"Padahal aku berharap terjadi sesuatu pada roda atau mesin mobilmu sehingga kamu terlambat dan akan lebih baik jika tidak bisa datang" gumam Yohanna masih bisa di dengar oleh William
"Kamu menginginkan aku celaka atau semacamnya?" respon William kemudian
"Sebentar lagi kamu akan sadar bahwa itu lebih baik daripada kamu berada disini" timpal Yohanna cuek "Ayo masuk, Kakekku akan segera turun" lanjut Yohanna di ikuti langkah William di belakangnya
"Akan lebih baik jika kamu tidak banyak bicara saat bertemu kakekku nanti" kata Yohanna pelan memperingatkan William
"Apakah ada sesuatu yang serius?" tanya William penasaran
"Sangat serius" Ujar Yohanna menghentikan langkah "Sudahlah, kamu sudah disini tidak ada gunanya menghindar" lanjut Yohanna kembali melangkah
"Apa aku akan di penggal?" tanya William lagi
"Lebih dari itu, kamu akan di cincang" jawab Yohanna dengan senyum sinis, baginya sudah tidak ada gunanya mengelak. Mengusir William pergi dari rumahnya sekarang juga pun tidak akan mengubah kenyataan.
"Kita tunggu disini" kata Yohanna singkat sembari menunjuk sofa supaya William bisa duduk di ruang tengah itu
"Apakah aku melakukan kesalahan?" tanya William setelah duduk tegap di sofa sedikit khawatir "Katakan dulu, agar aku bisa membela diri" lanjutnya
"Kamu pikir ada orang yang bisa lepas dari hukuman kakekku?" ejek Yohanna
"Yah…. Setidaknya aku harus mengetahui apa kesalahanku, jika harus mati hari ini arwahku tidak akan penasaran" sahut William kesal
"Kesalahanmu adalah Sok dekat denganku, jadi bersiaplah untuk menerima konsekuensinya hari ini" jelas Yohanna lalu melihat Kakeknya turun dari lantai atas dia dan juga William segera bangun dari duduknya
Tuan besar Wilson hanya mengangguk melihat mereka berdua, lalu berjalan menuju ruang makan diikuti istrinya yang terlebih dahulu menghampiri Yohanna dan William
"Nyonya Wilson" sapa William ramah
"William sudah datang?" sapa Ny. Wilson dengan senyum "Ayo kita ke ruang makan" lanjutnya ramah sembari menggandeng Yohanna dan di ikuti William di belakangnya
Mereka berlima makan siang dengan tenang tanpa banyak bicara ataupun basa-basi. Dengan posisi duduk Tuan besar Wilson lalu James dan Ny. Wilson yang berada di sebelah kanan-kirinya. Sementara Yohanna duduk di sebelah Neneknya lalu William duduk di sebelah James, sudah terlihat seperti sebuah keluarga sempurna.
Wajah Ny. Wilson terlihat sangat puas karena suaminya benar-benar mempertimbangkan William setelah semalam dia dengan sabar membujuk dan meminta suaminya mempertimbangkan hubungan dengan Keluarga Scott yang sudah terjalin baik sejak lama.
Berbeda dengan istrinya, raut wajah Tuan Wilson sangat tegas bahkan tidak ada segaris senyum pun di wajahnya.
"William, bagaimana pelatihanmu?" tanya James mencoba mengurangi kecanggungan saat mereka telah selesai makan siang
"Semua berjalan dengan baik" jawab William yang sudah merasakan suasana tidak nyaman saat mereka mulai makan siang karena terlalu hening
"Baguslah" reason James singkat membuat Yohanna dan William bertukar pandang
'Baguslah? Hanya itu saja?' pikir Yohanna tidak tahan dengan sikap kaku orang-orang yang ada di rumah ini
"Aku pikir sebaiknya William kembali ke tempat pelatihan. Ini sudah melewati jam istirahat" ujar Yohanna memberikan saran agar kecanggungan ini tidak berlanjut
"Sejak kapan kamu belajar mengusir tamu?" Sahut Tuan Besar Wilson dengan suara rendahnya membuat William yang awalnya ingin berpamitan membeku mendengarnya, lalu pandangan mata mereka bertemu,
"William Scott, jika kamu menyukai Yohanna. Sebaiknya kamu datang bersama orang tuamu untuk membicarakan hal yang lebih serius di lain waktu" lanjut Tuan besar Wilson tajam membuat William membeku tidak tahu bagaimana menjawabnya
Yohanna terlihat putus asa memijat keningnya mendengar kalimat yang kakeknya lontarkan, 'keluarga ini memang tidak mengenal kata basa-basi' pikirnya
Setelah mendapatkan kembali akal sehatnya William menatap Yohanna yang ada di depannya dan melihat Yohanna mengerakkan mulut tanpa suara "I told you"
"Apakah harus secepat itu?" sela James dan Ny. Wilson secara bersamaan ragu setelah melihat reaksi William
"Bukankah kalian berdua yang mengusulkan hubungan ini?" timpal Tuan besar Wilson
"Ya aku tahu itu, tapi tidak harus secepat ini kan?" ujar Ny. Wilson
"Aku tidak mengatakan harus datang hari ini ataupun besok, mereka bisa mengatur sendiri kapan bisa datang kesini" elak Tuan besar Wilson "Tapi sepertinya Yohanna dan Ayahnya akan berangkat ke Negara A malam ini" lanjutnya menandakan bahwa orang tua William harus datang malam ini
William masih belum bisa mengatakan apapun saat matanya bertemu lagi dengan mata tajam Tuan besar Wilson nyalinya menciut, setinggi apapun prestasi yang telah dia dapat selama mengikuti pelatihan dia tetap gugup berhadapan dengan Tuan besar Wilson yang auranya tidak pernah menghilang walaupun sudah memasuki usia pensiun sangat lama.
"Bukankah seharusnya kalian bertanya dulu tentang pendapatku?" sela Yohanna saat menyadari William juga tidak siap dengan pertanyaan seperti itu, hubungan mereka benar-benar hanya sebatas teman. Kini semua orang yang ada disitu menatapnya
"Kenapa kalian dengan mudah mengatur ini-itu bahkan semua akan aku jalani. Apa tidak ada yang ingin mengetahui pendapatku?" tanya Yohanna kemudian
"Sayang, kami akan mengatur semua yang terbaik untukmu, jadi kamu tidak perlu khawatir" ujar Ny. Wilson dengan senyum
"Bukankah kalian membicarakan tentang pernikahan? Sesuatu yang harus aku jalani di sisa hidupku" gumam Yohanna terlihat kecewa
"Bicaralah yang jelas, tidak ada aturan keluarga yang menyuruh anggota keluarga berbicara seperti itu" timpal Tuan besar Wilson
"Setidaknya jika kalian akan mengatur sebuah perjodohan tanyakan dulu pendapatku, Tipe, wajah, karakter seperti apa yang aku mau. Aku yang akan menjadi pernikahan itu seumur hidupku bukan kalian" kata Yohanna lantang membuatnya semua tersentak tidak menyangka gadis kecil ini berani memberontak
"Will, aku akan mengantarmu keluar" kata Yohanna kepada William yang kini masih bingung lalu beranjak dari kursinya
"Berhenti" teriak Tuan besar Wilson membuat langkah Yohanna terhenti bahkan William yang akan beranjak dari tempat duduk mengurungkan niatnya
"William, beritahu orang tuamu untuk datang malam ini, tidak ada kesempatan kedua" terang Tuan besar Wilson
"William pulanglah dulu, terima kasih sudah datang dan maaf telah menyusahkanmu" sela James sebelum William sempat membalas kata Tuan besar Wilson
"Berhentilah menyusahkan orang lain, kenapa harus menyeret William yang bahkan tidak mengetahui apapun" ujar Yohanna kesal
"Jika tujuan awal untuk menjodohkan aku dengan Putra mahkota seperti yang sudah direncanakan cukup lakukan saja rencana itu tidak perlu menyeret orang lain dan memperumit masalah ini" lanjut Yohanna hampir meledak marah lalu menatap William "Ayo aku akan mengantarmu keluar" lanjut Yohanna melangkah keluar tanpa peduli kemarahan Kakeknya
Kemudian William berpamitan dengan cepat dan segera menyusul langkah Yohanna
"William pergilah, jangan melihatku yang seperti ini" gumam Yohanna saat William mendekat mencoba menenangkannya
"Tenanglah… jangan mengatakan seperti itu, jika memang itu yang kakekmu inginkan aku akan membawa orang tuaku datang malam ini" ujar William
"Jangan masuk kedalam masalah ini. Kakekku hanya ingin aku tinggal dan aku tidak mau. Sebuah pernikahan hanya untuk mengikatku selamanya disini" ujar Yohanna membuat William ragu untuk mengutarakan niatnya
"Kakekku berpikir kita memiliki hubungan lebih dan menyuruh keluargamu datang hanya untuk mengertak mereka dan menolak secara halus. Aku yakin keluargamu pasti sudah mengetahui rencana perjodohan bodoh antara aku dan putra mahkota itu" jelas Yohanna setelah berhasil menekan emosinya
"Lalu bagaimana denganmu?" tanya William ragu
"Aku akan pergi dari sini malam ini, aku tidak yakin akan kembali lagi" jawab Yohanna enggan
"Lalu bagaimana perjodohan dengan putra mahkota? Aku yakin tidak akan mudah lepas dari mereka" kata William khawatir
"Jangan khawatir, aku akan baik-baik saja" sahut Yohanna
"Mungkin aku bisa membantumu mengulur waktu untuk sementara" kata William hati-hati, dia sedikit berdebar saat Yohanna menatapnya setelah mendengar perkataannya itu
"Apa maksudmu?" tanya Yohanna sembari mengernyitkan alisnya
"Jika kamu benar-benar tidak ingin menjalani perjodohan dengan Putra Mahkota, aku akan Melamarmu" jelas William ragu "Setelah itu aku akan menjelaskan pada orang tuaku bahwa kamu akan menyelesaikan pendidikanmu di luar negeri" lanjut William sembari menatap Yohanna untuk mendapat jawaban
"Pada akhirnya setelah aku menyelesaikan pendidikanku kalian akan tetap menyeretku kembali kesini" ujar Yohanna miris "William jangan memaksa dirimu masuk dalam masalah ini, Pulanglah" lanjut Yohanna
"Yohanna…" panggil William sembari menarik tangan Yohanna yang berbalik ingin meninggalkannya
"Tidak ada yang harus kita bicarakan lagi, aku sudah memperingatkan kamu tentang ini. Perasaanku padamu tetap sama seperti tiga tahun lalu, tidak perlu memastikan lagi. Aku tidak akan berubah dan mengubah keputusanku. Kita berdua tidak akan pernah berhasil" jelas Yohanna serius menatap wajah itu terlihat penuh harap dan kecewa secara bersamaan
"Maaf… Aku minta maaf tentang apa yang terjadi saat itu" ujar William yang masih mengenggam pergelangan tangan Yohanna
"Seperti yang sudah ku katakan dulu, aku akan melupakan kejadian itu saat kita bertemu lagi. Jadi tidak perlu minta maaf dan membahasnya lagi" jelas Yohanna dan menarik tangannya yang terasa semakin erat di genggam oleh William saat dia mangatakan itu