Bukan hanya kedua orang tuanya yang meninggal dalam kejadian itu, tetapi calon suaminya juga turut meninggal dalam kejadian yang membuatnya harus hidup sendiri.

Malam hari turun hujan deras disertai petir dan kilat menyambar. Sejak wabah manusia mati dengan tidak wajar, dan bangkit dalam keadaan mayat hidup. Membuat Viona setiap malam harus mengurung didalam rumah mewah yang ia tinggali.


Pemerintah mencoba mendata masyarakat yang masih hidup dan bersembunyi di wilayah yang sudah porak-poranda karena mayat hidup atau disebut dengan Zombie. Ada bagian Penelitian Agen khusus Zombie yang membuat sebuah tindakan untuk meneliti Zombie tersebut. Mungkin ada sebagian dari Zombie yang bisa disembuhkan.

Setelah mengikuti Undangan dari Departemen PAKZ, Viona bergegas pulang kerumah menggunakan sebuah mobil milik keluarganya yang masih bisa digunakan. Di perjalanan pulang dia dikejutkan oleh satu Zombie dengan pakaian Aneh dan itu berbeda dan dibelakangnya Zombie itu diikuti oleh segerombol Zombie lainnya yang memiliki wajah seram. Viona bingung harus berbuat apa?

Sampai dirasa, Zombie itu menunjukan badannya sisi pintu mobil. Karena takut, Viona segera menancap gas mobil untuk menghindar dan meninggalkan Zombie tadi.

Satu Minggu telah berlalu. Viona menjadi bagian anggota PAKZ sebuah uji coba. Atau bisa dikatakan PAKZ memilih anggota yang cocok dengan tes DNA untuk dipasangkan dengan Zombie yang bisa diselamatkan dengan cara 'Ikatan Takdir/ Perkawinan'.

Pada malam hari Viona dikejutkan Zombie itu lagi, yang pernah menghentikan dia dijalan. Zombie itu entah mengapa memiliki tatapan aneh dan tanpa diketahui oleh Viona. Zombie itulah yang akan menjadi Takdir baginya.

Apa? Zombie itu setinggi gedung? Sini, biarkan aku membakarnya.

Busss... Api yang menerangi malam kemudian langsung membakar zombie yang sebesar gedung itu.

Apa? Monster itu sebesar gunung? Sini, biarkan aku menendangnya.

Bang... Monster seukuran gunung itu terlempar hingga puluhan ribu kilometer jauhnya.
...

Seperti dalam novel, sistem tiba-tiba muncul bersamaan dengan zombie dan monster.

Semua orang harus membunuh zombie dan monster untuk naik level.

Ikuti bagaimana Yang Chen bertarung melawan zombie dan monster-monster raksasa.

- Fate.
- Gate.
- Guilty Crown.
- Date a Live.
- Seirei tsukai no blade dance
- Sao.
- Final Fantasy.
- DxD.
- Re: zero.
- Rakudai Kishi no calvary.
- Akame ga kill.
- Shinmai Maou no Testament
- Tensei shitara slime datta ken
- No Game No Life.
- Fairy Tail.
- Isekai Maou to shoukan shoujo no dorei majutsu
- Mondaiji-Tachi ga Isekai Kara Kuru Sō Desu yo?
- Arifureta
- Tokyo Ravens.
- Goblin Slayer.
- Lelouch of the rebellion
- Tensei Shitara Ken Deshita

Animes that I maybe add
- Saijaku Mujai no Bahamut
- Noragami
- Nurarihyon no mago.
- Strike The Blood.
- Mahōka Kōkō no Rettōsei. (yeah, maybe Oni-sama will be here)
- Trinity Seven.
- Isekai Tensei ~ Cheat de Isekai o Tanoshime ~ 
- Spice and wolf
- Magi
- koreha zombie desuka

I will add more in the future.

A guy who died trying to save a girl, but what he didn't know was the girl will be ok, whatever if he helps or not.

"I´m die??"
"Yes u are"
"W-who are u??"
"I´m u FATHER!"
"NOOOOOOOOOO"


----------------------------------------------


Only update, when I have nothing to do


----------------------------------------------


This is my first time writing. English is not my first language. So go easy on me.


----------------------------------------------


I do not own anything in my novel other than my OC's. Including the cover of this novel.

Chapter 7

" He butler sialan! dimana kau, aku membawakan hadiah untukmu. "

Dari dalam nampak sang butler keluar dari rumahnya dengan sangat tenang seolah-olah dia tidak bersalah.

" Oh, Bo-chan kenapa harus rep-.... "

Luce berhenti berbicara ketika pandangannya bertemu mata dengan lelaki tua di belakangku. Yah bagaimanapun juga aku harus membuatmu merasakan benih yang kau tanam padaku, karena aku paling benci ketidakterbukaan situasi meskipun aku hanyalah anak kecil, oh aku melupakannya, dia tidak tahu kalau aku adalah reincarnator dari dunia lain. Yah, tetapi sudah terlanjur, hehe.

" Korewa-korewa, bukankah anda lelaki tua adalah Kirin Grullscream sang Sage dari kalangan iblis? "

Aku terkejut karena Luce mengetahui hadiah yang kubawa. Yaitu si kakek tua bangkotan ini.

" Bo-chan jangan bilang bahwa orang ini adalah hadiah darimu?" Luce memandangku seolah aku membawa sesuatu yang lucu.

" Kugh, "

Sialan dia pasti mengerti tujuanku, dasar butler bangsat. Kakiku mundur 1 langkah dan tangan ku terangkat setinggi dada meskipun hanya satu. Tetapi hatiku benar-benar tertusuk oleh pandangannya. Sekarang aku yakin dia benar-benar meremehkanku. Sialan!

" Bo-chan, jangan bilang kau membawa orang ini karena kau tidak suka aku melarangmu mendekati air terjun di bawah gunung?"

" Kugh, "

Butler sialan ini benar-benar berani mengejekku, Tuan Mudanya. Sialan habis sudah tipu muslihatku, yah aku rasa aku hanya perlu berkata jujur sambil memakinya tentang apa yang aku rasakan.

"Eh, tentu saja aku membawanya untuk mengalahkan kau butler sialan, karena dia bilang mau mengangkatku menjadi muridnya maka aku mau lihat dia mampu tidak mengalahkanmu, setelah itu baru aku memutuskannya. "

Hahah, jangan kira aku menyerah dengan penenmu butler sialan, karena aku tidak mungkin mengatakan tujuanku di hadapan orang yang mungkin mengambil nyawaku, oleh sebab itu aku akan sedikit memutar lidah untuk saat ini.

" Aah, tak kusangka sang Sage dari kalangan iblis mau menjadikan Tuan Muda hamba menjadi muridnya. Entah apakah maksut tuan Sage? "

" Hahahah, jangan mengejekku dengan julukan Sage kecil ini, aku benar-benar akan mencapainya suatu saat dan masalah pengangkatan murid, sudah tentu karena aku tertarik dengan dirinya, Siapa yang mengira  bahwa Guru  bocah kecil itu adalah kau, Luciver sang malaikat jatuh. "

Kedua mata butler dan pahlawan bangkotan itu bertemu dan seperti ada sengatan listrik yang berkilat di antara kedua mata mereka.

" Hm. Kiranya sang Sage telah mengetahui siapa diriku. Sungguh mata yang tajam. "

" Tentu saja aku mengetahuinya karena kau adalah guru dari ayahku beberapa ratus tahun yang lalu, bukankah kau masih mengingat dia, Excel Grullscream?. "

" Oh, kalau begitu kau adalah anak dari si bocah nakal itu, tak kukira sudah ratusan tahun berlalu, aah maaf, silahkan masuk mari kita berbicara sambil minum teh di dalam. "

" Eeeh, tunggu dulu Luce, jangan bilang kau mau menghindar dari nasibmu di tangan kakek aneh ini. "

Aku menunjuk tanganku kepada kakek bangkotan itu. Sekarang aku benar-benar merasa terabaikan. Apa maksudnya ini, bukankah dia akan memberi pelajaran pada butler sialan ini? Kenapa jadi mengobrol didalam rumah? Ini... Apakah aku tidak penting bagi mereka...?

" Ah, untuk itu tak usah khawatir. Aku mengaku kalah saja, dia adalah cucu muridku jadi pengetahuannya yang sekarang jauh lebih berarti di bandingkan denganku, karena masa sekarang harus dihadapi dengan masa sekarang karena situasi ini adalah sekarang, bukan masa lalu. "

" Ahahahah, sungguh baik sekali hati kakek guru. "

" Dan untuk itu, bisakah kau memanggilku Luce saja!. "

Mata nya melotot dan membuat kedua kaki kami terpaku di bumi.

"Ohooho, kau juga harus memanggilnya Kirin saja, karena nama Sage ini benar-benar membuatku malu, bukan begitu K...a...kek?"

Sialan kenapa harus begini kebetulan aku bertemu cucu murid Luce, gagal sudah maksut ku untuk membuat dia sedikit rugi, tapi tunggu senyum Luce, hahaha akhirnya dia menunjukkan wajahnya yang keberatan. Bagus... Kakek bangkotan.

Aku menemukan satu lagi hal unik didunia ini, memiliki wajah muda dan tampan tetapi dipanggil kakek oleh seorang iblis tua? Aku yakin rasanya pasti menyakitkan bagi si Luce yang menjaga gengsi. Hahaha

" Begitu juga boleh, karena kau akan menjadi guru dari bo-chan jadi tak usah terlalu formal padaku dan juga berikan semua yang kau punya pada bo-chan untuk itu aku akan sangat berterima kasih sekali padamu. "

Dan acara nya berlanjut di dalam rumah dengan minum teh buatan Luce, meskipun balas dendamku gagal aku tetap menantikan kesemparan berikutnya dan dengan ini juga, aku resmi menjadi murid sang Bangsawan sihir Kirin Grullscream. 


Φ¤¤¤Φ

Waktu berlalu begitu cepatnya, tak terasa aku sudah 4 tahun berlatih sihir di bawah bimbingan guruku, meskipun dasar-dasar yang ku peroleh dari Luce sungguh luar biasa karena hal itu aku jauh lebih memahami sihir di dunia ini dan mengembangkan sihirku ke taraf yang lebih tinggi. Aku masih saja mengingat kejadian 4 tahun lalu. Aku masih tak menyangka bahwa sihirku bisa berkembang secepat ini.

" Kalau begitu mari kita mulai dengan cek atribut sihirmu. " ujar kakek itu

" Ngomong-ngomong apakah Luce -san tau atribut sihir sirrius? "

" Ah, sungguh menyesal aku tak mengetahuinya karena sewaktu dulu aku tak sempat membeli Cristal Identify di kota karena kami adalah seorang buruan. "

" Ah, tak usah di khawatirkan Luce -san, aku mempunyai satu untuk itu, kalau begitu Sirius, letakkan tangan mu di atas Cristal ini."

" Aduh. "

Tangan ku kena tusuk jarum kecil yang di sembunyikan oleh kakek bangkotan itu. Sialan, setidaknya ngomong dulu kenapa sih, aku ingin mengeluarkan makian ini dalam mulutku namun kuhentikan karena...

" Aah... apa ini menyilaukan..."

" Aah, tanpa warna, sungguh di sesalkan bahwa anak ini memiliki atribut ini. Tapi tenanglah aku akan mendidikmu hingga batas ilmuku terkuras habis. "

Ya, aku tidak terlalu perduli dengan pendidikanmu tetapi apa yang terjadi bila atributku adalah tanpa warna? Jangan bilang aku benar-benar menjadi orang yang malang? Tidak tidak, apa kau serius menganggapku sebagai orang sial? Fuck!

" Ah, maaf kamu masih kecil jadi tidak mengetahuinya, di dunia ini atribut tanpa warna adalah atribut yang paling tidak berguna, meskipun kamu bisa menggunakan sihir dasar semua atribut tetapi itu hanya bertahan beberapa menit saja dan sudah menguras mana. "

" Aah, "

Aku jatuh terduduk di depan cristal itu, tetapi sewaktu aku mencari sesuatu untuk mengalihkan perasaan ku, aku terkejut melihat wajah Luce yang serasa tidak percaya. Yah mungkin nasib sial mengikutiku setelah orang tuaku tiada.

Ah itulah sebabnya aku harus belajar keras untuk melakukan sesuatu dengan atributku, yah walaupun itu terbayarkan untuk beberapa tahun terakhir ini bahkan pak tua bangkotan sampai terbengong melihat kekuatan dan efektivitas sihir yang kulakukan namun aku merasa aneh dengan Luce. Dia seperti ketakutan atau seperti tidak berharap bahwa sihirku akan berkembang sejauh ini, tapi yah lupakan saja, karena dia hanya memasang wajah senyum setiap hari. 

Yang terpenting dia telah mengajarkan dasar pernafasan untuk melihat informasi statusku lebih awal. Dan mungkin ketika aku berumur 7 tahun aku sudah bisa melihat statusku sendiri. Kau tahu, aku adalah seorang jenius, hahaha!

Namun aku benar-benar penasaran dengan pelayanku ini, kenapa dia bisa mengikat kontrak dengan ayahku? Hal ini membuatku bertanya pada guruku,

" Sensei, mengapa kau mengatakan Luce sang malaikat jatuh sewaktu bertemu pertama kali dulu? "

" Hm... Aku akan menceritakan sekilas tentang dia, kau tahu Luce dahulu adalah sang malaikat jatuh, sebelum dia jatuh ke bumi dia pernah melakukan kesalahan membunuh tunangannya sendiri karena tunangannya berselingkuh dengan malaikat yang lain, karena itu dia terhukum di jatuhkan kebumi dan menjadi sekarang ini, itulah ringkasnya tapi kurasa suatu saat kamu pasti akan mengetahuinya sendiri dari mulutnya. "

Sesudah itu aku tidak mendesaknya lagi. Ngomong-ngomong aku masih sering menyelinap di pagi hari untuk melatih gerakan bela diri yang kuingat sewaktu masih di dunia itu, agar aku tidak lupa, dan semua pengetahuan yang aku ingat telah aku tulis ke sebuah buku kemudian menyimpannya di ruang hampa buatan sihirku yang tentunya tersembunyi dari mereka berdua. 

" Aah, aku harus mengamankan semua pengetahuanku di dunia sebelumnya di dalam buku dan menyimpannya sebelum aku lupa. "

Dan begitulah kegiatan rutin ku terus berjalan semenjak 2 tahun yang lalu aku melakukan sihir ruang hampa dan berhasil. Dan tak terasa sekarang usia ku telah mencapai 10 tahun waktunya pergi ke dunia baru.

" Yosh, waktunya melangkah ke dunia yang baru."

" Apa maksutmu? Apakah ada dimensi dunia  baru  yang terbuka? Dimana ? Dimana? Tunjukkan padaku! "

Suara manis nan merdu itu tiba-tiba saja menyambar dari pinggiran hutan tempatku menyelinap di pagi hari.

Three years later
"WARNING: THE PRISONER HAD ESCAPED, I REPEAT THE PRISONER HAD ESCAPED!"
Jen's PoV (mother)
Oh shit!! " where is she?" i ask my husband " how did she escaped?" i ask again " she didnt  escape, she disappeared from the cell" he replied "that is impossible, there is no vampire that escaped from the cell that restrained its abilities " i said and jon just nod " i wonder" someone said behind us "what the!?" we exclaimed " surprised? How did i even get here? Now i know why you lock me up, ni okaasan, otousan, hontou ni ryoushin desuka?" she ask " how can you say that? Ofcourse we are your real parents" we said trying to hide our fear of her " that's odd, i dont feel any thing from you, by the way thanks, demo kyoudai no shimai wa doko desuka ?" she ask oh no, please not my daughters and sons, please, dont come home everyone " too late, okaasan, they are here" she said what she can read minds? " yes, apparently you should know that if you are my mother " she said to me looking at my eyes " hi mom dad" my preciouses said " hi" she greeted them " who are you?" they ask her " aww thats rude, i am Jine, your younger sister" she said to them smiling " how come? The cage was built specially for you" jennie said " aww i am touch for your love, thank you sis, by the way, Jennifer ane doko desuka??" she ask oh no she must not know that she is already dead " jonnie-ani, where is she?" she ask her brother good thing she didnt read my mind but " i-i dont know " he said and she smiled " does anyone here willing to answer my question, one last time or i'll kill all of your lovers?"she said smiling as she looked at us one by one 
5 minutes later 
" hontou? Kuso, so no one will tell me where she is? Well i already know where, but what i want is the one who brought her there" she said with black aura around her " speak now or you cant speak forever?" she said to us but none of us want to speak " okay then Luci! Take care of them, cut their tongues and let cifer kill their lovers " she said and her clones red and black suddenly appear " yes your majesty" they said and bow down to her " no please, we beg you, dont kill them" my children beg them good thing i dont have a lover except my ... Husband " i wonder if you didnt lock and torture our princess, she wouldnt do this to you, the king and queen entrusted you two to take good care of her but you just betrayed them. " the red one said(cifer) and disappear " please we beg you" we pleaded thr black one " i am sorry, but cifer is the cruelest one, i am just one of her majesty's bestfriend, so i have no choice but to cut your tongues for telling lies" it said and just a blink we cant talk "mmm ahhh ammm mmnnmm" we shouted un horror when it held all of our tongues in one plate " mmmm a good recipe for my ghoul friends" jine said all of the sudden as she lift all of the dead lovers of my children like a cotton " mmmmmmmmmmmmm?!!!!!!" they shrieked in horror  " wait, where is the other one?" she said then look at us " okaasan otousan dochira ?" she said childishly as cifer got ready to kill " mm" jon tilt his head as uf saying not my wife " mmm" i mumbled please kill me instead " okay, i'll let Jino-ani decide for all of you" she said how come she pick the one who killed her beloved ane " i know that mom" she said that makes my eyes widen " now lets see, mmm okay" she said as she thinks "well how about the one who can tell me who sets me up to be imprisoned to that suck up cell? " she ask us, your step mother bitch!! " thank you for telling the truth" she said that makes my children wonder who tell it, even i dont know it " FATHER" she said and cifer killed my husband and she smiled " be thankful that i still let you live, to repent what you did to me because my brother wont accept such lowly creatures in hell" she said and put our tongues back again " you'll regret this day jine" we all said " want revenge? You'll get your revenge once my step mom is dead" and with that she disappear in front of us " what does she mean?" my children ask each other " her step mom drag us into this and she is already taking revenge" jini said we'll trust you in this jine, be careful

Locked away from the society, her sister died protecting her, tortured nearly to death what can a little girl do? unknown blood running through her veins makes her the untamed Queen.

"Mou fuyuda! Okaa-chan, koko ni rarete totemo ureshī desu! (Sekarang musim dingin! Okaa-chan, aku senang bisa ada disini!)" teriak Yukari saat keluarga mereka berkunjung ke Kuil Kinkaku-ji. Beberapa bulan telah berlalu semenjak insiden 'diculiknya' Sasuke, beruntunglah Sasuke bisa ditemukan setelah beberapa hari berselang. Anak itu ditemukan di depan rumahnya sendiri dalam keadaan sehat, meskipun orang tuanya dapat merasakan bahwa ada yang berbeda dengan Sasuke.

Tatapan mata yang polos yang dimiliki Sasuke sekarang, seolah menyembunyikan sesuatu di belakang mereka. Entah hal apa yang dia sembunyikan, karena semenjak insiden penculikan itu, Sasuke sama sekali tidak menceritakan apa yang terjadi saat ia diculik. Ditambah lagi, Sasuke berubah menjadi lebih blak-blakan, meski diimbangi dengan sifatnya yang pendiam itu.

Saat ini, keluarga kecil itu tengah berkunjung ke Kuil Kinkaku-ji untuk melaksanakan tradisi musim dingin Klan Reira. Di musim dingin, mereka berdoa di Kuil Kinkaku-ji untuk memohon supaya tidak ada bencana yang terjadi di musim dingin. Tak lupa, Reza dan Mitsuki membawa beberapa makanan manis yang akan digunakan sebagai persembahan, yaitu daifuku, manju, dan mochi.

"Yuuka-chan, hashirimawaranaide, subette koronde shimau yo, (Yuuka-chan, jangan berlari-lari, nanti kamu jatuh lho,)" ujar Mitsuki seraya menggandeng tangan Yukari yang sebelumnya berlarian di jalan setapak itu. Jalanan menuju kuil menjadi licin karena tertutup salju, sehingga Mitsuki khawatir anaknya akan terpeleset kali ini. "Ā! Okaa-chan! Yuuka wa michi ni ochiru tsumoriwa nai, Yuuka wa sudeni būtsū o haite iru! (Duh! Okaa-chan! Yuuka nggak akan jatuh di jalan, kan Yuuka sudah pakai sepatu bot!)" ucap Yukari merajuk.

"Oi! Yuuka-chan, shitagaitakunainara Yuki Onna ni yūkai sa reru yo, (Oi! Yuuka-chan, kalau kamu nggak bisa dibilangin nanti kamu diculik Yuki Onna lho,)" Sasuke berkata sambil menoleh kearah Yukari seakan mencoba menakut-nakuti adik kembarnya itu. "Onii-tan, Yuuka wa Yuki Onna ni yūkai sa reta hazu ga nai. Kitto Otou-chan to Okaa-chan ga Yuuka o mamotte kurerukara, (Onii-tan, Yuuka tidak mungkin akan diculik Yuki Onna. Karena Otou-chan dan Okaa-chan pasti akan melindungi Yuuka,)" ucap Yukari dengan senyuman lebar diikuti tawa dari Reza dan Mitsuki.

"Hora, Sasuke-kun, sore wa yokunainode, anata wa anata no imouto o kowagara serubekide wa arimasen, (Sasuke-kun, kamu tidak boleh begitu, kamu tidak boleh menakut-nakuti adik perempuanmu,)" tegur Mitsuki lembut pada Sasuke kecil yang berjalan digandeng Reza. "Okaa-san wa Yuuka-chan o amayakashi sugite, chūkoku sa rete mo kikitakunakatta, (Okaa-san terlalu memanjakan Yuuka, sampai dia jadi bandel begitu,)" gumam Sasuke sambil menatap kearah sebuah pohon di depan mereka. Di pohon itu, Sasuke melihat sesosok wanita kurus kering dengan gaun putih panjang yang sudah lusuh dan robek-robek tengah duduk seraya memainkan rambutnya yang lusuh.

Mitsuki sedikit kaget saat mendengar kata-kata Sasuke yang terdengar seperti sebuah ejekan untuk adik kembar anak itu. Wanita perempat baya itu tak habis pikir, dari mana anaknya belajar kosa kata yang demikian berwarna? Entahlah, siapa yang tahu. Mitsuki hanya bisa menghela nafas dalam, karena dirinya bukan tipe ibu yang bisa memarahi anak balita seperti putra-putrinya itu.

"Sasuke-kun, anata wa anata no Okaa-san ni sore o iubekide wa arimasen. Otou-san wa anata ni sonoyōni iu yō ni oshieta koto wa arimasen, (Sasuke-kun, seharusnya kamu tidak mengatakan hal itu kepada Okaa-san. Otou-san tidak pernah mengajarimu berkata seperti itu,)" tegur Reza tegas pada putranya, meski Sasuke tampak tak bergeming karena masih memperhatikan sosok wanita di atas pohon itu.

"Sasuke-kun, Otou-san no hanashi o kiite imasu ka? (Sasuke-kun, apa kamu mendengarkan kata-kata Otou-san?)" Reza bertanya seraya sedikit mengayunkan tangan Sasuke yang ada dalam genggamannya. Sasuke seketika tersadar dari delusinya mengenai wanita di atas pohon itu, lalu menunduk dan berkata, "Ha'i, Otou-san. Boku wa Otou-san ga itta koto o kikimasu. (Iya, Otou-san. Aku mendengarkan kok.)"

"Baiklah kalau begitu, jangan diulangi lagi ya," ujar Reza seraya tersenyum dan melangkahkan kakinya kembali untuk menaiki tangga menuju kuil. Di sisinya, Mitsuki tersenyum seraya menatap sang suami. Sungguh, Mitsuki sangat bersyukur bisa dipertemukan dengan lelaki yang bertanggung jawab seperti Reza. Reza seperti sebuah cahaya baru bagi Mitsuki di tengah kehidupannya yang kelam, dan hal itu diperlengkap dengan kehadiran kedua malaikat kecilnya, Sasuke dan Yukari.

Terlarut dalam obrolan membuat keluarga kecil itu tak sadar bahwa mereka telah memasuki wilayah Kuil Kinkaku-ji. Keempatnya lalu naik ke altar kuil seraya menata sesaji yang mereka bawa, seperti makanan manis dan dupa. Setelahnya, mereka melemparkan koin 5 Yen dan menepuk kedua tangan di depan dada, lalu memanjatkan doa mereka masing-masing. Setelah mereka berdoa, mereka lalu mendatangi seorang Miko (Perempuan Penjaga Kuil di Jepang, biasanya tugas sebagai seorang Miko diturunkan dari generasi ke generasi) muda yang menanti di depan sumber air.

"Konnichiwa, Reza-senpai, ohisashiburi, (Selamat siang, lama tidak bertemu, Senior Reza,)" ujar sang Miko yang ternyata adalah adik tingkat dari Reza semasa kuliah. "Kayano, ohisashiburi! Kimi wa genki desuka? (Lama tidak bertemu, Kayano! Kau sehat-sehat saja kan?)" ujar Reza seraya menundukkan kepalanya 35 derajat diikuti Mitsuki dan anak-anaknya.

"Watashi wa genki desu, anata tachi wa? (Aku baik-baik saja, bagaimana dengan kalian?)" tanya Kayano saat melihat bahwa Reza tidak sendiri, melainkan bersama Mitsuki, Yukari, dan Sasuke. "Aku juga baik, begitu pula keluargaku. Ah, aku lupa untuk memperkenalkan kalian, Kayano, ini istriku, Mitsuki, dan anak-anak kami, Sasuke dan Yukari," ujar Reza seraya tersenyum lebar dan menepuk kepala kedua anaknya dengan lembut.

"Hajimemashite, watakushi wa Reira Mitsuki desu, yoroshiku, (Salam kenal, namaku Reira Mitsuki,)" ujar Mitsuki seraya menundukkan kepalanya. "Kayano Tsubaki desu, yoroshiku ne, Mitsuki-san, (Namaku Kayano Tsubaki, salam kenal, Mitsuki-san,)" Kayano balas menundukkan kepalanya pada Mitsuki, lalu berjongkok untuk menyejajarkan pandangannya dengan Sasuke dan Yukari yang bersembunyi dibalik tubuh kakak kembarnya.

"Soredewa, anata-tachi no namae wa nandesuka, amai kodomo-tachi? (Kalau begitu, siapa nama kalian, anak-anak manis?)" tanya Kayano seraya tersenyum manis pada Sasuke dan Yukari. "Boku no namae wa Reira Sasuke desu, yoroshiku," "Yu...Yuuka no namae wa..... Reira Yukari desu, yoroshiku....." ujar Sasuke dan Yukari dengan nada yang berbeda. Sasuke berkata dengan pelan, meski Kayano dapat menemukan setitik nada kekaguman di dalam kata-katanya, sedangkan Yukari berkata dengan nada malu-malu yang terdengar imut bagi Kayano.

"Sasuke-kun to Yukari-chan, desuka? Kawai... Kyandī ga hoshi? (Sasuke dan Yukari? Imutnya.... Apa kalian mau permen?)" ucap Kayano seraya menunjukkan dua buah permen pada Sasuke dan Yukari. Sasuke menoleh kearah ayahnya yang hanya memberikan anggukan, lalu mengambil permen rasa jeruk di tangan Kayano. Sementara Yukari menatap permen rasa stroberi di tangan Kayano dengan tatapan berbinar.

"Arigatō, Obaa-san," "Arigatō gozaimasu, kawai Obaa-san," ujar kedua anak kembar itu bersamaan, membuat Kayano tersenyum masam karena dipanggil Obaa-san oleh keduanya. "Sasuke-kun, Yukari-chan, tolong jangan panggil aku Obaa-san, panggil aku O-Nee-San, oke?" pinta Kayano seraya mengusap kepala Sasuke dan Yukari. Sayangnya kedua anak itu dengan serentak menggeleng seraya menatap polos kearah Kayano, membuat Kayano hanya bisa tersenyum masam disertai tawa dari Reza dan Mitsuki.

Terlalu asik memperhatikan anak-anaknya berbincang dengan Kayano membuat Reza tak menyadari bahwa ada seseorang yang tengah memperhatikannya dari jauh. Orang itu adalah seorang pria dengan paras yang tampan dan mata sipit, serta memiliki tipe wajah layaknya pria Korea berusia 25 tahun. Pria itu berjalan mendekati Reza yang sedang berbincang dengan kedua anaknya, lalu menepuk pundak Reza seraya bertanya, "Sumimasen, omae wa Reza nandesuka? (Permisi, apa kau benar Reza?)"

Mendengar ada yang memanggil namanya membuat Reza menoleh dan mendapati seraut wajah yang sangat familiar baginya. Wajah pria di depannya ini seperti wajah teman akrabnya sewaktu masih kuliah. "Hwang Jae Sung? Omae wa Jae Sung, desho? (Kau ini Jae Sung, kan?)" Reza balas bertanya pada pria di depannya ini. Hwang Jae Sung yang disebutkan namanya oleh Reza mengangguk dengan senyuman di wajahnya, dan keduanya lalu berjabat tangan layaknya seorang kawan lama.

"Uwoooohhhh! Lama tidak bertemu, kawan baikku! Bagaimana kabarmu? Apa kau sedang berkunjung ke Kyoto setelah penat dengan kesibukanmu di Korea?" tanya Reza beruntun karena bahagia bertemu kawan lamanya. "Hahahaha, aku baik-baik saja kawan. Aku pindah ke Jepang bersama kakak, istri, dan putriku karena dipindahtugaskan ke Kyoto," jawab Jae Sung disertai senyuman. Pria itu lalu menoleh kearah seorang wanita yang berdiri di belakang Reza bersama sepasang anak laki-laki dan perempuan, serta seorang Miko yang Jae Sung kenali sebagai Kayano.

"Yo! Lama tidak bertemu, Tsu-chan! Ternyata kamu meneruskan tugas ibumu untuk menjadi Miko ya?" sapa Jae Sung pada adik tingkatnya itu. "Lama tidak bertemu, Senpai, aku senang Senpai ternyata sehat-sehat saja," balas Kayano seraya tersenyum ramah. Yukari yang melihat interaksi antara ayahnya dengan paman berwajah tampan itu hanya bisa cemberut karena merasa diabaikan, lalu berlari dan memeluk kaki Reza erat.

"Eh? Yuuka-chan?" panggil Reza dengan nada bingung seraya menoleh kearah Yukari yang memeluk kakinya erat. "Otou-chan... Asobi ni iku, (Otou-chan... Temani aku main,)" ucap Yukari seraya mengeratkan pelukannya. Reza hanya bisa tertawa seraya mengangkat Yukari ke gendongannya, lalu berkata pada Jae Sung, "Nah, sobat, kenalkan ini putriku Yukari, dan disana adalah kakak kembar Yukari, Sasuke, dan juga istriku, Mitsuki."

Jae Sung ternganga saat mendengar nama istri Reza, lalu bolak-balik menoleh antara Yukari, Sasuke, dan Mitsuki. "Tunggu! Bukannya dia ini Reira Mitsuki si primadona jurusan Fashion itu?! Sekarang dia jadi istrimu?! Wah, kau beruntung sekali, kawan," ujar Jae Sung berkelakar diikuti tawa lebar dari Reza. Mendengar bahwa namanya disebut membuat pipi Mitsuki merona malu, lalu diam-diam mengeluarkan aura angker dari tubuhnya yang ia tujukan kearah duo sahabat itu.

"Hwang Jae Sung! Kamu ini kenapa lama sekali sih? Lihat, Nayeon sampai marah gara-gara kamu tinggal tadi!" omel seorang wanita yang tiba-tiba saja datang menghampiri bersama seorang anak yang tampak lebih tua daripada Sasuke dan Yukari. Anak itu memandangi Jae Sung dengan tatapan kesal, disertai wajah cemberut yang membuatnya terlihat imut.

"Appa, wae geuleohge olae geollyeossnayo? (Papa, kenapa lama sekali?)" tanya anak yang dipanggil Nayeon itu dalam bahasa Korea, membuat Sasuke memiringkan kepalanya seraya menatap penasaran kearah Nayeon. "Nayeon, maaf kalau Papa lama ya. Papa bertemu dengan teman lama Papa," ujar Jae Sung seraya berjongkok dan mengusap kepala Nayeon. "Naze Papa wa nihon-go ni tsukau no? (Kenapa Papa menggunakan bahasa Jepang?)" Nayeon bertanya seraya mengarahkan pandangannya pada Sasuke yang menatapnya dengan kagum. (Menurut pandangan Nayeon)

"Soalnya mereka tidak bisa berbicara bahasa Korea, Nayeon, kan tidak enak kalau kita bicara dengan bahasa yang tidak mereka mengerti," jawab Jae Sung seraya berdiri dan menarik Nayeon sedikit mendekat kearah Reza. "Reza, kenalkan, ini putriku Kim Nayeon, dan yang di belakangku ini adalah istriku, Kim Hyejin," ujar Jae Sung memperkenalkan keluarganya pada Reza. "Salam kenal, namaku Kim Hyejin, tolong panggil saja aku Hyejin," ucap Hyejin dengan sedikit terbata karena tidak terlalu mahir dalam berbahasa Jepang.

"Salam kenal, Ahjussi, namaku Kim Nayeon," Nayeon memperkenalkan dirinya seraya membungkuk 35 derajat kearah Reza dan keluarganya. Reza sedikit kagum pada Nayeon karena bisa berbahasa Jepang dengan fasih, lalu balas membungkuk pada Nayeon diikuti Mitsuki, Sasuke, dan Yukari. "Wah, anakmu fasih sekali dalam berbahasa Jepang, kawan. Apa kau mengajarinya sejak kecil?" tanya Reza pada Jae Sung yang hanya bisa tersenyum malu-malu seraya menggaruk belakang kepalanya.

"Hahahaha, aku hanya sudah memperkirakan bahwa aku akan dimutasikan ke cabang Jepang oleh perusahaanku, jadi aku mengajarkan bahasa Jepang pada Nayeon sejak dia masih kecil," jawab Jae Sung. "Wah wah, tidak heran kalau dia bisa bahasa Jepang sampai seperti itu, dan juga, kelihatannya dia sedikit lebih tua dari Sasuke dan Yukari, berapa usianya?" Reza kembali bertanya dengan antusias.

"Enam tahun, Ahjussi, usiaku enam tahun," bukan Jae Sung yang menjawab pertanyaan Reza, melainkan Nayeon sendiri. Hal itu tentu saja mengundang decak kagum dari Reza, Mitsuki, dan Kayano. "Wah, ternyata kamu lebih tua daripada Sasuke dan Yukari ya, Nayeon. Apa kamu mau bermain dengan mereka sebentar?" tanya Mitsuki yang menggandeng Sasuke. Nayeon hanya mengangguk dengan senyum di wajahnya, lalu Mitsuki pun menyerahkan Sasuke pada Nayeon, begitu pula dengan Yukari yang tadinya berada dalam gendongan Reza.

"Nayeon-oneechan, Onee-chan benar-benar keren!" puji Yukari saat Nayeon membawanya dan Sasuke menuju area kuil. "Benarkah aku sekeren itu?" tanya Nayeon seraya menoleh kearah Yukari yang menggenggam tangan kanannya. "Iya, Nayeon-oneechan bisa bicara dengan bahasa lain yang Yuuka tidak mengerti," jawab Yukari ceria. Nayeon hanya bisa tersenyum saat mendengar nada ceria dari Yukari, lalu menoleh kearah Sasuke yang hanya diam.

"Kenapa kamu diam saja, Sasuke?" Nayeon bertanya pada Sasuke yang tak henti-hentinya menoleh ke kanan dan kiri seraya melempar senyum ke setiap arah. Terkadang, Sasuke melambaikan tangannya pelan pada udara kosong, membuat Nayeon hanya bisa menatap curiga kearah Sasuke. "Sasuke, apa yang kamu lihat?" Nayeon kembali bertanya pada Sasuke dengan nada menyelidik.

"Nandemo arimasen, zenzen, (Tidak ada apa-apa, sama sekali tidak ada,)" jawab Sasuke dengan senyuman polos, meski Nayeon yakin bahwa senyuman polos Sasuke itu palsu. "Baiklah kalau kamu bilang begitu, ayo kita lanjut jalan, jangan lepaskan tanganku, oke?" ujar Nayeon pada Sasuke dan Yukari yang dijawab dengan anggukan patuh. Ketiganya lalu kembali berjalan mengelilingi area kuil itu, dan terkadang berhenti saat menemukan hal yang menarik.

"Nayeon, eodiya? (Nayeon, kamu dimana?)" panggil sebuah suara yang terdengar seperti seorang wanita berusia perempat baya. Mendengar namanya disebut membuat Nayeon menoleh ke belakang, apalagi suara itu terdengar seperti suara bibinya. "Rin imo, na yeogiiss-eo, (Tante Rin, aku disini,)" seru Nayeon pada seorang wanita perempat baya yang memiliki paras yang mirip dengan Hwang Jae Sung. Wanita itu lalu berjalan mendekati Nayeon yang sedang membuat patung boneka salju bersama Sasuke dan Yukari.

"Eodi iss-eoss ni, Nayeon? Geudeul-eun nugu-ibnikka? (Kamu dari mana saja, Nayeon? Mereka siapa?)" tanya wanita itu pada Nayeon seraya memegangi pipi anak itu. "Geudeul-eun appaui chingu, imoui aideul-ibnida, (Mereka anak-anak dari teman Papa, Tante,)" jawab Nayeon sambil sedikit mendorong Sasuke dan Yukari kearah bibinya. "Aitsu-tachi no namae wa Sasuke-kun to Yukari-chan da, (Nama mereka adalah Sasuke dan Yukari,)" ujar Nayeon menambahkan, kali ini menggunakan bahasa yang bisa dimengerti oleh Sasuke dan Yukari.

"Domo, (Halo,)" "Konnichiwa, (Selamat siang,)" ucap si kembar bersamaan, membuat sang bibi hanya bisa tersenyum kecil saat melihat mereka. "Domo, Sasuke-kun to Yukari-chan, Obaa-san no namae wa Shin Min Rin, Rin-obaasan to yonde kudasai, (Halo, Sasuke dan Yukari, nama Tante adalah Shin Min Rin, panggil saja Tante Rin,)" ujar Rin pada Sasuke dan Yukari yang hanya bisa terpukau melihat kecantikan wanita Korea itu.

Secara mengejutkan, Sasuke berjalan maju kearah Rin, lalu mengambil tangan wanita itu dan menggenggamnya dengan kedua tangan mungilnya. "Samui.... Yuki Onna no yō ni, (Dingin..... Seperti Yuki Onna,)" gumam Sasuke saat menggenggam tangan Rin. Rin yang mendengar perkataan Sasuke merasa sedikit bingung, lantas bertanya pada anak itu, "Douiu imi desuka, Sasuke-kun? (Maksudnya apa, Sasuke-kun?)"

"Obaa-san wa ningende wa arimasen, Obaa-san wa motto Yuki Onna no yōdesu... Norowareta Yuki Onna da.... (Tante bukanlah manusia, Tante lebih seperti Yuki Onna... Yuki Onna yang dikutuk....)" jawab Sasuke dengan senyuman yang tidak bisa Rin temukan pada anak usia 4 tahun lainnya.

つづく

"Korera no jaakuna menomaede, ningen to akuma no subete no akutoku ga bakuro sa remasu. (Di depan mata jahat ini, segala keburukan manusia dan iblis akan terungkap.)—" Demon Eyed Zero.

Jalan hidup seseorang tidak ada yang mengetahui. Manusia bersembunyi di balik kenyamanan mereka, tanpa mengenal bahaya yang bersembunyi di balik gelapnya malam.

Mata adalah jendela dunia, dan dengan matanya, dia dapat mengetahui apa yang tidak diketahui manusia biasa.

"Iam home... well iam living alone anyway" i said that with a very exhausting voice.
Iam a salary worker and an otaku that living alone in my apartment. everyday for me its torture and i really want a relaxing life.
"its just a dream though" with that i just get ready for bed and go to sleep.
-
Its 6.30 am on Sunday morning and i just woke up in an unfamiliar ceiling.
"Where am I?" i said that half a sleep. i scanned my surrounding. its just a normal room even though its different
I walked to a large mirror in my room and shocked at my appearance. Extremely handsome and elegant face, with fair skin, jet black hair and Scarlet-red eyes. 
"Why am i looked like Cadis Etrama Di Raizel from noblesse?!" that is when suddenly memory rushing in and my head hurt.
'My name is Kafu Rai. Iam adopted by my father Kafu Takahiro and my mother Kafu Saki. i have a sibling named Kafu Chino. They are the characters of "Gochuumon wa Usagi Desuka". But why is my body is Raizel from Noblesse?'
while iam thinking why am i reincarnated, suddenly a transparant screen like game is popped up.
[ Name : Kafu Rai 
  Age : 16 
  Race : Human/Noblesse (without side effect)
  Ability : Blood Reign, Telekinesis, Superhuman strength, Superhuman Speed, Aura Manipulation, Costume Change.
   Skills : Language Proficiency (100), Martial Arts Proficiency (57), Writing Proficiency (100), Game Proficiency (65), Drawing Proficiency (75), Teaching Proficiency (62), Coding Proficiency (100). 
The Skills in the bracket is show what is the highest displayed of all creature. The highest that All creature reach is 65, but the real cap is 100. ]
Rai 'Why am i have this ability as well if this world is just slice of life genre? is there some other supernatural creature?' He checked his status again.
Rai 'The language, writing and coding Proficiency is 100 so that means it already reach my limit. the lowest is my Martial Arts which is(57) but even that is high for human. and my ability doesn't have a side effect of losing his life force and my body have no limits. why am i so OP here?'
When i thought that, The door is opened by a little white hair girl with an Angora rabbit at her head. Its my little sister Chino and the rabbit possesed by my grandfather Tippy.
Chino "Good morning, Nii-san" she said that with a smile
I smile gently at her "Good morning Chino-chan" I patted her and the Angora rabbit head. they both liking it i see. 
Chino "Mouu, Nii-san. Iam not a kid anymore!" age said that with angry voice but her happy expression is betraying her. Still a tsundere huh.
Chino "Nii- san, i came to tell you that breakfast is ready"
Rai "Thank you Chino-chan. i am going downstair in 10 minutes. You go first okay" i said that while still patted her head
Chino "Hai~" with that she closed the door and iam getting ready for breakfast.

Just a fanfic that i having fun making it. its not serious at all.
--
he just got home after work and after he fell asleep, he wake up looking at the Strange ceiling.

--
The title say that but there is gonna be some action, that is why its strange

Sobrang nalungkot si Kate pakatapos sabihin sakanya ni Lisa ang kwento ng buhay ni Gin. Lumabas si Lisa para kumuha ng makakain. Nang pumasok si Gin

"Good Afternoon my lady" Bati ni Gin

"Your having a good day huh." Sabi ni Kate

Namula kaagad si Gin ng kindatan sya ni Kate! ano kayang nangyari sa sweetheart nya? 

"What's with you?" Tanong ni Gin

"Nothing honey" Sagot ni Kate

"What the heck!" Sigaw ni Gin

"What is wrong with you!?" Tanong ni Gin

Umakyat na ng langit ang puso ni Gin! napaka sweet yata ngayon ni Kate!

"What did you eat?" Tanong ni Gin

"Nothing yet! grandma went out to buy me something" Sagot ni Kate

"Sweetheart! can you hold my hand for a minute?" Malambing na tanong ni Kate

Si Gin naman ay hindi mapakali! ano bang nangari kay Kate? maysado syang sweet! wag naman sanang mawalan ng kontrol si Gin. sabay sabay ang nararamdaman nya! ang cute na nga baby gurl nya tapos ang sweet pa ngayon! lumapit sya kay Kate at hinawakan ang kamay ng dalaga

"Your so cute!" Sabi ni Kate

Tuluyang bumaksak si Gin kay Kate! wala na yata sya sa katinuan! lasing ba ang Fiance nya?

Ilang minuto pa'y pumasok si Lisa

"Grandma! is she drunk!?" Tanong ni Gin

"Oh! Gin you're here!" Sabi ni Lisa

"And what do you mean she's drunk?" Tanong ni Lisa

"She's acting so sweet!" Sagot ni Gin

"Oh! it's because she missed you!" Sabi ni Lisa

Umuusok ma sa kilig si Gin hindi na nya alam ang gagawin

"Gin! I can't eat by myself! please feed your poor sweetheart!" Sabi ni Kate na may sobrang nakakakilig na boses

"Ga!? ga-ga!?? Fi-Fine! just stop already! it's weird!" Sigaw ni Gin

"Hhmm! cuddle cuddle!" Sabi ni Kate ng may batang boses

"Hahaha! Hmm Have fun!" Sabi ni Lisa sabay alis

Hindi na alam ni Gin ang gagawin sa parang batang cute na babaeng na sa tabi nya! kada titingin nya ehh nag c-cuddle sakanya si Kate! Inaamin naman nyang nagugustuhan nya ang ginagawa ni Kate pero sobra ito! sino ba namang hindi mahuhulog sa ka-cutan ni Kate!?

"Hey, You want me to feed you right?" Tanong ni Gin

"Yes Yes!! Kaaatoobunny bun bun!" Pagpapacute ni Kate

"What about feeding you my kiss?" Tanong ni Gin

Bago pa mamalayan ni Gin, ninakawan sya ng halik sa pisngi ni Kate! gulat na gulat sya at hindi inaasahan ang ginawa ni Kate! sigurado na sya, lasing si Kate

"Are you drunk?" Tanong ni Gin

"Huh? Katebun bun is drunk! and Bigbadwolf Gin wolf wolf will eat her up!" Sagot ni Kate

"But how?" Tanong ni Gin

"Nanda desuka? What? pon pon!" Sigaw ni Kate

"Wait here! The big bad wolf will be back okay?" Sabi ni Gin

"Katebunny bun bun agreesss pon pon" Sabi ni Kate

Umalis si Gin ng Silid at naghanap ng nurse o kung sino man ang naandoon, hindi para pagalitan sa nangyari kay Kate kung hindi pasalamatan sila! Nang makakita sya ng grupo ng mga lalaking may mga butas na container at nakasuot ng mask. Agad syang nagtaka

"Hey! Kayo ba ang cause kung bakit nalasing bigla ang asawa ko?" Tanong ni Gin

"Ah.. pasensya na sir! bigla kasing na butas tong lalagyan ng gas! siguro po nakabukas yung pinto ng kwarto ng asaw ninyo kaya nakapasok ang gas! yung gas po kasi naito ay pangpalasing!" Paliwanag ng Isang lalaki

"Eh.. Sir gaano po ba kalala ang asawa nyo ngayon?" Tanong ng isang lalaki

"Saan ako makakabili ng ganyan?" Tanong ni Gin

Nagulat lahat ng lalaki! akala nila namomoblema si Gin dahil sa Gas!

May tahimik na buhay si Irene.. nakahanap sya ng magandang trabaho.. pero kinaingitan sya ng kanyang boss.. agad syang natangal .. bumalik sya sakanyang lolo't yumaman.. hangang ma-encounter nya ang lalaking bumihag sa puso nya

pada hari minggu jam 10.00 pagi hari, Aku menginjak langkah pertama ku disekolah yang belum pernah saya dengar, setiap langkah yang ku tempuh membuat jantung ku berdebar-debar dan hatiku serasa bergumam 

"Seperti apasih sekolah baruku ini?",gumam di dalam hati 

Walau tidak teralu jauh dari sekolah lamaku aku tetap bangga karena  sekolah dan rumah ku tidak teralu jauh , aku pun berangkat dari rumah ku jam 07.00 pagi sambil membeli makanan di pinggir sekolah lama ku, aku menuju terminal untuk mencari bis yang pergi ke daerah bogor.

Aku pun turun dijalan karena jalan menuju sekolah ku hanya bisa di lalui oleh motor saja, aku pun berjalan kaki 5 kilo jaraknya ya walaupun jarak segitu sudah membuat ku harus mengeluarkan tenaga lebih hanya untuk berjalan kaki.

Sebelum masuk daerah sekolah nya ada tugu yang bertulisan selamat datang di desa santri, ini pun masih 2 kilo dari jalan raya nya 

"berarti masih lama juga ya."ujar aku kelelahan 

Sudah dua jam berlalu aku pun sudah bisa melihat gerbang sekolah nya, walau sekolahnya  di tengah  hutan yang hanya memiliki bagunan yang sudah tua*, tembok yang sudah retak, lantai yang bergelombang, tanah yang kering seakan-akan tidak pernah terkena air sedikitpun, walau kondisi sekolah ini yang sangat meperihatinkan aku tetap menerimanya karena ini suatu yang harus aku lakukan ke depanya.

Setelah aku sampai disekolah aku pun berkeliling melihat lihat sekolah baru ku ini, mulai dari lapangan, kekelas, keasrama, dan kekantin rasanya tidak begitu berbeda dari sekolah lama ku di pinggiran Depok.

Setelah aku melihat-lihat kondisi sekolah ini, Aku mulai mencari ruang guru untuk Registrasi dan bertanya-tanya tentang lokasi asramaku, setelah aku meregistrasi dan mendapatkan jawaban atas lokasi ruangan ku, aku pun beranjak keluar dari ruang guru sebelum akhirnya aku benar benar keluar ruangan guru.

Aku merasakan suatu yang aneh padahal ini masih siang bolong di hari minggu, aku pun beranjak dari ruangan ke arah aku menaruh barang barang yang aku bawa ini yang akan ku taruh di ruangan ku

"Ini sekolah Atau apa ya, sepi amat padahal masih siang bolong,"ujar ku sambil mengangkat tas ke pundak.

namun aku mendengar ada yang berteriak memanggil ku dengan suara yang lantang dari kejauhan, aku pun menoleh kearah suara itu disitu aku melihat sesosok orang yang berlari kearah ku dan memasang raut wajah wajah marah 

"HEI!, Kamu Siswa Baru disini kan? Kenapa hari ini kamu bisa telat!?", tanya seorang dengan tatapan setengah marah."

 Tenaga yang berasal dari dalam tubuhku pun keluar dengan sendirinya dan, kakiku juga kehilangan keseimbangannya karna teralu panik dan seketika aku terjatuh dengan memasang expresi setengah pingsan. 

"Eh!?, Kamu gak apa-apa, canda elah masa gitu lemes, Cowok bukan?" dia pun menjulurkan tangannya sambil mengehela napas "Take my hand and calm down i won't bite ya,"

 aku pun meraih tangannya dan dia memasang wajah tersenyum tipis yang sangat singkat, dia menyuruh ku duduk kemudian dia berlari keruanganya yang entah kemana arahnya lalu kembali sambil membawa sebotol air mineral.

"Sorry,Gw bikin lu kaget kan dan juga gw belum kenalan sama lu ni " ia pun menyodorkan tangannya lagi.

"Nama Gw Muhammad Arias panggil gw Ari aja, Gw ketua osis disini, siapa nama lo?"

 "Uhmmm nama gw Ahmad Geraldi" 

"Dia pun menaikan suaranya "Hah!?, Siapa? gedein napa suara gak kedengeran cuy, Up your voice so that i can hear it,yeah?" 

"NAMA GW AHMAD GERALDI" Teriakku mengejukan nya dia 

"Woy Jangan Ngegas santuy dong, heee Ahmad Geraldi Desuka?, Wakatta Yoroshikune".

Setelah pertemuan pertamaku dengan ketua osis  aku pun di antar menuju lokasi ruanganya yang berada 30 meter dari tempat ku berbincang denganya, aku pun harus menaiki 30 anak tangga untuk mencapainya, kamar ku bersebelahan dengan dua ruangan dan aku pun memilihnya di ujung bangunan bukanya aku yang memilih ruanganya tapi sudah ada mengaturnya.

Ruangan ku menyatu dengan ruangan sebelahnya bukan terpisah melainkan satu bangunan di bagi tiga ruangan, ruangan yang aku datangin mirip seperti kelas namun aku sebutnya asrama, di mana asrama itu adalah tempat tinggal yang lebih kecil namun untuk satu ruanganya di isi oeh 15 orang konsepnya sama kayak kos-kosan namun lebih ramai, di satu ruangan ada 7-8 kasur tingkat dan 3 kamar mandi di belakang ruangan .

Sesampainya ku di ruangan aku pun memilih tempat yang agak tertutup dari pandangan mata, aku pun memilih kasur yang merurut ku nyaman dan langsung merapihkan barang-barang yang ku bawa, tanpa memperhatikan suasana di kamar aku pun berbaring di kasurku yang empuk dan nyaman,  tanpa sadar diriku pun kelelahan dan keletihan yang sudah kulewati hari ini untuk meringankan beban di tubuh ku aku pun tertidur dengan lelap.

korewa zombie desuka novel

Zombie Story

Suami Zombie Ku

Against Zombies & Monsters (INDONESIA)

Reincarnation in a crossover World

karya dihapus

Blood is good

Akui no Me Rei / Zero

A Strange slow life with system

Mr. CEO'S Wife

Santeria

People search korewa zombie desuka also like: