webnovel

Chapter 9

Basahnya tanah yang akan dipijak oleh semua orang itulah hal pertama yang Reina lihat dari tirai jendelanya dengan suasana dinginnya pagi hari dan matahari yang belum menampakan dirinya sama sekali.

Tik

Tok

Suara jam menambah suasana sepi pagi hari itu. Reina pun melangkahkan kakinya menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya sebelum memulai aktivitas yang lainnya.

Sedangkan di kamar lain, tepatnya di kamar Reno, ia masih terlelap karena ia baru menyelasaikan semua berkas yang kemarin ia bawa pada dini hari.

Tiba-tiba terdengar suara ribut dilantai bawah yang menyebabkan para pelayan di rumah itu berkumpul di satu tempat yaitu ruang tamu.

" Selamat datang Tuan dan Nyonya " ucap para pelayan itu serempak.

Dan ternyata yang datang itu Tuan Roy Mahendra dan Istriya Nyonya Rose Mahendra.

" Dimana Reina dan Reno? " tanya Tuan Rumah mereka.

" Nona Reina sedang membersihkan diri tuan, sedangkan Tuan muda Reno masih tidur" ucap salah satu pelayan yang sudah senior disana.

Tak lama kemudian terdengar suara langkah seseorang yang menuruni tangga.

Tak

Tak

" Ada siap-..... Ayah,Bunda " Reina pun berlari kearah kedua orang tuanya.

" Putri ku" ucap sang tuan rumah memeluk erat Putrinya.

" Bagaimana kabarmu selama kami tidak ada sayang? " suara lembut dari sang Bundalah mengisi pertanyaan untuk Putrinya.

" Reina baik Bun, kalo Ayah sama Bunda gimana kabarnya? Ngak ada masalahkan selama perjalanannya?" tanya Reina yang kemudian menduduki dirinya diantara Ayah dan Bundanya.

" Baik kok sayang perjalanan kita ngak ada hambatan sekali" Senyum hangat Nyonya Rose yang membuat Reina ikut tersenyum bahagia.

" Dek, Abang kamu belum bangun?" sang Ayah pun membuka kembali percakapan.

" Belum Yah, kayaknya Abang semalam bergadang sampe tadi subuh" jawaban Reina membuat Rose melirik ke arahnya.

" Emang Abang kamu lagi banyak kerjaannya sampe bawa pulang berkasnya?" tanya sang Bunda.

" Ia Bun lumayan hehehe semalam Adek juga coba bantuin sih sekalian belajar sebelum magang nanti"

" Bagus itu Dek, kalo nanti Adek lulus kan bisa bantu Ayah sama Abang" Roy pun bangga pada putrinya dan menepuk kepalanya.

" Kita sarapan dulu yuk, Bunda mau ke dapur dulu sekalian bikin kopi buat Ayah"

" Oke Bun " ucap ayah dan anak itu serempak.

Mereka pun melangkahkan kakinya menuju ke arah dapur.

" Ina "

" Ia Nyonya, saya"

" Bisakah kamu bangunin Reno dan suruh ia sarapan"

" Baik Nyo-"

" Ngak usah Bun, aku udah bangun" ucapan Ina pelayanan di rumah itu terpotong oleh Reno yang melangkahkan kakinya ke arah meja makan.

Reno pun mencium pipi Bundanya dan ia memberikan senyuman untuk Ayahnya.

" Ayah sama Bunda baru datang? "

" Ia sayang, ayo sarapan dulu kamu pasti lapar apalagi semalam katanya kamu bergadang" jawab sang Bunda dengan lembut.

" Ada masalah besar tidak selama Ayah dinas?" tanya sang Kepala keluarga.

" Ngak kok Yah, hanya masalah kecil aja"

" Kalo kamu bisa urus sendiri selesaikan, tapi kalo itu masalah besar sama terlalu sulit buat dipecahkan kamu Bang bilang langsung ke Ayah" Roy tersenyum ke arah putranya.

" Baik Yah " senyuman ayahnya menular ke semuanya.

Walaupun keluarga mereka termasuk konglomerat tapi mereka termasuk keluarga yang harmonis ketika hanya ada keluarga mereka saja dan akan berbeda ketika diluar mereka akan memperlihatkan ketegasan dan kewibawaannya.

