webnovel

BAB 11 – STATUS YANG SAMA

"Perasaanku juga tidak berubah" gumam William melepas genggaman tangannya lalu berbalik meninggalkan Yohanna

Kejadian itu di lihat oleh Tuan besar Wilson dari lantai atas, dia tidak mengetahui apa yang mereka berdua bicarakan tapi apa yang dia lihat cukup untuk menyimpulkan bahwa William Scott memang menyukai Cucu perempuannya itu.

William mengemudi mobilnya tanpa tahu arah tujuannya, pikirannya melayang entah kemana sampai terdengar Klakson mobil lainnya yang membuat dia membanting setir ke tepi jalan karena hampir terjadi tabrakan.

Mendapatkan kembali pikirannya William merebahkan kepala di depan setir mobilnya dengan perasaan kacau, dia terus-menerus mengingat kejadian tiga tahun lalu saat terakhir kali dia bertemu Yohanna sebelum perpisahan mereka

~Flashback

"Aku akan pergi besok, kamu tidak perlu mengantarku" kata Yohanna kepada William saat mereka bertemu di tempat yang biasa mereka gunakan untuk latihan

"Kamu benar-benar akan pindah?" tanyanya kaget

"Ya… seperti yang kamu tahu, aku tidak cocok dengan lingkungan ini"

"Bukankah aku sudah bilang, aku akan menjagamu" William sangat serius saat mengatakan itu, anak laki-laki itu kini berusia 19 tahun memiliki wajah tampan dan berbadan tinggi tegap.

"Will, kamu sebentar lagi akan meninggalkan tempat ini juga kan?" tanya Yohanna "Bukankah orang tuamu sudah mengatur dimana kamu akan melanjutkan universitas?" lanjut Yohanna

"Aku sudah menolaknya, aku akan tetap disini" jelas William

"Jangan membantah orang tuamu lagi. Mereka akan semakin tidak menyukaiku karena kamu menjadi pemberontak sejak berteman denganku" ujar Yohanna sembari menepuk bahu William yang masih terdiam

"Mereka tidak seperti itu, mereka sangat menyukaimu" ujar William

"Itu yang ada dipikiranmu" bantah Yohanna memutar matanya mengejek

"Ya kamu benar, aku berharap mereka menyukaimu seperti aku menyukaimu" gumam William tapi masih bisa terdengar jelas oleh Yohanna yang kini memilih tidak merespon apa yang baru saja dia dengar

"Kamu mendengar ucapanku barusan?" tanya William melihat Yohanna yang menghindari tatapannya

"Apa?" tanya Yohanna

"Aku mengatakan 'Aku menyukaimu' kamu mendengarnya kan?" tanya William lagi

"Tidak ada orang yang saling benci tapi berteman akrab" jelas Yohanna acuh

"Bukan itu yang aku maksud" elak William "Aku menyukaimu" lanjutnya sembari menatap Yohanna lekat mencoba menangkap reaksi gadis kecil yang kini tumbuh menjadi seorang remaja berwajah campuran oriental

"Konyol" timpal Yohanna singkat

"Yah… aku sedang mengungkapkan perasaanku kenapa responmu seperti itu" sela William dengan nada kesal, dia sangat tidak menduga gadis didepannya akan bereaksi seperti itu

"Aku pikir ada bagusnya jika aku pindah, kamu bisa berbaur dengan yang lain. Pikiranmu jadi aneh karena hanya bermain denganku" jelas Yohanna enggan menanggapi perasaan William

"Yohanna, apa kamu pikir aku sekonyol itu? Apa kamu pikir aku mengatakan ini karena hanya ada kamu disekitarku?" tanya William kesal merasa perasaannya hanya sebuah lelucon untuk Yohanna

"Benar juga, kamu tidak mungkin sekonyol itu mempunyai perasaan seperti itu padaku. Tapi aku akan terlihat lebih konyol jika memiliki perasaan yang sama seperti yang kamu rasakan untukku" jelas Yohanna lalu mengambil tasnya berharap bisa secepatnya pergi

"Yohanna…" tahan William sembari menarik tangan Yohanna yang beranjak pergi, bukan pertama kali William menggenggam tangannya tapi kali ini perasaan berbeda muncul membuat Yohanna berusaha menarik tangannya lepas dari genggaman tangan William.

Ada perasaan takut terlihat dari matanya yang menghindari tatapan mata William, dia tidak boleh memiliki perasaan yang sama seperti yang William rasakan itulah yg selalu dia tolak setiap saat menatap mata itu.

"Kemana kamu akan pindah? Kota mana? Negara mana?" tanya William penasaran

"Kota dimana Ayah dan Ibuku bertemu" jawab Yohanna

"Jangan coba-coba mengikutiku" Ancam Yohanna sembari melotot lalu berbalik pergi tanpa melihat kearah belakang yang kini hanya ada William berdiri mematung hanya bisa menatap gadis yang tumbuh besar bersamanya pergi membawa kenangan masa kecil bersamanya.

~Flashback End

William mengeluarkan ponsel untuk menghubungi Ayahnya,

"Ayah, aku sudah memutuskan apa yang akan aku minta sebagai hadiah penghargaanku tahun lalu" kata William serius

"Apa itu?" tanya Tuan Scott di ujung telpon mendengarkan anaknya dengan serius

"Bantu aku melamar Yohanna Wilson malam ini" kata William membuat Tuan Scott mengerutkan keningnya

"William, pulanglah dulu dan kita bicarakan ini secara langsung" sahut Tuan Scott mencoba menenangkan rasa kagetnya

"Aku akan pergi ke suatu tempat dulu, aku akan sampai dirumah pukul 3 sore" jawab William lalu memutar kemudi mobilnya berbalik arah setelah memutuskan sambungan teleponnya 'Yohanna, kali ini aku tidak akan melepasmu lagi seperti dulu' pikir William

Disisi lain~~

"Apa William serius dengan perkataannya?" tanya Ny. Scott saat mendengar penjelasan suaminya tentang permintaan William

"Sepertinya terjadi sesuatu, aku mendengar dia pergi makan siang di kediaman keluarga Wilson" kata Tuan Scott serius

"Apa? Apa yang William lakukan disana?" sela Ny. Scott kaget

"Tuan besar Wilson yang mengundangnya" lanjut Tuan Scott sembari memijat keningnya "Pasti terjadi sesuatu sehingga William memutuskan untuk melamar Yohanna" lanjutnya

"Tapi Yohanna sudah di pastikan akan menjadi menantu keluarga Nicollin" timpal Ny. Scott "Jika mereka mengetahui William akan melamar Yohanna kita harus bagaimana?" lanjut Ny. Scott khawatir

"Belum ada pertemuan keluarga diantara mereka, masih belum bisa di pastikan" jelas Tuan Scott "Itu sebuah perjanjian lama antara Tuan besar Wilson dan Keluarga Nicollin" lanjutnya menenangkan istrinya dia berpikir bahwa Laurent Nicollin yaitu putra mahkota bahkan belum pernah bertemu dengan Yohanna, kemungkinan besar rencana itu belum tentu berhasil.

Tepat pukul 3 sore terdengar suara mobil memasuki gerbang pintu Mansion keluarga Scott dan William turun dari mobilnya segera disambut oleh Ny. Scott

"William, kamu sudah pulang" sapanya dengan senyum tapi diacuhkan William yang langsung masuk tanpa melihat kearah Ny. Scott

Saat memasuki Mansion William langsung menuju Ruang baca Ayahnya,

"Ayah" panggilnya melihat Ayahnya duduk dengan serius di kursinya

"William, duduklah" kata Tuan Scott "Coba jelaskan apa yang terjadi" lanjutnya

"Aku sudah memutuskan untuk melamar Yohanna Wilson" kata William serius

"Apa yang terjadi? Apa yang mereka katakan saat mengundangmu makan siang hari ini?" tanya Tuan Scott lagi

"Tuan besar Wilson memintaku datang dengan membawa orangtuaku kesana, jika aku menyukai Yohanna" jelas William

"Jadi?" desak Tuan Scott

"Aku memang menyukainya sejak dulu" ujar William sembari menghela nafasnya akhirnya William mengakuinya

"William, kamu mengetahui bahwa keluarga Wilson tidak sesederhana itu" ujar Tuan Scott serius

"Perjanjian Pra Nikah dengan keluarga Nicollin sudah di rencanakan sejak dulu, walaupun perjanjian itu awalnya untuk Ayah Yohanna tapi kini perjanjian itu berlanjut kepada Yohanna" jelas Tuan Scott

"Jika dulu bisa di batalkan, bukankah tidak menutup kemungkinan jika kali ini pun bisa di batalkan" elak William

"William, masalahnya adalah tentang status Yohanna, Keluarga Wilson akan menutup statusnya dengan menikahkan dia dengan keluarga yang lebih tinggi" Ujar Tuan Scott

"Sampai sekarang bahkan tidak ada yang mengetahui siapa Ibu kandung Yohanna, walaupun tidak ada yang berani mempertanyakan itu tapi itu bukan rahasia lagi bahwa semua keluarga membicarakan itu" jelas Tuan Scott

"Aku tidak peduli" sela William tajam "Bukankah itu tidak ada bedanya denganku?" lanjut William membuat Ayahnya tidak bisa mengatakan apapun lagi karena Ibu kandung William pergi setelah melahirkannya tapi dia menutupi kenyataan pada semua orang bahwa Ibu William meninggal setelah melahirkan William lalu Tuan Scott menikah lagi dengan istrinya yang sekarang dan memiliki satu putri.

"Jika itu terjadi, hubungan kalian akan menjadi pembicaraan banyak orang" gumam Tuan Scott sembari menundukkan kepalanya pasrah

William jelas mengetahui maksud Ayahnya, dua orang yang tidak memiliki Ibu yang jelas yaitu Yohanna dan William menjalin sebuah hubungan. Itu akan menjadi lelucon di antara para keluarga bangsawan.