moved forward as she created a path of ice.
"Let's go!" Souta shouted and he pushed the orcs. It easily moved because of the frozen ground. They didn't have to carry the corpses with this. Yujin, Lumilia, and Lynn followed Souta.


The fantasy VRMMORPG, Battle Worlds, is one of the most played games in the world. 

In this game, there's a legendary player that could defeat a "Boss" on his own. 

His name is Blood(In-Game-Name).

Blood is a legendary player that surpassed all the players in the world. He completed hundreds of quests and dungeon raids alone. 

When Blood was going to log off, suddenly the virtual capsule that he was wearing exploded causing him to die. 

His soul didn't go to the cycle of reincarnation but it was sucked by something causing him to transmigrate into a body of Goblin.

This is a story about a boy that was transmigrated in the body of a Goblin. Follow him as he rises through the ranks and become the most powerful monster in the world. 

.......

Tags: Action, Adventure, Fantasy, World Travel, Sword and Magic, Late Romance, Tragedy, Game Elements, Non-human protagonist, System, Beast Companion, Gods, Demons, Hero, War, Modern, Slice of Life, Dungeons, Scheme, Conspiracy, Evolution, Cheat, Weak to Strong, Drama, School Life,

.......

Photo not mine. I only found this on google.

https://ko-fi.com/donell you can donate here

gemuruh petir menggelegar ke seluruh penjuru dan dengan suara gemuruh petir itu secara perlahan muncul sesosok monster besar dari arah selatan dan secara perlahan mendekati mereka. monster itu membawa sebuah pemukul yang sangat besar dengan di ujung pemukul itu terdapat beberapa duri yang terbuat dari besi, bukan hanya membawa sebuah pemukul yang sangat besar monster itu juga tingginya lebih dari 10 meter dengan tanduk besar di kepalanya dan taring panjang yang menjulur keluar dari mulutnya. saat monster itu berjalan tanah bergetar seolah olah sedang terjadi gempa, petir menggelegar ke segala arah dan bahkan menyambar ke segala arah dan bukan hanya itu saja hampir semua pohon yang ada di sana berubah menjadi monster dan langsung berlari ke arah ashura dan yang lainya seketika mereka melihat ashura. 

"GWARGHHH" suara aumanan yang sangat besar dari monster itu membuat semua monster yang ada di sana menjadi tenang dan mulai menundukan kepalanya dan memberikan hormat kepada monster besar itu, ashura dan yang lainya sedikit terkejut dan mulai ketakutan hampir semua kaki mereka bergetar dan tak bisa di gerakan. wajah mereka berubah menjadi sangat pucat seketika melihat monster besar itu dan sementara itu ashura hanya tersenyum melihat kedatangan monster besar itu "hei kalian jaga yuki baik baik dan serang monster kecilnya, untuk monster besar itu biarkan saja aku yang melawanya" ucap ashura sambil tersenyum dan langsung mengeluarkan kedua pedang miliknya dan langsung melihat status milik monster itu. 

orc king (tingkat raja) 

hp      : 731301/731301

mp     : 765789/765789

level   : 75


cocort (tingkat emum) 

hp     : 75000/75000

level : 31


semua pemain kecuali ashura menjadi sangat ketakutan ketika melihat status milik monster itu, "a-apa apaan dungeon ini? a-apakah mereka sengaja melakukanya agar tak ada yang bisa menyelesaikan dungeon ini? dasar gm sialan" ucap draco sambil mengutuk permainan. bukan hanya draco saja yang menjadi sangat kesal dan ketakutan tetapi semua pemain kecuali yuki juga sependapat dengan draco dan menjadi sangat ketakutan. "hei hei, bukankah tadi kusuruh kalian untuk melawan monster monster kecil itu bersama dengan pasukan bayangan milikku! tapi kenapa kalian hanya diam saja?" ucap ashura sambil tersenyum dan memanggil keluar semua prajurit bayangannya dan langsung memerintahkan mereka untuk menyerang monster itu. 

sementara itu draco dan semua pemain yang mendengar perkataan dari ashura langsung menjadi sangat ketakutan dan tetap diam di sana sambil memikirkan caranya untuk kabur dari sana, "hei bukankah tadi sudah kukatakan untuk menghabisi monster kecilnya! tetapi kenapa kalian masih saja diam? sekarang pilihlah salah satu, bertarung dan membunuh semua monster itu atau aku yang akan membunuh kalian semua?" ucap ashura sambil menatap mereka dengan tatapan yang menakutkan. "HIII" semua orang langsung ketakutan setelah mendengar dan melihat ashura dan secara cepat langsung berlari ke arah para monster itu dan langsung menyerang mereka bersama dengan pasukan bayangan milik ashura, sementara itu yuki dan penyembuh yang lainya berada di belakang dan terus menjaga jarak sambil menyembuhkan dan memberikan buff kepada semua pemain yang ada di sana. 

"bagus.. sekarang.. mari.. kita.. lihat.. siapa yang akan..  menenangkan pertandingan... ini!" ucap ashura sambil tersenyum dan langsung mengaktifkan skil amaterasu miliknya dan menyelimuti kedua pedang miliknya dengan api hitam. "slash" suara ayunan dan tebasan pedang serta suara teriakan dan kematian menggema di sepanjang area pertempuran itu, bukan hanya musuh yang kesulitan tetapi draco dan semua pemain termasuk prajurit bayangan milik ashura terkecuali ke 4 monster tingkat raja miliknya semuanya menjadi sedikit kesulitan melawan monster itu dan bisa di katakan jika pertarungan antar kedua kubu seimbang. 

pertarungan terus berlanjut dan telah memakan waktu lebih dari 1 jam dan sementara itu ashura terus menerus membunuh monster tingkat rendah dan secara perlahan mendekati monster tingkat raja itu, orc king itu terus melihat kearah ashura sambil tersenyum dan memasang wajah mengejek dan tak bergerak sama sekali dari tempatnya dan hanya melihat sambil memperlihatkan pertempuran yang sedang berlangsung. "hei kau dasar monster jelek cepat kemari dan lawan aku" ucap ashura dengan suara lantang sambil terus membunuh monster level rendah. 

orc king itu tak mendengarkan perkataan ashura dan tetap duduk sambil menikmati pertarungan yang ada, sementara itu semua pemain yang ada di sana menjadi sangat terkejut dan langsung mengatakan kepada ashura bahwa dia tak boleh berteriak, ashura hanya mengabaikan perkataan mereka dan langsung menebas semua musuhnya. ashura yang saat ini telah menjadi sangat bosan dengan pertempuran yang sangat membosankan itu langsung berteleportasi dan menjauh serta langsung mengganti senjatanya menggunakan busur abadi, ashura memilik sebuah ide yang cukup bagus dan langsung menarik busur miliknya sambil langsung mengaktifkan skil hujan api dan amaterasu di saat yang bersamaan.

anak panah yang sebelumnya berwarna merah menyala langsung berubah menjadi warna hitam pekat, ashura yang melihat bahwa ekperimenya berhasil langsung tersenyum dan menembakan anak panahnya ke atas sambil berkata "sihir api, hujan neraka". setelah ashura menembakan anak panah miliknya tak ada apapun yang terjadi dan ashura mengira jika skilnya gagal, tetapi setelah 5 menit berlalu ribuan panah berwarna hitam pekat muncul dan langsung menghujani mereka semua dan membakar semua yang ada di sana termasuk draco dan anggota partynya. 

"e-ehhh" ashura, yuki dan penyembuh lainya yang melihat hal itu langsung menjadi sangat terkejut, sementara ashura langsung meminta maaf yuki secara cepat langsung memukul ashura dan mengatakan jika ashura bodoh, "maaf! semoga kalian tenang di alam sana" ucap ashura sambil memberikan hormat. yuki dan semua anggota party draco yang melihat tingkah daru ashura langsung memukulinya dan mengatakan jika ashura adalah orang yang sangat bodoh, "m-maaf" ucap ashura dan langsung mengaktifkan skil kehidupan miliknya.

setelah ashura mengaktifkan skil miliknya cahaya yang sangat terang muncul dan secara perlahan semua anggota party draco yang sebelumnya mati termasuk draco hidup kembali, "hei kak kenapa dengan wajahmu?" ucap draco yang melihat ashura babak belur. semua bawahan draco langsung memukul kepala draco dan mengatakan jika bukan itu yang harus ia tanyakan kepada ashura tetapi kenapa dia membunuh mereka semua, "aku tidak sengaja melakuknya kok" ucap ashura sambil memasang ekpresi tak berdosa. 

