" Bun, Yah, Reina pergi kuliah dulu yah" Reina mendekati kedua orang tuanya yang sedang bersantai di ruang keluarga dan mengecup pipi keduanya.
" Kamu pergi dengan supir, sayang?" tanya sang Bunda.
" Ngak Bun, aku naik bis saja"
" Kenapa ngak pake mobil aja Dek? " sekarang giliran sang ayah yang bertanya.
" Reina udah biasa gitu Bun, Yah, masalahnya kampus Reina ngak kek Abang dulu, disana mereka bisa-bisa bergerombol deketin Reina, karena disana mereka kebanyakan cari muka kalo ada anak konglomerat" Jawab Reno yang berjalan menuruni tangga.
" Ih Bang gak gitu "
" Jangan ngebohong Dek, Abang tahu itu dari Sena kok" ucap Reno santai.
" Ya udah kalo gitu Dek buat hari ini aja kamu diantar Abang kamu yah, Bunda khawatir soalnya" dengan halus Bundanya merayu Reina.
" Ia Bun, Reina hari ini sama Abang deh tapi Abang anter Reina sampe gerbang aja yah cukup"
" Nah gitu dong, Abang jadi ngak khawatir kalo Adek mau diantar"
Reina dan Reno kembali melangkahkan kakinya keluar rumah untuk pergi ke tujuan mereka masing-masing dengan Reno yang menyetir.
" Hati-hati yah sayang" Ucap sang bunda di dekat pintu dan dijawab Anggukan oleh kedua anaknya.
Mobil Reno pun melesat dengan kecepatan sedang, dan selagi Reno menyetir Reina pun melirik pesan di Handphone nya.
Ting
" Kak Rein, ini aku Dea Save yah"
Reina tersenyum melihat pesan itu dan ia membalasnya dengan balasan iseng.
" Dea? Dea yang mana?"
" Ih Kak Rein masa lupa sih, pokoknya aku tuh gadis cantik yang kak Rein beliin buku terus debat terus sama cowok ngak jelas yang ngaku-ngaku sahabat kak Rein"
" Oh yah? "
" Aku ngambek nih"
" Hehehe canda De, Kakak inget kok"
" Tahu ah Dea marah sama Kakak"
" Idih gitu, ya udah Kakak minta maaf"
" Dea mau maafin Kakak dengan satu syarat"
" Ngak ikhlas dong kalo gitu"
" Ya udah Dea ngak maafin Kak Rein"
" Ya deh, syaratnya apa?"
" Kak Rein makan siang nanti bareng sama Dea yah, Dea kan janji mau traktir makanan enak buat Kak Rein"
" Oke, nanti Share Lokasinya aja"
" Ngak usah di Share, nanti Dea jemput Kakak di depan kelas Kak Rein"
" Ia De, Kakak Ngikut aja"
Setelah saling mengirim pesan dengan Dea, Reina pun kembali melirik jalan.
" Udah mau sampe nih Bang, Adek turunin di haltenya aja"
" Ngak De, janjinya kan di depan gerbang yah"
" Bang, Pliis"
" No, sekali ngak yah ngak yah, kalo emang sekiranya ada yang ganggu kamu nanti bilang aja ke Abang kalo ngak lawan" Seringai Reno tercipta karena dia ingin melihat ajaran bela diri yang ia ajarkan kepada Reina.
" Bang, aku belajar bela diri dari Abang bukan buat berantem yah tapi pertahanan diri aja"
" Ia Adek ku tersayang tapi sekali-kali kamu bisa mempraktekannya kan"
" Huh, Abang ini sukanya lihat yang beruntal aja"
Reno hanya terkekeh mendengar keluhan Reina. Mereka pun sampai di depan gerbang kampus dan Reina segera turun dari mobil Reno.
" Hati-hati yah Bang"
" Ia Dek, nanti pulang mau di jemput ngak? "
" Nanti Adek kasih tahu lagi deh Bang, takutnya ada tugas atau yah Raisa yang suka ngajak kemana gitu"
" Ya udah yang rajin belajarnya, Abang pergi dulu"
Mobil Reno pun menjauh dari area kampus dan Reina mulai melangkahkan kakinya ke dalam kampus tanpa disadari ada yang melihaynya dengan tatapan serius.
" Maksud Kakak cowok tadi yang anter Kak Rein bukan yang Kakak lihat di kafe?"
" Sepertinya ia kalo lihat dari plat mobilnya"
" Mungkin itu saudaranya Kak, kita jagan berfikir negatif dulu aku juga ngak mau kak Reina sama orang lain selain Kakak"
" Ya udah Dek, kamu masuk sana kakak mau adain perkumpulan karyawan kafe kakak dulu"
" Oke, nanti siang Dea makan siang disana yah"
" Ia nanti abang siapin makanan yang kamu mau"
" Oke Bang, Bye-bye"
Dea pun memasuki gerbang kampus dan mulai mendekati teman-temannya. Sedangkan Kevin segera bergegas ke kafenya.
Sesampainya Kevin di kafenya ia meminta adit untuk mengumpulkan karyawannya dan tidak membuka kafe dulu sampai sebelum jam makan siang. Setelah semuanya berkumpul kevin pun membahas hal penting yang akan ia sampaikan.
" Baik apakah semuanya sudah berkumpulkan?"
" Sudah Bos" ucap mereka kompak.
" Langsung saja ada yang akan saya sampaikan mengenai kafe ini. Sebelunya terima kasih kepada kalian untuk bekerja sama dalam membangun kafe ini sampai kafe ini benar-benar berkembang pesat hingga sekarang walaupun kafe ini belum genap 2 tahun tapi saya bangga terhadap kalian" Kevin pun menjeda ucapannya dan melirik Adit.
" Dan mulai besok Adit yang akan kembali menggantikan saya, sedangkan saya sendiri akan kembali pada tugas saya yaitu mengawasi kalian dari jauh kembali. Bisa dimengerti? " Ucapan kevin awalnya membuat para karyawan kaget terutama Adit tapi mereka mengerti, ini semua kehendak bosnya dan mereka menerima keputusannya.
" Siap mengerti" ucap mereka serempak.
" Baik kalo begitu kalian bisa mulai membuka kafe ini dan untuk laporan apapun kalian bisa serahkan kepada Adit dan nanti Dit kamu kirim laporan kepada saya sebulan sekali. Kalian bisa keluar dari ruangan saya sekarang kecuali Adit"
Mereka pun keluar dari ruangan bos mereka dan mulai membuka kafe.
Sedangkan itu di ruangan Kevin terlihat Adit yang menatap Kevin aneh karena mimik muka Kevin seperti tidak rela meninggalkan kafe ini walaupun kafe ini masih miliknya.
" Anda kenapa Bos?" tanya Adit yang mulai mendekati Kevin.
" Dit, jangan formal kita santai aja yah kek biasanya"
Adit menganggukan kepalanya. " Vin, alasan kamu balik ke kantor Daddy kamu karena masalah besar yah? Sampe kamu sendiri mulai turun tangan lagi"
Sebenarnya Adit dan Kevin sudah bersahabat semenjak masa SMA dan Adit tahu masalah yang dialami kevin apalagi kejadian 6 bulan yang lalu yang membuat kevin kembali mengelola kafe nya karena permintaan kakeknya itu.
" Ngak sih Dit, tapi ini tuh sebenarnya demi bisa perjuangin gadis itu makanya Daddy suruh aku kembali"
" Kamu serius suka sama sahabat aku Vin?" Tanya Adit memastikan dan hanya di balas anggukan semangat dari Kevin.
" Aku tahu kamu orang baik Vin dan ngak bakalan bisa nyakitin cewek apalagi prinsip kamu tentang cewek tuh kuat ' Sekalinya sayang bakal kamu lindungi dan ngak bakal kamu sakiti kecuali kalo dia ngecewain kamu' aku ingat omongan kamu itu" Adit melihat ekspresi kevin yang tersenyum ke arahnya.
" Kamu memang sahabatku yang tahu segalanya Dit"
" Sebenernya aku bingung Vin, kenapa urusan Reina ada sangkut pautnya sama pekerjaan kamu di kantor Daddy mu, apa jangan-jangan...." ucapan Adit yang kaget terpotong oleh Kevin.
" Ia Dit, aku udah tahu keluarga Reina dan Daddy nyuruh aku buat balik kerja di kantornya supaya dapet restunya juga apalagi nanti posisi Reina sebagai pewaris keluarganya" ucap mantap Kevin.
" Kamu ngak mata-matain sahabat aku Reina kan?" tatapan tajam yang Adit berikan membuat Kevin terkekeh.
" Ngak lah, emang aku Stalker"
" Terus kamu deketin Reina juga karena tahu status Reina?"
" Kamu terlalu berprasangka buruk Dit, padahal kamu tahu sikap aku gimana"
Adit pun berfikir dan mengingat masa SMA dulu saat ia sudah bersahabat dengan Kevin dan Kevin selalu di incar oleh Perempuan-perempuan kaya yang haus akan ketampanan dan kepopuleran sahabatnya itu tapi Kevin selalu mengabaikan mereka. Tapi sebenarnya Adit masih bimbang karena Kevin dulu sangat mencintai seseorang yang pernah singgah di hati Kevin sendiri dan yang lebih parahnya dia mengecewakan sahabatnya itu.
" Oke aku tahu, tapi apa kamu yakin sudah lupain dia? Dan tidak menjadikan Reina bayangan dia?" pertanyan serius Adit membuat Kevin tersenyum yakin.
" Aku janji Reina adalah yang terakhir buat aku Dit, dan kamu pegang janji ku ini. Jika aku nyakitin Reina kamu bisa hajar aku"
Adit yang melihat ke seriusan Kevin mengehela nafas dan tersenyum.
" Baiklah aku sebagai sahabat kalian menyetujui niat baikmu dan aku pegang janjimu. Dari sini kamu bisa perjuangkan sendiri dan sebenernya seseorang yang mungkin akan sulit kau hadapi adalah Abangnya Reina sendiri"
Ucapan Adit pun membuat Kevin tersentak.
"Abang?"
" Ia, apa kamu ngak tahu Reina punya seorang kakak?"
Kevin menggelengkan kepalanya " apakah beberapa minggu lalu yang menjemput Reina ke kafe itu Kakaknya?" tanya Kevin penasaran
Adit pun mengingat-ngingat kembali saat Reina datang ke kafe dan menunggu seseorang.
" Yah itu Abangnya, dan jangan bilang saat Reina keluar dan mood mu berubah gara-gara kamu cemburu" ucap Adit terkekeh yang membuat Kevin menahan malu 'ternyata aku salah duga' batinnya.
" Hahaha.... kau lucu sekali Vin, makanya tanya dulu jangan asal berfikiran sendiri, oh ia satu informasi yang harus kamu tahu Reina sudah berkomitmen tidak ingin berpacaran coba kamu ajak dia bertunangan atau nikah saja sepertinya dia akan setuju " kekeh Adit dan membuat Kevin yang awalnya kaget menjadi semangat " Oke makasih sarannya"
Mereka pun melanjutkan obrolan santai mereka dengan hal-hal ringan dan kebanyakan godaan dari Adit untuk Kevin.