" Udah sayang, sekarang kan waktunya makan bukan bahas bisnis" ucap sang nyonya rumah yang sedang menyiapkan makanan untuk suaminya.

" Ia Yah " putrinya pun menyetujui omongan Bundanya.

Mereka pun menikmati sarapana keluarga dengan tenang.

Sementara itu di kediaman keluarga besar Rahardia.

" Ngapain kamu pulang Kak? Biasanya lebih betah tidur diluar" ucapan sinis dari kepala keluarga itu Jason Rahardia mengisi keheningan di meja makan.

" Ih Daddy ngak boleh gitu, Kak Kevin tuh masih anak Daddy loh" Dea pun menjawab ucapan sang kepala keluarga.

" Diem kamu De, Daddy lagi ngomong sama Kakak kamu bukan kamu"

" Ia Yah ia"

" Jawab Kak"

Kevin pun menghembuskan nafasnya " Maaf yah selama ini kevin sibuk sama urusan kafe kevin makanya belum sempet pulang ke rumah "

" Belum sempet atau kamu sengaja kabur gara-gara ucapan Kakek? Hampir 6 bulan kamu kabur, biasanya juga yang kelola kafe anak buah kamu"

Ucapan Sang Daddy menohok kevin dan membuatnya diam.

Memang Kevin selama 6 bulan ke belakang sudah jarang pulang ke rumah dikarenakan 6 bulan yang lalu menjadi kekesalannya ketika sang Kakek datang ke rumah dan mengajukan perjodohan dengan beberapa wanita yang Kakeknya kenal atau wanita-wanita dari rekan bisnis keluarga mereka.

" Udah Dad, kasihan Kakak mukanya sampe gitu apalagi kan dia baru sarapan bareng lagi sama kita" ucap sang nyonya rumah Jessica Rahardia.

" Belain aja terus anak kesayangan kamu Jes" sang kepala keluarga itu pun menghela nafas dan melanjutkan ucapannya " Daddy tahu kamu pasti pulang ngak mungkin tanpa alasan, jadi mau kamu apa Kak? Mau terima perjodohan yang Kakek ajukan?"

" Bukan Dad, Kakak lagi naksir sama anaknya temen Daddy" Dea menyerebut ucapan Ayahnya dengan semangat.

" Anak teman Ayah? " tanya Roy sambil berfikir.

" D E A " ejaan kata dan geraman kekesalan kevin membuat Dea mengedarkan pandangannya kelain arah.

" Kak, siapa itu? De, kamu kenal? " tanya Mommy mereka Jessica.

" Dea boho-..." ucapan Kevin terpotong oleh Dea.

" Pokoknya kalo Dea ceritain kayaknya Daddy bakal inget, dan ia Mom, Dea kenal orangnya dia senior Dea di kampus" Dea pun antusias menjawab pertanyaan Momynya.

" Habis ini kita ke ruang keluarga kamu ceritain ke Daddy De, dan Kevin kamu juga hari ini ngak usah pergi kerja dulu" ucap sang Ayah yang kemudian berlalu terlebih dahulu ke arah ruang keluarga mereka.

" Kalo gitu Mommy mau siapin camilan dulu yah, kalian ikutin Daddy sana"

Jessica melangkahkan kakinya ke dapur untuk menyiapkan camilan.

" Kamu sih Dek, kita kan baru mau cari tahu dulu bukan ceritain kakak yang naksir dia" sebal Kevin

" Udah lah kak, lebih cepat lebih baik kan" Dea mengedipkan sebelah matanya.

Kevin pun menghela nafas dan berlalu dari sana untuk bergabung dengan Daddynya.

" Yah jangan ngambek dong kak, tunggu Dea"

Dea pun mengikuti langkah kaki Kevin ke ruang keluarga yang disana terlihat kepala keluarga mereka sedang duduk bersandar pada sofa.

" Duduk kalian" ucap Jason.

Dea pun menarik Kevin untuk duduk di sofa, dan tak lama muncullah sang nyonya keluarga membawa beberapa camilan untuk mereka.

" De, kamu ceritain dulu ke Daddy perempuan itu soalnya Kakak kamu belum tentu mau cerita" lirikan sinis sang Daddy ke arah kevin membuat kevin menghembuskan nafasnya.

" Jangan yang aneh-aneh kamu De" peringatan dari Kevin membuat Dea sebal.

" Ih buat apa yang aneh-aneh Dea mau ceritain yang Dea tahu aja yah"

" Hehehe... Kak, kamu kenapa sih kayak ngak boleh aja kita tahu yang Kakak taksir siapa" Kekeh Jessica.

" Mommy " Kevin pun menghilangkan kesan coolnya.

" Udah-udah kamu lanjut De " ucap sang kepala keluarga.

Dea tersenyum " Oke Daddy "

Dea pun menceritakan tentang perempuan yang kakaknya taksir dari dia mengenal namanya,orangnya seperti apa dan pertemuannya di toko buku.

" Katanya dia kenal Daddy bahkan Ayahnya juga, katanya kalian pernah ketemu diacara pembukaan Villa gitu "

" Oh yah, siapa namanya dan marganya?" tanya sang Daddy

" Namanya Kak Reina Mahendra Dad"

Jason pun mengingat-ingat dengan anak gadis temannya Roy Mahendra.

" Oh, gadis itu yah"

" Apa Daddy mengenalnya?" tanya Dea dan Kevin berbarengan.

" Ngak terlalu kenal kalo putrinya sedangakan untuk Roy dan Rose mereka sahabat Daddy sama Mommy kalian, tapi Daddy suka cara gadis itu ngehargain seseorang yang lebih tua darinya..." Jedanya kemudian dia melirik putranya.

"Kenapa Kak? Kamu bener naksir putrinya Mahendra? Ngaca dulu sono perbaiki dulu kelakuan kamu terus bantuin Daddy di perusahaan baru kamu bisa dapetin gadis sebaik Reina" ejek Jason.

" Daddy sebenernya setuju atau emang ngak sih kalo Kakak suka sama anaknya temen Daddy, alasannya perusahaan aja" ucap Kevin Kesal.

" Daddy setuju kalo kamu gantiin Daddy jadi penerus dulu, emang kamu ngak tahu nanti bakal banyak saingan yang suka sama gadis itu? Dan asal kamu tahu juga Daddy mengucapkan ini sekali yah gadis itu akan jadi penerus kedua keluarga Mahendra, semakin banyak orang tahu dia putri Mahendra kamu akan kalah telak kalo kamu masih seperti ini Kak"

" Daddy serius? " tanya Dea dan dijawab anggukan oleh Jason.

" Tuh kan Kak, ya udah sih turutin kata Daddy aja, Dea yakin Kakak udah bisa kok apalagi dulu juga kakak sempet kerja di kantor Daddy, dan jangan Kakak lupa Dea udah peringatin kakak bahwa Kak Reina di kampus aja banyak yang suka apalagi nanti setelah banyak yang tahu marga dan rahasia calon penerusnya"

Kevin pun terdiam dan memikirkan ucapan Adiknya dan Daddynya dan ia mencerna omongan keduanya dengan baik kemudian ia melirik pada sang Mommy yang tersenyum dan menganggukan kepalanya untuk meyakinkannya.

" Semua pilihan ada ditangan kamu sayang" ucap sang Mommy.

" Baiklah tapi ini semata buat perjuangan aku dapetin Reina yah sama pembuktian ke Daddy bahwa aku bisa buat perusahaan keluarga kita meningkat" jawaban mantap kevin membuat ketiga anggota keluarganya tersenyum lega.

" Baik Daddy percaya sama kamu perjuangkanlah keduanya Daddy sama Mommy merestui" Kevin pun menerima tepukan semangat di bahunya dari Daddynya.

" Semoga kamu bisa sayang, Mommy dukung kamu selagi ini baik buat kamu" senyuman hangat yang di berikan Jessica menular kepada kevin.

" Semangat Kak, bawa calon Kakak ipar ku ke keluarga ini yah" Dea pun memberikan jempolnya kepada kevin.

Kevin tersenyum " Tuhan, permudahlah aku dalam semuanya apalagi dalam urusan memperjuangkannya" doa nya di dalam hati.