"tak sengaja ndasmu?" ucap semua anggota yang ada di sana secara serentak. ashura hanya tertawa sambil mengelus ngelus kepalanya dan meminta maaf, tepat di saat mereka sedang kesal kesalnya dengan ashura dan melupakan bahwa masih ada monster lain yang harus mereka lawan dan secara mengejutkan semua monster pohon yang telah ashura kalahkan tadi langsung menjadi satu dan berubah menjadi monster yang sangat besar dan menakutkan. bukan hanya monster kayu itu saja yang muncul tetapi seekor monster besar lainya secara mengejutkan muncul dan langsung menyerang ke arah ashura, beruntung ashura bisa langsung menyadari dan menghindari serangan dari monster itu tepat waktu.

quetzalcoaltus (tingkat raja) 

hp      : 875852/875852

mp     : 744155/744155

level  : 72


ent (tingkat raja) 

hp   : 1200000/1200000

mp   : 100000/100000

level : 56


ketika melihat kedua monster tingkat raja itu semua orang terkecuali ashura langsung menjadi sangat ketakutan dan bahkan menjadi terjatuh dengan wajah yang memucat dan semua tubuh mereka di banjiri oleh keringat dingin, "a-apakah ini sunguhan? b-bagaimana mungkin ada 5 ekor sekaligus monster tingkat raja" ucap draco yang saat ini telah terduduk di tanah. 

"hei apa yang kalian takutkan dasar bodoh! tenang saja bukankah ada aku di sini dan juga aku tak akan menbiarkan mereka memyentuhmu walaupun hanya sehelai rambutmu yuki" ucap ashura sambil menatap yuki. draco yang mendengar perkataan dari ashura langsung bertanya apakah dia juga akan melindungi mereka, "haa melindungi kalian? jangan bercanda! cepat berdiri, jangan cengeng dan dengarkan perkataanku baik baik! kalian tahanlah monster ent itu dan pasukan bayangan milikku akan melawan monster quetzalcoaltus sedangkan aku akan melawan raja orc itu" ucap ashura dan langsung memanggil kembali semua prajurit bayangan miliknya.

setelah ashura selesai memanggil semua prajurit bayangannya, ashura langsung memerintahkan semua prajurit bayangannya untuk menyerang quetzalcoaltus sedangkan dia sendiri dengan cepat langsung berteleportasi ketempatnya raja orc itu. saat ashura baru mau mulai menyerang raja orc itu dia menjadi sangat kesal karena ketika ia melihat ke belakang draco dan semua grup penyerang miliknya masih saja terdiam di sana, ashura yang melihat hal itu dengan cepat langsung menebas tubuh milik raja orc itu tetapi raja orc itu menagkis seranganya menggunakan tongkat miliknya. 

saat tongkat milik raja orc itu menyentuh kedua pedang milik ashura, pemulul milik raja orc itu langsung terpotong menjadi dua dan bahkan langsung hangus terbakar menjadi abu. serangan ashura yang menembus pertahan milik raja orc itu hampir saja mengenai kepala milik raja orc itu tetapi sayangnya tepat di saat saat terakhir serangan milik ashura di hadang oleh tangan kanan milik raja orc itu, ashura yang menyadari jika orc bukan bukan hanya sekedar menangkis serangan milik ashura tetapi telah bersiap siap untuk menyerang shura, ashura dengan cepat langsung berteleportasi kembali ketempatnya draco. 

"haa kalian ini bukankah tadi sudah kukatakan jika aku tadi menyuruh kalian untuk menahan serangan dari ent" ucap ashura. mereka semua langsung terkejut ketika mendengar perkataan dari ashura dan melihat ashura yang secara tiba tiba muncul di belakang mereka "hei kakak bisakah kau berhenti untuk muncul secara tiba tib... ehhhh a-apa yang sedang kau rencanakan" ucapa draco yang langsung menjauh ketika melihat ekspresi ashura yang sedang tersenyum polos. draco kenal dengan ekpresi ashura itu, walaupun ashura saat ini sedanh tersenyum tetapi di dalam fikiranya ashura pasti sedang memikirkan hal yang sangat mengerikan. 

ashura lalu menyentuh tubuh milik draco dan saya dan membuat mereka langsung berteleportasi ketempat monster ent dan di ikuti oleh gold, roger, cola, nui, blackjack, kuro, ku, said, max, lilia, satsuri dan yang terakhir yui. ashura hanya membawa grup penyerang dan bertahan dan meninggalkan grup penyembuh di belakang untuk membantu dari kejauhan. "e-ehhhh!!! a-apa apaan ini kakak, apakah kau ingin membunuh kami?" ucap draco sambil berteriak dan mengeluarkan air mata. di sisi lain ashura hanya mengatakan kepada draco semoga ia beruntung dan bisa menahan mereka untuk sementara waktu dan memberikan beberapa item penyembuh kepada draco, "t-tunggu dulu ka.. kak" ucap draco yang sangat ketakutan dan secara perlahan menoleh ke belakang.

saat draco menoleh ke belakang dia melihat jika ent itu secara cepat langsung berlari ke arah mereka, draco dan semua anggota partynya langsung berlari menjauh ketika melihat ent yang sedang mendekati mereka. setelah berlari hampir selama 5 menit draco terkejut ketika melihat kalau ent sudah tertinggal cukup jauh tetapi ent itu tetap saja masih mengejar draco dan teman temannya, draco yang melihat kalau mereka memiliki keunggulan pada kecepatan melihat sedikit peluang untuk menang dan secara cepat langsung memberikan perintah dan menyerang ent itu. 

di sisi lain prajurit bayangan milik ashura sedikit kesukitan melawan quetzalcoaltus alasannya karena quetzalcoaltus dapat terbang sesuka hati sedangkan ashura belum memiliki prajurit bayangan yang dapat terbang, beruntung di dalam prajurit bayangan itu terdapat raja ular iblis yang dapat menahan quetzalcoaltus untuk terbang sementara waktu dengan cara melilit tubuh dan sayap milik quetzalcoaltus. 

walapun quetzalcoaltus dapat di tahan oleh raja ular iblis tetapi itu hanya bisa bertahan selama 30 detik dan setelah 30 detik tubuh milik raja ular iblis akan hancur karena tak kuat menahan serangan dari quetzalcoaltus beruntung raja ular iblis adalah prajurit bayangan dan tercipta dari bayagan jadi setiap kali tubuh raja ular iblia hancur ataupun terpotong potong secara cepat raja ular iblis akan beregenerasi. 

sementara itu ashura saat ini tengah sibuk melawan orc king dan pertarungan mereka bisa di katakan imbang, setiap kali api hitam milik ashura mengenai tubuh dari raja orc secara cepat pula raja orc itu akan langsung memutuskan bagian tubuhnya yang terkena api itu dan di saat yang bersamaan tubuh yang terpotong ataupun yang terluka itu langsung beregenerasi dengan sangat cepat.

Ketika khayalan menjadi kenyataan, membuat semua orang menjadi bahagia. Sebuah sistem yang di kembangkan manusia, berhasil membawa perubahan besar pada dunia. Mereka berlomba-lomba untuk mencapai kejayaan, baik di dunia maya ataupun nyata.

Antara realita dan fiksi, sangat sulit untuk membedakannya. Revive Online, sebuah game yang mengubah kehidupan banyak orang. 

Seorang pemuda yang mencoba peruntungan dan mengikuti perlombaan secara tidak sengaja karena suatu paksaan. Bahkan setelah dia bersikeras untuk menolaknya, takdir membawa sang pemuda untuk mengikuti perlombaan dunia.

Tanpa peduli pada kemenangan, dia berjuang dalam kegelapan. Tidak ada yang melihat ataupun mendengar cerita tentangnya, sebab dia hanya imajinasi liar dalam kepala. Hingga pada akhirnya menjadi sosok yang begitu luar biasa, hingga membuat semua orang iri kepadanya.

orc monster novel

Orc Calamity

RISE OF THE ORCS

My (Monster?) Hero Life

6$;$$-7$$+#!$;$;

Memanggil Pedang Suci

MMORPG :Pengendali Elemen

Madara in isekai

Reincarnation of The Silver Wolf : Kaishi

The Evolution of a Goblin to the Peak

kaisar spesialis senjata sihir

People search orc monster also like: