Gao Moumou menulis: "Apa yang kau bicarakan? Aku tentu tahu tentang penulis-penulis webnovel. Aku bukan orang asing atau hidup dalam pengasingan. Aku sering membaca webnovel, dan aku bahkan membuat akun di berbagai situs novel. Aku bahkan memberikan suara di peringkat bulanan dan berlangganan ke penulis yang aku suka."
"…" Song Shuhang memaksakan senyum dan menulis: "Moumou, kalau begitu, apa kau memiliki minat dalam menulis novel?"
Setelah membaca pesan ini, jantung Gao Moumou berdetak kencang, dan seluruh tubuhnya menegang.
Seperti disebutkan sebelumnya, Gao Moumou memang tertarik untuk menulis novel… tapi, dia tidak pernah menunjukkan cerita yang dia tulis kepada orang-orang yang dia kenal dalam kehidupan nyata.
Bagi Gao Moumou, menulis novel seperti menulis buku harian pribadi. Karena itu, dia terlalu malu untuk membuat orang yang dia kenal membacanya.
Seakan itu tidak cukup, nama penanya cukup kekanak-kanakan, dan beberapa novel yang dia tulis mengeluarkan getaran chuuni yang ekstrem. Jika orang yang mengenalnya dalam kehidupan nyata membacanya, itu akan menjadi akhir hidupnya!
Kenapa Song Shuhang menanyakan pertanyaan seperti itu? Mungkin dia tahu tentang aku menulis novel secara rahasia? pikir Gao Moumou pada diri sendiri.
Mustahil! Aku mengambil banyak tindakan pencegahan, dan aku yakin aku tidak meninggalkan jejak! Bahkan ketika diam-diam menulis di asrama, aku diam-diam bersembunyi di tempat tidurku yang paling atas, jauh dari pandangan teman sekamarku! Mereka seharusnya tidak menemukanku!
Setelah merenungkan sejenak, Gao Moumou menulis: "Tidak, aku tidak tertarik. Lagi pula, kenapa bertanya? Shuhang, apa kau berencana untuk mulai menulis novel?"
"Tidak, bukan itu. Aku hanya memikirkan sesuatu dan bertanya," Song Shuhang dengan cepat menulis sebagai balasan.
Karena Gao Moumou sepertinya bukan orang yang tertarik untuk menulis novel, 'Yu Jiaojiao' yang menambahkannya seharusnya tidak ada hubungannya dengan putri duyung terbalik Yu Jiaojiao yang aku tahu, kan?
Mungkin itu hanya kebetulan, dan dia hanyalah perempuan lain yang menggunakan 'Yu Jiaojiao' sebagai nama panggilannya?
Setelah memikirkan maksudnya, Song Shuhang sudah sedikit tenang.
Yu Jiaojiao berencana untuk menangkap seorang penulis tertentu dan menguncinya di dalam ruangan hitam kecil, membuatnya menulis 20.000 karakter setiap hari dan tidak memberinya makan jika dia tidak bisa menyelesaikan pekerjaan tepat waktu…
Jika penulis yang akan ia tangkap benar-benar Gao Moumou, bagaimana Song Shuhang seharusnya menghadapi temannya?
Lagi pula, Yu Jiaojiao berencana untuk meminta pengarang itu untuk menulis plot film kecil yang akan mereka rekam. Kalau begitu, bagaimana Song Shuhang yang merupakan salah satu investor dan aktor yang membintangi film, seharusnya menghadapi penulis jika ia adalah temannya?
Omong-omong, sekarang setelah dipastikan kalau pengarangnya bukan Gao Moumou, tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
"Shuhang, kau selalu bertanya pertanyaan yang aneh belakangan ini. Apa kau berubah menjadi kutu buku setelah membaca terlalu banyak buku?" goda Gao Moumou. Kemudian, dia menulis: "Intinya, sampai jumpa lagi. Biarkan aku sedikit bermain-main dengan Nona Yu Jiaojiao. Aku akan mencoba meyakinkan dia untuk mengirimku foto. Jika dia lucu, aku akan memberikan nomor akunnya sehingga kau bisa mencoba untuk memenangkan hatinya."
Setelah menulis sebanyak ini, Gao Moumou tidak menunggu jawaban Song Shuhang dan beralih ke jendela obrolan Yu Jiaojiao.
Tiga menit sebelumnya, Nona Yu Jiaojiao sudah mengirim pesan berikut: "Maaf, apa kau Holy Paladin, penulis novel ❮*****❯? 😊"
Gao Moumou menulis: "Ya, itu aku!"
"Holy Paladin, aku sudah cukup lama mengikuti bukumu~ aku harus mengatakan itu benar-benar menghibur. Nama penamu juga sangat menarik," tulis Yu Jiaojiao.
Gao Moumou menulis: "🤣 Nona Jiaojiao, nama penggunamu juga sangat menarik."
"Holy Paladin, apa kau tinggal di daerah Jiangnan di China?" tanya Yu Jiaojiao.
Gao Moumou menulis: "Ah, ya. Semuanya tertulis di informasi dasarku~ Lagi pula, bagaimana denganmu, Nona Jiaojiao?"
Yu Jiaojiao menulis: "Aku tinggal dekat dengan Laut China Timur, hehe."
"Dekat dengan Laut China Timur? Kebetulan sekali. Aku melakukan perjalanan ke Laut China Timur dan baru-baru ini kembali." Gao Moumou dengan terampil mengetik pada keyboard.
Setelah beberapa kalimat, Gao Moumou sudah mulai mengenal Yu Jiaojiao. Tentu saja, dia tidak berniat memulai hubungan cinta online.
Dia sudah punya pacar, dan dia bukan orang yang akan berkeliling untuk menggoda perempuan-perempuan di kehidupan nyata. Bagaimanapun, ia sangat setia pada Yayi, itu harus jelas dari tindakannya di pulau misterius itu. Untuk menyelamatkan pacarnya yang tercinta, dia bergegas maju dengan mengabaikan keselamatannya sendiri dan jatuh ke cakar elang besar. Sayangnya Gao Moumou sudah melupakan hal itu.
Omong-omong, karena dia tidak bisa menggoda gadis-gadis di kehidupan nyata, dia hanya bisa menggoda mereka secara online. Selain itu, dia tidak menggunakan akun pribadinya untuk menggoda, tapi yang dicadangkan untuk kegiatannya sebagai penulis.
Seperti kata pepatah: 'latihan membuat sempurna'.
Tanpa sadar, keterampilan 'menggoda online' Gao Moumou sudah mencapai tingkat yang sangat tinggi.
Setelah beberapa saat, berkat keterampilan Gao Moumou, mereka berdua mulai mengobrol dengan gembira seakan mereka pasangan.
Setelah itu, Gao Moumou mengambil kesempatan itu dan meminta Yu Jiaojiao untuk mengirimnya salah satu fotonya.
"Tentu, tunggu sebentar. Aku akan membolak-balik album foto dan mengirimkan foto padamu." balasan Yu Jiaojiao sangat terus terang.
Segera setelah itu, Yu Jiaojiao mengiriminya gambar kecantikan yang luar biasa.
Latar belakang gambar itu adalah kolam yang indah yang terletak di dalam halaman. Matahari bersinar cerah, dan perempuan dengan rambut hitam bergelombang duduk di sebelah kolam kecil. Raut wajahnya yang sangat indah menyerupai elf, dan dia memberikan kesan samar sebagai orang yang secara etnis campuran. Dia memiliki mata biru muda dan kulit yang seputih giok. Dia mengenakan rok panjang; ujung rok itu terbenam di air kolam.
Wanita cantik itu memegang benda kecil di tangannya. Tapi karena jaraknya, tidak jelas benda apa itu.
Yu Jiaojiao mengirim salah satu fotonya…
Namun, perempuan cantik di foto itu adalah ibu Yu Jiaojiao. Ibunya adalah ikan dari Tahap Kelima yang bisa berubah bentuk manusia. Dia sangat menarik, seperti putri duyung.
Sedangkan Yu Jiaojiao… dia adalah benda kecil yang dipegang ibunya, hampir tidak terlihat.
Setelah melihat foto itu, Gao Moumou terpesona oleh kecantikan perempuan itu. Gadis dalam foto itu benar-benar menarik!
"Apa ini karya fotografer dewa? Atau foto itu diphotoshop?" Gao Moumou menyalin foto itu dan mengirimkannya ke Li Yangde.
Gao Moumou: "Yangde, apa kau sedang online? Bisakah kau memberi tahu aku jika perempuan di foto ini diphotoshop?"
Li Yangde menjawab: "Tunggu sebentar."
Sepuluh detik kemudian, Li Yangde menulis: "Itu tidak terlihat seperti diphotoshop. Namun, memang benar foto itu tampak agak terlalu indah! Entah itu diphotoshop dengan sangat baik sehingga aku tidak melihat atau perempuan di foto itu benar-benar secantik itu, dan itu mencapai hasil yang sempurna ditambah dengan keterampilan ilahi dari fotografer.
Gao Moumou tersenyum dan menulis: "Dengan kata lain, foto itu nyata? Perempuan ini bahkan lebih cantik daripada selebriti yang kau lihat di TV! Aku akan mengirim foto ke Tubo dan Shuhang juga. Ini adalah perempuan yang aku baru saja ditambahkan sebagai teman online, apa kau ingin aku perkenalkan kepadamu?"
"Tidak perlu. Aku baik-baik saja selama aku punya komputer." Li Yangde mengirim pesan yang sangat terus terang.
" … " Gao Moumou.
Setelah itu, dia mengirim foto itu ke Song Shuhang dan Tubo, menulis: "Shuhang, ini adalah foto 'Yu Jiaojiao' yang aku katakan tadi. Bagaimana menurutmu? Dia cantik, bukan? Apa dia berhasil menggerakkan hatimu?"
Setelah menerima foto, Song Shuhang melihatnya sebentar. Perempuan itu terlihat bukan Yu Jiaojiao yang ia kenal. Karena itu, apa itu hanya kesalahpahaman yang indah?
Saat ini, Gao Moumou tersenyum dan menulis: "Apa kau ingin aku memperkenalkan kalian berdua sehingga kau bisa saling mengenal dengan lebih baik?"
Song Shuhang dengan lembut tersenyum dan menjawab, "Tidak perlu, tapi terima kasih atas niat baikmu."
Saat ini, dia benar-benar tidak punya waktu untuk jatuh cinta!


Suatu hari, tiba-tiba Song Shuhang dimasukkan ke grup obrolan dengan banyak senior yang menderita penyakit chuuni. Orang-orang di dalam grup itu saling memanggil 'Teman Pedekar' dan berbagai macam sebutan: Tuan Istana, Tuan Goa, Raja Sejati, Tuan Abadi, dll. Bahkan hewan peliharaan pendiri grup ini yang kabur dari rumah disebut 'anjing monster'. Mereka akan berbincang tentang meramu obat, menjelajahi reruntuhan kuno, atau menceritakan pengalaman mereka menggunakan teknik-teknik sepanjang hari. Namun, setelah mengamati grup itu cukup lama, ia menemukan bahwa tidak semuanya seperti yang terlihat...

"Kuroneko, Saori, kemarilah."

"Ada apa, senpai?" Kuroneko kebingungan saat keduanya diseret oleh Yuuki menuju tempat yang agak tersembunyi.

Tapi dari beberapa sudut, mereka masih bida melihat keadaan Kirino, Ayase, dan Kyosuke. Bahkan suara mereka masih bisa didengar.

Yuuki membentuk senyum lebar dan berkata, "Haha, aku mengajak kalian menonton drama terbaik!"

Kuroneko dan Saori tidak tahu, bahwa drama itu adalah adegan mengejutkan dari pengakuan Kyosuke yang akan dilakukannya kepada saudara perempuannya !!!

Segera ketiga orang itu mengamati kejadian disana...
　　
"Lihat ini!" Kyosuke yang sampai di depan keduanya segera mengeluarkan buku control saudari kepada Ayase.
　　
Lalu serangan amarah Ayase datang, "Apa yang kau inginkan dengan menunjukkan ini padaku?! Aku membunuhmu, kau penjahat kelamin!"
　　
"Ini adalah bukti cinta untuk Kirino dan aku. Kami sedang jatuh cinta, jadi ..." 

Lalu, Kyosuke akhirnya membuat pernyataan cinta yang hanya bisa dikatakan oleh pria sejati, dan bisa dikatakan sebagai sesuatu yang "menggerakkan dunia".
　　
"Aku, sialan! Dengarkan ini, aku paling menyukai saudara perempuanku, Kirino!"
　　
Pada saat yang sama, lokasi tersembunyi di sisi lain menjadi heboh!
　　
Yuuki, Kuroneko, dan Saori sedang mengintip, dan Yuuki mengeluarkan ponselnya untuk memvideokan..
　　
"Tanpa diduga...Kakak dan adik Kosaka sebenarnya berada dalam hubungan seperti itu, aku sangat terkejut!"
　　
"Cinta terlarang, realitas yang rusak ini masih ada ternyata..."
　　
"Hei, jangan meremas tempatku, aku tidak bisa membuat video dengan kualitas tinggi! Ahh, seandainya poinku cukup untuk membeli superkomputer, maka Jarvis bisa memantau ini dari satelit ataupun CCTV." Yuuki bergumam rendah.
　　
Tapi pada akhirnya, karena dikejutkan oleh pernyataan Kyosuke. Ketiga orang yang bersembunyi ini berada dalam kekacauan. 

Pemantauan terus berlanjut, dan terlihat bahwa Ayase menatap Kyosuke dengan jijik dan langsung memeluk Kirino seolah melindungi anak ayam.

Disaat yang sama Ayase salah paham dan mengira bahwa Kirino menjadi seperti ini karena paksaan Kakaknya.

Tapi ini juga rencana Kyosuke. Dia memaksa rekonsiliasi dengan bertindak seperti siscon cabul ke Kirino di depan Ayase. 

Strateginya berhasil, dengan Ayase memilih untuk memenuhi lubang otak yang dipikirkan di atas, dan berdamai dengan Kirino.

Tapi demi melindungi Kirino dari Kyosuke, dia mengancam akan membunuh Kyosuke jika sesuatu yang buruk terjadi pada Kirino.
　　
"Ah, itu berhasil, mereka sudah berdamai!"
　　
"Terkejut, mereka benar-benar dapat berdamai dengan metode ini. Aku rasa wanita berambut hitam itu agak bodoh."
　　
"Ortopedi Jerman memanggil mereka!"
　　
"Apa?"
　　
Di sisi lain, meskipun kedua gadis itu berdamai, Kyosuke sudah dianggap sebagai orang mesum yang lengkap oleh Ayase.
　　
Kyosuke duduk di bangku di sampingnya sambil mendesah sampai akhirnya mendengar suara datang.
　　
"Oh, mesum, kau benar-benar membuat kita menikmati pertunjukan besar, terima kasih!"
　　
Yuuki berjalan keluar dari lokasi tersembunyi dengan santai dan menyapa Kyosuke, tapi dia membuat kedua wanita yang masih bersembunyi disana menjadi makanan yang canggung dan gugup.
　　
"Si bodoh itu, benar-benar keluar lebih dulu! Penjahat!"
　　
"Apa yang harus dilakukan, kita akan diekspos!" Kedua gadis rumah di lokasi tersembunyi panik.
　　
"Yuuki, kenapa kamu disini!" Kyosuke melihat Yuuki dengan kaget, dan tiba-tiba menemukan sesuatu, "Kita? Mungkinkah itu!"

"Ya, Kuroneko dan Saori juga ada di sini."
　　
Senyuman Yuuki terlihat seperti iblis di mata Kyosuke. Jika dia bisa, Kyosuke benar-benar ingin memukuli Yuuki dengan kejam!
　　
"Apa yang telah kalian lakukan--, dan Kuroneko juga Saori, jangan bersembunyi dan segera keluar!"
　　
Kyosuke berteriak karena dia sudah dikelilingi oleh depresi yang mengerikan.
　
"Ahaha, aku tidak melihat apa pun tadi..."
　　
"Aku, aku kebetulan lewat sini. Percayalah..."
　　
Saori berjalan keluar dari lokasi tersembunyi dengan canggung, tetapi Kuroneko di sisi lain berpura-pura menjadi pejalan kaki tanpa ekspresi.
　　
"Kalian benar-benar--" Kyosuke mengertakkan giginya!
　　
"Juga, aku sudah merekamnya. Ini adegan yang mengejutkan! Hei, apakah kau ingin menaruhnya online?" Yuuki menggoyangkan ponsel di tangannya.
　　
"Iblis, kau adalah iblis!"
　　
Kyosuke, yang masih penuh amarah barusan, tiba-tiba merasa seperti bola yang kempes, berlutut di tanah dengan air mata mengalir di wajahnya. 

Yuuki menepuk pundaknya dan berkata: "Jangan katakan itu Tuan Cabul, bukankah adikmu sudah berdamai dengan temannya! Apa kau menyesal melakukan itu?"
　　
"Meskipun Kyosuke terlihat sangat menyedihkan, tapi aku harus mengatakannya lagi, Tuan Cabul."
　　
"Selanjutnya, izinkan aku memanggilmu Tuan Cabul sepanjang waktu."
　　
"Jangan panggil aku mesum atau cabul, ini adalah satu-satunya cara !!!"

Yuuki tertawa sangat bahagia. Um, mungkin dia sudah tertular Haruno tanpa dia sadari, tapi dia orang yang baik.
...
Saat pulang ke rumah pada malam hari, Yuuki dan Kuroneko sedang mengobrol dan menertawakan peristiwa besar yang terjadi pada siang hari melalui chat.

Tapi siapa sangka, sosok yang jarang online tiba-tiba masuk dan langsung mengirim pesan padanya 
　　
Namanya terdaftar sebagai Kasumi Utako, tidak usah dikatakan lagi, dia adalah Kasumigaoka Utaha, senpai Yuuki di Sakura International Highschool.

Meskipun keduanya jarang bertemu, dan masing-masing dari mereka menyembunyikan identitasnya...

Jadi Kasumigaoka Utaha tidak ada bahwa sosok Ghost Shadow adalah Kouhai nya!
　　
"Ghost Shadow-sensei, apa pendapatmu tentang plot baru-baru ini?"
　　
Yuuki langsung paham apa yang dimaksud, itu adalah plot novelnya. Judulnya The Metronome in Love.

"Yah, itu sudah cukup bagus. Utako-sensei benar-benar pandai menulis drama emosional ..." balas Yuuki.
　　
"Tapi dibandingkan dengan Date A Live yang ditulis oleh Ghost Shadow-sensei, milikku tidak ada apa-apanya..."

"Itu novel yangsangat imajinatif, dan plotnya juga sangat menarik. Meskipun pahlawan wanita terlihat agak banyak ... tetapi novel jenis ini sangat populer beberapa bulan belakangan. Selain itu, setiap karakter yang ditulis oleh Ghost Shadow-sensei memiliki kepribadian yang unik..
　　
"Haha, nyatanya, "The Metronom ini Love" Utako-sensei juga bagus, aku sangat tersentuh olehnya. Ngomong-ngomong, sepertinya upacara penandatanganan akan segera dimulai."
　　
"Ya, tanggal XX bulan ini ... Akankah Ghost Shadow-sensei datang?"
　　
"Tentu saja, sebagai penggemar Utako-sensei, aku pasti akan menjadi orang pertama yang datang ke tempat kejadian. Aku sebenarnya sangat ingin melihat Utako-sensei."
　　
"Mungkin kau akan kecewa jika bertemu."
　　
"Mustahil, untuk menulis novel yang begitu menyentuh, Utako-sensei pasti akan menjadi wanita yang cantik dan murah hati!"
　　
"Sungguh, kalau begitu aku menantikan kedatanganmu~"

Yuuki, yang memiliki keberuntungan untuk tereinkarnasi di Dunia Paralel Anime yang tercampur, juga membawa Golfinger yang sangat membantu....

Apa yang harus dilakukan olehnha setelah tereinkarnasi ke Dunia yang dikenal juga tidak dikenalnya ini?

Hanya ada satu jawaban, yaitu hidup seratus kali lebih bahagia daripada di kehidupan sebelumnya!

Masalahnya....di sebuah berita terkuak bahwa Dunia ini...

[Heboh! Keluarga terkaya di Eropa, Keluarga Gremory membuat pesta besar-besaran atas kelahiran putri pertama mereka, Rias Gremory]

Terkejut! 

"Dimana iblis Gremory yang kukenal?! Itu palsu !!!"

[Peneliti Terpintar di Dunia, Azazel menemukan...]

Brengsek! Guru Cabul Azazel yang jatuh dari Surga karena Oppai menjadi peneliti paling terhormat di Dunia?! 

Media sialan mana ini yang membuat berita !!!!

[Sitri Company menemukan...]

Disana terlihat sosok wanita cantik yang sangat dikenal, Serafall Leviathan yang menunjukkan Peace Sign !!!

Brengsek! Ini Dunia mana?!

Ada juga kasus keluarga kerajaan Britania di Inggris yang sangat akur, serta putra mahkota dan putri pertama, kedua, ketiga, dan keempatnya...

Tenang...Itu masih lumayan, tapi saat melihat sosok CC di sana...

[Kakak Perempuan Tertua Kerajaan Inggris, tidak ada yang tahu namanya kecuali anggota keluarganya sendiri. Jenius tapi dikenal malas, Nona CC...]

Dimana penyihir abadiku?! Dimana penyihir pizza ku?! Media, akan kubunuh kau jika berbohong !!!!

Masih ada banyak kasus lagi, seperti....

[Organisasi teknologi Fraksinus mengembangkan VR pertama di dunia, tapi itu hanya menemui kegagalan. Dikatakan....]

Sialan! Sejak kapan Organisasi itu disebut Fraksinus?! Itu nama kapal mereka! Dan mana elf cantikku?!

Budak kucing, raja perut, loli cengeng, dimana !!!!

Masih ada banyak lagi...

Dimana Bill Gates?! Dimana Mark Zuckerberg?! 

Hey Elon Musk, Mukesh Ambani, Warren Buffett, kalian dimana?! Kenapa semuanya menghilang !!!

Jennifer Lawarance, Leonardo Dicaprio, kalian dimana? Kakak, siapa yang memerankan Titanic ini, aku tidak kenal !!!!

Meskipun masih ada beberapa sosok yang kukenal seperti Scarlet Johansson, tapi sialan! Banyak yang aku tidak tahu !!!

Intinya, Dunia ini, terlihat seperti Dunia asli, tapi tidak. Terlihat seperti campuran anime, tapi juga bukan.

Ini hanya, Dunia Aneh yang diputarbalikkan !!!

Komperensif: "Highschool DxD", "Date a Live", "Lelouch", "Go Toubun Hanayome", "Sword Art Online", "Bokutachi wa Benkyou Dekinai", "Seishun wa Buta Yarou...", dll...

Tulisan ini penuh dengan typo yang bertebaran serta isi cerita yang always Ga-Je. 

Semoga kalian suka 🖤🖤🖤 

Jangan lupa tinggalin jejak ya
Komen & Vote

Jangan lupa juga follow instagram Shin
- Akubebbyshin -

Happy reading all 🖤🖤



🌸🌸🌸🌸🌸

"Kianna Agusepti" suara Bu Rita yang sedang mengabsen muridnya bergema di dalam ruang kelas XI IPA 1.

Cewek berwajah oriental dan berambut panjang itu mengangkat tangannya. "Bu, nama saya Kianna Augustephi, bukan Agusepti" ralat Kianna, sontak seisi kelas tertawa mendengar protes yang dilayangkan oleh si empunya nama. 

Bu Rita berdeham membuat suara gaduh menjadi tenang kembali, "Sudahlah, nama belakang kamu itu susah, sama aja itu agusepti atau agus apalah. Besok - besok ibu absen pake Kianna aja gak pake embel-embel. Nama kamu gak pasaran kan, kayak si Ayu atau Putri?" 

Kianna menggeleng pasrah atas keputusan ibu Guru Kimia sekaligus wali kelasnya itu. Keputusan Bu Rita adalah salah satu hal yang mutlak untuk ditaati.

Hari ini merupakan hari pertama Kianna resmi menjadi murid kelas XI jadi, belum belajar rutin seperti biasanya. Mereka hanya absensi dan mengobrol sampai nanti bel pulang sekolah berbunyi. Aktivitas bebas seperti ini begitu dimanfaatkan Kianna untuk menyendiri. Dengan membawa peralatan tempurnya, earphone, ponsel dan novel, Kianna duduk di taman di belakang perpustakaan. Taman ini sudah seperti markas untuk Kianna, selain pemandangannya cukup bagus dipenuhi bunga, di sana juga jarang didatangi oleh siswa lainnya. 

Kianna mulai melancarkan jari tangannya di atas keyboard ponselnya, berseluncur di sebuah aplikasi menulis dan membaca buku online yang bernama WebNovel. Aplikasi itu begitu membantu Kianna untuk menyalurkan hobi menulisnya. Beberapa cerita sudah Kianna tulis dan banyak mendapat feedback positif dari pembacanya. Tulisan Kianna banyak berkisah tentang cinta remaja dan keluarga. Namun, kali ini Kianna ingin sekali menuangkan kisah cintanya sendiri ke dalam sebuah cerita. Kisah cinta seorang gadis SMA yang secara diam-diam menaruh hati pada seorang kakak kelasnya. 

Yups, Secret admirer! Cerita ini menjadi tantangan bagi Kianna sendiri, ia ingin membagikan kisah cinta diam-diamnya kepada semua pembacanya. 

Tidak ada satupun teman-temannya yang mengetahui username Kianna di WebNovel atau bahkan tahu jika Kianna menulis di WebNovel. Padahal, nama Kianna di dunia tulis menulis online cukup banyak memiliki followers. Jika di instagram followers sebegitu cukup sukses membawanya menjadi seorang selebgram yang banyak mendapat endorse. 

Giorgio Fernandes, kakak kelas Kianna yang tampangnya masuk dalam jajaran Top Ten orang ganteng dan keren di sekolahnya. Tidak heran jika banyak siswi di sekolah Kianna begitu mengidolakan Gior termasuk Kianna salah satunya. 

Gior merupakan Kapten basket yang sering mengikuti kejuaraan antar sekolah. Jadi, wajar jika tubuhnya begitu atletis dan menjulang tinggi. Meskipun, Gior termasuk siswa populer namun, sikap Gior tetap ramah dan tidak sombong sama sekali dengan siapapun.

Kianna jatuh cinta pada Gior sejak menginjakkan kakinya di sekolah. Saat itu, Kianna yang masih bingung dengan luasnya sekolah, bertanya dengan salah seorang cowok di mana letak aula. Kianna pikir, cowok itu tidak akan menggubris pertanyaannya namun, dengan baik hatinya cowok itu mengantarkan Kianna ke aula tanpa banyak bertanya. Sebelum cowok itu pergi, Kianna tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih dan dibalas ramah dengan senyum sejuta watt yang membuat Kianna jatuh cinta pada pandangan pertama. Impossible? But it's true! Dari situlah, Kianna secara diam-diam mencari tahu sosok cowok yang berbaik hati membantunya, padahal mereka sama sekali tidak saling mengenal.

🌸🌸🌸🌸🌸

Kianna asyik dengan dunianya, sampai sebuah pesan masuk diponselnya. 

"Kia, di mana sih? Bete! Kantin yuk, aku tunggu di kelas," 

Kianna menggeleng melihat isi pesan yang dikirimkan Andara padanya. Biasanya Andara menghabiskan waktu bersama kekasihnya, kakak kelas mereka juga yang menjadi wakil OSIS yaitu Kak Ridwan, mangkanya Kianna lebih memilih menyendiri dibanding mengganggu kesenangan sahabatnya itu. 

"Aku tunggu di perpustakaan, An!"  Kianna membalas pesan Andara.

Kianna berdiri menyandar sendirian di depan ruang perpustakaan. Dari tempatnya berdiri, Kianna bisa menikmati indahnya ciptaan Tuhan. Giorgio sedang mendribel bola basketnya berlari mencoba menghalau lawannya agar bisa memasukkan bola ke dalam keranjang. 

Kianna menatap tanpa ekspresi, disaat banyak siswi-siswi lain bergerombol berdiri di pinggir lapangan basket menyorakkan nama Gior. Kianna begitu rapi menyimpan perasaannya sehingga tidak ada satu orang pun curiga terhadapnya. 

Andara datang menepuk pundak Kianna, membuat gadis itu menoleh cepat. "Kantin yuk!" Andara melingkarkan lengannya di lengan Kianna.

"Tumben gak sama Kak Ridwan?" tanya Kianna dengan mengaduk es milo di depannya, Andara menghela napas berat sembari menyangga dagunya di kedua telapak tangannya, "Kak Ridwan lagi rapat OSIS, mangkanya aku dianggurin!"

"Eh, Ki, gosipnya nih ya, Kak Gior sama Kak Nada itu pacaran loh. Gila, Perfect Couple banget ya!" 

"Selera Kak Gior luar biasa banget, aku tuh udah ngeshipperin mereka semenjak dulu. Kak Gior baik, ramah terus ganteng, sedangkan Kak Nada sendiri cantik, gak sombong, lembut banget. Ah, aku baper sendiri sama mereka," 

Kianna hanya tersenyum tulus mendengar ucapan Andara, mengangguk mengiyakan semua ucapan sahabatnya itu. Kianna ikut senang mendengar berita itu. Kianna cukup menganggumi dan menyukai Gior dari kejauhan tanpa perlu memilikinya. Hal seperti itu saja sudah membuat Kianna senang. 

Gior dan Nada beserta teman-teman mereka yang lain, masuk ke kantin. Duduk tidak jauh dari Kianna dan Andara, Andara mencengkram tangan Kianna kencang, saat Kianna sedang fokus membaca novel yang tengah dipegangnya. 

"Andara, sakit!" keluh Kianna sambil melotot, sedangkan Andara memberi kode agar Kianna menoleh ke arah kanannya. Kianna menoleh dan melihat keberadaan Gior dan Nada. 

Gior dengan gentlenya menyodorkan jus jeruk dan batagor untuk Nada. Pemandangan yang seketika membuat baper sekelilingnya. Nada memberikan handuk kecil pada Gior. 
"Ih, baju kamu basah semua. Bau banget pasti. Kamu bawa baju ganti gak?" Gior mengangguk sambil mengelap keringat yang membasahi wajah dan lehernya

"Biar bau begini, tapi kamu suka kan?" Goda Gior, sontak teman-temannya bersiul ikut menggoda kedua pasangan itu. 

Kianna menunduk tersenyum, dirinya ikut bahagia melihat orang yang disukainya bahagia. Meskipun bahagianya bukan bersama dirinya, melainkan dengan orang lain yang selevel dengan orang yang disukainya. 

"Uh, so sweet banget sih mereka!" ucap Andara.

Saat keduanya sedang sibuk memperhatikan keromantisan Gior dan Nada, Suara berat menyapa mereka berdua. 

"Boleh gabung kan?" Kianna dan Andara menoleh serempak. Ternyata Kak Ridwan dan Kak Lutfi yang menyapa mereka berdua. Kak Ridwan itu kekasihnya Andara, sedangkan Kak Lutfi, sahabat Kak Ridwan yang juga anggota OSIS. 

Andara dan Ridwan sibuk bercerita berdua sedangkan Kianna kembali lagi fokus ke novel yang belum selesai dibacanya. 

"Kamu hobi baca novel ya?" tanya Kak Lutfi tiba-tiba membuat Kianna mendongak.

"Iya, Kak," jawab Kianna singkat.

"Novel apa yang kamu suka? Maksudnya genre apa?" tanya Lutfi lagi.

"Banyak, salah satunya teenfic," Kianna menjawab seperlunya.

Andara pernah bercerita pada Kianna jika Lutfi memiliki perasaan padanya. Namun, Kianna mencoba biasa saja menanggapinya. Lutfi baik, dia murah senyum dan juga anak band. 

"Kamu nanti pulang sama siapa?" belum sempat Kianna menjawab, suara teriakan menggoda yang berasal dari rombongan Gior dan Nada menyela. 

"Usaha mulu, Lutfi! Pepet terus sampe berhasil," 

Gior dan Nada tertawa bersama teman-temannya yang lain, sedangkan Kianna hanya diam menunduk malu. 

"Anjrit! Berisik lo pada!" Lutfi membalas dengan lemparan pipet .

"Tiati, dek! Kak Lutfi itu garang, dia semacem kucing garong!" ledek Nada.

"Mentang lo, udah jadian sama Gior, songong lo ya, Nad! Berani lo ngatai gue!" Ejekan Lutfi dibalas dengan juluran lidah oleh Nada

"Kak Lutfi, Kianna permisi ke kelas duluan ya," Kianna berdiri membuat Andara bingung.

"Kia, mau ke mana?" tanya Andara

"Kelas, An. Permisi semuanya!" Saat Kianna berdiri dan melangkah ke kelas, matanya bertatapan langsung dengan Gior yang ternyata melihat dirinya juga. Kianna tersenyum dan mengangguk, memberi isyarat permisi dan sopan kepada kakak kelasnya. Lutfi memandangi punggung Kianna yang mulai menjauh. 

"Gara-gara lo, doi cabut!" keluh Lutfi pada teman-temannya.

"Lo sih, grasak grusuk. Udah tau, tuh cewek kalem pendiem gitu," ejek Ridwan.

"Usaha lagi yang keras, Bro!" ucap Gior sambil menepuk punggung Lutfi dan ikut membubarkan diri dari kantin menuju kelas mereka.

"Semangat Lutfi!" batin Lutfi.

🌸🌸🌸🌸🌸

Jangan tergesa-gesa,
Segala sesuatu itu butuh proses
Nikmati dan jalani saja

☺️☺️

🌸🌸🌸🌸🌸

Kianna Augustephie, siswi pendiam dan polos, diam-diam menaruh hati pada salah satu kakak kelasnya, Giorgio Fernandes dan menulis cerita tentang mereka di 
platform tulis baca online. Menyimpan rapat identitas kepenulisannya dan berharap suatu saat cintanya terbalaskan. 

Namun apa jadinya jika Giorgio Fernandes mengetahui identitas Kianna di Wattpad yang disembunyikannya secara rapi. Dan membongkarnya dengan perlahan dengan cara yang tidak terduga oleh Kianna. 

Ikuti alur cerita kisah remaja yang menggemaskan ini!!

Apakah diantara kalian ada yang mengetahui bahwa pada suatu tanggal, semua siluman yang hidup di dunia berbeda akan masuk ke dunia manusia, namun diantara siluman-siluman yang datang tidak akan ada manusia yang dapat mengenalinya, mengapa? Karena hari itu adalah hari hallowen, semua manusia memakai kostum hantu, sedangkan siluman tidak perlu memakai kostum apapun, karena pada dasarnya mereka adalah siluman.- Dua Dunia

"Duarr…. Sedang baca apa Mer?" ucap Fanda yang sengaja mengagetkan Merry.

Sambil menahan nafas, Merry menoleh ke sahabatnya, "Fanda, kamu ini! Dasar menganggu!" gerutu Merry.

Fanda yang penasaran segera menggambil buku yang ada di tangan sahabatnya, "Astaga sudah besar masih suka dunia fantasi??" 

"Kembalikan!" teriak Merry sambil menarik novelnya, "Fan, menurutmu siluman itu ada atau tidak?" 

Fanda mengeryitkan dahi sambil tangannya memegang dahi sahabatnya, "Apa kamu sakit?"

Melihat wajah Merry yang cemberut, Fanda langsung tahu, bahwa sahabatnya dari kecil membutuhkan jawaban yang serius, "Hah, dasar kamu ini, mana ada siluman pada zaman sekarang, kalau di novel dan di komik baru mereka ada, ayo kita ke kelas." 

Merry dan Fanda adalah dua siswi SMA di kota Surabaya, saat ini mereka kelas XII-IPA1 selain pintar mereka juga terkenal baik hati karena suka membantu teman-teman yang kesulitan dalam hal pelajaran, sifat mereka berdua yang selalu ceria dan mudah bersahabat membuat mereka disukai oleh teman-teman satu sekolahnya, namun selain mereka berdua, ada lagi siswa unggulan di sekolah tersebut yang bernama Fernando, ia terkenal pendiam dan hanya berkumpul dengan beberapa teman lelaki saha, bahkan ada rumor yang menyebutkan bahwa Fernando adalah pangeran es karena selalu menolak cinta gadis-gadis di SMA yang menyukainya. Selain itu ada Andrew yang adalah mantan pacar Merry sekaligus mantan ketua OSIS yang terkenal tampan dan ramah pada semua gadis. Mereka berdua juga termasuk kelompok siswa populer disekolah.

Pak Roy guru Fisika sekaligus wali kelas XII-IPA 1 memberikan pengumuman, "Anak-anak mulai kelas dua belas ini kalian akan dilatih untuk membuat karya ilmiah sebelum kalian membuat karya ilmiah sesungguhnya. Untuk mengerjakan karya ilmiah, bapak akan membagi dalam kelompok. Satu kelompok terdiri dari tiga orang. Bapak sendiri yang akan menentukan kelompoknya, apa ada pertanyaan?"

Andrew yang adalah ketua kelas, mengangkat tangan dan bertanya, "Pak berapa lama kita mengerjakan karya ilmiah ini?"

Pak Roy menjawab dengan tenang namun penuh ketegasan, "Kalian diberi waktu selama tiga bulan, temanya seputar tentang sains. Apakah tidak ada pertanyaan lagi? Jika tidak bapak akan lanjutkan pembagian kelompok dan sisa jam pelajaran ini, kalian bisa berkumpul bersama dengan kelompok kalian untuk merundingkan judul, karena bapak tidak mau ada judul atau pembahasan yang sama."

Pak Roy menulis dengan spidol nama kelompok di papan, setelah selesai menulis, Pak Roy kemudian membalikkan badannya dan berkata, "Anak-anak, bapak sengaja membagi kelompok dengan teman yang jarang kalian ajak bicara, jika diantara kalian ada yang bersahabat atau berpacaran, jangan harap kalian bisa satu kelompok." Senyum Pak Roy yang memiliki maksud tersendiri.

Melihat daftar nama di papan, Merry langsung melebarkan tatapannya, seakan tidak percaya bahwa dia harus satu kelompok dengan Fernando yang terkenal sangat dingin terhadap semua wanita, namun disisi lain ia bersyukur karena satu kelompok dengan Novi yang adalah anak pendiam namun baik hati.

Melihat teman-teman yang sudah berkumpul dengan kelompoknya, Merry segera menghampiri Novi terlebih dahulu, sebelum ia menuju ke Fernando yang dikenal 'pangeran es atau pangeran berhati dingin'. 
"Nov, kita satu kelompok, ayo ketempat Fernando."

Novi tersenyum dan berdiri mengikuti Merry. Saat berpapasan, Fanda berbisik kepada sahabatnya, "Sayang, kita tidak satu kelompok," Merry tersenyum dan menepuk pundak Fanda, "Bukankah lebih asik kamu, yang satu kelompok dengan Andrew, dia kan pintar hahaha," canda Merry.

"Silahkan duduk," ucap Fernando singkat.

"Ehm Fernando, kelompok kita akan membahas apa?" Merry memulai percakapan lebih dahulu dengan nada yang sangat sopan. 

"Kalau aku terserah saja hehehe," Ucap Novi yang sedikit gugup.

"Wah kalau terserah ini aku juga bingung, hmm apa ya? Apa tentang anatomi binatang saja?" sahut Merry yang mulai berusaha sedikit santai.

"Nov, kalau kamu ada ide lebih baik dikeluarkan, sebagai satu kelompok harus bekerja sama, bukan jawaban terserah." ucap Fernando ketus sambil melihat wajah Novi yang gugup.

Antara terkejut sekaligus kesal saat mendengarkan ucapan Fernando, Merry mulai berpikir bagaimana jika Novi tersinggung, karena siapapun bisa tersinggung dengan ucapan seperti itu. 

'huh apa cowok ini tidak tahu kalau Novi memang anak yang pendiam dan suka mengikut saja kalau kerja kelompok! Dasar cowok berhati dingin! Baru pertama kali berkelompok sudah begini, bagaimana bertahan dalam tiga bulan!' keluh Merry dalam hati.

"Se.. sebenarnya aku punya ide," Ucap Novi dengan tangan gemetaran.

Merry langsung menoleh kearah Novi karena terkejut melihat reaksi Novi, seakan-akan Fernando bisa membaca pikiran Novi.

Perlahan-lahan, Merry  memegang tangan Novi dan berkata, "Tenang saja, kita bisa mempertimbangkan idemu."

Novi menghembuskan nafas, setelah perasaannya cukup tenang, ia mulai berkata, "Sebenarnya aku ingin sekali meneliti persilangan DNA dari dua spesies yang berbeda." 

Mendengar jawaban Novi, kali ini Fernando yang terkejut, sementara Merry yang melihat reaksi pria berlambut hitam lebat tersebut hanya bisa diam dan bertanya dalam hati, mengapa dia begitu terkejut?

"Maksudmu seperti apa?" Tanya Merry, yang masih penasaran dengan keterkejutan Fernando.

"Hmm mungkin seperti ular sawah belang dan ular sapi," ucap Novi yang mulai percaya diri.

"Itu tidak mungkin," ucap Fernando yang berusaha tenang. "Terlalu berbahaya kalau kita memakai persilangan DNA binatang, lebih baik kita pakai tanaman." jawab Nando.

"Iya boleh juga, kita pakai persilangan DNA mawar putih dan mawar merah saja," ucap Merry.

"Aku juga setuju, apalagi waktu kita terbatas." sahut Novi.

                                    ***

Sinar bulan menerangi kegelapan langit malam, suasana malam terasa begitu ramai. Jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam, namun jalanan Surabaya masih saja ramai dan banyak orang yang duduk sambil bercanda ria di kedai-kedai yang masih buka. Suara sepeda motor dan mobil tidak terlalu membisingkan telinga, meskipun banyak kendaraan berlalu-lalang. Ditengah hiruk pikuk kota Surabaya, Merry kembali membaca novel yang berjudul 'Cinta siluman dan manusia' karya seorang wanita yang tidak ingin diketahui indentitasnya, karena itu pada sampul depan novel, tertulis "Madam X" sebagai nama penulis. 

Meskipun Merry adalah anak yang mudah bergaul, ramah, dan cukup pintar dalam pelajaran, namun dia sangat menyukai dunia fantasi dan hal-hal yang sangat tidak masuk akal, bahkan jika bisa, Merry sangat ingin pergi ke dunia tersebut jika dunia siluman memang ada.

Hari pertama aku bertemu denganmu adalah hari yang tidak akan pernah kulupakan, dengan senyum yang manis, dan mata biru yang dihiasi sinar bulan, engkau menolongku untuk bangun diantara kerumunan orang-orang. – Hari pertama

"Wah, sayang sekali penulisnya dirahasiakan, hmm betul-betul novel yang menarik," seperti biasa Merry membaca novel favoritnya dengan posisi tiduran di kasurnya yang bermotif beruang. Sambil tengkurap dan menaruh bantal di bawah dagu untuk menyangga. 

Novel yang memiliki cover warna hitam tersebut dipegang dengan kedua tangannya. Tanpa terasa setengah jam telah berlalu, HP Merry menyala dan memberitahukan bahwa ada satu pesan dari Whatsapp group.
Masih di posisi yang sama, Merry mengambil HP yang terletak di sebelah kirinya, dan melihat siapa yang mengirim pesan malam-malam seperti ini. Begitu mengetahui siapa yang mengiriminya pesan, Merry segera meletakkan novelnya dan membalikkan badan untuk posisi duduk di tempat tidurnya dengan kaki bersilang.

"Ada apa Fernando mengirimi pesan malam-malam?" setelah membaca isi pesannya Merry mulai membalas pesan yang memberitahukan bahwa jika penelitian akan dimulai besok sepulang sekolah, agar karya ilmiah cepat selesai.

"Tidak aku sangka ternyata dia serajin ini. Kelompok lain saja belum ada yang mulai melakukan penelitian, dia besok sudah mau mulai, oh Novi ternyata membalas," 

Tidak beberapa lama, Merry segera mengirim kalimat yang ia ketikkan, "OK." Yang hampir sama dengan Novi bahwa ia juga setuju, dan Novi mengusulkan tempatnya bahwa lebih baik membeli bunga di jalan Kayon agar bisa segera meneliti.

"Kalau dipikir kembali, baru kali ini aku punya nomor HP Fernando, selama ini dia terkenal dingin sekali kalau sama cewek, apalagi aku hampir tidak pernah mendengar dia pacaran, kelihatannya hanya dia satu-satunya cowok jomblo di sekolah." gumam Merry. Kemudian ia melanjutkan kembali membaca novel.

Manusia selalu ditakdirkan bersama dengan manusia, dan siluman akan jatuh cinta pada siluman. Dua dunia yang berbeda tidak akan bisa ditembus dengan mudah, namun jika aku ditakdirkan menghancurkan penghalang ini, aku rela melakukan apapun untuk menghancurkannya agar bisa bersamamu – cinta yang egois.

                                     ***

"Apa?! Kamu sudah mau mengerjakan tugas kelompok?" Tanya Fanda yang cukup terkejut.

"Iya, karena itu kita tidak bisa pulang bersama." keluh Merry.

Sambil berjalan menuju kelas, Fanda menggelengkan kepala dan bergumam, "Ternyata benar, anak pintar tidak akan suka lama-lama mengulur waktu untuk mengerjakan tugas."

"Aku bukan anak pintar tahu!" sahut Merry.

"Bukan maksudku Fernando, dia benar-benar pintar dan keren, beruntung kamu satu kelompok dengan dia," ucap Fanda yang menepuk bahu sahabatnya.

Bel pulang sekolah berbunyi, anak-anak segera bersiap meninggalkan kelas, setelah merapikan buku dan peralatan tulis di meja mereka, Fernando yang sudah merapikan mejanya lebih dahulu, segera mendatangi Novi dan Merry yang duduknya berdekatan.

"Aku mau mengambil kendaraan dulu, kalian tunggu di kantin." ucap Fernando.

Di grup chatting mereka sudah sepakat akan membeli bunga di jalan Kayoon, dan Fernando pulang lebih dahulu mengambil mobil di rumahnya agar mereka bersama-sama dapat membeli bunga.

"Rumahmu daerah mana? Bagaimana kalau kita bersama-sama naik ojek online ke kayon untuk membeli bunga, lalu pulangnya kita naik ojek online sendiri-sendiri," usul Merry.

"Rumahku dekat dari sekolah, oke, kalau kalian mau seperti itu." jawab Nando santai.

"Ehm… tidak apa-apa kok kita menunggu kamu, ndo, karena Handphone ku masih tidak bisa untuk dibuat transportasi online." ucap Novi dengan malu-malu.

Merry segera sadar, bahwa di kelas, Novi adalah salah satu murid yang masih memiliki Handphone 'jadul' (jaman dulu) yang hanya bisa Whatsapp, Facebok, dan Instagram saja, karena kapasitas Handphonenya yang terlalu sedikit.

"Ah iya tidak apa-apa, kita menunggu kamu, maaf ya Nov, aku terlalu mementingkan diri sendiri, karena aku juga sebenarnya tidak seberapa suka sih menunggu di kantin, apalagi anak-anak cowok yang suka godain kalau aku sendirian atau sedang menunggu di kantin," ucap Merry.

Seperti memahami kondisi kedua temannya, Fernando memberi usul, "Kalian berdua berangkat dulu ke kayon untuk membeli bunga dengan transportasi online, aku akan menyusul kalian."

"Baiklah, tapi jangan sampai kamu tidak datang ya ndo," ucap Merry, dan Nando segera berpaling pergi tanpa mempedulikan ucapan Merry.

'Sombong sekali! Lihat saja nanti!' gerutu Merry.

Di sekolah mereka memang terdapat peraturan bahwa siswa maupun siswi dilarang membawa kendaraan pribadi berupa mobil, karena akan membuat kesenjangan sosial. Hanya para guru saja yang diperbolehkan membawa mobil kesekolah, karena itu baik murid-murid dari golongan mampu atau tidak sama-sama membawa sepeda motor sebagai kendaraan pribadi mereka.

Setelah Merry dan Novi ada di dalam mobil yang sudah di pesan, Novi berkata kepada Merry, "Mer, kamu tenang saja, aku pernah satu kelas dengan Fernando, dan dia tidak pernah tidak menepati janji, justru dia satu-satunya cowok di kelas yang tidak pernah terlambat, bohong, atau lupa sama tugasnya,"

Merry mengernyitkan dahi, "Kamu begitu mengenal Nando ya? Kalau dilihat, dia juga bisa membaca pikiranmu loh waktu pertama kali kerja kelompok."

Novi tertawa, "Iya, itulah Nando, sudah kamu percaya saja sama dia, dan jangan marah waktu dia mengabaikanmu, dia memang begitu hahaha."

"Dasar pangeran berhati dingin!" ejek Merry.

"Oh iya Mer, meskipun Fernando terkenal sebagai pangeran berhati dingin, ia selalu mau membantu para siswi, yang ia tidak suka hanya jika siswi tersebut menyatakan cintanya." Ucap Novi. Sementara Merry mulai berpikir ulang tentang pria yang barusan dikenalnya lewat tugas kelompok.

                                     ***

"Wah, bunga ini bagus Mer, lihat warna merahnya menyala sekali," ucap Novi dengan semangat.

Merry segera ke tempat Novi, sambil membawa bunga mawar putih, "Lihat kalau yang putih ini, bagaimana?"

"Bagus banget, kita pilih dua ini saja," ucap Novi dan Merry mengangguk setuju, ketika penjual sedang membungkus, tiba-tiba Merry teringat sesuatu, "Nov, kamu bawa uang tidak?" bisik Merry.

"Aku cuma bawa uang Rp.25.000 dan tadi sudah kepakai Rp10.000 untuk ongkos kesini," ucap Novi yang mulai gelisah.

"Aku lupa bawa uang lebih, uang ku juga kepakai Rp 15.000 dan hanya tinggal Rp5000, bagaimana ini? Apa kita mengulur waktu sampai Fernando datang?" 

Belum selesai Merry berbisik, Bapak penjual segera menyodorkan dua bunga mawar yang sudah dibungkus, "Non, totalnya Rp50.000."

"Ini pak uangnya." ucap seorang pria tampan yang berada tepat di belakang Merry dan Novi yang sama-sama berdiri kaku dan berkeringat dingin karena tidak sanggup membayar barang yang sudah mereka beli.

"Terima kasih ya dik." ucap bapak penjual tersebut dengan ramah.

"Nando, untung kamu datang tepat waktu, coba kalau terlambat satu menit, kita bisa dimarahi bapaknya, hahaha.." canda Merry yang sangat bersyukur sekali atas kedatangan seorang penyelamat.

"Iya, beruntung sekali." ucap Novi sambil menghela nafas lega.

"Setelah ini kita tentukan tempat penelitian, Bunga mawar ini mau ditaruh di rumah Merry atau Novi?" ucap Nando tanpa menghiraukan candaan dari teman-temannya.

"Mengapa harus rumah kami berdua, bagaimana dengan rumahmu? Bukannya kamu bilang kalau rumahmu dekat dengan sekolah jadi lebih mudah kalau mengambilnya," sahut Merry.

"Aku tidak punya taman, dan rumahku juga banyak anak kecil, takutnya adik-adikku bisa merusak bunga tersebut," jawab Novi.

"Apalagi di rumahku, tidak ada tempat buat tanaman, karena tidak ada halaman." Jawab Merry dengan senyum yang memiliki arti tersendiri.

"Kalian ini cewek, tetapi tidak suka berkebun! Terpaksa kita kerumahku, ayo masuk mobil," ajak Nando yang sedikit kesal.

Melihat punggung Fernando, diam-diam Merry mulai menyadari sebenarnya Fernando termasuk kategori siswa keren, dengan tinggi 180cm, punggung tegap, dan lengan yang sedikit berorot, apalagi dengan kaos hitam yang sedikit ketat, menunjukkan otot lengannya, serta seragam celana SMA yang masih dipakainya menambah ketertarikan Merry pada pria yang berjalan didepannya.

                                    ***

Jam masih menunjukkan pukul 15.00 WIB, mereka bertiga akhirnya sampai di rumah Fernando. Sebuah rumah yang cukup luas dan memiliki dua lantai. Pagar bewarna hitam yang tidak dikunci segera di buka oleh Merry dan Novi. Selesai memarkirkan mobilnya di garasi, Fernando menutup pagarnya. Sebelum Merry dan Novi melangkah menuju ruang tamu, tiba-tiba Nando menghentikan langkah mereka, "Hei, kalian berdua, bunganya mau ditaruh dimana?"

"Kamu tidak membiarkan kita masuk dahulu?" ucap Merry.

Kini giliran Fernando yang mengernyitkan dahi mendengar ucapan Merry, "Maksudmu??"

Novi yang melihat situasi tidak menyenangkan segera memegang tangan Merry dan berkata, "Ayo Mer, kita tanam bunganya dahulu di taman agar tidak layu,"

"Loh, bukannya tamu harus masuk dulu baru kita keluar lagi dan menaruh di taman," jawab Merry dengan sinis.

Suasana menjadi tegang, Nando yang tidak suka jika rumahnya dimasuki oleh orang asing dan Merry yang sangat jengkel dengan Nando, mengapa dia melarang dirinya dan Novi untuk masuk, padahal setiap ia datang kerumah teman cowok selalu dipersilahkan masuk dan tidak boleh pulang cepat-cepat. Ditengah suasana yang tegang, tiba-tiba datanglah seorang wanita paruh baya yang duduk di kursi roda, 

"Nando, apa itu teman-temanmu? Kenapa tidak dibiarkan masuk?" Ya, wanita tersebut adalah ibunya Nando.

"Mama, mengapa keluar dari kamar? Ini teman-temanku, ayo kalian masuk." ucap Fernando dengan muka sedikit kesal, sambil mendorong kursi roda mamanya ke ruang tamu.

Ruang tamu Fernando memiliki desain yang minimalis. Sebuah sofa panjang dengan meja marmer hitam di depannya yang langsung menghadap televisi berukuran 40inc. membuat suasana menjadi nyaman. Pada dinding yang bewarna putih, terdapat beberapa foto Fernando saat kecil bersama dengan ibu Fira. Di sebelah kiri ruang tamu terdapat tangga yang langsung mengarah ke lantai dua, tempat kamar Fernando.

"Kalian mau minum apa?" Tanya Ibu Fira dengan ramah.

"Tidak perlu repot-repot tante," jawab Merry.

Meskipun pernah melihat berkali-kali ibunya Fernando saat pengambilan rapot, namun Merry tidak menyangka bahwa ibunya Fernando sebenarnya sangat cantik, baik hati, dan memiliki aura keibuan yang hebat, berbeda sekali dengan Fernando yang dingin dan cuek terhadap wanita.

"Nando, tolong buatkan es jeruk untuk mereka." ucap ibunya Fernando dengan senyum hangatnya. Meskipun Ibu Fira sudah berumur 40an namun, wajahnya masih terlihat seperti umur 30an dan kulitnya pun sangat halus, juga terawat, namun entah mengapa setiap bertemu di sekolah Ibu Fira selalu memakai sarung tangan dan kaos kaki, seakan-akan ada yang ditutupi, dan pada hari itu Merry mengetahui jawabannya ketika melihat tangan dan kaki ibu Fira yang memiliki beberapa luka bakar.

"Ini minumannya." Ucap Fernando sambil membawa nampan yang berisi tiga gelas es jeruk.

"Terima kasih tante." Jawab Merry dan Novi bersamaan.

"Kalian silahkan mengerjakan tugasnya disini, tante ke dalam dulu ya." Senyum ibu Fira begitu ramah, dengan bibirnya yang merah alami tanpa tambahan lipstick.

'Heran deh, mamanya begitu ramah tetapi anaknya kasar sekali!' gerutu Merry dalam hati, dan seketika itu juga Nando tersedak.

"Nando kamu tidak apa-apa?" Tanya Novi heran.

"Ah.. tidak apa-apa, kelihatannya ada yang mengatakan hal buruk tentangku!" sindir Fernando.

'Apa maksudnya dia mengatakan itu? Memang dia bisa membaca pikiranku?! Tahu saja aku baru mengatakan hal buruk tentangnya.' Ucap Merry dalam hati.

Fernando yang seakan tahu pikiran Merry berusaha menahan amarah dan mengajak mereka untuk mengerjakan tugas kelompok.
Sambil duduk di ruang tamu, mereka bertiga segera memulai mengerjakan karya ilmiah lebih dahulu. Merry menyadari bahwa Fernando adalah anak orang yang cukup kaya, bahkan camilan yang disediakan mamanya adalah camilan yang sangat enak dan memiliki harga yang lumayan mahal. Entah mengapa mengetahui sedikit kehidupan Fernando, membuat Merry semakin penasaran dan ingin mengenal Fernando lebih dalam lagi, mungkinkah ini hanya rasa penasaran atau ada rasa yang lain?

Fernando, pria yang dijuluki sebagai pangeran es di sekolah Merry ternyata adalah anak dari siluman naga dan manusia biasa. Merry dan Fernando yang pada awalnya tidak memiliki rasa kini mereka menjalin cinta yang tidak mungkin dilanjutkan. Fernando yang sudah dijodohkan dengan teman masa kecilnya yang adalah siluman ular, harus menikah dengan Elsha demi menyelamatkan nyawa ibunya, sedangkan Merry jika ia berani melanjutkan hubungan dengan Fernando akan ada konsekuensi yang harus ditanggung.
Apakah yang harus dipilih oleh pasangan ini? melanjutkan hubungan atau harus mengakhirinya?

Happy reading 😁
Tanggal : --tidak diketahui--
Lokasi : di Jepang,Kota Tokyo

-di Kediaman Rumah Aizawa Yuu
Yuu saat ini baru saja sampai rumahnya pada jam 9 pagi dan untungnya para Harem-nya belum pulang,aku saat ini memutuskan untuk memakan makanan yang di buat Miku di kulkas.
'sial,tadi malam sangat menyenangkan!'.pikirku mengingat kejadian Malam yang liar dengan Rino
Yuu pun mulai menghangatkan makanan yang di buat Miku di dapur dan mencobanya langsung tetapi dirinya berwajah pucat karena rasa makanannya yang sangat aneh.
'kenapa dia memasukkan Vitamin di dalam Bubur ayam ini!'.pikirku sweatdrop dengan masakan miku,lalu Aku menyuruh Bi Mina untuk membuat masakan yang baru dan aku makan dengan lahap
"Darling~! kami pulang".ucap Miku bersama Utaha sedangkan Shouko dan Yukana sepertinya sudah di sekolah,aku hanya menggangukan kepala dan lanjut makan ketika melihat mereka berdua
"*Chup..*chup..!*".
Utaha dan Miku mencium pipiku di samping wajahku masing-masing bersamaan.
"Kamu makan masakan buatanku tadi malam nggak,darling~!".ucap Miku dengan wajah manis Membuatku berkeringat dingin
"Makan kok,tapi kapan-kapan aku ajari kamu caranya masak ya sayang~!".ujarku dengan senyum manis yang membuatnya senang
"Baiklah,Darling~! lihat nih perutku sudah membesar dan dua bulan lagi aku Melahirkan seorang anak".ucap Miku dengan senang
"kira-kira bayi-nya Laki-laki atau perempuan ya?".tanya Utaha dengan wajah sedang berpikir
"Aku sih maunya Laki-laki".ucap Miku tenang
"Kalau aku merasa itu perempuan!".ujar Utaha 
"Aku tidak peduli mau itu laki-laki atau perempuan yang jelas dia anakku!".ucapku dengan santai sambil minum segelas susu cokelat hangat
"Tapi ini juga anakku,darling~!".ucap Miku dengan wajah bahagia memikirkan si kecil nanti
Yuu bisa melihat bahwa wajah Utaha cemberut dan saat ini memikirkan tentang seorang anak.
"Utaha ikut aku sebentar!".ucapku menarik tangan-nya dengan tenang
"Mau kemana?".tanya Utaha bingung
Sedangkan Miku hanya tersenyum tipis mengerti sesuatu yang akan kulakukan.
"kita olahraga pagi dan bercocok tanam di kamar atas!".ucapku dengan senyum manis dan Utaha hanya mengikutiku dengan wajah memerah
Kita pun melakukan kegiatan yang dilakukan suami-istri selama 4 Jam dengan berbagai gaya. dengan berbagai suara di kamar seperti Ada suara hantaman kulit keras,desahan keras milik Utaha yang menggoda,dan suara Kasur yang bergetar keras oleh aksi Yuu bersama Utaha berbagai gaya.
Yuu saat ini sedang memeluk tubuh Utaha yang sedang kelelahan dengan nafas terengah-engah. Dia Juga memiliki ekspresi wajah yang bahagia setelah aku memperlakukan sesuai keinginannya.
"Kamu terlalu banyak keluar di Rahim ku sayang~!".ucap Utaha pelan tersenyum menggoda dengan tubuh telanjang yang sangat seksi sekali 
"Habis,aku juga ingin memiliki anak denganmu. Apalagi kita sudah di setujui oleh orang tua mu!".ucapku dengan senyum menyeringai
Lalu kita berciuman dengan sangat lembut sampai tiba-tiba saja ada telepon masuk di HP-ku dari Nama Yuriko yang sepertinya ingin mengatakan sesuatu dan aku pun menggangkat telepon-nya.
Yuu memakai bajunya kembali sedangkan Utaha sudah tertidur kelelahan dengan kegiatan yang kami lakukan berdua di atas kasur dengan tubuh-nya yang ku beri selimut.
"[ada apa wanita aneh!!]".ucapku dengan ketus
"[oh,Yuu sayang~,aku mendapatkan informasi tentang perusahaan penerbitan buku Novel Ringan yang sedang bangkrut!]".ucap Yuriko dari telepon
"[oh, akhirnya kamu berguna juga. jadi dimana dan kapan bisa aku beli perusahaan itu?]".ucapku sambil bertanya kepadanya dengan senang
"[aku akan mengasih alamat hotel xxx ku di nomor 304,kamu datang ya sayang?]".ucap Yuriko dengan nada menggoda yang membuatku sweatdrop
"[Kalau kamu masih menggodaku,aku akan memutuskan kontrak kerja dengan Shounen Jump]".ucapku dengan kesal yang membuatnya menjadi cemberut dan memberikan ku nomor teleponnya dengan nada yang sangat kesal
"[itu sudah ku beritahukan informasi-nya!!]".ucap Yuriko dengan suara yang sedang jengkel
"[Terimakasih ya,Yuriko-chan!!]".ucapku dengan senang dan memutuskan untuk mematikan HP
"[Yuu,apakah kamu mau tub-...]".ucap Yuriko yang terhenti karena aku mematikan panggilan HP-nya
'Hmph,akan ku perkosa kamu nanti jika ketemu denganku!'.Pikir Yuriko yang tubuh-nya sedang telanjang dan melakukan masturbasi dengan menggunakan Foto Wajah Yuu yang sangat tampan yang diambil fotonya secara diam-diam.
Yuu di rumahnya merasakan tubuhnya bergidik secara tiba-tiba dan merasa bahwa wanita lajang berumur 30 tahun itu sedang memikirkan dirinya.
'aku harus menghindari Yuriko sampai dia sudah menikah dengan orang lain!'.pikirku dengan penuh keyakinan dan memutuskan untuk menelpon orang yang memiliki perusahaan penerbitan buku Novel Ringan yaitu Fushikawa Shoten. Kami berbincang tentang pertemuan dan akhirnya berjalan lancar untuk melakukan Negosiasi selama beberapa menit,aku menggundang orang tersebut ke Restoran Makanan Milik-ku. aku langsung berganti pakaian dengan rapi seperti menggunakan jas hitam dan celana panjang hitam polos,sepatu pantofel dan kacamata hitam. Yuu pun mulai bersiap-siap untuk pertemuan dengan pemilik perusahaan penerbitan novel tersebut.

-di Restoran 'Food Aizawa Stars'
Yuu pun akhirnya sampai setelah menempuh perjalanan selama 30 menit menggunakan mobil Ferarri miliknya sedangkan saat ini Restoran menjadi Ramai Karena kedatangan Joichiro yang menjadi Koki Utama di Tempat ini.
"Oh,Yuu-kun! jarang-jarang kamu kesini setelah mengalahkanku".ucap Joichiro dengan tersenyum
"Maaf,aku masih sibuk saat ini!".ucapku dengan tenang dan membuat Joichiro mengerti karena Yuu juga seorang Mangaka yang paling populer
"Permisi,apakah anda seorang Yuu Aizawa. Seorang pria yang ingin membeli perusahaan penerbitan Fushikawa Shoten".ucap Seorang wanita cantik yang memiliki tubuh Loli rambut hijau pendek dan Yuu tahu bahwa dia sudah dewasa meskipun kurang perkembangan di tubuhnya dengan tenang menghampiriku
"Iya benar ini aku,apakah anda yang di telpon tadi?".ujarku sambil bertanya kepada-nya
"Benar,mohon maaf atas ketidaksopanannya. Namaku Minano,aku pemilik perusahaan tersebut. jadi apakah anda ingin membelinya?".ucap Minano sambil bertanya kepadaku dengan senyum manis
"Lebih baik duduk dulu di meja,Dan pesanlah sesuatu yang anda inginkan.karena ini akan Gratis!".ucapku sambil tersenyum manis juga
"Terimakasih..!".ucap Minano dengan pipi memerah melihat senyuman menawan milik Yuu
Yuu menyuruh pelayan untuk memberikan apa yang di inginkan oleh Minano dan Aku juga memesan makanan yang di buat oleh Joichiro.
"Tempat ini ramai sekali ya,padahal dulu jarang ada orang yang datang kesini!".ucap Minano dengan melihat sekeliling Restoran
"Iya,karena disini ada seorang koki profesional!".ucapku sambil tersenyum
Lalu makanan datang dan kita berdua makan siang terlebih dahulu dengan tenang. Setelah selesai makan selama beberapa menit kita pun mulai negosiasi tentang harga perusahaan.
"Berapa harga yang anda inginkan?".tanyaku dengan tenang sambil menatap-nya
"120 juta Yen".ucap Minano singkat
"apakah bisa jika 80 juta Yen?".tanyaku 
"Maaf,kalau itu aku belum bisa!".ucap Minano
"Jadi berapa yang anda bisa?".tanyaku santai
"Huhh..,bagaimana jika 100 juta Yen!".ucap Minano
"Tentu,aku akan membelinya".ucapku dengan tenang dan tersenyum manis
"Baiklah,kita berdua sepakat.ini adalah surat-surat kepemilikan Hak yang harus anda tanda tangani semua!".ucap Minano dengan mengeluarkan berkas-berkas Hak kepemilikan yang asli sedangkan Yuu mulai mentransfer uang yang ada di ATM miliknya sebanyak 100 Juta Yen,Dan mereka berdua berjabat tangan setelah penandatanganan kontrak Hak kepemilikan dan Uang sudah terkirim sebesar 100 Juta Yen.
"Terimakasih telah bekerja sama dan atas semua Jamuannya!".ucap Minano sambil mengulurkan tangannya dan Yuu langsung berjabat tangan dengannya sambil tersenyum manis
"Sama-sama,Minano-san!".ucapku dengan tenang
Yuu pun menghubungi pengacara miliknya yang sudah langsung mengerti semuanya dan akan melakukan sebaik mungkin sebagai rasa terimakasih miliknya yang sudah ku selamatkan.
"Maaf,Yuu-san.aku ingin bertanya sesuatu?".ucap Minano dengan Wajah yang sangat Gugup
"menanyakan apakah Minano-san?".tanyaku dengan lembut melihat-nya sangat Gugup
"Apakah anda seorang pembuat Manga Naruto? dan Juga apakah anda tertarik dengan perusahaan Game?".tanya Minano dengan pelan berbisik ke telingaku sedangkan Yuu menggangukan kepala
"iya,itu aku.kalau boleh tahu perusahaan Game apa dan dimana?".ucapku sambil bertanya
"Tolong tanda tangani buku Naruto milik-ku ini, Aizawa-sensei!".ucap Minano dengan wajah
"Baiklah,ini..!".ucapku dengan senyum menandatangani buku manga Naruto tersebut
"Terimakasih banyak,apakah kamu ingin membeli perusahaan Game juga?".ucap Minano sambil bertanya kepadaku dengan senyuman lebar
"kira-kira siapa pemiliknya,biar aku hubungi pengacaraku untuk mengurus semua Dokumen, agar aku tidak repot-repot!".ucapku dengan tenang
"Tenang saja,karena perusahaan ini akan bangkrut dan Aku akan memberikan informasi penting ini kepadanya!".ucap Minano dengan buru-buru melakukan panggilan telepon dan Yuu terkejut melihatnya yang bergerak sangat cepat
'kalau tidak salah dia belum memberitahu letak perusahaan Game tersebut???'.pikirku sweatdrop sambil bertanya-tanya tentang hal tersebut
"baiklah,dia akan kesini sebentar lagi. mungkin dia seorang wanita yang sangat aneh,jadi mohon pengertiannya ya!".ucap Minano setelah selesai menelpon  orang tersebut sedangkan Yuu hanya menggangukan kepala mengerti,lalu dia pun akhirnya tersadar setelah melupakan sesuatu.
"Ngomong-ngomong Minano-san, Perusahaan Game ini namanya apa ya? Dan Ada Dimana Lokasinya?".ucapku sambil bertanya dengan lembut dan melihat dia terkejut dengan ucapanku
"Maafkan aku,karena terlalu bersemangat. Nama perusahaan Game tersebut adalah Eagle Jump dan letaknya dekat dengan perusahaan pernebitan Weekly Shounen Gongon milikku".ucap Minano dengan wajah memerah malu sambil mengalihkan pandangannya dan Aku hanya tersenyum tipis
Sampai tiba-tiba ada seorang wanita yang sepertinya benaran aneh,Dan Yuu pun mulai melakukan Negosiasi dengan perempuan aneh tersebut yang menatapku dengan tatapan mata seperti orang yang sedang jatuh cinta.
"bagaimana dengan 85 juta Yen!".ucapku dengan tenang dan melihat-nya sepertinya setuju denganku,Lalu pengacara yang ku suruh datang juga dan mengurus semua hal-hal seperti Dokumen dengan Pemilik Hak Perusahaan Game Eagle Jump dengan Aku yang menandatangani surat tersebut dan menyuruh mereka bertiga memesan makanan lagi tetapi sepertinya 2 wanita itu ingin pulang dengan cepat,Dan Aku bilang akan datang besok Sore  ke Perusahaan Game tersebut.
Yuu pun langsung mentransfer uang tersebut dan aku langsung berdua berjabat tangan dengan pemilik perusahaan Game tersebut yang seorang wanita aneh yang bernama Hazuki yang memiliki rambut abu-abu dan mata coklat kekuningan menggunakan Gaun berwarna kuning,Untungnya semua berjalan lancar sesuai kesepakatan yang diinginkan kedua belah pihak dan Pengacara pria pribadi bernama Kagami Tora yang dulu ku selamatkan dari bayaran Hutang yang dia miliki dulu dan menerima bekerja sebagai pengacaraku karena dia teman dekatnya Ziro supirku,jadi aku membantunya sebagai balasan dia bekerja padaku dan sangat berterima kasih kepadaku.
"kamu bisa urus semuanya kan,Tora!".ucapku dengan tenang menyerahkan semuanya kepada Tora dan Dia pun langsung menggangukan kepala setuju,Tora memiliki ciri-ciri berambut merah dengan kacamata dan penampilan seperti pengacara pada umumnya.Dia juga sangat disiplin kerjanya dan Dulunya terlibat kasus penipuan sehingga kasus kejadian itu yang membuatnya terlilit banyak hutang sampai aku menolongnya.
Minano dan Hazuki pun langsung pergi setelah menerima uang yang di transfer dengan senang. Sedangkan Yuu saat ini mengecek Saldo Uang ATM miliknya yang sebesar 225 Juta Yen yang tadinya uangku sebesar 400 juta Yen. dan dari dalam Restoran yang terdapat tempat ATM di dalam Ruangan Khusus untuk mengambil Uang.
'aku jadi sekarang punya 2 perusahaan penerbitan novel ringan Fushikawa Shoten tempat Utaha bekerja dan perusahaan Game Eagle Jump yang berada di dekat Lokasinya kalau tidak salah Minano itu Pemilik Perusahaan weekly Shounen Gongon di dekatnya tadi!'.pikirku dengan tenang dan mulai tersenyum lebar menyusun rencana masa depanku dengan sangat Jenius
"Mari Kita hancurkan dunia dan Mulai buat Dunia ini Gempar dengan Nama Klan Aizawa!'.gumamku pelan dengan senyuman lebar dan memutuskan pulang tanpa menyadari bahwa banyak orang melihat senyuman menawan milikku dengan wajah memerah malu untuk yang perempuan dan untuk yang laki-laki karena marah,iri,dan dengki.
Tetapi Yuu merasa harus menghindari seorang wanita aneh yang bernama Hazuki dan juga sifatnya seperti Miku yang lesbi serta Mesum seperti Yuriko meskipun Aku juga pria Mesum. Yuu pun mengendarai mobil miliknya dan memutuskan untuk pulang dan membuat Salah Satu Novel yang ada di dunianya dulu dan tidak ada di dunia ini.

-di Kediaman Rumah Aizawa Yuu
Yuu pun sampai di rumah dan melihat bahwa sekarang sudah waktu mau malam hari.mungkin karena aku terlalu banyak menghabiskan waktu di Restoran Milik-ku jadi tidak sadar sudah malam.
"Tadaima..!".pekikku dengan bersemangat
"Okaeri!!!".pekik mereka semua menyambutku
Yoshino langsung berlari dan memeluk tubuhku dengan sangat erat sedangkan Yuu balas memeluknya dan menggendong tubuh-nya.
"Papa,aku sebentar lagi Ulangan dan akan mendapatkan Rangking 1 di sekolah!".ucap Yoshino dengan imut dan bersemangat
"Baiklah,jika kamu dapat Rangking 1 nanti.papa akan memberikanmu hadiah apapun!".ucapku dengan senyum lebar menatap Yoshino di atas tubuhku yang sedang ku gendong
"Asikk!! Terimakasih papa".ucap Yoshino dan kita pun mulai makan malam dengan Aku yang memasak bersama Bibi Mina sedangkan Yoshino bermain dengan Saori dan juga Shouko. Yukana dan Utaha sedang menonton Film bersama di Ruang tamu. Miku saat ini sedang beristirahat di sofa dengan mengelus perutnya yang sudah membesar mungkin karena sudah 7 bulan.
Yuu selalu memanjakan semua calon istrinya bahkan Yukana dan Shouko jajan sebanyak 1 Juta Yen sedangkan Yoshino 500 ribu Yen. untuk Miku dan Utaha mereka bebas karena sudah dewasa atau dalam artian menggunakan uang berapapun jika mereka berdua ingin belanja sesuatu yang di inginkan sesuai yang ada di Dalam ATM Yuu.
"Saatnya makan malam!!".pekikku dengan tenang dan membawa banyak makanan untuk di makan oleh kita semua malam ini dengan tenang
Yuu pun setelah makan malam bersama memutuskan untuk pergi ke kamar tempat Ruang membuat Manga dan juga membawa 1 Laptop miliknya untuk menulis sebuah Novel. Dari 10 Daftar Novel yang ada di otak Yuu sebagai seorang Wibu/Otaku dia memilih membuat Novel 'Sword Art Online' atau SAO karena ini yang paling bagus dan terkenal di dunia tempatnya dulu.
Yuu mulai mengetik sinopsis cerita Sword Art Online tersebut di Laptopnya dan Juga Mulai menggambar Character serta Ilustrasi gambar Kirito dan Asuna dengan sangat teliti serta Hati-hati sehingga Hasilnya sangat bagus.
Utaha pun masuk ke dalam Ruangan Manga dan melihatku yang sedang serius di depan layar laptop membuatnya menjadi penasaran.
"Sayang,kamu sedang apa?".tanya Utaha yang melihat wajahku sangat serius 
"Aku sedang membuat Novel Ringan!".ucapku dengan tenang dan masih Fokus mengetik
"Coba aku mau lihat!".ucap Utaha yang langsung duduk di pangkuanku Karena dia tidak percaya Aku membuat sebuah Novel dan mulai membaca.
"Novel Sword Art Online..!".ucapku dengan tenang
Pada tahun 2022, permainan Virtual Reality Massively Multiplayer Role-Playing online (VRMMORPG), Sword Art Online (SAO), diluncurkan. Dengan Nerve Gear, helm virtual reality yang merangsang panca indera pengguna melalui otak mereka, pemain dapat merasakan dan mengontrol karakter dalam game mereka dengan pikiran mereka. Pada tanggal 6 November 2022 semua pemain log in untuk pertama kalinya, dan kemudian menemukan bahwa mereka tidak dapat log out. Mereka kemudian diberitahu oleh Kayaba Akihiko, pencipta SAO, bahwa jika mereka ingin bebas, mereka harus mencapai lantai 100 menara permainan dan mengalahkan bos terakhir. Namun, jika avatar mereka meninggal dalam game, tubuh mereka juga mati di dunia nyata. Cerita berikut Kirito, pemain terampil yang bertekad untuk mengalahkan permainan. Karena permainan berlangsung selama dua tahun, Kirito akhirnya berteman pemain wanita bernama Asuna dengan siapa akhirnya ia jatuh cinta. Setelah duo tersebut menemukan identitas avatar Kayaba di SAO, mereka menghadapi dan mengalahkan dia, membebaskan diri mereka sendiri dan pemain lain dari permainan. setelah selesai Utaha membaca sinopsis cerita yang ku ketik di layar Laptop.
"Woah,itu sangat bagus sekali sayang~! jadi terjebak di dalam Game ya!".ucap Utaha lalu dia pun dengan Nakal menggerakkan pantatnya ke atas dan ke bawah buat menggangu konsentrasi ku dan Yuu pun mulai menyeringai melihat Utaha yang mulai Nakal dan langsung melepaskan Stocking hitam milik Utaha dan melepas celana dalam ungu miliknya dan kita berdua pun melakukannya dengan sangat penuh nafsu tanpa menyadari bahwa Shouko yang baru saja ingin masuk melihat pemandangan tersebut dengan wajah memerah malu dan mendengar erangan desahan suara Utaha yang sangat menggoda. Shouko pun langsung menutup pintu dan tidak ingin mengganguku dengan Utaha yang sedang bermain kuda-kudaan di depan layar Laptop.
Yuu saat ini baru saja selesai dengan Utaha dan juga Selesai dengan Novel yang dia tulis setelah 3 Jam dan memutuskan menggendong tubuh Utaha dengan gaya ala bridal style,setelah menyimpan File Buku Novel Sword Art Online di Laptop-nya.
Yuu pun tidur dengan 4 perempuannya atau para Harem-nya di kamar pribadinya pada jam setengah 1 malam dengan sangat pulas.

seorang bernama Yuu Aizawa, memiliki tinggi 176 cm berat badan 65 kg lelaki berwajah biasa saja(rata-rata) dan ia yatim piatu.semenjak orang tuanya kecelakaan,dia menjadi pendiam.dia penggemar berat manga fairy tail.dia bersama teman satu bangkunya sangat suka membaca dan menonton anime-anime yang seru.
dia seorang otaku,dan sering di bully teman sekelasnya.

suatu hari dia sedang berjalan untuk membeli makanan,dia tidak sengaja melihat teman yang sering membullynya sedang di keroyok preman.dengan cepat dia membantunya,tetapi ketika ia membantunya tidak sengaja preman tersebut menusuk pisau di jantungnya.dan ia pun meninggal.

ketika dia berpikir akan bertemu orang tuanya. apakah ia akan masuk neraka atau surga,datanglah seorang kakek-kakek yang memberitahu bahwa ia dewa pencipta.di berilah 5 permintaan oleh dewa tersebut kepada Yuu karena telah berbuat baik semasa hidupnya.

apa sajakah yang diminta Yuu?
bagaimana kehidupannya di dunia baru yang memiliki sihir dan naga?

Sudah beberapa hari berlalu semenjak acara makan malam di rumah Liam dan sudah semenjak itu pula, Soraya merasa merindukan Liam. Ya benar, setelah mereka berdua saling menikmati satu sama lain, tidak ada lagi pertemuan di antara mereka setelah itu.

Tepat beberapa jam setelah saling menghangatkan, Liam bergegas mandi saat itu. Kemudian berpamitan untuk pulang, karena tidak mungkin baginya untuk menginap di apartemen Soraya. Bukannya tidak pernah, hanya saja saat itu orang tuanya tahu kemana tujuannya malam itu bersama Soraya. Bukankah tidak mungkin jika tiba-tiba saja dia tidak pulang?

Orang tuanya pasti akan curiga, mereka pasti akan mengira jika Liam menginap di apartemen Soraya yang hidup seorang diri.

"Aku pulang dulu. Mungkin lain kali, aku akan temani kamu tidur hingga pagi menjelang." Liam mengucapkan janjinya lalu mengecup kening Soraya yang masih terbalut di atas ranjang dengan selimut putih bersihnya.

"Istirahat aja, nggak perlu nganterin aku ke depan." Liam menatap Soraya dengan penuh kasih sembari membelai pipi wanita itu yang tersenyum.

"Kamu bawa aja satu kunci pintu cadangannya, trus kunciin dari luar," pinta Soraya.

Liam menyahut dengan anggukan kepalanya. Begitu sejuk hatinya melihat wanita itu bermanja dan tanpa Liam sadari ada satu tempat dalam hatinya untuk wanita itu menetap.

***

Seharian Soraya sibuk dengan pekerjaannya, larut memeriksa beberapa lembar kertas yang menumpuk di atas meja kerja. Sesekali dia menghela napasnya, meregangkan otot punggungnya sambil terus membaca kata demi kata yang ternoda di atas kertas di tangannya.

Pekerjaan menjadi seorang editor naskah novel di sebuah kantor penerbitan berkelas mayor, membuatnya harus bergelut dengan Sastra Indonesia. Itu bukan hal yang mudah baginya yang bukan seorang lulusan ahli Bahasa Indonesia. Namun Soraya bukan orang yang pantang menyerah, dia memperlajari Sastra Indonesia secara otodidak. Dan sampai saat ini pun, dia masih sering membuka kamus Bahasa Indonesia.

Mengapa?
Karena dia masih mau belajar dan masih haus akan dunia yang saat ini digelutinya. Bahkan Soraya pernah membuat beberapa novel yang sengaja tidak dia terbitkan secara cetak. Hanya dimuat dalam platform online seperti Wetpet misalnya.

"Aya, lihat deh!" seru Mia yang tiba-tiba muncul dari balik dinding meja kubikelnya.

Soraya langsung menolehkan pandangan ke arah sumber suara tersebut, lalu meraih sebuah dokumen dari tangan Mia. Dia membacanya perlahan.

"Tulisan siapa ini?" tanya Soraya yang kedua matanya terus menyusuri kalimat demi kalimat di atas kertas tersebut.

"Nggak tahu, enggak ada nama penulisnya. Bagus 'kan tulisannya?" Mia balik bertanya.

Soraya mengangguk. "Di amplopnya nggak ada nama pengirimnya apa?" Soraya menoleh, menatap Mia dan mengembalikan dokumen itu.

Mia menggeleng mantap dan berkata, "Enggak ada. Gimana ini? Padahal bagus kalau buat cetak. Sesuai standar kita. Gaya bahasanya renyah."

"Coba kamu ajuin ke pak Haris. Minta solusi sama beliau."

"Nomer teleponnya ada sih!"

Soraya berdecak. "Ya kalau ada nomer teleponnya 'kan tinggal dihubungin aja, Bambang! Ngapain tanya aku lagi! Ih!" kesal Soraya yang langsung memalingkan wajah. "Udah sana-sana. Aku masih banyak pekerjaan."

Mia tak kalah sebalnya, dia juga berdecak kesal. Mia memang seperti itu, terkadang bodohnya terlalu alami. Bahkan terlalu jelas terlihat.

Berjam-jam Soraya kembali larut dalam kata demi kata yang ada pada sebuah naskah novel yang dibacanya. Cerita tentang sepasang remaja SMA yang merasakan jatuh cinta untuk pertama kalinya. Sesekali Soraya tersenyum, tersipu malu membaca kata metapora yang dirangkai oleh sang penulis. Hingga tidak terasa waktu berlalu begitu cepat, memasuki jam istirahat.

Siang ini, Soraya memang lebih memilih untuk makan siang di kantor saja dengan memesan makanan online. Tak berapa lama ponselnya berbunyi, sebuah nomer tidak dikenal tertera dari layar ponselnya. Soraya menerima panggilan tersebut.

"Hallo ... oh iya, sebentar saya turun ke sana." Soraya segera meraih dompetnya lalu bergegas melangkah menuju lobby.

Sesampainya di lobby, Soraya langsung menghampiri driver ojol yang menghubunginya tadi, lalu memberikan sejumlah uang untuk beliau dan menerima makanan pesanannya.

Baru saja wanita muda itu berbalik, untuk melangkah kembali menuju ke ruangannya, tiba-tiba saja sebuah gamparan mendarat tepat pada pipi kanannya.

Plak!!

Soraya hampir kehilangan keseimbangannya. Rasa panas dan juga perih begitu terasa kentara pada pipi yang kini dia tutupi dengan telapak kirinya.

Mature Story (21+)

Perselingkuhan yang membuat nyaman.

“Aku menginginkannya sekarang, boleh nggak?” bisik Liam di telinga Soraya saat kedua tangan kekar itu melingkari perut langsing wanita itu. 

“Kecuali malam ini kamu nginap di sini. Akan aku layani kamu sampai puas!” balas Sorsya berdesis, membuat Liam semakin memanas.

Persis seperti kata orang, jika pria lebih menyukai sebuah tindakan, nafsu yang terbangun dari pengakuan, kontak fisik dan terlihat nyata. Sedangkan wanita lebih menyukai sentuhan, sebuah kata-kata yang terucap, kegombalan hingga rayuan telinga. Maka tidak heran, jika kaum lelaku selalu di katakan sebagai pelaku sedangkan wanita sebagai korban.

Namun, apa benar itu nafsu? Bukan cinta? 

Please follow akun Instagramku @bossytika

"Sebenarnya apa yang kamu lakukan?" Berry bersuara ketika dirinya dan juga Clara sudah pergi dari kafe tersebut. Dia ingin memperjelas tujuan dari gadis itu membuat adegan semacam itu bersama dengan Berry di depan Cherry. Lelaki itu menatap Clara lurus dan menginginkan jawaban yang masuk akal untuk dicerna di dalam kepalanya. Baginya ini sudah berlebihan dan dia tak menyukai itu. Berry sudah mengatakan berkali-kali jika dia masih sangat mencintai Cherry. Artinya, kalau dia merasa ada seseorang yang menyakiti gadis itu, dia akan marah.
Sayangnya, Clara mengajaknya dalam berperan drama yang menyebalkan. Gadis itu tak mau merasa jahat sendirian. Berry benar-benar merasa kesal sekali sekarang. Tak pernah sekalipun dia menginginkan hal semacam ini terjadi pada dirinya. Menyakiti Cherry sama saja dengan dia membunuh dirinya sendiri. 
"Aku nggak melakukan apapun. Aku hanya menunjukkan kepada semua orang kalau kamu adalah milikku." 
"Aku bukan milik siapapun." Berry berbicara tegas. Dia tak ingin Clara salah sangka dan mengira dia sudah luluh hanya karena mereka sudah bertunangan sekarang. Tidak, itu tak boleh terjadi. 
"Tapi kita sebentar lagi akan menikah." Clara tak mau kalah. Gadis itu memojokkan Berry. Anggapannya adalah, dia bisa melakukan apapun sesukanya dan membuat Berry lantas akan luluh dan menerima dirinya. Tak mempedulikan apa yang pernah Berry katakan kepadanya, Clara semakin ingin egois sekarang. Membiarkan semua keegoisan itu menguar ke permukaan.
"Seharusnya kamu nggak pernah melupakan fakta kalau Cherry adalah perempuan yang aku cintai. Jangan pernah melupakan itu." 
"Aku ingin melupakannya!" putus Clara dengan tegas, "aku akan menganggap kalau kamu adalah milikku. Dan aku nggak peduli dengan perasaan kamu kepada orang lain. Terserah kamu mau berpikiran seperti apa. Hanya saja, aku akan melupakan fakta itu." Berry mendapatkan 'tantangan' berat sekarang ini. 
Clara setelah itu pergi dari sana tanpa lagi menoleh ke belakang. Masuk ke dalam mobilnya dan meninggalkan kampus Berry. setiap orang memiliki keputusan dalam hidupnya. Dan Clara pun sama. Kali ini dia memutuskan untuk menjadi orang yang bebal dan tak peduli apapun yang dikatakan oleh Berry. bertingkah masa bodoh tak peduli apa dia akan bertahan untuk bisa berada di samping lelaki itu. 
Sedangkan Berry sendiri merasa Clara sudah tak bisa lagi diajak berbicara dengan serius. Maka kalau dia semakin menjauh dan membuat keonaran di dalam keluarganya, itu semua karena Clara. Toh semua ini bermula dari sang ayah. Beliau lah yang membuat keadaan semakin tidak terkendali. Keotoriteran yang dilakukan oleh lelaki itu merenggut habis kebahagiaan Berry sepenuhnya. 
Pulang ke kontrakannya, Berry mengunci dirinya di dalam kamar. Mengingat kejadian hari ini membuat mood nya turun drastis. Kelakuan Clara, kedekatan Chery dengan teman-teman lelakinya, membuat dirinya seolah dihajar habis-habisan oleh rasa sakit. Ingin sekali dia berlari dari semua ini, tapi dia belum sanggup. Apalagi dia memegang teguh jika sebuah masalah seharusnya untuk diselesaikan, bukan dihindari. Maka ide itu sangat buruk.
---
Keasyikan dengan dunianya, Cherry harus pulang terlambat karena itu. Gadis itu berada di sebuah kafe langganannya dan membaca sebuah novel percintaan. Entah berapa koin yang sudah dia habiskan untuk membaca novel online tersebut. Bahkan dia sama sekali tak menduga kalau waktu cepat sekali berlalu. Inilah kalau dia harus dihadapkan dengan kesenangannya. Lupa waktu. 
Buru-buru pergi, dia tak melupakan barangnya tertinggal di kafe tersebut. Sebuah buku yang tadi dibawanya. Bukan hanya suka dengan novel-novel online, tapi dia juga mengoleksi novel yang ada fisiknya. 
Memesan ojek online, dia menunggu di depan kafe. Tak lama dari itu, dia pergi dari sana karena dia harus segera sampai rumah kalau tidak mau mendapatkan omelan dari ibunya. Ini sudah lewat dari jam malamnya. Dan tumben sekali, ibunya tak menelpon berkali-kali seperti biasanya.
Hanya butuh waktu lima belas menit, dia sampai di depan rumah. Namun ketika dia baru saja membayar, suara motor terdengar. Kepalanya menoleh, matanya memicing agar dia bisa mengenali siapa yang datang, dan itu adalah Berry. lelaki itu lalu turun dari motornya dan berdiri di hadapannya.
"Buku kamu ketinggalan." Begitu katanya, sambil menyerahkan buku itu kepada Cherry. 
Menerima, Cherry tersenyum, "Terima kasih." Katanya. Siapa yang menyangka, kecanggungan itu akhirnya kembali lagi. Tapi ya sudahlah, mereka memang ditakdirkan seperti ini. Berry menatap Cherry yang masih setia berdiri di hadapannya. Keinginan menggebu itu kembali datang. Tak ada orang di sana, maka dengan cepat, Berry menarik gadis itu ke dalam pelukannya. Seolah ingin meremukkan organ tulang Cherry, lelaki itu memeluk dengan erat sekali. 
"Ber!" Cherry memberontak. Dia tak ingin mereka seperti ini. Bagaimanapun sekarang, Berry sudah memiliki tunangan dan dia tak ingin dianggap pelakor. Memang, mereka mengira kalau mereka hanya berdua saja dan tak ada orang lain yang melihat apa yang sedang mereka lakukan. Nyatanya tidak. Clara melihat itu. Melihat semuanya. Dengan jelas. Pegangan tangannya di stir menguat. 
Mengeluarkan kamera, dia memotret mereka. Dia yakin hal ini akan mampu membuat senjata bagi dirinya. Clara kali ini tidak akan diam saja diperlakukan seperti itu oleh Berry. meskipun Berry sudah Memperingatkan dirinya sebelum mereka melangsungkan tunangan, tapi perasaan cinta yang dimiliki olehnya kepada lelaki itu membuat mata hatinya tertutup. Mengabaikan fakta kalau hal semacam ini pasti akan terjadi cepat atau lambat.
"Maafkan aku, Cher." Katanya setelah pelukan mereka terlepas, "aku udah nyakitin kamu sampai sebegitu besarnya." Penyesalan juga mengambang di mata lelaki itu, "kalaupun bisa, aku ingin sekali membawa kamu pergi dari sini dan meninggalkan semua ini. hidup di tempat dimana nggak akan ada orang yang merecoki hubungan kita." Itulah kenapa seseorang harus berbicara ketika mereka tak dikuasai oleh emosi. Karena omongan itu pasti akan melantur kemana-mana. 
Cherry menatap Berry sama sakitnya. Sejujurnya dia hanya ahli sekali dalam menutupi keadaan hatinya yang hancur tak karu-karuan. Agar tak akan ada orang yang tahu akan hal ini. 
"Kamu sekarang sudah punya Clara yang menjadi tunangan kamu. Baik-baiklah sama dia. Ingatlah kalau kamu menyakiti dia itu sama saja kamu nyakitin aku. Kami sama-sama perempuan dan kami memiliki perasaan yang sama lembutnya. "
"Kamu benar-benar ingin aku sama dia sampai menikah?" 
"kalau memang dia adalah jodoh kamu, maka kemanapun kamu pergi, kamu nggak akan bisa mengelak dan menolaknya. Hanya saja, mungkin sekarang kamu belum bisa mencintainya. Maka bersabarlah." Cherry sakit ketika mengatakan itu. Tapi inilah yang terbaik bagi semuanya. Dia tak ingin dianggap menjadi seseorang yang menyukai kekasih orang lain atau sebangsanya. Padahal, bukan seperti itu faktanya. 
"Aku masuk dulu." Pamit Cherry. Berry tak mengatakan apapun dan hanya menatap perempuan yang dicintainya itu dengan dalam, berharap akan ada jalan untuk kembali bersama dengan Cherry.
*.*

Dia hanyalah lelaki yang fokus pada dunianya. Tak menpedulikan masalah asmara. Namun takdir berkata lain. Tuhan mengirimkan seorang gadis yang akan membuat hidupnya sedikit lebih berwarna.



Sejak malam pertama mereka, Andrea hampir tidak pernah lagi memanggil nama Ludwina. Ia selalu menggunakan kata "Sayang" saat memanggil gadis itu. Awalnya Ludwina masih merasa geli dipanggil demikian, karena ia terbiasa saling memanggil nama bahkan dengan kakaknya yang jauh lebih tua. 

Setelah beberapa hari ia akhirnya menjadi terbiasa dengan panggilan barunya, tetapi ia tetap memanggil Andrea dengan namanya. Keduanya sepakat mengungkapkan cinta dengan caranya sendiri dan mereka tidak mengatur satu sama lain, bagaimana mereka harus bersikap dan memanggil. Kemana pun mereka pergi, semua orang bisa melihat betapa mereka saling sangat mencintai. 

Andrea benar-benar memanjakan istrinya. Setiap mereka berdekatan, ia pasti selalu menggenggam tangan Ludwina, atau merangkul bahunya. Apa pun kata gadis itu diiyakan olehnya. 

Ia pun merasa hidupnya seperti dikelilingi permen kapas yang lembut dan berwarna-warni cerah. Ini membuat mereka selalu tersenyum dan wajah bahagia keduanya membikin iri sangat banyak orang yang melihat. 

Ludwina sungguh terinspirasi ketika datang ke acara temu penulis idolanya, Mary Ann Rowlins. Ia datang ke UWRF setiap tahun dan mengambil inspirasi dari penulis-penulis sukses yang menjadi panutannya. Ia juga bermimpi suatu hari nanti ia akan menjadi salah satu pembicara di UWRF sebagai penulis sukses seperti mereka. 

"Kamu pasti bisa," bisik Andrea kepada Ludwina saat mereka menyaksikan Mary Ann Rowlins membacakan bab pertama dari novel barunya. 

Ludwina mengangguk pelan dan tersenyum sedikit. 

Inspirasi itu adanya di sini, pikirnya sambil melirik Andrea. 

*** 

Sesudah bulan madu di Bali, Ludwina pindah ke Singapura. Ia dan Andrea diberi hadiah apartemen untuk pernikahan mereka oleh Pak Kurniawan dan keduanya memilih sebuah apartemen di Beach Road yang mereka sukai. 

Seperti apartemen lama Andrea, unit mereka memiliki dua kamar. Ludwina memilih perabotannya dan menghias sarang cinta mereka dengan aksen abu-abu dan putih yang minimalis namun terlihat hangat. 

Satu kamar digunakan sebagai kamar tidur mereka berdua, dan yang satu lagi diubah menjadi kantor dengan dua meja kerja dan kursi yang nyaman. 

Kalau Andrea bekerja dari rumah, ia akan menghabiskan waktunya di sana bersama Ludwina di meja sebelahnya mengisi bank inspirasinya. Kalau Andrea sedang ke kantor, Ludwina lebih memilih membaca atau menulis di kursi di balkon apartemen mereka. 

Ia masih sering mengirim artikel perjalanan ke media cetak dan online, sambil berusaha menyelesaikan novel-novelnya yang banyak tersimpan di bank inspirasinya. 

Di akhir pekan keduanya lebih banyak bersantai di rumah dan membaca atau menonton film sambil menikmati wine dan ngobrol tentang apa saja. 

Ludwina sangat senang menikmati kehidupan yang dijalaninya bersama Andrea dan ia sendiri heran karena untuk pertama kalinya ia tidak merasa bosan berdiam di rumah lama-lama seperti itu. Ia tidak lagi merasa resah dan ingin menjelajah dunia, seperti yang dulu biasa dilakukannya. 

Entah kenapa ia merasa sangat nyaman menjadi gadis rumahan di apartemen mereka, mengetik atau membaca sambil menunggu Andrea pulang kerja. 

Mereka tidak pernah bertengkar. Andrea selalu mengiyakan perkataan Ludwina dan istrinya pun tidak manja atau menuntut macam-macam. Mereka pulang ke Indonesia sebulan sekali dan traveling ke Eropa atau Amerika setahun satu atau dua kali. 

Ketika Andrea membawa Ludwina ke pesta akhir tahun perusahaannya untuk pertama kali, banyak gadis di kantornya yang patah hati. Mereka tidak tahu bahwa Andrea telah menikah diam-diam. Keduanya menjadi sasaran begitu banyak pandangan iri saat Andrea masuk ke ruangan pesta dengan menggandeng Ludwina. 

Ia memperkenalkan istrinya kepada rekan-rekan di kantornya dan mereka semua langsung dapat melihat kenapa Andrea jatuh cinta kepadanya. Gadis itu sangat ceria dan penuh dengan cerita-cerita menarik. 

Di awal pernikahan mereka, Andrea dan Ludwina harus menjelaskan kepada orang-orang yang menanyakan kapan mereka akan mempunyai anak bahwa keduanya tidak berniat untuk menambah anggota keluarga. Tetapi pertanyaan-pertanyaan itu tidak juga berhenti, dan akhirnya mereka tidak lagi berusaha menjelaskan, hanya tersenyum dan mengalihkan pembicaraan. 

Ludwina merasa sangat bersyukur, karena Andrea memegang janjinya dan tidak pernah membahas tentang anak. Ia merasa menemukan suami yang sempurna baginya dan mereka hidup tetap mesra seperti pengantin baru bahkan hingga bertahun-tahun lamanya. 

*** 

Karena mereka menikah dan bulan madu di Bali, Ludwina dan Andrea tidak sempat ke New York di musim gugur seperti yang mereka inginkan sebelumnya. Akhirnya untuk merayakan ulang tahun pernikahan mereka yang pertama, pada tahun berikutnya mereka traveling ke sana. 

Oktober 2014 mereka berangkat ke New York dan menginap di sana selama seminggu sebelum melanjutkan ke Boston dan beberapa kota kecil di seputar NYC. Andrea akhirnya bisa mengerti mengapa Ludwina sangat menyukai kota metropolitan tersibuk di dunia itu. New York mengingatkannya akan Gotham City dari film Batman. 

Hal paling mahal di New York adalah akomodasi. Hostel yang di kota lain mengenakan tarif $25/malam, maka di New York tarifnya akan menjadi dua kali lipat, semahal itu. Bisa dibayangkan berapa tarif hotel, jelas jauh lebih mahal lagi. Tetapi makanan bervariasi dan banyak yang harganya cukup terjangkau. 

Saat mereka lewat Stasiun Grand Central yang legendaris itu, Ludwina mengajak Andrea makan pizza 1 dolar New York yang terkenal. Pizzanya besar dan gemuk, sangat berbeda dari pizza Italia yang tipis dan agak krispi. Bisa dibeli per potong, seharga satu dolar dan bagi Ludwina yang makannya sedikit, satu potong sudah lebih dari cukup. 

Transportasi di New York banyak ragamnya, dari subway, bus, dan taksi, juga Uber dan Lyft, tetapi karena pusat kota tidak terlalu besar, mereka lebih banyak berjalan kaki dari titik ke titik, apalagi dengan lay out kota New York yang sangat teratur mereka mudah sekali mencari rute. 

Andrea sangat menyukai berbagai taman yang tersebar di seluruh penjuru kota, dan tentu saja Central Park yang menjadi paru-paru negara bagian itu. 

Mereka senang sekali menghabiskan waktu di sana sambil membaca dan bercengkrama, melihat-lihat orang yang berolahraga, membawa anjing jalan, atau sekadar bersantai, dan menyaksikan tingkah berbagai hewan taman yang menggemaskan seperti tupai dan angsa. 

Ludwina sering membawa makanan ekstra untuk diberikan kepada hewan-hewan itu, dan setelah puas di Central Park, biasanya mereka akan berjalan bergandengan ke sebuah coffee shop langganan Ludwina di Central Park West. Saat akhir pekan tiba, keduanya turut menikmati kemeriahan di berbagai kafe dan club di seputaran East Village. 

"So, how do you like New York?" tanya Ludwina saat mereka baru check in untuk penerbangan pulang. 

"New York bagus sih, pantes kamu suka jalan-jalan ke sini," kata Andrea sambil tersenyum. "Aku tetap lebih suka Roma." 

"Kita bisa ke Italia pas libur Natal," jawab Ludwina, "Next time kita sekalian masuk ke Vatikan, bisa beli tiketnya online biar nggak ngantri terlalu panjang." 

"Uhm... Apa nggak sebaiknya Natal kita pulang ke Indonesia? Biar kumpul sama keluarga." kata Andrea mengingatkan. "Kita bisa ke Roma dan Vatikan kapan-kapan." 

"Iya sih..." 

Keduanya bergandengan tangan berjalan masuk ke lounge sambil menunggu penerbangan mereka. Ludwina mengambilkan dua gelas wine untuk mereka sementara Andrea mengambilkan kudapan dan keduanya duduk di sofa lalu mengobrol.

Andrea adalah seorang lelaki baik hati yang bertekad tak ingin seperti ayahnya, seorang pria brengsek. 

Nasib mempermainkan dirinya. Pernah ditinggalkan kekasih yang kaya raya, sang pria bersumpah tak akan jatuh hati pada wanita kaya lagi.

Tetapi takdir berkata lain.

Kehadiran Ludwina, seorang gadis periang dan sedikit manja ini membuka pintu hati Andrea yang telah tertutup rapat. Keluarganya yang baik meskipun kaya, membuat Andrea melupakan sumpahnya. Kedua muda mudi ini jatuh cinta seiring berjalannya waktu dan akhirnya menikah dan hidup dipenuhi kebahagiaan. Sampai suatu hari...

Kekasih lama Andrea, Adelina kembali dari kepergiannya membawa fakta mengejutkan.

Dia...mengandung anak Andrea delapan tahun yang lalu dan kini kembali dengan anak lelaki mereka yang sangat membutuhkan kehadiran ayahnya!

Apa yang akan dilakukan Andrea yang tak ingin menjadi pria brengsek tak bertanggung jawab? Bagaimanakah nasib pernikahannya dengan Ludwina?

Dapatkah Ludwina menerima kenyataan pahit ini?

novel cinta online novel

CINTA ONLINE

Grup Obrolan Pengembangan Diri

Pertemuan Tidak Terbatas !!!!!

ABSURD BOYFRIEND with KIANNA

LOVE NEVER ENDING

reinkarnasi : di dunia fairy tail

Love or Lust

Hanya Dia

Kisah Cinta Ludwina & Andrea

Kisah Cinta Ludwina & Andrea

People search novel cinta online also like: