Ratusan tahun kah?
Bila masa hidupmu pendek, jangan sok menceramahi seakan tahu segalanya.
Manusia ..
Mereka selalu saja merasa sok benar . . !!
.
.
.
.
Yang sedang tertidur di meja komputer itu adalah Crystal, gadis dengan rambut sehitam tinta dan pipi chubby itu sedang bermimpi. Tidurnya gelisah dengan posisi yang tak nyaman.
"Ayah? Aku ingin mendengar suaramu lagi." gumamnya sedih.
Tengah malam dia terbangun karena lehernya terasa sakit. Dipandanginya meja penuh kertas coretan dan komputer menyala menampilkan hasil terjemahan yang harus dia setorkan besok pagi sebelum jam 8.
.
.
.
@cafetaria
"Crystal? Tidurmu tidak nyenyak?" Dami teman dekat Crystal berambut pendek sebahu, tinggi dan tomboi memperhatikan wajah temannya, seperti baju kumal.
"Begitulah" jawab Crystal pelan menyeruput coklat panasnya lalu memandangi jalan bersalju dengan lesu.
"Kau tidur dengan komputer menyala lagi?"
"Begitulah" kali ini Crystal menopang pipi tembamnya dengan tangan kanan.
"Terserahlah. Aku pergi" Dami beranjak pergi.
"Hari-hati." balas Crystal tanpa menatao temannya. Crystal masih termenung dengan mimpinya yang sering terulang, labih sering dari tahun-tahun sebelumnya.
.
.
.
Akhir pekan yang tidak menyenangkan. Crystal masih lesu hingga tak sadar kalau matahari telah terbenam karena dia berjalan terlalu lambat.
Wuusshhh
Angin dingin menerpa rambut panjangnya. Crystal berhenti untuk merapatkan jaket dan syal.
Dia melihat sekeliling, dan baru menyadari jika hanya ada sedikit orang di stasiun ini.
Ada ibu-ibu sedang menelpon dengan wajah ceria. Lalu ada bapak-bapak bersandar di kursi tunggu dengan wajah lelah. Kemudian agak jauh disana ada wanita dewasa yang tampak tinggi meski berposisi duduk sedang memainkan ponselnya.
.
.
Perasaannya mulai aneh atau mungkin hanya hawa dingin saja.
Kereta telah tiba, Crystal masuk gerbong. Dia duduk dekat jendela, di depannya secara diagonal duduk bapak-bapak kelelahan yang kepalaya mulai miring bersandar pada kaca kereta.
Baru seperempat perjalanan, Crystal melihat pemandangan malam yang biasa namun juga dirasa tak biasa.
Tidak!
Dia bukan indigo, peramal atau keturunan cenayang tapi tetap saja perasaan ini tidak bisa dikendalikan.
.
.
.
"Kenapa dengan bulannya?"
"ACH.!"
Crystal terhenyak segera menoleh ke sumber suara.
"Tae tae!!" sambutnya senang.
.
.
Dihadapannya seorang pemuda tinggi memakai coat coklat susu, syal hitam, celana hitam, sepatu hitam dan topi hitam tersenyum cerah.
"Kenapa kau sendirian?" Pemuda yang tadi dipanggil Tae tae a.k.a Taehyung duduk disamping Crystal
"Aku mengambil gaji terjemahanku."
"Eh? kenapa tidak di transfer?" Taehyung memberikan minuman panas yang sudah dia minum sebagian karena tidak menyangka akan bertemu kekasihnya disini.
"Rekeningku sedang bermasalah" Crystal menerima miuman berasap itu lalu menenggaknya perlahan.
"Begitu?"
.
.
Crystal kembali memandangi bulan yang hampir membulat dengan mata sayu.
"Kau tidak pernah tertarik dengan bulan"
"Eh?" Crystal menatap Taehyung menampakkan wajah datar namun matanya mengisyaratkan rasa penasaran.
"Kau sakit?" Taehyung merangkul bahu kekasihnya
"Tidak. Tapi aku merasa ada firasat aneh dan tidak jelas." menunduk gelisah.
"Aku disini." Taehyung memeluk Crystal
Hm?
Crystal menenggelamkan wajahnya di dada Taehyung. 1 tahun mereka menjalin hubungan, Taehyung memang menampakkan duality yang membingungkan namun epic, namun kali ini Crystal seakan tidak mengenal lelaki yang sedang mendekapnya.
Terasa seperti orang lain.
.
.
.
@Crystalapartment
"Baiklah kita sampai. Masuklah. Demi keamananmu, sebaiknya besok kau tidak kemana-mana." Taehyung langsung pergi.
Crystal memandangi punggung Taehyung dalam diam, dia memang tersenyum tapi terasa ada ancaman. Angin dingin yang kembali berhembus memaksa Crystal memasuki gedung apartmentnya.
.
.
Setelah menyapa penjaga apartment, Crystal masuk ke kamar no 2205, dia sudah 1 tahun tinggal disini. Di pinggiran kota Blue Castle yang cukup bisa dinikmati
Karena seorang penerjemah online, Crystal tak perlu sering keluar rumah. Cukup duduk didepan komputer dengan secangkir hot cocoa serta camilan asin
Tara~
Uang datang. Tergantung seberapa keras dirinya bekerja.
Malas atau rajin.
.
.
.
Pagi yang kurang cerah, Crystal duduk di beranda yang dingin menikmati serealnya. Tak banyak orang berlalu lalang, hanya beberapa kendaraan lewat.
Drrrrrrrrt Drrrrrrrrt....
Crystal meraih ponsel merahnya dengan ogah sejenak dia langsung tersenyum hangat
From : Tae tae to Baby Crys
Pagi sayang~ kau tidak ada rencana keluar kan?
-
From : Baby Crys to Tae tae
Pagi~ aku tidak keberatan diajak jalan-jalan.
-
From : Tae tae to Baby Crys
Jangan! jangan beranjak keluar!!
Eh? Taehyung tak pernah seperti ini. Ada apa?
Crystal menaruh curiga yang beralasan.
From : Baby Crys to Tae tae
Aku akan keluar bila sangat mendesak
.
.
Crystal mendesis sebal, dia membereskan mangkuk serealnya. Dia baru saja menyalakan TV saat ponselnya kembali bergetar.
Panggilan masuk dari temannya
C : <Dami?>
D : <C-C Crystal> jawab suara di seberang sana terdengar gugup dan berbisik. Mengerti akan situasi, Crystal ikut berbisik
C : <Kenapa?>
D : <T-T Tolong aku>
C : <Dimana?> Sambil bertanya Crystal sudah memasang earphone dan memakai jaket.
D : <B-Blue Coral D-Dock>
C : <Oke> Crystal sudah memakai sepatu roda, membanting pintu dan meluncur ke dermaga.
.
.
.
Crystal tak tahu apa yang terjadi, dia juga tak mengindahkan larangan kekasihnya. Yang dipikirkan adalah keselamatan teman dekatnya. Dalam perjalanan,dia memikirkan banyak hal seperti : langit gelap di pagi hari, tepatnya jam 9 pagi, suasana sangat sunyi, hanya ada 2-3 orang yang terburu-buru masuk rumahnya.
.
.
D : <Crystal?>
C : <Sebentar lagi>
Crystal sengaja tak mematikan ponselnya agar tetap terhubung. Jantungnya sudah ikut berlari ketika mendengar Dami berbisik minta tolong. Mereka memang dekat dan sering bercanda, juga keduanya sama-sama peka disaat genting.
Contohnya sekarang ini. Dami tidak mungkin bercanda.
.
.
Crystal berasumsi bahwa Dami dalam bahaya dan dia sedang bersembunyi dari orang jahat. Meski belum sabuk hitam taekwondo, paling tidak ada pembelaan diri.
Sampai,
Crystal berhati-hati, firasatnya menyalakan tanda waspada.
C : <Dimana?> bisik Crystal mengendap-endap.
D : <Perahu D71. Jebal> Dami menangis
C : <Tenanglah> dia tahu itu kata percuma karena dirinya juga tidak tenang karena tak pernah menghadapi hal seperti ini.
.
.
.
Sedikit kesulitan karena hujan salju mulai deras, akhirnya menemukan perahu nelayan ukuran tanggung bernomor D71.
Baru berjalan sebentar, Crystal sudah tergopoh sembunyi di balik beberapa tumpukan barrel ikan.
Dari sana dia bisa melihat Dami disamping perahu terhalang pipa pembuangan besar sambil menutup mulutnya erat. Jaraknya lumayan jauh namun Dami juga sudah menyadari kehadiran temannya.
.
.
Keduanya kini dag dig dug bersembunyi dari segerombol orang aneh, melihat dari jauh saja terlihat kalau mereka orang jahat, Crystal mengintip sedikit dengan sangat pelan, ada 5 orang yang tak jelas gendernya.
Hah!!
Crystal langsung memalingkan wajah lalu menutup mulutnya seperti Dami. Bukan karena orang-orang aneh memakai serba hitam itu berdiri melingkar untuk ritual, tapi mereka mengelilingi seseorang yang tertelungkup mandi darah membuat salju berubah menjadi merah.
.
.
Yang benar saja, padahal masih pagi. Disaat seperti ini Crystal malah mengingat pesan Taehyung. Dia menggeleng lalu menarik nafas sangat pelan, bahaya bila asap nafasnya terlihat.
Sekarang bagaimana? suhu sangat dingin, dan setengah tubuh temannya berada di laut karena sembunyi.
Berapa lama dia bisa bertahan?
.
.
Berpikir!! berpikir!!
Crystal memaksa otaknya. Dia bisa mengendap-endap tapi jejak kakinya akan tercetak sempurna diatas salju dan kemungkinan nasib mereka sama dengan orang yang tertelungkup itu sebelum bisa lapor polisi.
Mercusuar!
Crystal melihat mercusuar kira-kira 12 meter di kanannya yang berlawanan dengan arah Dami.
Kemudian memberi syarat pada Dami untuk menunggu dan bertahan, sebentar lagi dia pasti hipotermia terlalu lama dalam air dingin.
Dia punya rencana
Percayalah padaku. Batin Crystal memantapkan langkah.
Tak peduli bila dirinya mengambil resiko karena mercusuar cukup dekat dengan para pembunuh yang sedang berdiskusi itu.
Dipagi bersalju nan sunyi ini
Berterimakasihlah pada jaket putih yang tak terlalu tebal memudahkan bergerak juga bisa sedikit menguntungkan berkamuflasi dengan putihnya salju.
.
.
"Lelah jika terus seperti ini."
Crystal langsung berhenti bergerak dibalik container kecil mendengar salah seorang dari para pembunuh bicara atau lebih tepatnya mengeluh.
Suara lelaki
"Kau pikir aku suka?" kali ini suara wanita membalas.
"Kita sedang mencari cara yang lebih cepat bersabarlah." suara lelaki yang lebih berat ikut bicara.
"Baiklah-baiklah! Boss, kita terlalu lama disini, kita harus membereskan ini dan secepatnya pergi." suara lelaki yang pertama mengeluh
"Biarkan saja seperti ini!"
.
.
Yang tadi dipanggil Boss nemiliki suara yang berkharisma dan barritone yang cocok dengan nada penekanan kepemimpinan.
Tapi yang benar saja. Mereka akan membiarkan oranglain mengetahui bahwa ada mayat disini?
Penjahat kelas Psyco.
.
.
Crystal mencoba megalahkan rasa takutnya merangkak dan beruntung pintu mercusuar sedikit terbuka jadi dia tak perlu menegakkan lehernya. Mungkin saja orang yang dibunuh itu penjaga menara ini, karena Crystal melihat secangkir kopi yang tinggal setengah di meja.
Tapi sungguh! suara si Boss lumayan menyiutkan nyalinya.
.
.
Sudah ada didalam mercusuar, harus cepat tapi tak boleh panik.
Ditengah kepanikannya, Crystal langsung membeku karena ada bayangan melewati celah pintu. Para pembunuh terlihat berkeliaran mungkin saja mencari saksi mata untuk dilenyapkan.
.
.
.
.
Kali ini resiko yang diambil Crystal lebih besar, sudah setengah jalan dan dia harus melewati beberapa barrel, tumpukkan keranjang ikan juga box es minuman besar.
Aduh!
Tinggal 10 langkah lagi malah ada seorang dari para pembunuh diantara mereka, Crystal bahkan menahan nafas dibalik hiasan putri duyung dan bajak laut yang biasa dipakai foto-foto.
.
.
**Ayolah cepat pergi. Dami akan mati beku. Mana saljunya semakin tebal** batin Crystal mengoceh.
deg deg
deg
Sudah pergi, Crystal sudah tak peduli. Dia merangkak cepat segera meraih teman dekatnya.
.
.
.
"Dami bertahanlah." bisik Crystal
"Aku tau kau akan datang" suara Dami parau tapi bahagia.
Wajah Dami sudah sangat pucat, bibirnya memutih, ujung jarinya berkerut.
Ada keberuntungan lain, karena airnya belum sepenuhnya beku.
.
.
Crystal melepas jaketnya setelah mengisi semua kantongnya dengan beberapa benda benda padat agar tenggelam dan tak meninggalkan jejak. Untuk menyelam di air dingin, tubuhnya harus bisa bergerak bebas dan cepat.
Menyelam?
Ya!
Dia masuk mercusuar untuk mengambil perlengkapan selam, terlalu beresiko jika keduanya berjalan keluar dari Dermaga, 2 orang gadis berhadapan dengan 5 pembunuh.
Mengerikan.
Setelah memasang selang oksigen kemulut masing-masing, mereka berpegangan tangan dan menyelam dengan perlahan, Crystal sempat menoleh, ada siluet di tepi jembatan kayu tempat mengikat boat kecil.
Peduli amat yang penting mereka bisa pergi jauh.
_____Bersambung_____
Hay hay.
Kali ini aku kembali dengan *Your Black Blood* pengganti *Black Blood*
(/gak ada yang tanya)
oke oke
Apakah ceritanya sama?
Tentu tidack hehe
Silahkan tulis komentar karena aku selalu terbuka dengan kritik & saran yang membangun.
Silahkan tinggalkan jejak bila kalian suka.
Jangan lanjutkan bila tak suka. See ya~